Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

KEHAMILAN RESIKO TINGGI


DISUSUN OLEH :

VICTOR SIAHAAN
(207210072)

PEMBIMBING :

dr.Ferry M.Simatupang ,Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD dr.Djasamen Saragih PEMATANG SIANTAR 2012

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan yang berjudul KEHAMILAN RESIKO TINGGI dalam rangka melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD dr.Djasamen Saragih Pematang Siantar. Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dr.Ferry M.Simatupang, Sp.OG yang telah mendukung, membimbing serta mengarahkan penulis selama menjalani Kepanitraan Klinik Senior di bagian Obstetri dan Ginekologi dan dalam menyusun tulisan ini. Penulis mengharapkan saran ataupun masukan yang membangun dari semua yang berkenan membaca tulisan ini. Harapan penulis semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

PEMATANG SIANTAR, 8 Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA DEFENISI ............................................................................................................... FREKUENSI ............................................................................................................ FAKTOR RESIKO TINGGI ........................................................................................ BAYI RESIKO TINGGI ............................................................................................. CARA MENENTUKAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI .............................................. PENANGANAN ...................................................................................................... STATUS ORANG SAKIT ...................................................................................................... KESIMPULAN .................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................

i ii 1

2 2 3 4 4 9 10 15 16

ii

BAB I PENDAHULUAN

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan padamanusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi. Tujuan kebidanan masa kini dan waktu mendatang adalah menekan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak sampai kepada batas yang tidak dapat diturunkan lagi. Tujuan ini hanya dapat dicapai bila kita mampu mengenali dan menangani faktor-faktor medis dan non-medis penyebab morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Kumpulan faktor-faktor tersebut dinamakan resiko tinggi, yang meliputi faktor umur, paritas, ras, status perkawinan, riwayat persalinan, gizi dan nutrisi, keadaan sosial ekonomi, psikis, komplikasi kehamilan, dan sebagainya. Mengembangkan obstetri kliniko-sosial, mengusahakan agar tenaga medis mampu mengenali kasus-kasus kehamilan resiko tinggi, serta pengawasan antenatal yang teratur, memegang peranan penting dalam hal ini. Dengan demikian faktor-faktor resiko dapat ditemukan sedini mungkin, lalu dilakukan koreksi dan penanganan sehingga dapat menghilangkan atau memperkecil pengaruhnya terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEFENISI
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.

FREKUENSI
Frekuensi kehamilan resiko tinggi yang dilaporkan oleh beberapa peneliti berbeda-beda, tergantung dari cara penilaian faktor-faktor yang dimasukkan dalam kehamilan resiko tinggi. Kepustakaan barat memperoleh persentase kehamilan resiko tinggi setelah menilai suatu populasi penduduk, dan ada pula dari data ibu-ibu yang datang di klinik antenatal, yang lainnya diperoleh dari kasus-kasus yang datang setelah intrapartal. Angka untuk daerah di Indonesia belum ada. Rochayati (1997) dari RS.Soetomo Surabaya melaporkan frekuensi kehamilan resiko tinggi 30,8% dengan kriteria dan 29,4% dengan memakai skor dari jumlah kasus periksa ibu hamil sebagai penyebut. Daely (1979) dari RS.dr.Pirngadi Medan melaporkan frekuensi kehamilan resiko tinggi 69,7% dengan kriteria tersendiri, yaitu dari jumlah kasus-kasus persalinan sebagai penyebut. Frekuensi yang dilaporkan penulis-penulis barat lebih rendah karena yang dipakai sebagai penyebut adalah populasi penduduk sebagai sampel penelitian. Lagipula banyak faktor-faktor penyebab di negara maju telah dapat ditanggulangi. Tingginya angkakehamilan resiko tinggi di RS.dr.Pirngadi Medan mungkin karena banyaknya kasus-kasus patologik yang dirujukkan setelah ditangani di luar dan setelah terjadi komplikasi.

