PENDAHULUAN
terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun. Kematian tersebut terjadi
kematian ibu dan bayi mempunyai peluang besar untuk dicegah dengan
negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara
maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO Angka Kematian Ibu (AKI)
dan nifas. Bahkan sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena
100.000 kelahiran hidup, atau Malaysia dengan AKI 62 per 100.000 kelahiran
hidup. Data SDKI tahun 2012 mencatat AKI di Indonesia melonjak menjadi 359
per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Angka ini cukup mengecewakan karena di
tahun 2007 AKI di Indonesia adalah 228 per kelahiran hidup. Masalah ini tentu
1
perlu untuk mendapat perhatian khusus dari seluruh pihak baik pemerintah, sektor
swasta, maupun masyarakat mengingat bahwa target masih jauh dari target SDGs
(Suistanable Development Goals) 2016 yaitu pada goal ke-3 pada target jangka
pendek adalah menurunkan AKI pada tahun 2019 menjadi 306/100.000 kelahiran
hidup dan target jangka panjang adalah menurunkan AKI hingga dibawah
Berdasarkan data dari Ditjen Bina Gizi dan KIA Kementerian Kesehatan
lama (1%), Abortus (4%), kelainan amnion (2%), dan penyebab lainnya (7%)
dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan dapat juga diikuti
dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat. Akan tetapi yang
atas 20 minggu yang ditandai dengan 3 gejala khas, yakni naiknya tekanan darah
dalam air seni ibu. Kehamilan ganda, obesitas, sejarah medis adanya darah tinggi,
diabetes atau kelainan ginjal dan kehamilan pada masa remaja atau di atas 40
2
Pada kondisi hamil, tekanan darah ibu seharusnya normal atau justru lebih
rendah karena seorang wanita hamil, maka tubuhnya secara otomatis akan
mengencerkan dan menambah volume darahnya. Gunanya adalah agar bisa lebih
banyak mengalirkan oksigen dan sari makanan ke janin. Selain itu, penambahan
volume darah juga sebagai persiapan untuk proses melahirkan (di mana ibu akan
mengeluarkan banyak darah) . Penyebab pasti pre-eklampsia hingga saat ini tidak
atau ada gangguan di pembuluh darah. Kondisi ini harus mendapat perhatian
pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Komplikasi pada janin berupa
prematuritas, gawat janin, berat badan lahir rendah atau intra uterine fetal death
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi angka kematian
diberikan pada setiap ibu yang memerlukan dengan memenuhi standar asuhan
kebidanan tertentu agar aman dan efektif (Prawirohardjo, 2012 : 16). Adapun
upaya yang di lakukan oleh Bidan dalam pelayanan Antenatal khususnya pre-
dan penyuluhan secara teratur, bersama kader bidan memotifasi ibu hamil. Bidan
tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda gejala pre-eklampsia lainnya,
serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Adapun tindakan yang di
3
lakukan bidan yaitu rutin memeriksa tekanan darah ibu hamil dan mencatatnya
(Winter, 2012).
Tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan dituntut mampu
melakukan pengambilan keputusan klinik dengan benar dan tepat. Hal ini dapat
terwujud dengan menggunakan cara berpikir dan bertindak kritis, analitis, dan
masalah yang perlu diantisipasi dengan tindakan segera untuk mengatasi masalah
Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklamsi berat di VK IGD RSUD
Arifin Ahmad.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan preeklamsi
4
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan preeklamsi
berat
d. Melaksanakan tindakan atau asuhan yang telah direncakan pada ibu
dari 5-18 April 2017. Studi kasus ini dimulai saat ibu datang ke VK IGD
RSUD Arifin Ahmad yang merupakan rujukan dari dokter SPOG dengan
SOAP. Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan preeklamsi berat bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian baik pada ibu atau janin.
5
BAB 2
TINJAUAN TEORI
gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang
6
2) Preeklampsia adalah suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak
dkk., 2005)
3) Preeklampsia adalah perkembangan hipertensi, protein pada urin dan
2.1.1 Etiologi
Penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak
penyebabnya. Oleh karena itu disebut penyakit teori namun belum ada
infeksi pre eklampsia masih merupakan sebab utama kematian ibu, dan sebab
kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu diagnosis dini preeklampsia
7
a. Bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda,
dalam uterus.
d. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari
kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of
pada pre-eklampsi/eklampsia.
4) Peran faktor genetik /familial
5) Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsi/
yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. Bahan tropoblastik
8
Tromboplastin yang dilepaskan mengakibatkan pelepasan tomboksan dan
Renin uterus yang di keluarkan akan mengalir bersama darah sampai organ hati
yang menyempit menyebabkan lumen hanya dapat dilewati oleh satu sel darah
darah, paru- paru, hati/ liver, renal dan plasenta. Pada otak akan dapat
enditheliosis menyebabkan sel darah merah dan pembuluh darah pecah. Pecahnya
9
merah yang pecah akan menyebabkan terjadinya anemia hemolitik. Pada paru-
Oedema paru akan menyebabkan terjadinya kerusakan pertukaran gas. Pada hati,
pada ginjal akan meyebabkan penurunan GFR dan permeabilitas terrhadap protein
terjadinya oligouri dan anuri. Oligouri atau anuri akan memunculkan diagnosa
meningkat akan menyebabkan banyak protein akan lolos dari filtrasi glomerulus
selanjutnya menyebabkan oedem diskus optikus dan retina. Keadaan ini dapat
10
gastrointestinal dan ekstrimitas. Pada traktus gastrointestinal dapat menyebabkan
akumulasi gas yang meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah sehingga
diproduksi dalam jumlah yang sedikit yaitu 2 ATP dan pembentukan asam laktat.
Terbentuknya asam laktat dan sedikitnya ATP yang diproduksi akan menimbulkan
a. Pada Ibu
1) Eklapmsia
2) Solusio plasenta
3) Pendarahan subkapsula hepar
4) Kelainan pembekuan darah ( DIC )
5) Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low
platelet count)
6) Ablasio retina
7) Gagal jantung hingga syok dan kematian.
b. Pada Janin
1) Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
2) Prematur
3) Asfiksia neonatorum
4) Kematian dalam uterus
5) Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
2.1.5 KLASIFIKASI
11
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
sebaiknya 6 jam.
2) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg
epigastrium.
5) Terdapat edema paru dan sianosis
berat badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria.
Pada pre eklampsia ringan tidak ditemukan gejala gejala subyektif. Pada pre
kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah. Gejala gejala ini sering
ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa
12
b. Urinalisis
1) Ditemukan protein dalam urine.
2) Pemeriksaan Fungsi hati
45 u/ml)
<31 u/l )
4) Radiologi
a) Ultrasonografi
sedikit.
b) Kardiotografi
2.1.8 PENATALAKSANAAN
pengobatan medisinal.
1) Perawatan aktif
13
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan
a) Ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi
hepar, trombositopenia)
b. Pengobatan mediastinal
14
2) Dosis ulang : diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian dosis
cc/KgBB/jam)
4) MgSO4 dihentikan bila :
Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks fisiologis
perbaikan (normotensi).
injeksi 40 mg IM.
6) Anti hipertensi diberikan bila :
15
1) Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau
umumnya.
3) Bila diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat
pengobatan medisinal.
1) Indikasi : bila kehamilan paterm kurang 37 minggu tanpa disertai
cukup intramuskular saja dimana gram pada pantat kiri dan 4 gram
16
d) Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi
pasien.
17
yang benar sesuai dengan keputusan tindakan klinik yang dilakukan dengan
a. Langkah 1 : Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien,
tanda vital
3) Pemeriksaan penunjang : Protein Urine
Bila pasien mengalami komplikasi yang perlu di konsultasikan
18
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
bidan terus-menerus.
Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam
19
yang dihadapi pasiennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang
atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
yaitu oleh bidan dan pasien agar dapat dilaksanakan dengan efektif
up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan
pasien.
f. Langkah VI: Implementasi
20
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
atau sebagian lagi oleh pasien atau anggota tim kesehatan lainnya.
akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan
pasien
g. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
pelaksanaannya.
