Disusun oleh :
Nurul Ahmad Isnaeni 22010114220010
Gentaria Rizki Safitri 22010115210160
Zahrotun Nadliroh 22010115210169
1
2
2016LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Kedokteran Keluarga Seorang Wanita G1P0A0 Usia 18 Tahun Hamil 36
Minggu dengan Primigravida muda dan anemia, telah disajikan guna melengkapi tugas
Kepaniteraan Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro pada tanggal 4 Februari 2016 di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UNDIP
Semarang.
Mengesahkan,
Penguji
BAB I
PENDAHULUAN
komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan dan memberat dengan
adanya kehamilan atau persalinan, seperti terdapatnya penyakit jantung, hipertensi, diabetes,
hepatitis, anemia, malaria atau AIDS (18%).3,4
Gangguan dan penyulit pada kehamilan umumnya ditemukan pada kehamilan resiko
tinggi. Yang dimaksud dengan kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun
terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila
dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal. Secara garis besar,
kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta
dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan didalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-
bahan organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam
kandungan akan berjalan baik. Dalam kehamilan, plasenta akan befungsi sebagai alat
respiratorik, metabolik, nutrisi, endokrin, penyimpanan, transportasi dan pengeluaran dari
tubuh ibu ke tubuh janin atau sebaliknya. Jika salah satu atau beberapa fungsi di atas
terganggu, maka janin seperti tercekik, dan pertumbuhannya akan terganggu.4
Selain pemeriksaan rutin yang wajib dilaksanakan oleh ibu hamil, perlu dilaksanakan
pendekatan keluarga atau yang disebut dengan pendekatan kedokteran keluarga agar setiap
penatalaksanaan pasien dalam hal ini ibu hamil dapat lebih komprehensif dan
berkesinambungan
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui penatalaksanaan pada ibu
hamil 36 minggu dengan kehamilan pertama usia muda (primigravida muda)
1.3 Manfaat
Penyusunan laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media belajar bagi mahasiswa
agar dapat melaksanakan praktek kedokteran keluarga secara langsung kepada pasien ibu
hamil risiko tinggi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
persalinan, dan nifas normal. Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok risiko
tinggi cenderung akan mengalami mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi baik pada ibu
maupun pada bayinya.5
Untuk menentukan suatu kehamilan risiko tinggi, dilakukan penilaian terhadap wanita
hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau cirri-ciri yang menyebabkan ibu
atau janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau kematian. Cara menentukan kehamilan
risiko tinggi terdiri dari 2 cara yaitu dengan cara skoring dan cara kriteria.5,6
a. Cara skoring.6
Kelompok Faktor Risiko I:
Ada Potensi Gawat Obstetrik/APGO dengan 7 Terlalu dan 3 Pernah.
Tujuh terlalu adalah primi muda, primi tua, primi tua sekunder, umur 36
tahun, grande multi, anak terkecil umur < 2 tahun, tinggi badan rendah 145
cm dan 3 Pernah adalah riwayat obstetri jelek, persalinan lalu mengalami
perdarahan pascapersalinan dengan infuse/transfuse, uri manual, tindakan
pervaginam, bekas operasi sesar. (masing-masing memilki skor 4)
Kelompok Faktor Risiko II:
Ada Gawat Obstetrik/AGO penyakit ibu, preeclampsia ringan, hamil
kembar, hidramnion, hamil serotinus, IUFD, letak sungsang, dan letak lintang.
(masing-masing memiliki skor 4, kecuali letak lintang dan letak sungsang
dengan skor 8)
Kelompok Faktor Risiko III:
Ada Gawat Darurat Obstetrik/AGDO; perdarahan antepartum dan
preeclampsia berat/eklampsia (masing-masing memiliki skor 8)
Berdasarkan jumlah skor, ada 3 kelompok risiko:
1. Kelompok Non risiko tinggi (KRR) jumlah skor 2, selama hamil tanpa faktor
risiko.
