Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS NANJUNGAN
DesaNanjunganKecamatanPasemah Air Keruh
Jl. BambangUtoyo, Desa Nanjungan, Pasemah Air Keruh
KodePos 31594Email:puskesmasnanjungan22@gmail.com

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


1. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman. Kegiatan pelayanan antenatal meliputi
:
1) pengukuran berat badan dan tekanan darah
2) pemeriksaan tinggi fundus uteri
3) imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi pada ibu hamil
selama masa kehamilannya
4) Titik berat kegiatan adalah promotif dan preventif yang hasilnya terlihat dari
cakupan kunjungan ibu pertama kali ibu hamil (K1) dan kunjungan ibu hamil
empat kali (K4).
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu
hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu
hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan
distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua, dan dua kali
pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
b. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa disekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan
persalinan tidak dilakukan tenaga kesehatan yang punya kompetensi kebidanan
(profesionalisme). Cakupan persalinan adalah persalinan yang ditangani oeh
tenaga kesehatan. Angka cakupan ini menggambarkan tingkat penghargaan
masyarakat terhadap tenaga penolong persalinan dan manajemen persalinan KIA
dalam memberikan pertolongan persalinan secara professional.
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Setelah melahirkan, ibu masih perlu mendapat perhatian. Masa nifas masih
beresiko mengalami perdarahan atau infeksi yang menyebabkan kematian ibu.
Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ reproduksi
mulai mengalami masa pemulihan untuk kembali normal, walau pada umumnya
organ reproduksi akan kembali normal dalam waktu 3 bulan pasca persalinan.
Dalam masa nifas, ibu seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi
pemeriksaan kondisi umum, payudara, dinding perut, perineum, kandung kemih
dan organ kandungan, karena dengan perawatan nifas yang tepat akan
memperkecil resiko kelainan bahkan kematian ibu nifas.
d. Penjaringan Ibu Hamil dengan factor resiko/komplikasi oleh masyarakat
Kehamilan merupakan hal yang membahagiakan. Hasil yang diharapkan
dari kehamilan yang baik adalah ibu dan bayi yang sehat, namun ada kondisi
tertentu yang sebelum dan selama masa kehamilan dapat meningkatkan risiko bagi
kesehatan ibu dan bayi. Ini disebut dengan kehamilan risiko tinggi.
1) Kehamilan Risiko Tinggi
Bagi kebanyakan ibu hamil, kehamilan akan berjalan dengan baik, karena
diperkirakan sekitar 6-8% kehamilan yang mengalami masalah. Namun
sebagian ibu mengalami kondisi kehamilan yang berisiko tinggi.
Kehamilan berisiko tinggi juga memiliki kemungkinan dua kali lebih besar
akan kemungkinan kematian bayi setelah lahir dibandingkan kehamilan
dengan risiko rendah.
Kehamilan berisiko tinggi juga dipengaruhi oleh riwayat kehamilan Ibu
sebelumnya. Tanda bahaya yang perlu diwaspadai oleh Ibu di masa kehamilan
adalah adalah riwayat persalinan sulit, riwayat penyakit dalam kehamilan
seperti preeklampsia, riwayat diabetes dalam kehamilan, serangan asma
berulang, riwayat perdarahan hebat pada kehamilan sebelumnya, riwayat
operasi dengan penyulit dan pernah mengalami kondisi bayi meninggal dalam
kandungan, persalinan sebelum waktunya,melahirkan dengan cacat bawaan
yang berat, melahirkan bayi kurang dari 2500 gram atau lebih dari 4000 gram,
dan keguguran berulang. Ibu juga perlu memberi perhatian lebih apabila pada
kehamilan saat ini, Ibu hamil dengan anak kembar, terdapat kelebihan atau
kekurangan cairan ketuban, sering mengalami perdarahan. Hal-hal di atas juga
dapat digolongkan dalam kehamilan risiko tinggi.
Berbagai kondisi medis yang perlu Ibu waspadai juga bila ingin
merencanakan atau sedang hamil, yakni: anemia, diabetes, tekanan darah
tinggi (hipertensi) sebelum hamil atau selama hamil, gangguan thyroid,
epilepsi, gangguan ginjal, dan infeksi positif Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Kondisi penting yang menjadi sorotan adalah hipertensi dalam
kehamilan.
Banyak faktor seperti kehamilan terlalu muda atau terlalu tua, obesitas,
diabetes, gizi yang buruk, kehamilan kembar, riwayat preeklamsia dan kejang
pada kehamilan sebelumnya, riwayat hipertensi sebelum hamil. Hipertensi
salah satu peningkat risiko Ibu mengalami pre-eklampsia dan eklampsia,
kondisi yang ditandai peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
pada usia kehamilan >20 minggu, dan ditemukannya protein dalam air kemih
yang dapat menyebabkan terjadinya kejang.
Kemungkinan terjadinya persalinan prematur dan berat badan lahir rendah
(IUGR) meningkat pada ibu dengan preeklampsia. Sebagai penyebab kematian
dalam persalinan terbanyak, Ibu yang menderita tekanan darah tinggi perlu
waspada. Kebiasaan pribadi ibu seperti minum alkohol dan merokok juga
menjadikan Ibu tergolong dalam kehamilan berisiko tinggi. Merokok
meningkatkan risiko pada kehamilan Ibu, antara lain: 
a) Kelainan bawaan pada bayi
b) Gangguan pada plasenta
c) Melahirkan premature
d) Berat lahir bayi rendah 
e) Aborsi spontan.

