1 Definisi
Kehamilan resiko tinggi adalah (high risk pregnance) adalah kehamilan dimana jiwa dan kesehatan ibu
dan atau bayi dapat terancam. ( Mochtar,1992 ; 217).
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome yang buruk apabila di
lakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada kasus normal. Kehamilan resiko tinggi
adalah kehamilan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang di
hadapi. (Manuaba,dkk; 2007:43).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang disertai dengan faktor-faktor yang menaikkan
kemungkinan terjadinya keguguran, kematian janin, persalinan prematuritas, retardasi perumbuhan
intrauterin, penyakit janin atau neonatus, malformasi congenital, retardasi mental atau kecacatan
(handicaps). (nelson: 2000;543)
Kehamilan resiko tinggi adalah terdapat perkiraan akan terjadi gangguan terhadap out-come pada ibunya
atau janinnya sehingga memerlukan pengawwasan lebih intensif dan mungkin tindakan proaktif.
Pengawasan dan tindakan proak tif ini sangat penting dengan tujuan memperkecil kesulitan komplikasi
yang terjadi sehingga hasil mendekati well born babydan well mother. (Manuaba, 2007:6)
Menurut J.S Lesinski dalam buku manuaba ( 2001 :106) faktor yang mempengaruhi kehamilan risiko
tinggi di kelempokkan berdasarkan waktu kapan faktor tersebut dapat mempengaruhi kehamilan.
Mengelompokkkan factor kehamilan dengan resiko tinggi berdasarkan waktu kapan factor tersebut
dapat mempengaruhi kehamilan
Factor genetika
• Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehinggga perlu dilakukan pemeriksaan
sebelum hamil
• Bila terjadi kehmailan, maka perlu dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan.
Factor lingkunagn
Diperhitungkan factor pendidikan dan social ekonomi, kedua factor ini menimbulakan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim mempengaruhi cara pemilihan tempat dan
penolong persalinan, sehingga dapat menimbulkan resiko saat persalinan atau saat hamil.
Perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim berhubungan aksis fetoplasental dan sirkulasi
retroplasenta merupakan satu kesatuan. Bila terjadi ganguan atau kegagalan salah satu akan
menimbulkan risiko terhadap ibu maupun janin.
• Malpresentasi
• Distress janin
• Perdarahan antepartum
• Grandemultipara
Factor nonmekanis
(a). Prematuritas
(c). Bayi kecil cukup bulan (berat bayi lahir rendah,. Gangguan mengisap dan menelan, hipofibrinogemia,
gangguan congenital)
Penyakit ibu
(a). Hipertensi
(c). Jantung
(d). Paru-paru
(e). Hepar.
Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor resiko pada ibu hamil ada 3 kelompok yaitu:
Seperti Primipara muda terlalu muda umur kurang dari 16 tahun, primi tua, terlalu tua, hamil pertama
umur 35 tahun atau lebih, primi tua sekunder, terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih, anak
terkecil < 2 tahun, grande multi, hamil umur 35 tahun atau lebih,Tinggi badan kurang dari 145 cm,
Riwayat persalinan yang buruk, Pernah keguguran,Pernah persalinaan premature, Riwayat persalinan
dengan tindakan (VE, ekstraksi forcep, opersi S.C)
Deteksi ibu hamil beresiko oleh kader yang bisa di lakukan pada deteksi faktor resiko ibu hamil kelompok
I yaitu Ada potensi Gawat Obstetri (APGO) artinya adalah masalah kehamilan yang perlu diwaspadai.
Deteksi ibu hamil beresiko kelempok I ini dapat ditemukan dengan mudah oleh petugas kesehatan
khususnya kader melalui pemeriksaan sederhana yaitu wawancara dan periksa pandang pada kehamilan
muda atau pada saat kontak.
Ibu hamil dengan penyakit, Pre-eklamsia- eklamsia, hamil kembar atau gameli, kembar air atau
hidramnion, bayi mati dalam kandungan, , Kehamilan dengan kelainan letak,hamil lewat bulan..
Pada kelempok faktor resiko II, tenaga non kesehatan khususnya kader hanya dapat menduga adanya
faktor resiko pada ibu hamil untuk mendapatkan kepastiannya dilakukan rujukan ke bidan atau
puskesmas terdekat. Ada kemungkinan masih membutuhkan pemeriksaan dengan alat yang lebih
canggih (USG) oleh dokter Spesialis di RS.