2. Kelompok Risiko Tinggi (KRT) jumlah skor 6 10, dapat dengan FR
tunggal dari kelompok FR I, II, atau III, dan dengan FR ganda 2 dari kelompok
FR I dan II.
3. Kelompok Risiko Sangat Tinggi (KRST)jumlah skor 12, ibu hamil dengan
FR ganda dua atau tiga dan lebih.
KEL Triwulan
Masalah / Faktor Resiko SKOR
NO. I II III.1 III.2
F.R Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I 16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I 36 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin 4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi 10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur 36 Tahun 4
7 Terlalu pendek 145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9
b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
Kurang Darah b. Malaria,
11 TBC Paru d. Payah Jantung 4
Kencing Manis (Diabetes) 4
Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 18 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
b.
Cara Kriteria6
Apabila dalam anamnesis dan pemeriksaan ibu hamil didapatkan satu atau lebih
faktor risiko (kriteria) maka dapat digolongkan sebagai ibu hamil dengan risiko
tinggi.Sedangkan apabila tidak terdapat faktor risiko digolongkan sebagai faktor
risiko rendah. Faktor-faktor risiko atau kriteria ibu hamil risiko tinggi adalah:
1. Sehubungan dengan kondisi ibu, yaitu :
- Primigravida usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 36 tahun
- Usia kehamilan lebih dari 42 minggu
7
Trimester II 10,5 32
Trimester III 11,0 36
2.2.3 Komplikasi
Kondisi anemia pada kehamilan merupakan kondisi serius yang harus segera
ditangani. Hal ini dapat mengakibatkan beberapa komplikasi seperti abortus spontan,
kematian janin dalam uterus, retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR-Intrauterin growth
retardation), dan persalinan prematur.10
BAB III
HASIL KUNJUNGAN RUMAH
: Laki laki
: Perempuan
: Meninggal
Pasien
:
S Suami pasien
: Tinggal serumah
3.3 RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH
DILAKUKAN
A. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 12 Januari 2016 pukul
09.00-pukul 10.00 WIB di rumah pasien di Dusun Tuksongo, Desa Kalisari,
Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang
Keluhan Utama: tidak ada
15
a. Riwayat Penyakit Sekarang: Kenceng-kenceng (+) hilang timbul. Keluar air dari
jalan lahir (-). Keluar darah dari jalan lahir (-). Gerak janin (+) masih dirasakan.
Suntik TT (+)
Riwayat Haid :Menarche : 13 tahun. Lama haid 7 hari. Siklus 28 hari
HPHT : 14-8-2015. TP : 21 - 5 -2016. UK: 21 minggu
Riwayat Perkawinan :Pasien menikah satu kali selama 10 bulan
Riwayat Obsetri:G1P0A0 : 1. Hamil ini
Riwayat ANC : Kontrol di bidan 2x /TT (+) 1x.
Riwayat KB :Pasien belum pernah menggunakan KB sebelumnya
b. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit jantung(-)
Riwayat alergi disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat asmadisangkal
c. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat alergi disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayatkencing manis disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
d. Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien memiliki 1
orang suami yang bekerja sebagai peternak lele. Pasien tidak memiliki rumah
pribadi, tinggal bersama keluarga suaminya. Penghasilan suami Rp 1.500.000,00.
Pembiayaan kesehatan dengan BPJS. Kesan sosial ekonomi cukup.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal 12 Januari 2016 pukul 10.00 di rumah pasien
Keadaan umum : tidak tampak sakit
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah : 100/60mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu :36,60C
Pernapasan : 22x/menit,reguler
TB : 155 cm
BB : 68 kg
BMI : 30,2
LILA : 30 cm
Status Generalis:
Kepala : mesosefal
16
Status Obstetrik:
Abdomen :
TFU : 22 cm, TBJ: 1705 gram
DJJ : - (tidak dilakukan)
His :-
Leopold : letkep, kepala belum masuk PAP, punggung kiri.
Pemeriksaan dalam
Vaginal toucher : tidak dilakukan
Pada saat kunjungan (12 Januari 2016) pasien dalam keadaan baik, tidak ada keluhan
apapun.
Faktor pendukung :
- Pasien memeriksa kesehatan kandungan dengan rutin
- Pasienmenjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi
Indikator keberhasilan :
- Pasien tidak memiliki keluhan terhadap kehamilannya
dalam rumah tangga, dibicarakan dan dirundingkan berdua dengan suami tanpa
campur tangan pihak lain.
3. Fungsi Ekonomi
Biaya kebutuhan sehari-hari pasien dipenuhi oleh suaminya.Sebelum menikah,
pasien pernah bekerja sebagai buruh pabrik di Jakarta selama 4 bulan, tetapi sejak
menikah pasien berhenti bekerja.Pendapatan suami perbulan kurang lebih Rp.
1.500.000. Uang tersebut dipakai untuk kebutuhan rumah tangga seperti listrik
dan makan, sisanya ditabung untuk biaya calon anak.Pasien mempunyai kartu
BPJS agar persalinannya yang sekarang tidak menggunakan biaya pribadi.
4. Fungsi Pendidikan
Pasien bersekolah sampai SLTA.
5. Fungsi Religius
Pasien sejak kecil menganut agama Islam, suami, anak-anak dan keluarganya
juga menganut agama yang sama dan taat beribadah
6. Fungsi Sosial dan Budaya
Pasien dan keluarga tinggal di Dusun Tuwanan, Desa Wonogiri, Kecamatan
Kajoran, Kabupaten Magelang.Komunikasi pasien dengan tetangga baik.
Keluarga pasien aktif dalam kegiatan di lingkungan dengan tetangga sekitar,
seperti arisan, pengajian dan PKK yang diadakan oleh ibu-ibu di lingkungan
tempat tinggalnya.
keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan adalah mengobati sendiri dengan obat warung,
apabila tidak sembuh diperiksakan ke bidan desa atau Puskesmas, pembiayaan dengan BPJS.
Apabila ada waktu luang keluarga hanya menghabiskan waktu bersama berkumpul di rumah,
ataupun ke rumah saudara yang tinggal di desa tersebut, sesekali rekreasi dan olahraga. Pasien
dan keluarga tidak memiliki hobi khusus.
4. Faktor keturunan
Keluarga pasien mempunyai riwayat alergi, tapi tidak mempunyai riwayat diabetes
mellitus, hipertensi, dan sakit jantung.
1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, dan 1 dapur di bagian belakang rumah sekaligus ruang
makan dan garasi motor.
Atap rumah memiliki langit-langit, dinding terbuat dari batu bata yang sudah di
cat.Lantai rumah sudah diberi ubin.Kebersihan di dalam rumah cukup baik.Pencahayaan
dan sirkulasi di dalam rumah baik.Jendela terdapat pada depan rumah (ruang tamu dan
kamar tidur). Secara umum kondisi dalam rumah terasa agak lembab.Tata letak barang di
rumah cukup rapi tetapi berdebu.
Sumber air minum berasal dari mata air yang kemudian dimasak.Rumah memiliki
kamar mandi dan jamban sendiri.Pasien mandi dan buang air besar menggunakan kamar
mandi dan jamban sendiri. Sampah dibuang ke kebun, tidak tersedianya tempat
pembuangan sampah di luar rumah.