FAKTOR RESIKO TINGGI


Beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang ibu selama kehamilan, persalinan, dan nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya. Keadaan dan kondisi tersebut bisa digolongkan sebagai faktor medis dan non-medis. Faktor non-medis antara lain adalah : kemiskinan, ketidaktahuan, adat, tradisi, kepercayaan, dan sebagainya. Hal ini banyak terjadi terutama di negara-negara berkembang, yang berdasarkan penelitian ternyata sangat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas. Dimasukkan pula dalam faktor non-medis adalah : status gizi buruk, sosial ekonomi yang rendah, kebersihan lingkungan, kesadaran untuk memeriksakan kehamilan secara teratur, fasilitas dan sarana kesehatan yang serba kekurangan. Faktor medis antara lain adalah : penyakit-penyakit ibu dan janin, kelainan obstetrik, gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi persalinan, penyakit neonatus, dan kelainan genetik. Hobel dkk. (1973) mengemukakan terdapat sekitar 126 jenis faktor resiko yang ditemukan pada masa hamil, persalinan dan nifas, termasuk pada bayi baru lahir. Faktor-faktor tersebut diberi nilai (score) kemudian digolongkannya menjadi 4 golongan kasus resiko : 1. Low-low risk adalah kasus-kasus baik pada kehamilan maupun dalam persalinan yang bukan/tidak ada resiko. 2. High-low risk adalah kasus-kasus dengan resiko tinggi pada kehamilan, tidak ada resiko lagi pada persalinan. 3. Low-high risk adalah kasus-kasus tanpa resiko selama kehamilan, tetapi dengan resiko tinggi pada persalinan. 4. High-high risk adalah kasus-kasus dengan resiko tinggi baik dalam masa kehamilan maupun persalinan.

BAYI RESIKO TINGGI (HIGH RISK INFANNTS)


Faktor-faktor resiko pada janin dan bayi yang dapat mempertinggi kematian perinatal antara lain adalah :
3

1. Bayi yang lahir dari kehamilan resiko tinggi 2. Bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gr 3. Bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000gr 4. Bayi yang dilahirkan pada kehamilan kurang dari 37 minggu atau lebih dari 42 minggu 5. Bayi dengan berat badan lahir kurang dari yang seharusnya menurut tuanya kehamilan 6. Bayi dengan nilai AFGAR kurang dari 7 7. Bayi yang lahir dengan adanya infeksi intrapartal 8. Bayi lahir dengan trauma kelahiran 9. Bayi lahir dengan kelainan kongenital berat 10. Bayi yang lahir dari keluarga yang mempunyai problema psikososial, misalnya: perceraian, perkawinan tidak sah, keretakan rumah tangga dan sebagainya Kasus-kasus dengan resiko tinggi ini harus diawasi dengan teliti oleh suatu tim terdiri sekurang-kurangnya seorang dokter ahli kebidanan, seorang dokter anak atau oleh pusat konsultasi spesialis atau di rumah sakit pendidikan dengan fasilitas lengkap.

CARA MENENTUKAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI


Ada 2 cara menentukan pengelompokan kehamilan resiko tinggi, yaitu cara kriteria, dan cara skor (nilai). Keduanya diperoleh dari anamnesa tentang umur, paritas, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, pemeriksaan lengkap kehamilan sekarang, dan pemeriksaan laboratorium penunjang bila diperlukan. Kasus-kasus yang telah dikumpulkan diteliti terhadap resiko yang terjadi terhadap ibu dan anak.

Cara Kriteria
Kriteria yang dikemukakan oleh peneliti-peneliti dari berbagai institut berbeda-beda, namun dengan tujuan yang sama mencoba mengelompokkan kasus-kasus resiko tinggi.

Rochayati dkk. mengemukakan kriteria kehamilan resiko tinggi sebagai berikut: 1. Primi muda 2. Primi tua 3. Primi tua sekunder 4. Umur 35 tahun atau lebih 5. Tinggi badan 145 cm atau kurang 6. Grandemulti 7. Riwayat persalinan buruk 8. Bekas seksio sesarea 9. Pre-eklamsi 10. Hamil seronitus 11. Perdarahan antepartum 12. Kelainan letak 13. Kelainan medis, dan lain-lain Daely (Medan) memakai kriteria sebagai berikut: 1. Komplikasi obstetrik a) Umur b) Paritas Primigravida Grandemulti (para lebih dari 6) 19 tahun atau kurang 35 tahun ke atas

c) Riwayat persalinan yang lalu 2 kali abortus atau lebih 2 kali partus prematurus atau lebih kematian janin dalam kandungan atau kematian perinatal perdarahan pasca-persalinan pre-eklamsi dan eklamsi kehamilan muda

pernah ditolong secara obstetri operatif pernah operasi ginekologik pernah inersia uteri

d) Disproporsi sefalo-pelvik e) Perdarahan antepartum f) Pre-eklamsi dan eklamsi g) Kehamilan ganda h) Hidramnion i) Kelainan letak pada hamil tua j) Dismaturitas k) Kehamilan pada infertilitas l) Persalinan terakhir 5 tahun atau lebih m) Inkompetensi serviks n) Postmaturitas o) Hamil dengan tumor (mioma atau kista ovarii) p) Uji serologik lues positif 2. Komplikasi medis a) Anemia b) Hipertensi c) Penyakit jantung d) Diabetes melitus e) Obesitas f) Penyakit saluran kencing g) Penyakit hati h) Penyakit paru i) Penyakit-penyakit lain dalam kehamilan Cara Nilai (Skor) Bagi tenaga paramedik atau tenaga kesehatan lainnya, memang agak sulit menggolongkan kasus resiko tinggi dengan cara kriteria. Maka dibuatlah cara yang lebih praktis yaitu membuat daftar nilai yang dapat diisi oleh paramedis. Sebagai contoh, disini dikemukakan
6

daftar skor oleh Rochayati (Surabaya). Daftar skor inidapat diisi pada setiap kasus yang datang waktu pemeriksaan antenatal. Dengan perhitungan secara statistik diperoleh nilai 150 sebagai batas pemisah antara kehamilan resiko tinggi dan bukan resiko tinggi. Dasar perhitungan dibuat setelah mengadakan penelitian dan evaluasi terhadap hasil persalinan berupa: prematuritas, skor AFGAR dibawah 7, dan kematian perinatal. Tabel Daftar skor menurut Rochayati (Surabaya) Faktor Resiko Umur : 15-19 20-24 25-29 30-34 35 atau lebih Tidak Kawin Primi muda Primi tua Primi tua sekunder Paritas 0 Paritas 1 Paritas 2-3 Paritas 4 Paritas 5 Paritas 6 atau lebih Tinggi badan 145 cm Riwayat persalinan buruk : 1 kali 2 kali Bekas seksio sesarea Kelainan medis : Kardio vaskuler Asma bronkial 70 50 50 90 110 Skor 50 50 50 50 60 90 160 90 70 50 60 70 80 50 40 90 Nilai

TBC paru Lain-lain Perdarahan antepartum Kelainan letak janin Gemeli Hidramnion Pasca bedah lainnya Perdarahan postpartum Pre-eklamsi Postmaturitas

60 60 160 160 150 140 130 120 170 100 Jumlah Nilai.........

PENANGANAN
Penanganan terhadap pasien dengan kehamilan resiko tinggi berbeda-beda tergantung dari penyakit apa yang sudah diderita sebelumnya dan efek samping penyakit yang dijumpai nanti pada saat kehamilan. Tes penunjang sangat diharapkan dapat membantu perbaikan dari pengobatan atau dari pemeriksaan tambahan. Kehamilan dengan risiko tinggi harus ditangani oleh ahli kebidanan yang harus melakukan pengawasan yang intensif, misalnya dengan mengatur frekuensi pemeriksaan prenatal. Konsultasi diperlukan dengan ahli kedokteran lainnya terutama ahli penyakit dalam dan ahli kesehatan anak. Pengelolaan kasus merupakan hasil kerja tim antara berbagai ahli. Keputusan untuk melakukan pengakhiran kehamilan perlu dipertimbangkan oleh tim tersebut dan juga dipilih apakah perlu dilakukan induksi persalinan atau tidak.

STATUS ORANG SAKIT

1.ANAMNESA PRIBADI
Nama Umur Suku/Bangsa Agama Pekerjaan Pendidikan Alamat Tanggal Masuk Tanggal Keluar : Dormauli Sihombing : 36 tahun : Batak/Indonesia : Kristen Protestan : Ibu Rumah Tangga : SMA : Jln. Bukit SIguntang, Pematang Siantar : 01-10-2012 : 04-10-2012

2.ANAMNESA MASUK
Keluhan Utama Telaah : Ingin melahirkan : Os datang ke VK/OK RSUD.dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar pada tanggal 01/10/2012 pukul 11.00 wib dengan keluhan mules-mules dan keluar lendir bercampur darah pada pukul 05.00 wib

G2P1Ab0
G1 : Perempuan, 1 tahun, 3000 gram, SC ec Lilitan tali pusat
9

G2

: Hamil sekarang HPHT : Tidak diketahui TTP : Tidak diketahui

Riwayat Menstruasi :

Riwayat Obstetrik

: Hasil USG dari dokter B. Surbakti, SpOG ; TTP : 30-09-2012

3.PEMERIKSAAN FISIK
Status Present Keadaan Umum Kesadaran Tekanan Darah HR RR Temp Anemia Sianosis Ikterus Dyspnoe Edema : Tampak Sakit : Compos Mentis : 130/90 mmHg : 90 x/i : 20 x/i : 36,7C : (-) : (-) : (-) : (-) : (-)

Status Obstetrik Inspeksi Palpasi : Perut Simetris, sikatriks (+), stria gravidarum (+) : Leopold I : 3 jari dibawah PX (30 cm), EBW: 2790 gr
10

Leopold II Leopold III Leopold IV HIS VT Auskultasi

: Punggung Kiri : Presentase Kepala : Belum masuk PAP

: 1x/10-15/10 : Pembukaan 2 cm, ketuban (+), portio tipis, bloodslim (+) : DJJ : 135 x/i

4.HASIL LAB.INSTALASI LABORATORIUM PK RSUD.dr.Djasamen Saragih


Tanggal 01/10/2012 Hb Lekosit Hematokrit Jumlah Trombosit : 9,3 gr/dl : 9.700/mm3 : 30,4 % : 356.000 uI