Perdarahan sebelum bayi lahir dan pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelempok faktor resiko III, ini
harus segera di rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin bertambah buruk/jelek yang
membutuhkan penanganan dan tindakan pada waktu itu juga dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu
dan bayinya yang terancam, pertolongan yang dapat diberikan tenaga non kesehatan (kader) antara lain :
melaporkan ke bidan atau ke puskesmas terdekat, memberikan KIE pad ibu dan keluarga untuk segera
dirujuk ke rumah sakit.
Menurut Rochati (2003), kartu SKOR digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga yang
mempunai 5 fungsi yaitu :
(a). Melakukan skrining antenatal atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil.
(e). Validasi data mengenai perawatanPuji Rochjati membagi faktor kehamilan risiko tinggi berdasarkan
kelompok faktor risiko dengan menggunakan scor.
Berdasarkan jumlah skor faktor resiko kehamilan di bagi menjadi 3 kel ( Depkes; 2007)
(a). Kehamilan resiko rendah (KRR) dengan jumlah skor 2 kehamilan tanpa masalah atau faktor resiko,
fisiologis dan kemungkinan besar di ikuti oleh persalinan normal dengan ibu sehat.
Nama : Alamat :
Pendidikan : Pekerjaan :
Periksa I
I II III IV
a. Tarikan tang/vakum 4
b. Uri di rogoh 4
c. Diberi infus/tansfusi 4
a. Kurang darah 4
b. Malaria 4
c. TBC 4
d. Payah Jantung 4
Letak sungsang 4
Letak lintang 4
Pre-eklampsi berat/kejang-kejang 4
Jumlah skor
Pada tiap kontak, jumlah skor di hitung. Jumlah skor 2. 6-10 dan 12 atau lebih. Berdasarkan jumlah skor,
ibu hamil dapat ditentukan 3 kelompok risiko
Kehamilan dengan jumlah skor 2 termasuk kehamilan risiko rendah dengan periksa kehamilan bidan,
rujukan kehamilan tidak di rujuk, tempat persalinan rumah ibu hamil atau polindes dan penolong bidan.
Kehamilan dengan jumlah skor 6-10 termasuk kehamilan risiko tinggi dengan periksa kehamilan bidan
atau dokter, rujukan kehamilan bidan atau puskesmas, temapat persalinan rumah, polindes, rumah sakit,
penolong bidan.
Kehamilan dengan jumlah skor > 12 termasuk kehamilan risiko sangat tinggi dengan periksa kehamilan ke
dokter, rujukan kehamilan rumah sakit dan penolong persalinan dokter.
Penggunaan sistem scoring cukup cepat, sederhana dan mudah untuk digunakan secara rutin dalam
melakukan skrining antenatal. Sistem ini dalam pelayanan kesehatan ibu dapat membantu melakukan
identifikasi adanya kasus kehamilan risiko tinggi untuk mendapatkan perhatian lebih khusus. Skor
digunakan sebagai sarana KIE yang mudah diterima, di ingat, di mengerti sebagai ukuran kegawatan
kondisi ibu hamil dan menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk rujukan, sehingga berkembang
perilaku untuk kesiapan mental, biaya dan transportasi ke RS untuk mendapatkan penanganan yang
intensif. Lebih tinggi jumlah skor di butuhkan kritis penilaian atau pertimbangan klinis pada ibu risiko
tinggi dan lebih intensif penanganannya.
Jml
Skor Kel
Polindes Bidan
Dokter
d. Penanganan
Untuk menghadapi kehamilan atau janin risiko tinggi harus di ambil sikap proaktif, dan berencana
dengan upaya promotif dan preventif sampai pada waktunya harus di amnil sikap tepat dan cepat untuk
menyelamatkan ibu dan bayinya atau hanya di pilih ibunya saja.
1). Penegakan diagnosis kehamilan dan janin dengan risiko tinggi adalah:
3). Pengawasan antenatal bertujuan untuk menegakkan secara dini resiko tinggi.
(3). Bagaimana tehnik terminasi kehamilan sehingga tidak menambah penyulit ibu atau janin.
4). Pengawasan antenatal untuk mengetahui secara dini keadaan risiko tinggi pada ibu dan janin dapat:
5). Wanita akan mengalami risiko kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan paling
kecil jika.
a). Menunda saat mulai berkeluarga hingga mereka mencapai umur paling sedikit 20 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. Depertemen Kesehatan RI.
Manuaba, IBG. 2007. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta. EGC
Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Bidan. Jakarta.
ECG
Rochjati, Poedji. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya. Airlangga Universitas Press.
Royston, Erica, 1994. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Jakarta. Binarupa Aksara.
Wiknjosastro, H, 2005. Ilmu Kebidanan.. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,