Sementara itu, konsumsi alkohol selama kehamilan dapat menimbulkan


beberapa risiko terjadinya  fetal alcohol syndrome, gejala di mana si Kecil
mengalami retardasi mental, kelainan jantung, gangguan tumbuh kembang di
dalam kandungan dan disfungsi sistem saraf.
2) Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan Risiko Tinggi dan Rendah
Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kehamilan berisiko rendah
atau berisiko tinggi, antara lain:
a) Tinggi badan Ibu kurang dari 140 cm
b) Hamil pada usia lebih dari 35 tahun atau kurang dari 16 tahun
c) Berat badan kurang dari 45 kg atau kelebihan berat badan
d) Riwayat merokok dan konsumsi alkohol berlebih
e) Semakin tinggi usia kehamilan, risiko kelainan genetik pada si Kecil akan
meningkat, serta risiko kesulitan saat melahirkan juga akan meningkat. 
f) Berkaitan dengan kehamilan di usia muda, kemungkinan seorang ibu untuk
memperoleh bantuan tenaga kesehatan lebih rendah dan berkaitan dengan
belum matangnya sistem reproduksi, sehingga kehamilan menjadi berisiko.
g) Tinggi badan yang kurang dikaitkan dengan berat badan lahir rendah dan
kemungkinan gangguan saat persalinan.
h) Berat badan Ibu yang kurang akan berkaitan dengan bayi lahir rendah serta
peningkatan risiko si Kecil mengalami gagal nafas dan komplikasi.
i) Berat badan berlebih berkaitan dengan risiko menderita preeklampsia,
diabetes selama masa kehamilan, berat badan bayi berlebih sehingga
memungkinkan kesulitan persalinan. 
e. penanganan kompikasi obstetric (Pk)
Tidak semua komplikasi kehamilan bisa dicegah, namun ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya, antara lain: 
1) Bicarakan pada dokter ketika berencana hamil agar dokter bisa membantu
kamu mempersiapkan diri.
2) Beritahu dokter bila kamu memiliki kondisi medis tertentu.
Konsumsi makanan sehat dengan memperbanyak buah-buahan, sayuran,
protein tanpa lemak, dan serat.
3) Minum vitamin prenatal setiap hari.
4) Berhenti merokok, sekaligus hindari minuman beralkohol dan obat-obatan
terlarang.
5) Mengelola stres dengan baik.

Ibu hamil dianjurkan untuk segera menghubungi dokter atau memeriksakan


diri ke rumah sakit bila mengalami tanda-tanda masalah seperti berikut:

1) Pendarahan dari vagina.


2) Pembengkakan tiba-tiba pada tangan atau wajah.

3) Sakit perut.

4) Demam.

5) Sakit kepala parah.

6) Pusing.

7) Muntah terus menerus.

8) Penglihatan kabur.

Ibu juga perlu memeriksakan diri ke dokter bila bayi tiba-tiba lebih sedikit
bergerak dari biasanya selama trimester ketiga

f. peserta KB aktif (CPR)


Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) adalah perbandingan antara PUS
yang menjadi peserta KB aktif (peserta KB yang saat ini menggunakan salah satu
alat kontrasepsi) dengan jumlah PUS, dinyatakan dalam persentase. Indikator ini
berguna untuk mengukur perbaikan kesehatan ibu melalui pengaturan kelahiran.
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) adalah Persentase cakupan peserta KB aktif
dibandingkan dengan jumlah PUS di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
g. Pelayanan Kesehatan pertama s/d lengkap Neonatal
Upaya tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan kesadaran
dan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kepada
neonatus, sehingga dapat mendeteksi secara dini penyakit maupun kelainan yang
dialami neonatus. Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah persentase neonatal
(bayi kurang dari 1 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali
dari tenaga kesehatan satu kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari.
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki
risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dengan melakukan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28
hari) minimal 3 kali, satu kali pada umur 0-2 hari (KN1) dan KN2 pada umur 3-7
hari dan KN3 pada umur 8-28 hari.
Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi
kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar
(tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan
penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
h. penanganan kompikasi neonatal
Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia,
ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat
lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital
maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada pemeriksaan dengan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
Penanganan neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal
sakit dan atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawat daruratan yang
mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau
perawat) terlatih baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana
pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan
standar MTBM, manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, manajemen Bayi Berat
Lahir Rendah, pedoman pelayanan neonatal essensial di tingkat pelayanan
kesehatan dasar, PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya
(Kemenkes, RI, 2016: 130)
i. Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan intelektual
berkembang pesat. Masa ini merupakan masa terbentuknya dasar-dasar
kemampuan berfikir, berbicara serta pertumbuhan mental intelektual yang intensif
dan awal pertumbuhan moral.
j. Pelayanan TT
Banyak orang yang masih belum tahu apa itu suntik TT.
Suntik TT (Tetanus Toksoid) adalah tindakan memasukkan bakteri tetanus toksoid
yang telah dinonaktifkan. Cara ini akan membuat tubuh lebih kebal terhadap
infeksi tetanus karena sudah 'belajar' membuat antibodi terhadapnya
Imunisasi TT dapat secara aman diberikan selama masa kehamilan bahkan
pada periode trimester pertama. Perlu diketahui imunisasi TT adalah proses
membangun kekebalan sebagai pencegahan terahadap infeksi tetanus.
k. Pelayanan Kesehatan Reproduksi
kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial
yang baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi juga sehat dari
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya
Pelayanan Kesehatan Reproduksi meliputi :
1) Kesejahteraan Ibu dan Anak.
2) Keluarga Berencana (KB)
3) Kesehatan Remaja.
4) Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Hubungan Seksual (HIV/AIDS)
5) Kesehatan Usia Lanjut.
6) Pelayanan terpadu Kekerasan dalam Keluarga
Kesehatan reproduksi memiliki konsep bahwa setiap orang dapat
mempunyai suatu kepuasan dan kehidupan seks yang aman dan
bertanggungjawab. Oleh karena itu adalah hak setiap remaja untuk diberi
informasi dan mendapatkan akses terhadap kesehatan reproduksi dan seksual yang
benar, lengkap dan jujur yang memungkinkan mereka dapat membuat pilihan dan
keputusan yang bertanggungjawab berkaitan dengan hak-hak kesehatan reproduksi
dan seksualnya.
Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi kepada setiap individu dan pasangannya secara
komprehensif, khususnya kepada remaja agar setiap individu mampu menjalani
proses reproduksinya secara sehat dan bertanggungjawab serta terbebas dari
perlakuan diskriminasi dan kekerasan, termasuk di dalamnya pengakuan dan
penghormatan atas hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual sebagai bagian
integral dari Hak Azasi Manusia.
Tujuan khusus dari pengembangan sistem pendidikan dan pelayanan
Kesehatan Reproduksi bagi remaja adalah untuk melindungi remaja dari resiko
pernikahan usia dini, kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi, Infeksi Menular
Seksual (IMS), HIV/AIDS dan kekerasan seksual. Pemberian akses pendidikan
dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja diharapkan dapat meningkatkan
kemandirian remaja dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya termasuk
kehidupan seksualitasnya, sehinga hak-hak kesehatan reproduksinya dapat
terpenuhi dalam meningkatkan kualitas hidup serta kualitas keturunannya baik
fisik, mental dan sosialnya serta terbebas dari rasa takut, tindakan kekerasan dan
diskriminasi.

Anda mungkin juga menyukai