5.DIAGNOSA
Diagnosa Preoperatif : Previous SC 1X + KDR + PK + Anak Hidup + Inpartu

6.RENCANA

: SECTIO CESAREA

7.PROSEDUR PENATALAKSANAAN
-Pasien dibaringkan di meja operasi
11

-Dilakukan spinal anastesi -Desinfeksi lapangan operasi dengan larutan betadine -Pasien ditutup dengan duk steril kecuali pada lapangan operasi -Dilakukan insisi midline pada abdomen -Dengan meluksir kepala, dilahirkan bayi dengan jenis kelamin : laki-laki, BBL : 2800 gr PB : 49 cm, A/S : 8/9 -Dinding uterus dijahit secara continue -Kavum abdomen dicuci dengan larutan RL, lalu dinding abdomen dijahit lapis demi lapis hingga lapisan kulit -Luka bekas operasi dibersihkan dan ditutup dengan kasa steril

Instruksi
-Awasi tanda-tanda perdarahan -Diet -Terapi : MI : -IVFD RL 20 gtt/i -Injeksi Ceftriaxone 1 gr/IV/12 jam -Metrodinazole 1 amp/12 jam -Pronalges Supp/8 jam

12

8.FOLLOW UP
Hari I Keluhan Utama Vital Sign : TD HR RR T 120/80 mmHg 78x/i 20x/i 36,5C 130/80 mmHg 80x/i 22x/i 36,5C 120/80 mmHg 80 x/i 20 x/i 36C Hari II Hari III

Therapy

-Diet MI -IVFD RL 20 gtt/i -Inj.Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam -Inj.Metrodinazole 1 amp/12 jam -Pronalges supp/ 8jam

-Diet M2/MB -IVFD RL 20 gtt/i -Inj.Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam -Inj.Metrodinazole 1 amp/12 jam -Pronalges supp/ 8jam

-Diet MB -Cefadroxil tab 2x500 mg -Metrodinazole tab 3x500 mg -Asam Mefenamat tab 3x500 mg

13

KESIMPULAN

Pasien atas nama Dormauli Sihombing, usia 36 tahun , G2P1Ab0, datang dengan keluhan mules-mules mau melahirkan dan keluar lendir bercampur darah. Anamnesa dan pemeriksaan fisik tanggal 01/10/2012 didapati status present : TD : 130/90 mmHg, HR: 96x/i, RR : 20x/i, T : 36,7C. Status Obstetric didapati TFU 3 jari dibawah PX, presentase kepala, kepala sudah masuk PAP dengan DJJ : 135x/i, VT : pembukaan 2 cm, ketuban (+), portio tipis, bloodslim (+). Pasien didiagnosa dengan Previous SC 1X + KDR + PK + Anak Hidup + Inpartu. Penanganan yang dilakukan adalah tindakan seksio sesarea. Bayi hidup dengan jens kelamin: laki-laki, BBL : 2800 gr, PB : 49 cm, A/S : 8/9. Pada hari ke-3 pasien pulang dengan keadaan baik. Dari hasil anamnesa dan pemeriksaaan laboratorium pada tanggal 01/10/2012 pasien ini dapat di golongkan dalam kehamilan resiko tinggi, sebab : 1. Kadar Hb yang rendah yaitu 9,3 gr/dl yang digolongkan dalam pasien anemia. Keadaan anemia dalam pasien yang sedang dalam mengandung dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus, partus lama karena inersia uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri. 2. Umur kehamilan yang terlalu tua ( >35 tahun), dimana kondisi kesehatan ibu biasanya sudah menurun, fungsi rahim menurun, dan kualitas sel telur yang berkurang. 3. Terlalu dekat jarak kehamilan (< 2 tahun), dimana kondisi rahim ibu belum pulih dan waktu ibu utnuk menyususi dan merawat bayi kurang. Kesulitan yang mungkin terjadi dalam kehamilan adalah anemia, keguguran, BBLR, dan tidak optimalnya tumbuh kembang balita. 4. Previous SC 1X.

14

Yang perlu diperhatikan adalah jumlah SC sebelumya : resiko ruptura uteri meningkat seiring dengan jumlah insisi sebelumnya apabila dilakukan VBAC. Kemudian: interval persalinan yaitu waktu yang pendek antara SC dan percobaan persalinan pervaginam berikutnya dapat menigkatkan resiko rupture uteri karena tidak tersedianya waktu yang adekuat untuk penyembuhan luka.

15

DAFTAR PUSTAKA

Mochtar Rustam, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Sosial, Penerbit EGC .Jakarta.1988. Mansjoer Arif, Kapita Selekta Kedokteran, Penerbit Media Aesculapsius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000

16

Anda mungkin juga menyukai