Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas merupakan masa setelah seorang ibu melahirkan bayi

yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang

memerlukan waktu 6-12 minggu. Perubahan fisiologi masa nifas antara

lain perubahan sistem reproduksi, perubahan sistem pencernaan,

perkemihan, musculoskeletal, endokrin, tanda-tanda vital, kardiovaskuler

dan perubahan hematologi. Namun, perubahan fisiologi tersebut jika tidak

dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan bisa terjadi keadaan

patologis. Masa ini merupakan masa yang penting bagi tenaga kesehatan

untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang

maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan

dapat berlanjut pada komplikasi masa nifas (Sulistyawati. 2009 h; 78).

Komplikasi pada masa nifas yang sering terjadi yaitu preeklamsia.

Preeklamsia merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya

hipertensi, proteinuria dan edema yang timbul selama kehamilan atau

sampai 48 jam post partum (Maryunani A. 2016 h; 171-172). Dampak

preeklamsia pasca melahirkan antara lain, dapat secara permanen

merusak organ – organ vital, termasuk otak, hati dan ginjal. terjadinya

edema paru, yaitu mengalami kelebihan cairan di paru- paru.

Menimbulkan stroke, yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu

atau sangat berkurang. Dan kemungkinan terjadinya sindrom HELLP atau

sindrom kerusakan sel darah merah (Ayahbunda. 2017 h; 4 - 6).

1
2

World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden

eklamsia adalah 0,5%, dengan demikian dalam satu tahunnya terdapat

sekitar 700.000 penderita eklamsia dan 43.000 wanita yang mengalami

kematian akibat penyakit ini. Preeklamsi dapat bermula pada masa

antenatal, intrapartum, atau postnatal. Sekitar 10% ibu mengalami

hipertensi selama kehamilan. Dalam kelompok ini sekitar 3-4%

mengalami preeklamsia, 5% mengalami hipertensi akibat kehamilan, dan

1-2 % mengalami hipertensi kronis (Elizabeth; 2011. H.32).

Penelitian yang dilakukan oleh James et al (2016) menyatakan

bahwa berat badan berlebihan pada wanita hamil berhubungan dengan

preeklamsia bahkan sampai pada saat nifas. Overweight dan obesitas

merupakan resiko terbesar kelima yang dapat menyebabkan kematian

global. molekul – molekul mikro lainnya. Resiko preeklamsia meningkat

sebesar 2 kali Obesitas merupakan faktor resiko yang telah banyak diteliti

terhadap terjadinya preeklamsia. Obesitas memicu kejadian preeklamsia

melalui beberapa mekanisme, yaitu berupa superimposed preeclampsia,

maupun melalui pemicu – pemicu metabolit maupun lipat setiap

peningkatan berat badan sebesar 5-7 kg/m2 selain itu ditemukan adanya

peningkatan resiko preeklamsia dengan adanya peningkatan BMI. Wanita

dengan BMI > 35 sebelum kehamilan mengalami resiko empat kali lipat

mengalami preeklamsia dibandingkan dengan wanita dengan BMI 19-27

(Wafiyatunisa Z. 2016; h. 186)

Wanita obesitas sangat rentan terhadap beragam komplikasi

medis, kanker dan kematian dini yang mendadak. Berdasarkan hasil

penelitian di Norwegia, menyebutkan bahwa ada pengaruh antara


3

peningkatan tekanan darah pada perempuan obesitas. Peningkatan

tekanan darah mudah terjadi pada wanita dengan obesitas yang

konsentrasinya pada lemak di perut, dibandingkan dengan konsentrasi

lemak di pinggul (Sabarudin, dkk. 2015 h; 213-214).

Upaya untuk menanggulangi tingginya obesitas dan dampak

negatifnya terhadap kualitas kesehatan masyarakat dengan

menanggulangi upaya pencegahan dan perawatan di seluruh bidang

layanan kesehatan. Upaya pemerintah untuk menurunkan mortalitas dan

morbiditas yaitu dengan meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh

tenaga kesehatan) dalam penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka

Kematian Bayi dengan diadakannya Program Jateng Gayeng Nginceng

Wong Meteng (5 NG) yang telah berhasil menurunkan angka kematian

ibu (AKI) sekitar 14% per tahun sejak diluncurkan pada 2016 silam.

Program 5 ng merupakan kegiatan sistematis dan terpadu untuk

mengurangi AKI dan AKB, yang dilaksanakan dalam 4 fase yaitu, Fase

sebelum hamil, Fase Kehamilan, Fase Persalinan, dan Fase Nifas. Untuk

mendukung program 5 ng maka harus ditegakkan agar jangan “4T” yaitu

Terlau muda usia calon ibu; terlau tua untuk hamil; terlalu sering hamil;

dan terlau dekat jarak kehamilannya (Dinkes Prov Jateng 2018).

Menurut Dinkes Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017, sebesar 60%

kematian maternal terjadi pada watu nifas, sebesar 26,32 % pada waktu

hamil, dan sebesar 13,68 % pada waktu persalinan, sedangkan untuk

penyebab kematian dengan gangguan metabolisme 0,87%, infeksi 4,34

%, gangguan system peredaran darah 12,36 %, perdarahan 30,37 %,

hipertensi 32, 97 % lain- lain 19,09 %. Di jawa tengah Preeklamsia


4

merupakan penyebab utama kematian ibu dengan presentase 23,9%

(Depkes RI, 2013)

Angka kejadian preeklamsi di RSUD Dr H Soewondo tahun 2017


yaitu sejumlah 9% dan mengalami peningkatan pada tahun 2018
sejumlah 9,6% (RSUD Dr. H Soewondo. 2018)
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny I

P1A0 umur 29 tahun dengan Preeklamsia Ringan dan Obesitas di RSUD

Dr. H Soewondo Kabupaten Kendal.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka

muncul pertanyaan sebagai berikut “Bagaimana Asuhan Kebidanan pada

Ny I P1A0 umur 29 tahun dengan Preeklamsi Ringan dan Obesitas di

RSUD dr H Soewondo Kendal?”

C. Tujuan

1) Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas patologi dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2) Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada ibu nifas dengan

Preeklampsi Ringan dan Obesitas

b. Melaksanakan pengkajian data obyektif pada ibu nifas dengan

Preeklampsi Ringan dan Obesitas

c. Menentukan assessment pada ibu nifas dengan Preeklampsi

Ringan dan Obesitas


5

d. Menentukan planning pada ibu nifas dengan Preeklampsi Ringan

dan Obesitas

3) Manfaat

Manfaat Laporan Tugas Akhir untuk pasien, bidan dan lembaga, yaitu:

1) Bagi Pasien

Penelitian ini dapat menambah wawsan bagi ibu nifas mengenai

tanda bahaya pada Preeklamsi Ringan dan Obesitas

2) Bagi Bidan

Dapat dijadikan acuan dan informasi untuk meningkatkan

kunjungan pada masa nifas dalam pelayanan kebidanan

khususnya mengenai nifas dengan Preeklampsi Ringan dan

Obesitas

3) Bagi Lembaga

a. Rumah Sakit

Sebagai salah satu masukan untuk meningkatkan mutu

pelayanan di fasilitas agar dapat memberikan asuhan

kebidanan dengan baik sesuai standard an sesuai dengan

teori – teori dibidang khususnya mengenai nifas dengan

Preeklamsi Ringan dan Obesitas

b. Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi masukan untuk menambah

pengetahuan dan informasi khususnya mengenai nifas dengan

preeklamsi, sebagai referensi, sumber bahan bacaan dan

bahan kepustakaan serta sebagai bahan acuan penelitian

kebidanan lebih lanjut.


6

4) Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan nifas patologi ini terdiri dari bab 5 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang yaitu penjelasan tentang latar belakang kasus

yang diangkat dalam studi kasus. Pertanyaan menjelaskan tentang

permasalahan yang timbul dalam latar belakang sehingga masalah ini

dianggap menarik, perlu dan penting untuk diberikan asuhan

kebidanan. Tujuan melaksanakan asuhan kebidanan, tujuan ada dua

yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Manfaat penelitian ini

emnjelaskan tentang hasil yang diharapkan untuk klien, bidan, rumah

sakit dan institusi. Sistematika penulisan menjelaskan urut – urutan

dalam penulisan studi kasus.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi tentang tinjauan teori menegenai nifas fisiologi dan nifas

patologi serta asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan pada ibu

nifas patologi. Selain itu menjelaskan tentanag pendokumentasian

asuhan kebidanan (ASKEB) menggunakan kerangka piker varney dan

mendokumentasikan kedaalam bentuk SOAP yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memeberikan asuhan.

Landasan hukum kewenangan bidan berisi tentang peraturan,

kompetensi bidan, dan stadar pelayanan kebidanann yang berkaitan

dengan kasus yang diambil.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian mencakup rancanagan penelitian yang direncanakn

untuk melakukan studi kasus. Berisi desain penelitian yang


7

menjelaskan strategi atau pendekatan penelitian yang dipakai adalah

pendekatan kualitatif dengan strategi penelitian case study research.

Lokasi dan waktu penelitian subyek penelitian, serta ruang lingkup

yang meliputi : sasaran, tempat, waktu, pengumpulan data analisa

data, uji keabsahan , etik penelitian berisi tentang inform consent,

anonymity, confidentiality

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian tentang hasil penelitian yang menjelaskan

tentang keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilakukan dan

bahasan yang membandingkan antara hasil dengan teori

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan menjelaskan tentang hasil bahasan

yang dapat menjawab permasalahan dari tujuan penyusunan studi

kasus dan saran yang berupa masukan berdasarkan simpulan

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai