Anda di halaman 1dari 11

\

PRODI SARJANA KEBIDANAN PENUNTUN BELAJAR


DAN PROFESI BIDAN (Untuk Mahasiswa)

PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

No. Langkah

A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


1. Tensimeter
2. Senter
3. Hammer
4. Thermometer
5. Air clorin
6. Air Sabun
7. Air DTT
8. Pengukur LILA / pita ukur
9. Timbangan BB
10. Stetoskop
11. Pengukur tinggi badan
12. Jam tangan
13. Selimut
14. Baju ibu
15. Kassa bersih/Tissue
16. Kapas steril
17. Perlak
18. Bengkok
19. Bak instrument
20. Kom
21. Waskom
22. Handscoon
B. PROSEDUR
1 Memperkenalkan diri kepada ibu
2 Menjelaskan kepada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan sampai pasien
mengerti dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan.
3 Siapkan alat dan bahan secara ergonomis
4 Cuci tangan di air mengalir kemudian keringkan
5 Mengukur tinggi badan.
6 Mengukur berat badan.
7 Menutup sampiran
8 Membantu ibu untuk berbaring.
9 Mengukur tanda-tanda vital. Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan
pernafasan.
10 Melakukan pemeriksaan pada kepala/Rambut:
Inspeksi :
a. Bagaimana kebersihan rambut?
b. Bagaimana kebersihan kulit kepala?
c. Bagaimana distribusi rambut?
Palpasi :
a. Apakah ada nyeri tekan/pembengkakan?
b. Apakah ada kerontokan/tidak?
11 Melakukan pemeriksaan pada Wajah:
Inspeksi :
a. Apakah simetris / tidak ?
b. Apakah ada edema (bengkak) / tidak?
c. Apakah ada hiperpigmentasi / tidak ? (pada ibu hamil)
Palpasi :
a. Apakah ada nyeri tekan
12 Melakukan pemeriksaan pada Mata:
Inspeksi :
a. Apakah simetris kiri dan kanan/ tidak ?
b. Kaji sklera (apakah ada kemerahan/ kekuningan/normal)?
c. Apakah ada edema (bengkak) / tidak?
d. Bagaimana keadaan sklera (normal / tidak) ?
Palpasi :
a. Apakah ada nyeri tekan
b. Bagaimana keadaan konjungtiva (pucat/anemis) ?
13 Melakukan pemeriksaan pada Hidung:
Inspeksi :
a. Apakah simetris / tidak ?
b. Bagaimana kebersihannya?
c. Apakah ada secret (kotoran), perdarahan, polip, benda asing/ tidak ?
d. Bagaimana posisi septum hidung ? (di tengah/tidak)

Palpasi :
a. Apakah ada nyeri tekan
14 Melakukan pemeriksaan pada Mulut:
Inspeksi :
a. Apakah simetris / tidak ?
b. Bagaimana warna dan keadaaan bibir ? (kering/lembab/pecah-pecah
c. Bagaimana kebersihannya gigi dan mulut? (bersih/tidak)
d. Apakah ada gigi yang tanggal (tercabut) / tidak ?
15 Melakukan pemeriksaan pada telinga:
(dahulukan telinga yang terjauh dari pemeriksa)
Inspeksi :
a. Apakah simetris / tidak ?
b. Bagaimana kebersihannya?
c. Apakah ada serumen (kotoran) / tidak ?
Palpasi :
a. Apakah ada nyeri tekan?
16 Melakukan pemeriksaan pada Leher:
Inspeksi :
a. Apakah ada pembesaran pada vena jugularis / tidak ?
b. Apakah ada pembesaran pada kelenjar limfe / tidak ?
c. Apakah ada pembesaran pada kelenjar tyroid / tidak ?
Palpasi :
a. Apakah ada pembesaran pada vena jugularis / tidak ?
b. Apakah ada pembesaran pada kelenjar limfe / tidak ?
c. Apakah ada pembesaran pada kelenjar tyroid / tidak ?
17 Melakukan pemeriksaan pada Dada:
(terlebih dahulu meminta izin ke pasien. Klien berbaring dengan tangan kiri di
atas, lakukan palpasi secara sistematis pada payudara sebelah kiri (sesudah itu
sebelah kanan juga))
Inspeksi :
a. Apakah kedua payudara simetris / tidak ?
b. Bagaimana bentuk thorax
c. Bagaimana keadaan putting (menonjol/ rata/ tenggelam) ?
*pada pasien perempuan
d. Apakah ada hyperpigmentasi / tidak ?
e. Apakah ada pengeluaran cairan seperti kolostrum pada ibu hamil/nifas?
Palpasi :
a. Apakah ada pembesaran / massa / tidak ?
b. Apakah ada nyeri tekan / tidak ?
18 Melakukan pemeriksaan pada Abdomen:
Inspeksi :
a. Apakah ada luka bekas operasi / tidak ?
b. Bagaimana bentuk abdomen (membusung/datar) ?
Palpasi :
a. Apakah ada nyeri tekan / tidak ?
b. Apakah ada massa / tidak ?
c. Apakah ada pembesaran pada kelenjar tyroid / tidak ?
19 Melakukan pemeriksaan Leopold I
Tujuan: Untuk menentukan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
TFU digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan Tafsiran Berat Janin
(TBJ).
Caranya :
1. Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong
uterus kebawah (jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan
ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri,
setinggi tepi atas simfisis).
2. Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah)
kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu.
3. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara
lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
20 Melakukan pemeriksaan Leopold II
Tujuan: Untuk menentukan Bagian janin apa yang berada pada sisi kiri dan
kanan perut ibu / menentukan bagian punggung dan bagian terkecil (tangan dan
kaki) janin
Caranya :

a. Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian
yang sama.
b. Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak
tangan kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil
(ekstremitas)
21. Melakukan pemeriksaan Leopold III
Tujuan: Untuk menentukan bagian terendah janin
Caranya:

a. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu.
b. Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara
lembut bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi
(bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan
tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong).
*Jika teraba bagian yang bulat, keras dan melenting menandakan kepala.
*Jika teraba bagian yang bulat, lunak dan tidak melening menandakan bokong
janin.
22 Melakukan pemeriksaan Leopold IV
Tujuan : Untuk mengetahui apakah bagian terendah janin, sudah masuk atau
belum ke Pintu Atas Panggul (PAP).
Caranya:

a. Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi
atas simfisis.
b. Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
kanan yang meraba dinding bawah uterus
c. Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen/divergen)
d. Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila
presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila
presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi)
e. Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari-jari
tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
*Jika kedua ujung jari masih bertemu → Konvergen (artinya bagian terendah
janin belum masuk ke PAP)
*Jika kedua ujung jari sudah tidak bertemu → Divergen (artinya bagian terendah
janin sudah masuk ke PAP)
23 Lakukan pemeriksaan DJJ
24 Melakukan pemeriksaan genital eksterna. Atur pasien dalam posisi Dorsal
Recumbent. Cuci tangan dan pasang handscoon.
Inspeksi :
a. Apakah ada infeksi jamur, kutu, radang, cairan lain / tidak ?
Palpasi :
a. Apakah ada nyeri tekan / tidak ?
b. Apakah ada massa / tidak ?
25 Melakukan pemeriksaan pada daerah Ekstremitas atas (lengan)
Inspeksi :
a. Apakah simetris / tidak ?
b. Apakah jari-jari lengkap / tidak ?
c. Apakah ada gangguan pergerakan / tidak ?
Palpasi :
a. Apakah ada nyeri tekan / tidak ?
b. Apakah ada edema / tidak ?
26 Lakukan pemeriksaan refleks patella:
a. Menganjurkan ibu untuk duduk dengan kaki tergantung dan santai.
b. Mengalihkan perhatian ibu agar tidak berkonsentrasi pada lutut.
c. Mengetuk bagian bawah tendon di bawah tempurung lutut dengan refleks
hammer.
Menentukan refleks positif/negatif/kuat dan cepat
27 Merapikan pasien
28 Membereskan alat.
29 Melepaskan handschoon
30 Cuci tangan sesuai prosedur dan keringkan.
31 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
32 Dokumentasi.
PRODI SARJANA KEBIDANAN PENUNTUN BELAJAR
DAN PROFESI BIDAN (Untuk Mahasiswa)

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

No Langkah

A. PERSIAPAN ALAT
1. Phantom bayi
2. Tempat tidur pemeriksaan
3. Sarung tangan (handscoon Steril)
4. Timbangan bayi
5. Pengukur panjang bayi
6. Lampu sorot
7. Pita pengukur
8. Pengukur lila
9. Termometer
10. Stetoskop
11. Jam
12. Selimut Bayi
13. Senter (Penlight)
14. Sabun, air dan handuk tangan
B. PROSEDUR

1 Menyapa pasien dengan sopan dan ramah

2 Memperkenalkan diri pada pasien

3 Melakukan inform consent: memeberitahu dan menjelaskan pada ibu dan


keluarga tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan.
4 Menjelaskan maksud dan tujuan

5 Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan disusun sesuai urutan
penggunaan alat dari awal pemeriksaan, Tempatkan alat steril dalam bak steril
dan alat tidak steril di baki yang telah diberi alas.
6 Mencuci tangan dengan sabun dan basuh dengan air mengalir kemudian
keringkan dengan handuk kering dan bersih.
7 Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan sehat:
- Gunakan lampu sorot untuk menghangatkan bayi (jarak lampu dengan
bayi ± 60 cm)
- AC dan kipas angin tidak boleh dihidupkan
8 Meletakkan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur (upayakan tempat untuk
pemeriksaan aman, menghindari bayi terjatuh), dan atur posisi bayi dalam
keadaan terlentang.
9 Mengkaji keadaan umum bayi secara keseluruhan:
- Bayi cukup bulan biasanya ditutupi oleh verniks kaseosa
- Bibir dan kulit bayi apakah berwarna merah muda/biru
- Apakah ekstremitas bayi dapat bergerak bebas/fleksi
- Bayi bernafas/ menangis tanpa megap-megap dan tarikan dada
Pengukuran Antropometri
10 Melakukan penimbangan berat badan:
- Letakkan kain atau kerts pelindung dan atur skala timbangan ketitik nol
sebelum penimbangan.
- Hasil timbangan dikurangi dengan berat alas dan pembungkus bayi.
- Normal BBL: 2500 – 4000 gram.
11 Melakukan pengukuran panjang badan:
- Letakkan bayi ditempat yang datar
- Ukur Panjang bayi menggunakan alat pengukur Panjang badan dari
kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan.
12 Mengukur lingkar kepala:
- Cara: mengukur kepala pada diameter terbesar yaitu frontali-oksipitalis
- Jika terdapat caput suksedanium, dapat dilakukan heri ke-2 atau ke-3
- Normal lingkar kepala: 33-35 cm
13 Mengukur lingkar dada
- Pengukuran dilakukan dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dulakukan melalui kedua putting susu.
- Normal lingkar dada: 30-38 cm
Pemeriksaan Tanda-tanda Vtal
14 Pemeriksaan suhu bayi
- Dilakukan di aksila 4-5 menit
- Suhu tubuh normal bayi 36,5oC – 37,2oC
15 Pemantauan denyut jantung bayi
- Memperhatikan keteraturan denyut jantung bayi, hitung frekuensinya
selama 1 menit penuh.
- Denyut jantung normal 120-160 x/menit.
16 Pemantuan pernafasan bayi
- Menghitung pernafasan bayi selama 1 menit penuh
- Memantau adanya apnue dan dengarkan suara nafas dengan stetoskop
- Memperhatikan tarikan dada bayi
- Pernafasan normal = 4060 x/menit.
Pemeriksaan Head To Toe
17 Melakukan pemeriksaan kepala
- Raba sepanjang garis sutura dan fontanel apakah ukuran dan tampilannya
normal
- Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi
mikrosefali
- Periksa adanya trauma kelhiran missal: caput suksadeneum, cephal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorank
- Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti: anensafali
18 Melakukan pemeriksaan mata :
a. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
b. Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna.
c. Periksa adanya glaucoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pemebesaran kemudian sebagai kekeruhan pda kornea.
d. Periksa adanya trauma seperti papebra, perdarahan konjungtiva atau
retina.
e. Periksa adanya secret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus
dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
f. Periksa keadaan sclera, apakah Nampak gejala icterus atau tidak.
g. Kaji eveblink reflex: reflex gerakan seperti menutup dan mengejapkan
mata, jika bayi terkena sinar atau hembusan angina, matanya akan menutu
atau mengejapkan matanya.
19 Memeriksa Telinga
a. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya (simetris atau tidak)
b. Pada bayi cikup bulan, tulang rawan sudah matang
c. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas
dibagian atas,
d. Perhatikan letak daun telingan, duan telinga yang letaknya rendah (low set
ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre robin)
20 Periksa Hidung:
a. Kaji bentuk dan lear hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih
dari 2,5 cm
b. Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan nafas karena atresia koana bilateral,
fraktur tulang hidung atau ensefalokel ynag menonjol ke nasofaring.
c. Periksa adanya secret mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini
kemingkinan adanya sifilis kongenital,
d. Periksa adanya pernafasan cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernafasan.
