Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN KASUS PADA NY.

D DENGAN PEB

DI RUANG NIFAS/RAWAT GABUNG RSUD JAYAPURA

Disusun oleh Kelompok 4

Christofol A Pagara (2021086026032)


Heni Herawaty (2021086026054)
Lady Rumainum (2021086026015)
Mikha Iriantika (2021086026048)
Nur Azizah (2021086026042)
Rina Setiani (2021086026046)
Venny A Raweyai (2021086026010)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut Who Healt Organization (WHO), Salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas ibu dan janin adalah preklamsia berat ( PEB ), angka terjadinya berkisar
antara 0,5%- 38,4 %. Di Negara maju angka kejadian preeklamsia berat berkisar 6-7%
dan eklampsia 0,1-0,7% sedangkan angka kematian ibu diakibatkan preeklamsia berat
dan eklamsia dinegara berkembang masih tinggi. ( WHO 2015 )
Menurut data WHO tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih lebih tinggi dari negara Asean yang lain seperti Philipina 99 per 100.000
kelahiran hidup, Vietnam 40 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000
kelahiran hidup dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (Maternal Mortality
Estimation Group: WHO, UNICEF, UNFPA: World Bank, 2012). Sedangkan pada
tahun 2015 Angka Kematian Ibu ( AKI) di Indonesia 305 per 100.000 kelahiran hidup
(Indonesian Profil Health, 2015).
Rasio kematian ibu di Negara berkembang menempati grade tertinggi, dengan
290 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan Negara maju yaitu, 14 per
100.000 kelahiran hidup. Beberapa negara telah berhasil mencapai target MMR
(Maternal Mortality Ratio).
Prevalensi preeklampsia dan eklampsia beragam diseluruh dunia.Secara global
preeklampsia berat dan eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu di
dunia. Berdasarkan data UNICEF (2015), menyatakan jumlah kematian ibu dan anak
setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan menurun dari 532.000 pada
tahun 1990 menjadi 303.000 pada tahun 2015. Penyebab utama kematian ibu adalah
akibat komplikasi dari kehamilan atau melahirkan.Komplikasi tersebut salah satunya
adalah hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia & eklampsia) yang telah
menyumbangkan 14% penyebab kematian maternal di dunia (UNICEF, 2015).
Di Indonesia Insiden preeklamsia sekitar 1,8%-18%. Preeklamsia dan
eklampsia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian di Indonesia dengan
presentasi sebesar 26,9% pada tahun 2012 dan meningkat kembali pada tahun 2013
yaitu sebanyak 27,1% (Departemen Kesehatan RI, 2015).
Di Indonesia, pada tahun 2013 hipertensi kejadian pada ibu hamil sebanyak
24,7%, pada tahun 2014 terdapat 26,9% sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 27,1%.
Dari data tersebut sejak tahun 2013 hingga 2015 terjadi peningkatan kejadian
hipertensi pada kehamilan, ini menandakan resiko terjadinya preeklampsia meningkat
(Lombo, dkk, 2017). Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2015
menunjukkan jumlah AKI yang tercatat sebanyak 110 kasus. Salah satu penyebab
kematian ibu tersebut adalah hipertensi dalam kehamilan yang menyumbangkan 14
kasus.Tahun 2016 terjadi penurunan AKI menjadi 106 kasus, dan hipertensi dalam
kehamilan menyumbangkan 20 kasus penyebab AKI tersebut. (Dinas Kesehatan
Provinsi Sumbar, 2016).
Insiden preeklampsia di negara berkembang sekitar 1,8%-18%. Pre eklampsia
dan eklampsia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian ibu di Indonesia
dengan presentasi sebesar 26,9% pada tahun 2012 dan meningkat 27,1% pada tahun
2013 (Depkes RI, 2015).
Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi persalinan didefinisikan sebagai
suatu kumpulan gejala pada ibu hamil ditandai dengan peningkatan tekanan darah
sistolik ≥ 140/90 MmHg dan tingginya kadar protein pada urine (proteinuria) yang
sering muncul pada usia kehamilan ≥ 20 minggu. Kedua kriteria ini masih menjadi
definisi klasik preeklampsia, sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai sebagai
kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan
normal (POGI, 2016).
Masalah preeklampsia bukan hanya berdampak pada ibu saat hamil dan
melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi
endotel di berbagai organ. Dampak jangka panjang pada bayi yang dilahirkan ibu
dengan preeklampsia antara lain bayi akan lahir prematur sehingga mengganggu
semua organ pertumbuhan bayi. Sampai dengan saat ini penyebab preeklampsi belum
diketahui secara pasti, beberapa faktor resiko yang menjadi dasar perkembangan
kasus preeklampsi diantaranya adalah usia, primigravida, multigravida, jarak antar
kehamilan, janin besar dan kehamilan dengan janin lebih dari satu (POGI, 2016).
Peran perawat dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien
preeklampsia bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi selama masa nifas serta
mencegah terjadinya komplikasi pasca persalinan.Oleh sebab itu asuhan keperawata
pasien dengan preeklamsi dilakukan untuk meningkatkan penyesuaian diri pasien
dalam menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan kondisinya pasca
melahirkan serta memfasilitasi potensi pasien untuk beradaptasi dalam menghadapi
perubahan kebutuhan dasarnya.
Dari masalah yang muncul diatas maka penulis tertarik untuk mengambil
kasus dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pad Ny D Dengan Preeklamsia Berat Post
SC “
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada pasien Dengan Preeklampsia
berat Yang Dirawat Di Rumah Sakit?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan ini meliputi dua hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus :
1. Tujuan umum
Mendeskripsikan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Preeklampsia berat Yang Dirawat Di Rumah Sakit.
2. Tujuan khusus
1) Mengkaji Klien Dengan Preeklampsi.
2) Merumuskan Diagnosa Keperawatan Pada Klien Dengan Preeklampsi.
3) Menyusun Perencanaan Keperawatan Pada Klien Dengan Preeklampsi.
4) Melaksanakan Intervensi Pada Klien Dengan Preeklampsi.
5) Mengevaluasi Pada Klien Dengan Preeklampsi
D. Sitematika penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, dan sistematika penulisan.
2. BAB II LANDASAN TEORITIS, terdiri dari definisi, etiologi, patofisiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,
pencegahan, konsep penyakit asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis
keperawatan, dan intervensi keperawatan.
3. BAB III LAPORAN KASUS, terdiri dari deskripsi kasus, pengkajian, analisa data,
masalah dan diagnosis keperawatan, WOC, intervensi, implementasi dan evaluasi.
4. BAB IV PEMBAHASAN, Terdiri dari pembahasan asuhan keperawatan
5. BAB V PENUTUP, terdiri dari kesimpulan dan saran
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Preeklamsia atau biasa disebut Kehamilan Incduced Hypertension (PIH) kehamilan atau
toksemia kehamilan, ditandai dengan Tekanan darah meningkat, oedema, bahkan adanya
proteinuria. Biasanya preeklamsia terjadi pada ibu yang usia kehamilannya 20 minggu keatas
atau tiap triwulan dari kehamilan, pada kehamilan 37 minggu tersebut umumnya preeklamsia
biasa terjadi hingga minggu pertama setelah persalinan (Lalenoh, 2018).
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan
tingginya tekanan darah, tingginya kadar protein dalam urine serta edema. Diagnosis
preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan
kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20
minggu. Preeklampsia, sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan
proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hypertension with proteinuria)
(POGI, 2016).

2. Etiologi
Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklamsia masih belum diketahui
secara pasti.Beberapa ahli percaya bahwa preeklamsia diawali dengan adanya kelainan
pada plasenta, yaitu organ yang berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi bagi bayi
selama masih di dalam kandungan.
Preeklamsia adalah penyakit spesifik selama kehamilan tanpa etiologi yang jelas
Wang.et al (2020), Menurut Norma & Mustika (2013) terdapat beberapa faktor resiko
terjadinya preeklamsia :

1) Primigravida atau kehamilan pertama Ibu yang pertama kali hamil sering mengalami
stress dalam menghadapi persalinan. Stress emosi yang terjadi pada primigravida
menyebabkan peningkatan pelepasan corticotropic-releasing hormone (CRH) oleh
hipothalamus, yang kemudian menyebabkan peningkatan kortisol (Nur & Arifuddin,
2017).
Berdasarkan teori immunologik, preeklamsia pada primigravida terjadi. karena di
primigravida pembentukan blocking antibody terjadi mengenai antigen yang belum
sempurna, primigravida juga mengalami pembentukan Human Leucoyte Antigen
(HLA-G) memainkan peran dalam memodulasi respons imun sehingga hasil
konsepsi ditolak pada klien atau intoleransi ibu terhadap plasenta yang dapat
menyebabkan preeklamsia.

2) Morbid obesitas atau biasa disebut kegemukan, Penyakit ini menyertai kehamilan
seperti diabetes mellitus, Obesitas dapat mengakibatkan kolesterol meningkat, bahkan
mengakibatkan jantung lebih cepat dan bekerja berat. Klien dengan obesitas dalam
tubuhnya semakin banyak jumlah darah yang terkandung yang berarti semakin parah
jantung dalam memompa darah sehingga dapat menyebabkan preeklamsia.
Preeklamsia lebih menjurus terjadi pada klien yang memiliki Riwayat Diabetes
mellitus dikarenakan saat klien kebutuhan janin yaitu plasenta lebih berperan aktif
dalam memenuhi semua kebutuhannya.

3) Usia Kehamilan Preeklamsia muncul setelah klien dengan usia kehamilan 20 minggu
dengan Gejala kenaikan tekanan darah. Jika terjadi preeklamsia di bawah 20 minggu,
masih dikategorikan hipertensi kronik. Sebagian besar preeklamsia terjadi pada
minggu >37 minggu dan semakin tua kehamilan maka semakin berisiko untuk
terjadinya preeklamsia.

4) Riwayat Hipertensi, Orang dengan hipertensi sebelum kehamilan (hipertensi kronis)


memiliki risiko 4-5 kali terjadi preeklamsia pada kehamilannya. Angka kejadian
hipertensi kronis pada kehamilan yang disertai preeklamsia sebesar 25%. Sedangkan
bila tanpa hipertensi kronis angka kejadian preeklamsia hanya 5% (Malha et al.,
2018 )

5) Usia Klien pada usia>35 tahun rentan mengalami masalah kesehatan salah satunya
adalah preeklamsia. Karena adanya perubahan jaringan rahim dan saluran lahir yang
tidak fleksibel seperti halnya pembuluh darah, disebabkan oleh peningkatan tekanan
darah. Seiring bertambahnya umur semakin mudah terjadinya vasokonstriksi pada
pembuluh darah ibu, proteinuria dan edema. Sebenarnya pada umur 35 tahun belum
dianggap rentan, tetapi kapasitas reproduksi semakin menurun sehingga dianggap
sebagai fase untuk berhenti hamil.

3. Patofisiologi
Pada awal kehamilan, sel sitotrofoblas menginvasi arterispiralis uterus,
mengganti lapisan endothelial dari arteri tersebut dengan merusak jaringan elastis
medial, muskular, dan neural secara berurutan.Sebelum trimester kedua kehamilan
berakhir, arteri spiralis uteri dilapisi oleh sitotrofoblas, dan sel endothelial tidak lagi
ada pada bagian endometrium atau bagian superfisial dari miometrium.Proses
remodeling arteri spiralis uteri menghasilkan pembentukan sistem arteriolar yang
rendah tahanan serta mengalami peningkatan suplai volume darah yang signifikan
untuk kebutuhan pertumbuhan janin. Pada preeklampsia, 3 invasi arteri spiralis uteri
hanya terbatas pada bagian desidua proksimal, dengan 30% sampai dengan 50% arteri
spiralis dari placental bed luput dari proses remodeling trofoblas endovaskuler.
Segmen miometrium dari arteri tersebut secara anatomis masih intak dan tidak
terdilatasi. Rerata diameter eksternal dari arteri spiralis uteri pada ibu dengan
preeklampsia adalah 1,5 kali lebih kecil dari diameter arteri yang sama pada
kehamilan tanpa komplikasi.

Kegagalan dalam proses remodeling vaskuler ini menghambat respon


adekuat terhadap kebutuhan suplai darah janin yang meningkat yang terjadi selama
kehamilan. Ekspresi integrin yang tidak sesuai oleh sitotrofoblas ekstravilli
mungkin dapat menjelaskan tidak sempurnanya remodeling arteri yang terjadi pada
preeklampsia.Kegagalan invasi trofobas pada preeklampsia menyebabkan
penurunan perfusi uteroplasenta, sehingga menghasilkan plasenta yang mengalami
iskemi progresif selama kehamilan.Selain itu, plasenta pada ibu dengan
preeklampsia menunjukkan peningkatan frekuensi infark plasenta dan perubahan
morfologi yang dibuktikan dengan proliferasi sitotrofoblas yang tidak normal.
Bukti empiris lain yang mendukung gagasan bahwa plasenta merupakan etiologi
dari preeklampsia adalah periode penyembuhan pasien yang cepat setelah
melahirkan.
Jaringan endotel vaskuler memiliki beberapa fungsi penting, termasuk di
antaranya adalah fungsi pengontrolan tonus otot polos melalui pelepasan substansi
vasokonstriktor dan vasodilator, serta regulasi fungsi anti koagulan, anti platelet,
fibrinolisis melalui pelepasan faktor yang berbeda.Hal ini menyebabkan munculnya
gagasan bahwa pelepasan faktor dari plasenta yang merupakan respon dari iskemi
menyebabkan disfungsi endotel pada sirkulasi maternal.Data dari 4 hasil penelitian
mengenai disfungsi endotel sebagai patogenesis awal preeklampsia menunjukkan
bahwa hal tersebut kemungkinan merupakan penyebab dari preeklampsia, dan bukan
efek dari gangguan kehamilan tersebut.Selanjutnya, pada ibu dengan preeklampsia,
faktor gangguan kesehatan pada ibu yang sudah ada sebelumnya seperti hipertensi
kronis, diabetes, dan hiperlipidemia dapat menjadi faktor predisposisi atas kerusakan
endotel maternal yang lebih lanjut.
4. Manifestasi klinis
1) Manifestasi klinis preeklamsia ringan
a. Tekanan darah melebihi 140/90 mmHg; atau meningkat di atas batas
dasar 30 mmHg tekanan sistolik atau 15 mmHg tekanan diastolic
dalam dua kali pembacaan yang diambil dengan jarak 6 jam.
b. Edema menyeluruh di muka, tangan, dan pergelangan kaki (tanda
klasik)
c. Pertambahan berat badan sekitar 1,5 kg (3,3 pon) per bulan pada
trimester kedua atau lebih dari 1,3 sampai 2,3 kg (3 sampai 5 pon) per
minggu pada trimester ketiga.
d. Proteinuria 1+ sampai 2+, atau 300 mg/ dl, dalam sampel 24 jam.
2) Preeklamsia yang memburuk/ sedang
a. Peningkatan tekanan darah yang cepat
b. Kenaikan berat badan yang cepat
c. Edema menyeluruh
d. Peningkatan proteinuria
e. Nyeri epigastrik, ditandai hiperefleksia, dan sakit kepala berat, yang
biasanya mendahului kejang pada eklamsia
f. Gangguan penglihatan
g. Oliguria
h. Iritabilitas
i. Mual dan muntah hebat
3) Preeklamsia berat
a. Tekanan darah melebihi 160/110 mmHg dicatat dalam dua
pembacaan yang diperoleh dengan jarak 6 jam dengan klien pada
keadaan tirah baring.
b. Proteinuria melebihi 5g/24 jam
c. Oliguria (kurang dari 400 mL/ 24 jam)
d. Sakit kepala
e. Pandangan buram, melihat ada bintik-bintik, dan edema retina
f. Pitting edema pada sacrum, muka, dan ekstremitas bagian atas
g. Dyspnea
h. Nyeri epigastrik
i. Mual dan muntah
j. Hiperefleksia

5. Komplikas
Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin, namun
beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah sebagai
berikut (Marianti, 2017) :
1) Bagi Ibu
a. Sindrom HELLP (Haemolysis, elevated liver enzymes, and low platelet
count), adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim
liver, dan rendahnya jumlah trombosit.
b. Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang ditandai
dengan kejang-kejang.
c. Penyakit kardiovaskular, risiko terkena penyakit yang berhubungan
dengan fungsi jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika
mempunyai riwayat preeklamsia.
d. Kegagalan organ, preeklamsia bisa menyebabkan disfungsi beberapa
organ seperti, paru, ginjal, dan hati.
e. Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa
perdarahan karena kurangnya protein yang diperlukan untuk pembekuan
darah, atau sebaliknya, terjadi penggumpalan darah yang menyebar
karena protein tersebut terlalu aktif.
f. Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum kelahiran
dapat mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan plasenta, yang
akan membahayakan keselamatan wanita hamil dan janin
g. Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh darah
otak akibat tingginya tekanan di dalam pembuluh tersebut. Ketika
seseorang mengalami perdarahan di otak, sel-sel otak akan mengalami
kerusakan karena adanya penekanan dari gumpalan darah, dan juga
karena tidak mendapatkan pasokan oksigen akibat terputusnya aliran
darah, kondisi inilah yang menyebabkan kerusakan otak atau bahkan
kematian.
2). Bagi Janin
a. Prematuritas.
b. Kematian Janin.
c. Terhambatnya pertumbuhan janin.
d. Asfiksia Neonatorum

6. Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia adalah
sebagai berikut :
1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah :
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr %)
b) Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol %).
c) Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 ).
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine
c. Pemeriksaan Fungsi hati
a) Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl ).
b) LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat.
c) Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
d) Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT ) meningkat (N= 15-45 u/ml).
e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N= <32 u/l )
f) Total protein serum menurun (N= 6,7-8,7 g/dl)
d. Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N= 2,4-2,7 mg/dl)
2) Radiologi
a. Ultrasonografi Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus.
Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan
ketuban sedikit.
b. Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah.

7. Penatalaksanaan
Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklampsi adalah

sebagai berikut :

1) Tirah Baring miring ke satu posisi.


2) Monitor tanda-tanda vital, refleks dan DJJ
3) Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.
4) Pemenuhan kebutuhan cairan : Jika jumlah urine < 30 ml/jam pemberian
cairan infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam.
5) Pemberian obat-obatan sedative, anti hypertensi dan diuretik.
6) Monitor keadaan janin ( Aminoscopy, Ultrasografi). Monitor tanda-tanda
kelahiran persiapan kelahiran dengan induksi partus pada usia kehamilan
diatas 37 minggu.

8. Pencegahan
Klien yang sudah memiliki Pengalaman ibu pribadi sebelumnya sudah
mendapatkan informasi bagaimana cara melakukan pencegahan preeklamsia/eklamsia
sehingga saat ini sudah bisa melakukan pencegahan lebih awal kebudayaan akan
memberikan pengalaman pada seorang untuk berhati-hati dalam melakukan suatu
tindakan. Tindakan pencegahan yang biasa didapatkan dalam kelas klien yang telah
memberikan materi dalam melakukan pencegahan preeklamsia/eklamsia, materi yang
sering didapatkan merupakan pendidikan sebagai suatu sistem yang mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap yang nantinya akan berdampak pada perilaku klien.

Timbulnya preeklamsia tidak bisa dicegah sepenuhnya, tetapi bisa


diberikan pengetahuan dan pengawasan yang baik untuk ibu yang sedang hamil,
diantaranya :
1) Pemeriksaan Kehamilan Kunjungan kehamilan / ANC (Antenatal Care)
merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan awal
dari preeklamsia (Nur & Arifuddin, 2017). Rajinlah memeriksakan
kehamilan di Pelayanan Kesehatan, Jika timbul perubahan perasaan ibu dan
gerak janin dalam Rahim. Pemeriksaan kehamilan yang bermutu dan teratur
serta teliti dapat menemukan tanda-tanda dini terjadinya preeklamsia, agar
penyakit tidak menjadi lebih berat maka diberikan pengobatan yang cukup
dan pemberian terapi yang tepat untuk ibu dan janinnya harus dilakukan
dalam waktu penanganan semestinya. Tujuan utama dari penanganan ini
adalah mencegah terjadinya preeklamsia berat, yang akan mengarah pada
eklampsia maupun komplikasi (Anasitu, 2015).
2) Diet Makan Makanlah makanan yang memiliki protein tinggi, karbohidrat
tinggi, vitamin cukup, lemak rendah, rendah garam dan yang lebih penting
yaitu dianjurkan untuk hindari penambahan berat badan.
3) Istirahat yang cukup Dalam bertambahnya usia istirahat yang cukup
disesuaikan kemampuan dan kebutuhan, dianjurkan agar klien lebih sering
duduk atau baring mengarah belakang janin agar aliran darah menuju ke
plasenta tidak terganggu. Strategi ini biasanya melibatkan manipulasi diet
dan upaya farmakologis untuk mengubah mekanisme patofisiologi yang
diduga berperan dalam perkembangan preeklamsia. Terapi farmakologis
mencakup penggunaan antioksidan.

B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
a) Anamnesa: Identitas klien, meliputi: Inisial nama, TTL / Usia, Pendidikan
terakhir, suku, pekerjaan, agama, dan alamat tempat tinggal.
b) Data Riwayat Kesehatan ibu :
1. Riwayat Kesehatan yang sekarang: ibu mengalami sakit kepala didaerah
frontal, terasa sakit di ulu hati/nyeri epigastrium, penglihatan kabur,
mual muntah, anoreksia.
2. Riwayat Kesehatan yang lalu: ibu yang sudah pernah mengalami
penyakit hipertensi sebelumnya saat kehamilan, ibu yang memiliki
riwayat preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan terdahulu, sehingga
sangat mudah terjadi pada ibu yang obesitas dan Diabetes Mellitus.
3. Riwayat Kesehatan genetic : preeklamsia pada kehamilan sangat sering
terjadi pada klien primigravida / kehamilan pertama, kehamilan ganda,
serta semakin tuanya usia kehamilan.
4. Psikososial spiritual : preeklamsia juga membuat klien emosi yang tidak
stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan
moral untuk menghadapi resikonya.

c). Pemeriksaan Fisik :


1) Keadaan umum: pada ibu yang menderita preeklamsia biasanya
mengalami kelelahan
2) Tekanan Darah : Klien ditemukan dengan darah sistol >140 mmHg
dan diastol >90 mmHg.
3) Nadi : Klien preeklamsia mengalami nadi yang meningkat
4) Nafas : Klien preeklamsia mengalami nafas pendek, terdengar nafas
berisik dan ngorok
5) Suhu : Klien preeklamsia biasanya suhu normal
6) BB : terjadi peningkatan berat badan lebih dari 1 kg/minggu atau
sebanyak 3 kg/bulan.
7) Kepala : kepala terlihat kurang bersih dan berketombe serta ibu yang
mengalami preeklamsia mengeluh sakit kepala
8) Wajah : klien yang preeklamsia wajahnya tampak bengkak / edema
9) Mata : klien yang preeklamsia mata dengan penglihatan yang kabur
dan konjungtiva anemis
10) Mulut : klien yang preeklamsia mukosa bibirnya lembab dan mulut
terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi sehingga bisa mengalami
pembengkakan dan pendarahan.
11) Thorax
a) Paru – paru : klien yang preeklamsia terjadi peningkatan
respirasi, nafas pendek dan edema paru.
b) Jantung : klien yang preeklamsia mengalami dekompensasi
jantung
c) Payudara : payudara membesar, lebih keras dan padat, areola
menghitam dan putting menonjol

12) Abdomen
Terdapat jahitan sectio caesarea, involusi uterus pada persalinan
dengan SC lembih lambat dari pada persalinan normal
Pemeriksaan janin : klien yang preeklamsia Gerakan janin melemah dan
tidak teraturnya bunyi jantung
13) Ektremitas : oedema jari tangan dan tungkai merupakan gejala dari PEB
14) Genitourinaria : jumlah produksi urine ≤ 500 cc/24 jam merupakan tanda
PEB
b. Diagnosis keperawatan

Masalah Keperawatanatau Diagnosa keperawatan merupakan suatu

penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung

actualmaupunpotensial.Diagnosakeperawatanbertujuan

mengidentifikasiresponindividu, keluarga, dan komunitas terhadap

situasiyangberkaitan dengan kesehatan

Diagnosa keperawatan yang ditegakkan menurut teori adaptasi Roy

diperolehdarihasilpengkajianyangsudahdilakukanmengikuti4 mode

adaptasiyaitufisiologi,konsep diri, fungsiperan dan

interdependesisertadihubungkandenganstimulusyang berkaitan

Hidayati(2014).Sedangkan menurutMarliana&Hani(2018)danTim

PokjaSDKIDPPPPNI(2017) diagnosakeperawatanyangmuncul padakasus

preeklampsi sebagai berikut :