Langkah-langkah proses penatalaksanaan umumnya merupakan
21
Dokumentasi kebidanan tidak hanya merupakan dokumen sah,
tetapi juga merupakan instrumen untuk melindungi pasien dan bidan. Saat
sederhama, jelas, logis, dan tertulis. Data subjektif (S) adalah yang
dikatakan klien. Data objektif (O) apa yang dilihat dan dirasakan oleh
dari apa yang didapat dari data subjektif dan objektif. Perencanaan (P)
sebagai berikut:
rencana asuhan.
b. Merupakan penyaringan inti dari proses pelaksanaan kebidanan untuk
klien
2) Memungkinkan berbagi informasi diantara pemberi asuhan
kepada klien
3) Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan
4) Memberikan data untuk catatan nasional, riset, dan statistic
22
5) Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman dan bermutu
akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
lalu (tempat, jenis dan lama persalinan, berat badan dan panjang
2008)
6) Latar belakang sosial budaya
b. Data objektif, terdiri dari :
Hasil pemeriksaan fisik: tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
uteri, letak janin, presentasi, posisi dan variasi janin, jaringan parut
23
d. Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan
BAB III
TINJAUAN KASUS
Mahasiswa : Rosmemori
A Data Subjektif
1 Biodata
Nama ibu : Ny. E Nama suami : Tn. Y
Umur : 29 thn Umur :35 thn
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Usaha
Alamat :Jl, Dahlia
Penanggung jawab
Nama : Tn. Y
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Usaha
Hubungan dengan pasien : suami
Alasan kunjungan / dirawat / keluhan utama :
24
Pasien merupakan rujukan dari dokter SPOG dengan diagnosis impending
preeklamsi dan keluhan yang dialami ibu saat ini lemah, pusing, dan muntah >5
kali
2 Riwayat menstruasi
HPHT : 13-8-2016
TP : 20-5-2017
3 Riwayat perkawinan
Perkawinan ke : 1 (satu)
Usia saat kawin : 25 tahun
Lama perkawinan : 4 tahun
4 Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan pertama
5 Riwayat Kehamilan saat ini :
Pemeriksaan kehamilan pertama kali pada UK : 5 minggu di BPM oleh bidan
Masalah yang pernah dialami TM II/III : Sering kencing, pusing
Pengobatan yang pernah diberikan : Calc, Tablet Fe, Vit. C
6 Riwayat penyakit / operasi yang lalu :
Ibu mengatakan tidak ada penyakit dan operasi yang lalu.
7 Riwayat penyakit keluarga:
Ibu mengatakan tidak ada penyakit keluarga seperti kanker, TBC, penyakit hati
dan lain-lain.
8 Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi:
Ibu mengatakan tidak pernah menderita sakit dengan masalah kespro
9 Riwayat keluarga berencana :
ibu tidak pernah mengunakan alat kontrasepsi sebelumnya.
10 Pola makan / minum / eliminasi/ istirahat/ psikososial
Makan : 3 x/ hari
Minum : 7 gelas/ hari
Makan dan minum yang dikonsumsi : lauk, pauk, sayur-sayuran, ikan, daging dan
susu
Pola Eliminasi : BAK : >5-7 kali / hari
BAB : 1 kali/hari
Pola Istirahat : Tidur siang : 2 jam
Tidur malam : 7-8 jam
Psikososial : Ibu mengatakan bahwa kehamilan ini sangat diinginkan dan
25
P : 20 x/menit
S : 36,20C
N : 80 x/menit
Tugor : baik
TB : 160 cm
Lila : 28 cm
BB : 70 Kg
Inspeksi
Rambut / kepala : rambut ibu bersih tidak ada kotoran / rambut sedikit rontok.
Gigi : ibu tidak ada karies dan tidak ada sariawan pada mulut
Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran dan vena
jugolaris.
Payudara :payudara ibu simetris, putting susu menonjol, areola mamae ibu
bersih
Abdomen
Bekas operasi : tidak ada bekas operasi di bagian bawah perut ibu.
Strie : Albikans
Linea : Nigra
Palpasi Abdomen :
Bagian atas : 4 jari dibawah PX teraba bundar, lunak, tidak melenting adalah
bokong janin
26
Bagian samping kiri : Teraba tonjolan-tonjolan kecil adalah ekstremitas janin
Bagian bawah : Teraba keras, bulat, melenting adalah kepala janin dan kepala
TFU : 31 cm
Perkusi :
Oedema : Ada
Pemeriksaan penunjang :
2 Assasement
G1P0A0H0 Uk 34-35 Minggu, janin hidup, tunggal, intrauterine, letak
ibu lebih tinggi dari tekanan darah normalnya yaitu 160/90 mmHg
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
b. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakannya yaitu sakit
kepala, terasa sakit di ulu hati dan bengkak pada kaki merupakan tanda
N Jam Penatalaksanaan
O
1. 15.00 Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk pemberian therapy pada
pasien
27
2. 15.05 Melakukan pemasangan infus RL dan pemberian D40 diguyur 200 cc
Evaluasi : pemasangan infus RL dan pemberian D40 telah dilakukan
3. 15.20 Melakukan penggantian cairan infus RL menjadi D10 dan melakukan
pemasangan kateter
Evaluasi : penggantian cairan infus RL menjadi D10 dan pemasangan kateter
sudah dilakukan
4. 15.35 Melakukan penggantian cairan infus D10 menjadi RL dengan memberikan
MgSO4 40 % 25 ml diguyur 200 cc
8. 16.15 Melakukan injeksi ceftriaxone karena hasil skin test tidak menunjukkan bahwa
ibu memilik alergi Evaluasi : injeksi ceftriaxone sudah diberikan
keruangan OK
BAB IV
PEMBAHASAN
28
Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. E ibu hamil dengan
preeklampsia berat di VK IGD RSUD Arifin Ahmad tanggal 11 April 2017. Agar
pendekatan studi kasus dengan asuhan kebidanan yaitu dengan membahas data
karena ibu maupun keluarga sangat terbuka dalam memberikan informasi dan
kebidanan.
1. Data Subjektif
Pada landasan teori disebutkan adanya data subjektif berhubungan dengan
masalah dari sudut pandang pasien dengan preeklampsia berat, ibu mengatakan
Pusing, ibu mengatakan ada gangguan penglihatan, ibu mengatakan nyeri ulu hati
dan muntah. Sedangkan kasus yang ditemukan adanya kesenjangan pada Ny. E di
RSUD Arifin Ahmad dimana ibu mengatakan sakit perut bagian bawah, nyeri ulu
hati, tidak merasa pusing dan sakit kepala hebat dan tidak ada penglihatan kabur.
tekanan darah tinggi. Nyeri ulu hati yang dialami oleh Ny. D dikarenakan saat
wanita hamil, terjadi penurunan kadar albumin, dan disertai dengan naiknya kadar
estrogen. Naiknya kadar estrogen sehingga menekan fungsi hati sehingga hati
35 minggu beresiko mengalami preeklamsi berat, tekanan darah sistolik > 160
29
Berdasarkan hasil pemerikaan yang dilakukan pada Ny. E umur kehamilan 34-
tekanan darah naik 160/900 mmHg, nadi 95 x/i, suhu meningkat 36,8 C, respirasi
24 x/i, ekspresi wajah meringis, wajah keseluruhan pucat, wajah tidak odem, dan
ekstremitas bawah odem, perkusi; refleks patela kanan dan kiri positif,
yang ditemukan pada Ny. E di RSUD Arifin Ahmad usia kehamilan 34-35 minggu
3. Assement
a) Analisis masalah atau diagnosa aktual
Pada landasan teori disebutkan adanya diagnosa aktual berdasarkan data
subjektif dan data objektif yaitu ibu hamil dengan preeklampsia berat. Sedangkan
pada kasus yang ditemukan pada Ny. E GI P0 A0 diagnosa aktualnya yaitu adanya
diperkuat oleh data subjektif yaitu ibu mengatakan sakit ulu hati, sakit kepala serta
diperkuat oleh data objektif yaitu keadaan umum lemah, kesadaran composmentis,
terjadi jika diagnosa aktual tidak dapat teratasi, yaitu pada ibu akan terjadi
eklampsia, Solusio plasenta, gagal ginjal, pendarahan otak, gagal jantung, edema
paru, hingga syok dan kematian. Pada janin yaitu pertumbuhan janin terganggu,
kematian janin intauterin, gawat janin dan prematuritas. Sedangkan pada kasus
30
yang ditemukan pada Ny. E di RSUD Arifin Ahmad masalah potensialnya terjadi
gawat janin.
Dengan demikian tidak ada kesenjangan pada diagnosa potensial antara
teori dan kasus yang ditemukan Pada Ny. E dengan preeklampsia berat di RSUD
Arifin Ahmad
c) Tindakan segera
Pada landasan teori disebutkan adanya tindakan segera yang dilakukan
yaitu memasang infus RL 28 tetes per menit, memasang kateter untuk memantau
produksi urin setiap 4 jam, produksi urin normal > 100 cc/4 jam, kolaborasi
dr.SpOG untuk pemberian terapi MgSO4 40% 10 cc/IV pelan, Selama 10-15 menit
pemeriksaan darah dan urin, mengobservasi keadaan umum, tanda vital, intake
dan output.
Berdasarkan kasus yang ditemukan pada pada Ny. D dilakukan tindakan
untuk memberikan MgSO4 40% 15 cc secara drips pada cairan infus, memberikan
pada tindakan segera antara teori dan kasus yang ditemukan Pada Ny. D dengan
preeklmpsia berat agar tidak terjadi eklampsia dengan cara perbaikan nutrisi
yaitu : pemberian diet yang mengandung 2gr natrium atau 4-6 gr NaCl, pemberian
diet rendah garam, pemberian diet cukup protein, pemberian diet rendah
31
karbohidrat, pemberian diet rendah lemak, pemeriksaan laboratorium Hb,
hematokrit, fungsi hati, urin lengkap dan fungsi ginjal, jika proteinuria meningkat,
terminasi jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dan 500 ml
consend, persetujuan tindakan yang akan dilakukan oleh tim kesehatan terhadap
pasien : pasien setuju akan dilakukan tindakan selanjutnya, pasang infus dengan
cairan ringer laktat, kolaborasi dengan dokter obgyn : memberikan ibu obat D40,
secara drips pada cairan infus, memberi komunikasi, informasi dan edukasi
akibat tekanan darah tinggi, menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi,
menganjurkan ibu untuk diet rendah garam, menganjurkan ibu untuk beristirahat
yang cukup. Mencatat cairan yang masuk dan cairn yang keluar. Ibu mengerti dan
dan beri tahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan : Keadaan umum lemah,
x/i dan suhu 36,80C. Ibu dan keluarga mengerti tentang keadaannya sekarang.
Buat informed consend, persetujuan tindakan yang akan dilakukan oleh tim
kesehatan terhadap pasien : pasien setuju akan tindakan selanjutnya, pasang infus
32
MgSO4 secara drips sebanyak 10 cc kedalam cairan infus, memberikan obat oral
merupakan akibat tekanan darah tinggi, menganjurkan ibu untuk makan makanan
bergizi, menganjurkan ibu untuk diet rendah garam, menganjurkan ibu untuk
beristirahat yang cukup. Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran-anjuran yang
diberikan.
Dengan demikian ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
yang terjadi di RSUD Arifin Ahmad pada Ny.E dengan preeklampsia berat dimana
tim kesehatan dikarenakan usia kehamilan ibu 34-35 minggu berat badan janin
normal melalui pemeriksaan TBJ dan USG, disebabkan kondisi ibu yang masih
BAB V
33
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada Ny. E G1P0A0 Usia kehamilan 34-35
kondisi pasien.
B. Saran
1. Bagi pelayanan kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
34