21 Melakukan pemeriksaan bibir dan mulut:
a. Kaji bentuk bibir apakah simetriis atau tidak
b. Perhatikan daerah langit-langit mulut dan bibir jika ada bibir sumbing,
c. Perhatikan jika ada bercak putih pada gusi maupun palatum.
d. Kaji reflex rootin (mencari putting susu), reflex sucking/menghisap dan
reflex swallowing/menelan.
22 Lakukan pemeriksaan leher
a. Leher bayi biasanya pendek, periksa kesimetrisannya.
b. Pergerakannya harus baik, jika terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang leher
c. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada
fleksus brakhialis
d. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan/pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
23 Melakukan periksa dada
a. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas, pernafasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan, tarikan stemum
atau intercostal pada saat bernafas perlu diperhatikan.
b. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan
tampak simetris, cek pengeluarannya.
24 Memeriksa bahu, lengan, tangan
a. Kedua lengan harus sama Panjang, periksa dengan cara meluruskan
kedua lengan kebawah
b. Periksa jumlah jari-jari, perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
c. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah
berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomy 21
d. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut
sehingga menibukan luka dan perdarahan.
e. Kaji reflek moro dan kemungkinan adanya fraktur, bayi akan
mengembangkan tangannya kesamping dan melebarkan jari-jarinya
kemudian menarik tangannya kembali dengan cepat seperti ingin memeluk
seseorang.
f. Kaji reflex palmer grasping/menggenggam: timbul bila kita mengoreskan
jari melalui bagian dalam atau meletakkan jari kita pada telapak tangan
bayi, jari-jari bayi akan melingkar ke dalam seolah memegang suatu benda
dengan kuat.
25 Memeriksa Abdomen:
a. Amati tali pusat: pada tali pusat, terdapat 2 arteri dan 1 vena
b. Observasi pergerakan abdomen, abdomen tampak bulat dan bergerak
serentak dengan pergerakan dada saat bernafas
c. Raba abdomen untuk memerksa adanya massa
d. Melihat dan meraba bentuk abdomen: raba apakah ada massa abnormal,
bentuk perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmarika,
bentuk abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor lainnya.
26 Memeriksa Genetalia
Bayi Laki-laki:
a. Pada bayi laki-laki Panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm
b. Periksa posisi lubang uretra (normal berada pada ujung penis), prepusium
tidak boleh ditarik karena menyebabkan fimosis
c. Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua (bayi
cukup bulan testis sudah turun di skrotum)
Bayi Perempuan:
a. Pada bayi cukup bulan labia mayora telah menutupi labia minora
b. Pastikan lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
c. Terkadang tampak adanya secret berwarna putih atau berdarah dari
vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormone ibu (withdrawl bedding)
27 Memeriksa Tungkai dan Kaki:
a. Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki
b. Periksa Panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan
bandingkan, juga hitung jumlah jari-jari kaki.
c. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas, kurangnya gerakan berkaitan
dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis
d. Mengkaji reflex Babinski: dengan mengisap/menekan bagian menonjol dari
dasar jari di telapak kaki bayi keatas dan jari-jari membuka.
28 Periksa Spinal/Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil
berambut yang dapat menunjukkan adanya abnormalitas medulla spinalis atau
kolumna vertebra.
29 Periksa anus dan rectum
a. Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya
b. Meconium secara umum keluar pada 24 jam belum keluar kemungkinan
adanya meconium plug syndrome. Megacolon atau obstruksi saluran
pencernaan.
30 Memeriksa Kulit
a. Perhatikan kondisi kulit bayi: warna, ruam, pembengkakan, tanda-tanda
infeksi
b. Periksa adanya bercak atau tanda lahir
c. Pehatikan adanya vernik kaseosa
d. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang
bulan.
31 Menjelaskan pada orang tua dan keluarga hasil pemeriksaan dan memberikan
konseling
32 Merapihkan bayi dan memberikan pada keluarganya kembali.

33 Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan

34 Melepas sarung tangan, lalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
35 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai