Anda di halaman 1dari 98

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN

Skrining Resiko Maternal Dan Neonatal

Dosen Pengampu :
Winda Dwi Puspita,.S.ST,.M.Keb
Strategi Pendekatan

Resiko Untuk Ibu Hamil


Dalam obstetri modern terdapat pengertian potensi risiko, dimana suatu
kehamilan dan persalinan selalu mempunyai risiko, dengan
kemungkinan bahaya/risiko terjadinya komplikasi dalam persalinan.
Komplikasi dapat ringan atau berat yang menyebabkan terjadinya
kematian, kesakitan, kecacatan ketidakpuasan dan ketidaknyamanan
(5K) bagi ibu dan atau janin/bayi baru lahir. Untuk itu dibutuhkan
upaya pencegahan pro-aktif antisipatif sejak awal kehamilan, selama
kehamilan sampai dekat menjelang persalinan, yang dilakukan
Bersama-sama oleh tenaga kesehatan, bidan di desa dengan ibu hamil,
suami, keluarga serta masyarakat.
Pendekatan Risiko sebagai pengetahuan baru diperkenalkan oleh WHO
pada tahun 1978, berkembang tepat pada waktunya untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas "Primary Health Care" bagi semua ibu hamil.
Backett (1984) mengatakan bahwa pendekatan risiko dimulai dengan
gagasan bahwa ukuran risiko adalah gambaran adanya kebutuhan
pelayanan promotif, preventif dan penanganan yang intensif serta adekuat
dan tuntas. Kebutuhan ini sebetulnya dapat diperkirakan atau diprediksi
berdasarkan faktor risiko yang ada, yaitu sebelum komplikasi obstetrik
terjadi pada saat persalinan. Sebagai contoh pada ibu multi grande ( > 4
lebih) diprediksi terjadi perdarahan pasca persalinan.
Tujuan Pendekatan Resiko :

Meningkatkan mutu pelayanan kepada semua ibu hamil,


janin dan bayi baru lahir sebagai suatu kesatuan, tetapi
perhatian khusus dan lebih intensif diberikan kepada
mereka yang mempunyai peluang terjadinya resiko lebih
besar.
Upaya Untuk Mencapai Tujuan Tersebut
Antara Lain Melalui:

Meningkatkan Cakupan, Kemudian Kepada Semua Ibu Hamil Diberikan Perawatan Dan
Skrining Antenatal Untuk Deteksi Dini Secara Pro-aktif, Yaitu Mengenal Masalah Yang Perlu
Diwaspadai Dan Menemukan Secara Dini Adanya Tanda Bahaya Dan Faktor Risiko Pada
Kehamilan

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Sesuai Dengan Kondisi Dan Faktor Risiko Yang Ada Pada
Ibu Hamil.

Meningkatkan Akses Rujukan Yaitu Pemanfaatan Sarana Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Ibu Sesuai Dengan Faktor Risikonya Melalui Rujukan Terencana Bagi Ibu Risiko Tinggi
Masih Sehat KIE
Resiko

Resiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan


untuk terjadinya suatu keadaan gawat-darurat yang tidak diinginkan
pada masa mendatang, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi
obstetrik pada saat persalinan yang dapat menyebabkan Kematian,
Kesakitan, Kecacatan, Ketidak-nyamanan atau Ketidak-puasan (5 K)
pada ibu dan atau bayi.
Ukuran risiko itu dapat dituangkan dalam bentuk angka disebut SKOR.
Skor merupakan bobot prakiraan dari berat atau ringannya
risiko/bahaya. Pemilihan angka penunjuk yang sederhana ini
disesuaikan dengan pemakainya yaitu ibu hamil, kader dan petugas
kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Jumlah skor
memberikan pengertian tingkat risiko yang dihadapi oleh ibu hamil.
Berdasarkan Jumlah Skor Kehamilan Dibagi Menjadi Tiga Kelompok:

 Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2


Kehamilan tanpa faktor risiko, fisiologis dan kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal
dengan ibu dan bayi hidup sehat.

 Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10


Kehamilan dengan satu atau lebih factor resiko, baik dari pihak ibu (umur) dengan FR-
APGO atau AGO. Selama kehamilan ibu hamil sehat. Ibu dan janin menghadapi
kegawatan/gawat- obstetrik. Dalam persalinan harus waspada terhadap komplikasi.
Kehamilan dengan hanya satu faktor risiko-AGDO, yaitu ibu perdarahan sebelum bayi lahir,
pre-eklampsi berat/ eklamsi. Dengan kegawat-daruratan/ gawat-darurat obstetrik bagi ibu
dan janin, sangat membutuhkan segera dirujuk ke rumah sakit.
 Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥12
Kehamilan dengan FR ganda 2 atau lebih, kemungkinan terjadinya komplikasi dalam
persalinan meningkat pula pada:

Ibu hamil dengan FR-APGO dan AGO, ibu dengan gawat obstetrik, ibu hamil
sehat namun dengan perkiraan komplikasi dalam persalinan, membutuhkan
persalinan aman di tempat dan penolong sesuai dengan FR-nya, dilakukan Rujukan
Terencana ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
Ibu hamil dengan FR-APGO, AGO dan AGDO, pada ibu/janin ada
kegawatdaruratan/gawat darurat obstetrik membutuhkan dirujuk sebagai Rujukan
Tepat Waktu dalam upaya penyelamatan ibu dan janin/ bayi baru lahir.
FAKTOR RESIKO

Faktor risiko adalah kondisi pada ibu hamil yang


dapat menyebabkan kemungkinan risiko/ bahaya
terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat
menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu
dan/bayinya.
Ciri-Ciri Faktor Risiko Adalah Sebagai Berikut:

 Faktor risiko mempunyai hubungan dengan kemungkinan terjadinya


komplikasi tertentu pada persalinan. Sebagai contoh: pada ibu grande multi
ada perkiraan kemungkinan terjadinya perdarahan pascapersalinan
 Faktor risiko dapat ditemukan dan diamati/ dipantau selama kehamilan
sebelum peristiwa yang diperkirakan terjadi.
 Pada seorang ibu hamil dapat mempunyai faktor risiko tunggal, ganda yaitu
dua atau lebih yang bersifat sinergistik dan kumulatip. Hal ini berarti
menyebabkan kemungkinan terjadinya risiko lebih besar.
Kelompok Faktor Resiko

Faktor risiko pada ibu hamil dikelompokkan dalam 3 kelompok I, II dan III,
berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan dan sifat/ tingkat risikonya.

Kapan ditemukan: pada kehamilan muda atau kehamilan lanjut


 Cara pengenalan: adanya faktor risiko dapat dikenali oleh setiap orang
dengan mudah atau diduga misalnya perut sangat besar diduga ada
kehamilan kembar atau ada penyakit, yang perlu dirujuk ke bidan di desa
atau dokter puskesmas, dokter/ bidan praktek swasta untuk diperiksa dan
ditentukan.

 Tingkat dan sifat risiko, sesuai dengan derajat kegawatannya:


➤ Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO, ada masalah yang perlu diwaspadai
➤ Ada Gawat Obstetrik/AGO, ada tanda bahaya awal
➤ Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO yang mengancam nyawa ibu dan bayi
Jumlah Faktor Risiko Pada Ibu
Kelompok I, II, Dan III

 Kelompok I
Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO,
ada 10 faktor risiko: 7 Terlalu, 3 Pernah
 Kelompok II
Ada Gawat Obstetrik/AGO,
ada 8 faktor risiko
 Kelompok III
Ada Gawat Darurat Obstetrik AGDO, ada 2 faktor risiko
Seluruh faktor risiko ada 20.
Kelompok I
Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO
10 Faktor Risiko (7 Terlalu, 3 Pernah).
• Kehamilan yang mempunyai masalah yang perlu
diwaspadai. Selama kehamilan Ibu hamil sehat tanpa ada
keluhan yang membahayakan.
• Tetapi harus waspada karena ada kemungkinan dapat
terjadi penyulit/ komplikasi dalam persalinan.
Kelompok II
Ada Gawat Obstetrik/AGO
- 8 Faktor Risiko.
- Tanda bahaya pada saat kehamilan, ada keluhan tetapi tidak darurat.
Kelompok III
Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO
- 2 Faktor Risiko
- Ada ancaman nyawa ibu dan bayi
Ibu dengan faktor risiko kelompok III sangat membutuhkan pengenalan dini,
dirujuk dengan segera tepat waktu, penanganan adekuat di pusat Rujukan dalam
upaya penyelamatan nyawa ibu dan bayinya.

Sifat dan tingkat risiko atau kegawatan Ibu APGO, AGO,


AGDO:
Tingkat kegawatan dari masing-masing
Kelompok adalah sebagai berikut:
- Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO adalah Kelompok I
- Ada Gawat Obstetrik/AGO adalah Kelompok II
- Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO adalah Kelompok III.
 Kejadian Kelompok Faktor Risiko:

Berdasarkan penelitian epidemiologik pada ibu hamil di Jawa Timur pada


tahun 1994- 1996 dengan jumlah ibu hamil tiap tahun berturut turut
37.532, 37.709 dan 91.725, diperoleh kejadian faktor risiko rata-rata pada
kelompok I, II, dan III, sebagai berikut:
- Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO 20,6%
- Ada Gawat Obstetrik/AGO 4,9%
- Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO 0,4% menunjukkan pola faktor
risiko pada suatu populasi ibu hamil.
Kartu Skor 'Poedji Rochjati'/ KSPR
Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) yaitu berupa kartu skor yang
digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga guna
menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya dilakukan upaya
terpadu untuk menghindari dan mencegah kemungkinan terjadinya upaya
komplikasi obtetrik pada saat persalinan. Diharapkan setiap ibu hamil
mempunyai buku KIA yang dilengkapi dengan satu kartu skor yang
pelaksanaannya dipantau oleh tenaga kesehatan, kader posyandu,
maupun ibu-ibu anggota/pengurus PKK (Kostania, 2015).
Tujuan
KSPR
 Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR, KRT, KRST)
agar berkembang perilaku kebutuhan tempat dan penolong
persalinan sesuai dengan kondisi dari ibu hamil.
 Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami, keluarga dan
masyarakat agar peduli dan memberikan dukungan dan bantuan
untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi untuk melakukan
rujukan terencana
Fungsi
KSPR
 Sebagai alat skrining antenatal deteksi dini faktor resiko pada ibu hamil resiko
tinggi.
 Sebagai alat pemantauan dan pengendalian ibu hamil selama kehamilan
 Sebagai media pencatatan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan, nifas, dan
kondisi bayi/ anak.
 Sebagai pedoman untuk memberikan penyuluhan.
 Sebagai alat untuk validasi data kehamilan, persalinan, nifas dan perencanaan
KB
Klasifikasi Jumlah Skor pada
KSPR
Berdasarkan jumlah skor kehamilan menurut Kostania (2015) dibagi menjadi tiga kelompok:

Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2

Kehamilan resiko rendah adalah kehamilan tanpa masalah/ faktor risiko, fisiologis dan

kemungkinan besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat. Tempat

persalinan dapat dilakukan di rumah maupun di polindes, tetapi penolong persalinan harus

bidan, dukun membantu perawatan nifas bagi ibu dan bayinya.


Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan satu atau lebih


faktor risiko, baik dari pihak ibu maupun janinnya yang memberi
dampak kurang menguntungkan baik bagi ibu maupun janinnya,
memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat. Ibu PKK/ kader
memberi penyuluhan agar pertolongan persalinan oleh bidan atau
dokter di Puskesmas, di Polindes atau Puskesmas, atau langsung
dirujuk ke Rumah Sakit.
Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12

Kehamilan resiko sangat tinggi adalah kehamilan dengan faktor risiko:


Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi jiwa ibu
dan atau banyinya, membutuhkan rujukan tepat waktu dan tindakan segera untuk
penanganan adekuat dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya. Ibu
diberi penyuluhan untuk kemudian dirujuk guna melahirkan di Rumah Sakit
dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan dokter spesialis.
Cara Pemberian Skor pada KSPR

Skor 2 : Kehamilan Risiko Rendah (KRR)


Skor 2 diberikan sebagai skor awal, untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil.

Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)


Skor 4 diberikan untuk setiap faktor risiko pada klasifikasi KRT

Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)


Skor 8 diberikan pada ibu hamil dengan bekas operasi sesar, letak sungsang, letak
lintang, perdarahan antepartum dan preeklamsia berat/ eklamsia
Skrining Antenatal Pengenalan Dini
Ibu Dengan Ibu Resiko Tinggi
Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil

Dalam strategi pendekatan risiko, kegiatan skrining merupakan komponen penting dalam
pelayanan kehamilan, yang harus diikuti dengan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) kepada ibu hamil, suami dan keluarga, untuk perencanaan persalinan aman
dilakukan persiapan rujukan terencana bila diperlukan.

Melalui kegiatan ini beberapa faktor risiko yang ada pada ibu hamil telah dapat dilakukan
prediksi/prakiraan kemungkinan macam komplikasi yang akan terjadi. Misalnya,
persalinan macet sudah dapat diperkirakan akan terjadi pada ibu hamil dengan tinggi
badan rendah 140 cm.
Jalur Diagram Skrining Pada Ibu
Hamil
Pada semua ibu hamil dilakukan skrining. Skrining pertama dilakukan untuk
me- misahkan kelompok ibu hamil tanpa faktor risiko dari kelompok dengan
faktor risiko. Dari tes skrining kedua dapat dipisahkan lagi kelompok ibu
hamil dengan faktor risiko tinggi yang membutuhkan rujukan dan
penanganan. namun masih ada waktu untuk memberikan penyuluhan
mengenai Rujukan Terencana dan penanganan ibu hamil tersebut. Sedangkan
kelompok yang lain adalah kelompok ibu hamil dengan risiko sangat tinggi
yang harus segera dirujuk (Rujukan Tepat waktu/ RTW) dan ditangani dengan
tindakan pada waktu itu juga dalam usaha menyelamatkan ibu dan bayinya
yang terancam.
BATASAN FAKTOR
RESIKO
BATASAN FAKTOR RESIKO

ADA POTENSI GAWAT OBSTETRIK/ APGO


KELOMPOK I
KEHAMILAN YANG PERLU DIWASPADAI
Kelompok I ditemukan dengan mudah melalui pemeriksaan sederhana yaitu
wawancara dan periksa pandang oleh tenaga kesehatan maupun tenaga non
kesehatan pada kehamilan muda saat kontak pertama.
Selama kehamilan ibu dalam keadaan sehat dan merasa sehat. Pada tiap kontak
ibu hamil, suami dan keluarganya membutuhkan penyuluhan berulang kali
mengenai kemungkinan timbul komplikasi pada persalinan. Ibu hamil perlu
memeriksakan kehamilannya lebih sering.

Anda mungkin juga menyukai