Anda di halaman 1dari 31

INDIKATOR STATUS

KESEHATAn perempuan

BY :
NI MADE DEWIANTI
1. Indikator Kesehatan Wanita
Adalah : Ukuran yg menggambarkan atau menunjukkan
status kesehatan wanita dalam suatu populasi tertentu.

Indikator kesehatan wanita di Indonesia dapat dilihat dari :


a.Angka kematian ibu
b.Tingkat pendidikan ibu
c.Pekerjaan ibu
d.Usia harapan hidup
a. Angka Kematian Ibu

Adalah : Kematian seorang wanita yg terjadi selama kehamilan


sampai dengan 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa
memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yg
disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau
penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan

Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000


Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan
yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024
b. Pendidikan
Sangat menentukan keberhasilan status kesehatan wanita
karena (pengetahuan) dapat merubah perilaku kearah yg
lebih baik.

c. Penghasilan
Penghasilan sebagai indikator untuk meningkatkan
kesehatan wanita yaitu faktor ekonomi dapat menentukan
gizi yg dikonsumsi seseorang.
d. Usia Harapan Hidup
Keberhasilan pembangunan sosial ekonomi dan budaya
menyebabkan usia harapan hidup makin panjang /tinggi
mis ekonomi baik maka pelayanan kes terhadap manula
semakin baik pula.
2. Determinan Kematian Ibu

Adalah : Keadaan atau hal2 yg melatarbelakangi & menjadi


penyebab langsung serta tdk langsung dari kematian ibu

a. Determinan Proksi/dekat/pendek , meliputi:


- Kejadian kehamilan (Wanita hamil memiliki risiko untuk
mengalami komplikasi, sedangkan wanita yg tdk
hamil tdk).
- Komplikasi kehamilan & persalinan (Komplikasi obstetrik
merupakan penyebab langsung kematian ibu, sperti :
Perdarahan, infeksi, eklamsia, abortus dll).
KOMPLIKASI
pada ibu hamil, bersalin dan nifas:
 Ketuban pecah dini.

 Perdarahan pervaginam
 Ante Partum : keguguran, plasenta previa,
solusio plasenta

 Intra Partum : robekan jalan lahir

 Post Partum : atonia uteri, retensio plasenta,


plasenta inkarserata, kelainan pembekuan darah.

 Hipertensi dalam Kehamilan (HDK): Tekanan


darah tinggi (sistolik > 140 mmHg, diastolik >
90 mmHg), dengan atau tanpa edema pre-tibial.
Lanjutan Komplikasi…..
 Ancaman persalinan prematur.

 Infeksi berat dalam kehamilan :


demam berdarah, tifus
abdominalis, Sepsis.
 Distosia: Persalinan macet,
persalinan tak maju.
 Infeksi masa nifas.
b. Determinan antara (menengah),
meliputi :
1.Status kesehatan (status gizi, penyakit
infeksi, penyakit menahun: TBC,
jantung, Ginjal dll)
2.Status Reproduksi (ibu hamil < 20 thn &
> 35 thn, jumlah kelahiran dan status
perkawinan)
Lanjuta determinan antara (menengah)……
3. Akses tehadap pelayanan kesehatan (yankes) mis:
letak/tempat yankes tdk strategis/sulit dijangkau, kualitas
yankes masing kurang, informasi kurang)

4. Perilaku sehat mis: menjadi akseptor KB, ANC yg teratur


(K1 & K4), Tidak berobat ke dukun, tdk melakukan
aborsi.

5. faktor-faktor lain yg tdk dpt diketahui atau tdk terduga:


KPD, atonia uteri, dll
c. Determinan jauh (deteminan sosial,
ekonomi, budaya) meliputi:
1. Status wanita dalam keluarga & masyarakat
mis: wanita yg pendidikan lebih tinggi/ lebih
memperhatikan kesehatan diri & keluarga, pekerjaan-
cepat mendapat informasi.
2.Status keluarga dalam masyarakat
mis: penghasilan keluarga, pekerjaan keluarga, pendidikan
keluarga dpt berpengaruh trhdp risiko kematian ibu
3. Status masyarakat
mis: kesejahteraan, ketersediaan SDM (dokter, pelyan kes,
ketersediaan & kemudahan transportasi). Status masyarakat
umumnya terkait pula pada tingkat kemakmuran suatu
negara
FAKTOR RISIKO
 Primigravida kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun.

 Anak lebih dari 4.

 Jarak persalinan terakhir dan kehamilan


sekarang kurang dari 2 tahun.

 Kurang Energi Kronis (KEK) dengan


lingkar lengan atas kurang dari 23,5
cm, atau penambahan berat badan < 9
kg selama masa kehamilan.

 Anemia dengan Hemoglobin < 11 g/dl.


Lanjutan Faktor Risiko........
 Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan
kelainan bentuk panggul dan tulang belakang

 Riwayat hipertensi pada kehamilan


sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.

 Sedang/pernah menderita penyakit kronis,


antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-
ginjal-hati, kelainan endokrin (Diabetes
Mellitus, dll), tumor dan keganasan
Lanjutan…FAKTOR RISIKO
 Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan
ektopik terganggu, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
kongenital.

 Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan


dengan seksio sesarea, ekstraksivakum/ forseps.

 Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska


persalinan, Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post
partum blues).

 Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,


hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
 Kelainan jumlah janin : kehamilan
ganda

 Kelainan besar janin : pertumbuhan


janin terhambat, Janin besar.

 Kelainan letak dan posisi janin:


lintang/oblique, sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu.
3. INTERVENSI UNTUK MENCEGAH KEMATIAN
IBU

- Intervensi thdp yenkes (khususnya obstetri esensial)


- Kemampuan petugas dalam penatalaksanaan komplikasi
obstetri
- Peningkatan gizi (stamina ibu kuat)
- Peningkatan pendidikan (sadar akan kes.nya)
- Pemberdayaan wanita & kemitraan pria wanita (wanita
dpt mengambil keputusan untuk menentukan alat KB)
4. STRATEGI UNTUK MENURUNKAN
AKI

Dengan memberikan perhatian & perlakuan khusus pada ibu hamil,


bersalin, nifas, & BBL adalah dng cara :

a.Membina & mengarahkan masy.

•Agar bersedia & mampu mengenali masalah (deteksi dini) risiko


tinggi ibu hamil, bersalin, nifas & BBL.

•Agar masy, mengetahui secara tepat & cepat apa yg harus


diperbuat jika menghadapi kasus risiko tinggi & apabila terjadi
komplikasi.
b. Bekerjasama & melakukan pembinaan kader dalam memantau
atau melakukan pengamatan sehari2 terhadap kondisi ibu hamil,
bersalin, nifas & BBL yg tinggal disekitarnya

c. Memberi penyuluhan & mengampanyekan suami siaga

d. Bersama masy. Menggalang tabungan ibu bersalin


Maine & dkk, mengidentifikasi tanda” rantai
penyebab” kematian ibu & menghubungkan dengan
strategi intervensi yg dikelompokkan dlm 3 kategori :
1. Mencegah/memperkecil kemungkinan wanita utk menjadi
hamil mis; keikutsertaan ber KB mencegah kematian ibu.
2. Mencegah/memperkecil kemungkinan wanita hamil
mengalami komplikasi dlm kehamilan & persalinan mis;
umur kehamilan bila < 20 thn & > 30 thn dpt menjadi
faktor risti kehamilan.
3. Mencegah/memperkecil kematian wanita yg mengalami
komplikasi dlm kehamilan/persalinan dengan mempunyai
akses pelayanan kegawatdaruratan obsteri.

Intervensi utk mendekatkan pelayanan obstetri kepada setiap


bumil didasari oleh tiga premis (dsr pmkiran), yaitu;
1. Bahwa sebagian bumil akan mengalami komplikasi
2. Sebagian besar komplikasi tsbt tdk dpt diperkirakan
/dicegah
3. Wanita mengalami komplikasi hrs mendapatkan pelayanan
obstetri agar diri dan janinnya dpt diselamatkan sekaligus
tercegahnya kesakitan yang berkepanjangan
Tiga Terlambat (3 T) dalam merujuk
1. Terlambat mengenali tanda bahaya dan
mengambil keputusan.
2. Terlambat mencapai Fasilitas Kesehatan
3. Terlambat mendapat pertolongan di fasilitas
kesehatan.
Empat Terlalu
 Terlalu muda punya anak (<20 thn)
 Terlalu Banyak Melahirkan (> 3 anak)
 Terlalu rapat jarak melahirkan (<2 thn)
 Terlalu tua punya anak (>35 thn)
10 Pelayanan Antenatal
1.Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).
4. Ukur tinggi fundus uteri.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
8. Test laboratorium (rutin dan khusus).
9. Tatalaksana kasus
10.Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
5. Upaya Safe Motherhood

 Safe Motherhood : merupakan pelayanan kesehatan ibu yg


berupaya agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan &
persalinan dng selamat atau disebut jg dng pelayanan keselamatan
ibu

Tujuan :

-Untuk menurunkan angka kesakitan & kematian ibu hamil, bersalin


dan nifas disamping menurunkan angka kesakitan & kematian BBL

-Untuk menjamin semua wanita untuk memperoleh pelayanan yg


dibutuhkan secara aman & sehat selama kehamilan dan persalinan
 Penyebab utama kematian wanita dikarenakan :
1. Perdarahan hebat
2. Infeksi
3. Komplikasi akibat aborsi yg tdk aman
4. Pregnancy induced hypertension (PIH)
5. Persalinan lama

 Safe Motherhood dicanangkan pd thn 1987 oleh badan2


internasional & pemerintah, guna meningkatkan kesadaran
dunia tentang pengaruh kematian dan kesakitan ibu serta untuk
mendapatkan pemecahannya
 Berjuta wanita tdk dapat mengakses pel.yan.kes yg bermutu
selama kehamilan & persalinan, khususnya wanita dng kondisi
ekonomi yg miskin, tdk berpendidikan & di daerah pedesaan
1. Hampir 35% wanita di negara berkembang tdk menerima
perawatan ANC selama kehamilan
2. Hampir setengah dari semua persalinan dilakukan tanpa bantuan
tenaga terampil (tingkat kejadian hampir 80%)
3. 70% wanita tdk menerima perawatan pasca persalinan,
Hambatannya :
- Jarak dan kurangnya transportasi
- Biaya
- Interaksi dng penyedia jasa
- Faktor sosial budaya
 Safe Motherhood dapat dicapai dng menyediakan pelyan.kes.ibu
yg bermutu pada semua wanita selama kehamilan, persalinan dan
nifas, pelayanan tersebut meliputi :
1. Perawatan oleh tenaga terampil sebelum, selama & sesudah
melahirkan
2. Perawatan kegawat daruratan untuk ancaman
kehidupan/komplikasi obstetri
3. Pelayanan untuk mencegah & menangani komplikasi aborsi yg
tdk aman
4. Pelayanan KB, untuk menjamin wanita merencanakan kehamilan
& mencegah kehamilan yg tdk diinginkan
5. Pendidikan kesehatan & pelayanan pada remaja
6. Pendidikan masy. Untuk wanita, keluarga & pembuat keputusan
 Usaha2 dalam upaya keselamatan ibu (safe Motherhood
initiative) meliputi :
1. Keselamatan ibu sebagai hak asasi
2. Pemberdayaan wanita dalam pelayanan kespro
3. Penundaan usia pernikahan & kelahiran anak pertama
4. Setiap kehamilan memiliki resiko
5. Menjamin setiap persalinan ditolong oleh tenaga profesional
6. Meningkatkan akses terhadap pelyan. Reproduksi berkualitas
7. Mencegah kehamilan yg tdk dikehendaki & aborsi yg tdk aman
 Penatalaksanaan safe Motherhood di Indonesia dinyatakan
dalam 4 pilar

1. Keluarga Berencana (KB)


Berfungsi untuk memastikan setiap orang atau pasangan
mendapatkan informasi & pelyan.KB, agar dpt merencanakan
waktu yg tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan & jlh anak.
Dng demikian diharapkan tdk akan ada lg kehamilan yg tdk
diinginkan & kehamilan yg termasuk dalam 4 Terlalu (terlalu
muda, terlalu tua, terlalu sering hamil & terlalu banyak anak)

2. Perawatan Antenatal
Berfungsi untuk mencegah komplikasi yg mungkin timbul &
memastikan bahwa komplikasi kehamilan telah dideteksi dini &
diobati dng tepat
3. Persalinan Yang Bersih & Aman
Berfungsi untuk menjamin semua petugas kesehatan yg menangani
kelahiran memiliki pengetahuan, keterampilan & peralatan untuk
melakukan pertolongan yg bersih & aman, serta memberikan
perawatan post partum untuk ibu dan bayi

4. Perawatan Obstetrik Esensial


Berfungsi untuk menjamin bahwa perawatan yg diperlukan untuk
kehamilan resiko tinggi & komplikasi tersedia bagi semua wanita
yg membutuhkannya
6. Indikator Upaya Penurunan AKI

Indikator Dampak : AKI / maternal mortality rate (MMR)


Indikator proses, output dan outcome, mis:
- Persentase bidan terlatih dlm penanganan
kegawatan obstetri (indikator proses = kegiatan)
- Indikator hasil pelayanan, cakupan pelayanan
ANC, PNC (Indikator output = hasil)
- Proporsi komplikasi obstetri yg mendapat
penanganan adekuat (indikator outcome = efek)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai