Deteksi Dini adalah tindakan untuk mengetahui seawal mungkin adanya komplikasi kelainan dan
penyakit baik saat harnil, bersalin maupun nifas. Deteks dini adalah suatu mekanisme yang berupa
pemberian informasi secara tepat waktu dan efektif melalui institusi yang dipilih, agar masyarakat /
individu di daerah rawan mampu mengambil tindakan menghindari atau mengurangi risiko dan mampu
bersiap-siap untuk merespon secara efektif
Manfaat Deteksi Dini dapat mencegah komplikasi lebih lanjut atau memini malkan risiko terjadinya
komplikasi pada kehamilan bersalin hingga nifas. Ke hamilan risiko tinggi (KRT) adalah keadaan yang
dapat mempengaruhi keadaan optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Kehamilan
nsiko tinggi adalah beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan
persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya.
Atau dapat juga dikatakan bahwa deteksi dini merupakan upaya memberitahukan kepada seorang klien
yang berpotensi dilanda suatu masalah untuk menyiagakan mereka dalam mengha dapi kondisi dan
situasi suatu masalah.
Risiko Kehamilan ialah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian
maternal (kematian ibu hamil sampai dengan 42 han setelah kehamilan berakhir) Deteksi dini adalah
suatu mekanisme yang berupa pemberian informasi secara tepat waktu dan efektif melalui institusi yang
dipilih, agar masyarakat / individu di daerah rawan mampu mengambil tindakan meng hindari atau
mengurangi risiko dan mampu bersiap-siap untuk merespon secara efektif. Atau dapat juga dikatakan
bahwa deteksi dini merupakan upaya mem beritahukan kepada seorang klien yang berpotensi dilanda
suatu masalah untuk menyiagakan mereka dalam menghadapi kondisi dan situasi suatu masalah. Pada
kunjungan pertama, faktor faktor risiko yang nyata dan potensial untuk terjadinya penyakit kehamilan di
kemudian hari harus diperiksa. Masalah pasca penyakit atau pasca bedah khususnya yang menyertai
kehamilan sebelumnya. harus dicatat Penilaian risiko ibu harus ditentukan.
Sistem deteksi dini dapat dimulai sejak seorang wanita merasakan dirinya hamil sampai ibu tersebut
memasuki masa nifas, bidan dalam hal ini membantu ibu dan janinnya melewati masa kehamilan,
persalinan dan nifas dengan selamat. sehat dan sejahtera, deteksi dini dilakukan dalam beberapa tahap
dengan cara antara lain:
Konsep dasar pemeriksaan kehamilan dini merupakan hal pokok yang harus diketahui seorang bidan
untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa semenjak seorang ibu merasa dirinya hamil,
harus segera melakukan pemeriksaan kehamilan. Beberapa wanita pada kehamilannya berjalan normal
tetapi cenderung berkem bang menjadi komplikasi yang berisiko dan atau telah memiliki risiko sejak
awal kehamilan Pemeriksaan dini diperlukan untuk mendeteksi faktor risiko. Bidan profesional harus
dapat melakukan manajemen kebidanan tepat dan benar. Pemeriksaan kehamilan dini adalah
pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang wanita untuk pertama kali ketika menyadari dirinya hamil
dengan tujuan dilaku kannya pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk mengetahui apakah
wanita tersebut benar-benar hamil, untuk menentukan usia kehamilan, melaku kan deteksi adanya
faktor risiko dan komplikasi pada kehamilan, perencanaan penyuluhan dan pengobatan yang diperlukan
kemudian melakukan rujukan dan kolabirasi bila kehamilan mengalami komplikasi dan faktor risiko yang
memung kinkan komplikasi terjadi.
i 1 Klien dengan kehamilan normal adalah seorang ibu yang sedang hamil dan kehamilan dilalui dengan
sehat dan tidak ada komplikasi
2. Seorang ibu hamil atau klien dikatakan mengalami kehamilan bermasalah jika dalam kehamilannya,
klien mengalami masalah, tetapi dengan bimbing an khusus dan pengawasan masalah yang dapat diatasi
seperti ma salah keluarga, psikologi, KDRT dan finansial
3. Seorang ibu/klien dengan kehamilan risiko tinggi adalah klien yang membutuhkan rujukan yang cepat
ke rumah sakit untuk perawatan khusus dan atau pemeriksaan
Prinsip deteksi dini terhadap faktor risiko kehamilan sangat diperlukan, walaupun secara evidence based
dikatakan menurut beberapa penelitian yang dilakukan, bahwa semua wanita selama kurun reproduksi
terutama saat hamil selalu di mengalami risiko, walau kita ketahui bahwa kehamilan adalah sifatnya
fisiologi artinya semua wanita yang sehat dan telah menikah akan mengalami proses kehamilan.
Kehamilan dikatakan fisiologi dan tetap harus waspada karena kehamilan be jatuh ke keadaan yang
membahayakan baik terhadap diri si ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya.
Faktor-faktor risiko yang perlu dikaji baik berhubungan dengan kehamilan saat ini maupun tidak :
c. Kenaikan berat badan lebih dari 13,5 kg atau kurang dari 9 kg selama kehamilan atau kenaikan BB
lebih dari ½ kg/minggu pada triwulan akhir kehamilan.
d. Oedema pada tungkai, mata kaki, dan kelopak mata e Ibu pusing, penglihatan berkunang-kunang.
f Kehamilan ganda.
J. Pada primi gravida kepala anak belum turun pada bulan terakhir kehamilan
k. Proteinuria
L Muntah berlebihan
m. Riwayat kehamilan, persalinan dan lalu banyak penyulit (hyperemi sis, SC, mastitis, perdarahan
2. Risiko sedang
Adanya faktor risiko pada ibu hamil tidak langsung menimbulkan kematian ibu.
Kriteria sedang :
h. Primi gravida pada usia ibu kurang 20 tahun dan atau lebih dari 35 tahun.
Ibu hamil dengan kelompok risiko sedang perlu pengawasan yang teliti oleh dokter atau bidan di
puskesmas atau rumah sakit.
Risiko tinggi:
Adanya faktor merupakan penyebab yang erat kaitannya dengan kematian ibu atau bayi. Termasuk di
dalamnya faktor berikut:
a. Perdarahan antepartum.
b. Hypertensi
d. Eklamsi.
e. Kelainan letak, letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu dan letak sungsang pada
primipara.
h. Infeksi berat.
i. Gemelli
• Membantu untuk membangun komunikasi dan rasa percaya terhadap pela yanan yang dilakukan di
awal kunjungan.
•Memungkinkan mengubah diagnosa melalui proses monitoring kehamilan yaitu kesejahteraan fisik,
psikologi dan emosional ibu dan janin.
Beberapa tanda bahaya yang harus bidan maupun ibu dan keluarganya ketahui dan ini harus
diinformasikan antara lain:
• Perdarahan pervaginam.
• Gangguan penglihatan.
• Janin tidak bergerak sebanyak biasanya atau pergerakan janin <10 dalam 12 jam.
Deteksi dini terhadap tanda bahaya kehamilan dilakukan minimal 4 kall se lama ibu hamil atau dilakukan
pada tiap semester yaitu Pada kunjungan per tama atau pada Trimester I tanda bahaya yang diwaspadai
adalah Adanya anemia, penyakit keturunan, infeksi dan degenerative perdarahan (Abortus, Kehamilan
Ektopik Terganggu, Mola Hidatidosa); Hiperemesis gravidarum, Kelainan genetik janin (jika memiliki
riwayat atau risiko) dan lain-lain. Pada kunjungan ulang atau pada Trimester II, yang harus diwaspadai
tentang kejadian tanda bahaya Perdarahan, Preeklamsi dan eklamsi; Gangguan Pertumbuhan janin.
Pada kunjungan ulang di trimester III, tanda bahaya nya adalah Adanya kehamilan ganda, ibu mengalami
perdarahan (Plasenta Previa atau Solusio Plasenta)
Pelayanan ANC dilakukan oleh tenaga yang professional di bidangnya sesuai dengan bidang ilmu yang
dipelajari / digelutinya artinya pelayanan diberikan sesuai dengan kemampuan tenaga kesehatan seperti
dokter ahli kandungan, dan bidan yang telah mempunyai aspek legal untuk memberikan pelayanan
(Surat Ijin Praktik Bidan). Pada saat bidan berhadapan dengan seorang wanita dalam masa hamil se
tidaknya empat kali melakukan kunjungan seperti dijelaskan di atas, disini bidan harus paham bahwa
setiap individu mempunyai kebutuhan yang ber beda, artinya kita tidak boleh menyamakan semua klien
yang kita hadapi dalam hal ini bukan bentuk pelayanan dan perlakuannya akan tetapi darisegi psikologi
yang mana setiap orang mempunyai perbedaan, maka dari itu perkembangan psikologi seorang wanita
harus dikuasai oleh seorang bidan jika telah yakin akan melakukan mandiri
Selain faktor psikologi yang harus kita ketahui, juga setiap perkembangan dalam setiap semester harus
bidan perhatikan artinya setiap tahap trimester tentunya kebutuhan layanan akan berbeda, sebagai
contoh seorang wanita hamil pada trimester pertama seringkali mengalami mengidam oleh sebab itu
pendekatan psikologi harus lebih ditingkatkan karena pada awal kehamil an ini seorang wanita
terkadang mengalami ketidaksiapan mental, ketidak yakinan akan dirinya dapat megalami kehamilan
berbeda tentunya pada ibu yang sudah memasuki kehamilan trimester kedua dimana baik secara fisik
dan psikologi sudah mulai menerima kehamilan tersebut.
Berdasarkan dari uraian diatas maka deteksi dini pada kehamilan yang mung kin akan mengakibatkan
risiko yang fatal harus diwaspadai Deteksi untuk setiap wanita harus dilakukan tergantung kebutuhan
setiap individu dan se tiap trimester, bidan juga harus memahami bahwa kehamilan bersifat fisiologi
oleh sebab itu upayakan agar kehamilan ibu dapat terus dilalui secara normal dengan melakukan
kunjungan minimal 4 kali selama hamil dan pemeriksaan yang seksama, deteksi dini faktor risiko secara
tepat segi psikologi yang mana setiap orang mempunyai perbedaan, maka dari itu perkembangan
psikologi seorang wanita harus dikuasai oleh seorang bidan jika telah yakin akan melakukan mandir.
Selain faktor psikologi yang harus kita ketahui, juga setiap perkembangan dalam setiap semester harus
bidan perhatikan artinya setiap tahap trimester tentunya kebutuhan layanan akan berbeda, sebagai
contoh seorang wanita hamil pada trimester pertama seringkali mengalami mengidam oleh sebab itu
pendekatan psikologi harus lebih ditingkatkan karena pada awal kehamil an ini seorang wanita
terkadang mengalami ketidaksiapan mental, ketidak yakinan akan dirinya dapat megalami kehamilan
berbeda tentunya pada ibu yang sudah memasuki kehamilan trimester kedua dimana baik secara fisik
dan psikologi sudah mulai menerima kehamilan tersebut.
Berdasarkan dari uraian diatas maka deteksi dini pada kehamilan yang mung kin akan mengakibatkan
risiko yang fatal harus diwaspadai Deteksi untuk setiap wanita harus dilakukan tergantung kebutuhan
setiap individu dan se tiap trimester, bidan juga harus memahami bahwa kehamilan bersifat fisiologi
oleh sebab itu upayakan agar kehamilan ibu dapat terus dilalui secara normal dengan melakukan
kunjungan minimal 4 kali selama hamil dan pemeriksaan yang seksama, deteksi dini faktor risiko secara
tepat.
Pengertian Patograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan Par tograf merupakan Informasi
klinik tentang kemajuan persalinan, asuhan, pengenalan penyulit dan membuat keputusan klinik
Tujuan:
b) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara dini kemungkinan ter jadi partus lama
Kegunaan Partograf:
• Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran Menggunakan informasi yang
tercatat untuk secara dini mengidentifikasiadanya penyulit
. • Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.
a) Semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan (normal
maupun penyulit)
b) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan
dan kelahiran.
Kondisi ibu dan bayi yang harus dinilal dan dicatat dengan seksama
c) Nadi. : 1/2jam
e) Penurunan. :4jam
• Nama, umur.
B. Kondisi Janin
C. Kemajuan Persalinan
• Pembukaan Serviks.
E. Kontraksi uterus
• Oksitosin
G. Kondisi Ibu
Ketuban
Molase
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah di palpasi.