Dapur hanya dibatasi bambu yang tidak rapat. Kebersihan dapur kurang, tidak ada
lubang asap di dapur, namun asap bisa keluar dari sela antara dinding bamboo yang tidak
rapat.Tidak ada tempat pembuangan sampah sehingga sampah hanya dibuang ke
kebun.Rumah mememiliki kamar mandi dan jamban sendiri. Pasien mandi dan buang air
besar menggunakan kamar mandi dan jamban sendiri
22
Kamar
Mandi
Ruang
makan
Penghasilan per bulan kurang lebih Rp 1.500.000, menurut pasien dan keluarga
penghasilan tersebut cukup dan dapat memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
2. Fungsi Religius dan Sosial Budaya
Pasien dan keluarga menganut agama yang sama dan taat beribadah,
3. Faktor Perilaku
Pasien tinggal di rumah yang pencahayaan dan ventilasi udara di rumah cukup baik
sehingga udara di dalam rumah terasa segar.
4. Faktor non perilaku
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar rumah cukup jauh.
c. Kuratif
Upaya kuratif dilakukan dengan pemberian tablet Fe dan juga vitamin B kompleks
kepada pasien.
d. Rehabilitatif
Pengelolaan rehabilitatif ditujukan untuk kondisi nifas pasien atau setelah melahirkan
baik dari sisi fisik maupun psikis. Dalam hal ini perlu edukasi kepada suami dan
keluarga untuk meberikan dukungan dan membantu pasien mempersiapkan mental dan
24
jasmani dalam mengurus anak di usia muda serta mengembalikan kondisi pasien
sehingga dapat beraktivitas seperti sebelumnya.
- Penderita dan keluarga mau menerima informasi yang diberikan, merasa ingin tahu,
dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan tentang antenatal care
dan pola hidup sehat untuk ibu hamil.
- Keluarga yang kooperatif dan adanya keinginan untuk hidup sehat.
c. Faktor penyulit : -
d. Indikator keberhasilan : pasien mengetahui risiko bila tidak dilakukan ANC dan
persalinan di tenaga kesehatan (RS atau spesialis kandungan) pada kehamilan yang
sekarang.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Penatalaksanaan pasien ibu hamil 18 tahun hamil 21 minggu primigravida muda
dan anemia yang termasuk kehamilan resiko tinggi dilakukan pendekatan kedokteran
keluarga adalah sebagai berikut:
R/Fe tab no. XXX
1 dd tab 1
27
Terapi edukasi :
o Pasien dianjurkan mengkonsumsi tablet besi secara teratur
o Pasien dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang bergizi agar
kebutuhan nutrisi ibu dan bayi terpenuhi
o Pasien dianjurkan untuk memperbanyak istirahat
o Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Antenatal Care secara teratur
ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, untuk mengontrol kehamilan dan
merencanakan persalinan.
o Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan protein urin, golongan darah
dan kadar hemoglobin untuk mendeteksi risiko yang mungkin dimiliki.
o Apabila timbul keluhan (mual muntah berlebihan, kenceng-kenceng, keluar air
atau darah dari jalan lahir) segera memeriksakan diri puskesmas atau rumah
sakit.
o Pasien dianjurkan melakukan knee-chest position 2 kali sehari masing-masing
15 menit hingga menjelang kelahiran.
o Memberikan edukasi kepada pasien untuk mendaftarkan BPJS dan melakukan
persalinan kepada tenaga kesehatan yang terlatih (dianjurkan dokter spesialis
kandungan).
o Menganjurkan ibu memasang KB setelah melahirkan untuk mencegah
kehamilan.
Pembinaan terhadap pasien dan keluarga
1. Menjelaskankepada penderita dan keluarga tentang kehamilannya,
meliputi faktorrisiko yang adapadapasiendan penatalaksanaannya.
2. Memotivasi pasien dan keluarga untuk bersama-sama memperhatikan
kehamilan pasien
3. Memotivasi pasien untuk mempersiapkan persalinan pasien baik dari
psikologis maupun finansial, salah satunya dengan mengikuti program
BPJS
4.2 Saran
Untuk menurunkan angka kematian ibu terutama akibat kehamilan risiko tinggi
diperlukan pendekatan keluarga dalam menatalaksana pasien secara komprehensif.
28
DAFTAR PUSTAKA
Rumah tampak
depan
Ruang keluarga
Pengisian identitas
dengan ibu hamil