1. Gangguan pertukarangas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi


(D.0003).
2. Nyeri akut b.d adgen pencedera fisiologis (D.0077).
3. Gangguaneliminasiurineb.dpenurunankapasitaskandungkemih
(D.0040).
4. Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142).
5. Menyusui tidak efektif b.d payudarabengkak(D.0029).
6. Gangguan proses keluargab.d perubahan peran keluarga(D.0120)
7. Resiko gangguan perlekatan d.d ketidakmampuan orangtua
memenuhi kebutuhan bayi(D.0127).
c. Intervensi kepewatann

No Diagnosis keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


CSDKI) (SLKI ) (SIKI)

1 Gangguan pertukarangas b.d Pertukaran gas ( L. 01003 ) Pemantauan respirasi ( I.01014 )


ketidakseimbangan ventilasi- Definisi : oksigenasi dan/atau eliminasi Definisi : mengumpulkan dan menganalisis data untuk
perfusi (D.0003). karbondioksida pada membrane memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan
Definisi:Kelebihanatau
alveolus kapiler dalam batas normal pertukaran gas
kekuranganoksigenasidan/atau
eliminasi karbondioksida Setelah dilakukan tindakan Tindakan :
padamembranalveolus-kapiler. keperawatan selama 1 x 24 jam Observasi :
diharapkan pertukaran gas dapat 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
meningkat. Dengan kriteria hasil : napas
1. Dyspnea menurun 2. Monitor pola napas
(5) 3. monitor adanya sumbatan jalan napas
2. Bunyi napas 4. auskultasi bunyi napas
tambahan menurun 5. monitor saturasi oksigen
(5) 6. monitor nilai AGD
3. Pusing menurun ( 5 )
Terapeutik :
4. Gelisah menurun( 5 )
5. PCO2 membaik 1. atur interval pemantauan respirasi sesuai
(5) kondisi pasien
6. PO2 membaik ( 5 ) 2. dokumentasi hasil pemantauan
7. Takirkadi membaik (
5) Edukasi :
8. Sianosis membaik
1. jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
(5)
2. informasikan hasil pemantauan, jika perlu
9. Pola napas membaik
(5)

2 Nyeri Akut berhubungan dengan Tingkat nyeri ( L. 08066 ) Manajemen nyeri ( I. 08238 )
agen pencedera fisiologis (D.0077) Definisi : pengalaman sensori atau Definisi :mengidentifikasi dan mengelola pengalaman

Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset
emosional yang berkaitan fungsional, dengan onset mendadak mendadak atau lambat dan berintesitas ringan hingga
dengankerusakan atau lambat dan berintesitas ringan berat dan konstan.
hingga berat dan konstan.
jaringanaktualataufungsional,
Tindakan
denganonsetmendadakatau Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 1 x 24 jam 1. identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
lambatdanberintesitasringan
diharapkan tingkat nyeri dapat frekuensi,kualitas, intesitas nyeri.
hinggaberatyangberlangsungkurangdar menurun, dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
1. kemapuan menuntaskan 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
i 3 bulan.
aktivitas meningkat (5) 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
2. keluhan nyeri menurun (5) memperingan nyeri
3. sikap proktetif menurun (5 5. Monitor keberhasilan terapi komplementer
4. gelisah menurun (5 yang sudah diberikan
5. kesulitan tidur 6. Monitor efek samping penggunaan
6. frekuensi nadi membaik analgetik
(5)
Terapeutik :
7. pola napas membaik (5)
8. tekanan darah membaik (5) 1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
9. nafsu makan membaik (5) mengurangi rasa nyeri
10. pola tidur membaik (5) 2. kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
3. fasilitasi istirahat dan tidur

edukasi ;

1. jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


2. jelaskan strategi meredakan nyeri
3. anjurkan monitor nyeri secara mandiri
4. ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

kolaborasi :

kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

3 Gangguan Eliminasi Urine Eliminasi urine ( L. 04034 ) Manajemen eliminasi urine ( I. 04152 )
Definisi : pengosongan kandung
berhubungan dengan
kemih yang lengkap. Definisi :
penurunankapasitaskandungkemih Mengidentifikasi dan mengelola gangguan pola eliminasi
(D.0040) urine
Setelah dilakukan tindakan
Definisi :
keperawatan selama 1 x 24 jam Tindakan.
Disfungsi eliminasi urin diharapkan eliminasi urine dapat Observasi :
membaik, dengan kriteria hasil: 1. identifikasi tanda dan gejala retensi atau
1. desakan berkemih ( urgensi ) inkonensia urine
menurun ( 5 ) 2. identifikasi faktor yang menyebabkan retensi
2. distensi kandung kemih atau inkontinensia urine
menurun ( 5 ) 3. monitor eliminasi urine
3. berkemih tidak tuntas
Terapeutik :
( hesitancy ) menurun ( 5 )
4. volume residu urine menurun 1. catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
(5) 2. batasi asupan cairan, jika perlu
5. urine menetes ( dribbling ) 3. ambil sampel urine tengah ( midstream ) atau
menurun ( 5 ) kultur
6. nokturia menurun ( 5 ) Edukasi :
7. mengompol menurun ( 5 )
1. ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
8. enuresis menurun ( 5 )
2. ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran
9. dysuria menurun ( 5 )
urine
10. frekuensi BAK membaik (5)
3. ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu
11. karakteristik urine membaik (5)
yang tepat untuk berkemih
4. anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
5. anjurkan mengurangi minum menjelang tidur

Kolaborasi :

Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika perlu.

4 ResikoInfeksi berhubungan dengan Tingkat infeksi ( L. 14137 ) Pencegahan infeksi ( I. 14539 )


efek prosedur invasif(D.0142) Definisi : Definisi :

Definisi : Derajat infeksi berdasarkan Mengidentifikasi dan menurunkan resiko terserang


observasi atau sumber informasi. organisme patogenik
Berisiko mengalami peningkatan
terserang organisme patogenik
Tindakan.
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 1 x 24 jam 1. monitor tanda dan gejala infeksi local dan
diharapkan tingkat infeksi dapat sistemik
menurun, dengan kriteria hasil :
Terapeutik :
1. demam menurun (5)
2. kemerahan menurun (5) 1. batasi jumlah pengunjung
3. nyeri menurun (5) 2. berikan perawatan kulit pada area edema
4. bengkak menurun (5) 3. cuci tanagan sebelum dan sesudah kontak
5. kadar sel darah putih membaik dengan pasien dan lingkungan pasien
(5) 4. pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko
tinggi
Edukasi :

1. jelaskan tanda dan gejala infeksi


2. ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
4. anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5. anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi :

kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu

5 Menyusui tidak efektif b.d payudara Status menyusui ( L. 03029 ) Edukasi menyusui ( I. 12393 )
bengkak (D.0029).
Definisi ; Definisi : memberikan informasi dan saran tentang
Definisi :
Kemampuan memberikan ASI menyusui dari anterpatum,intrapartum, dan post
Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami
secara langsung dan payudara partum.
ketidakpuasan atau kesukaran pada proses
kepada bayi dan anak untuk
menyusui.
memenuhi kebutuhan nutrisi Tindakan
Observasi :
Setelah dilakukan tindakan 1. identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
keperawatan selama 1 x 24 jam informasi
diharapkan status menyusui dapat 2. identifikasi tujuan atau keinginan menyusui
membaik, dengan kriteria hasil :
terapeutik :
1. perlekatan bayi pada payudara
ibu meningkat (5) 1. sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. kemampuan ibu memposisikan 2. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
bayi dengan benar meningkat kesepakatan
(5) 3. berikan kesempatan untuk bertanya
3. berat badan bayi meningkat (5) 4. dukung ibu meningkatkan kepercayaan
4. tetesan/pancaran ASI 5. libatkan sistem pendukung
meningkat (5)
edukasi :
5. suplai ASI adekuat meningkat
(5) 1. berikan konseling menyusui
6. putting tidak lecet setelah 2 2. jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan bayi
minggu melahirkan meningkat 3. ajarkan 4 posisi menyusui dan perlekatan
(5) ( lacth ) dengan benar
7. kepercayaan diri ibu meningkat 4. ajarkan perawatan payudara antepartum dengan
(5) menngkompres dengan kapas yang telah
8. kelelahan maternal menurun diberikan minyak kelapa
(5) 5. ajarkan perawatan payudara post partum
9. kecemasan maternal menurun
(5)

6 Gangguan proses keluarga b.d Proses keluarga ( L. 13123 ) Dukungan koping keluarga ( I. 09260 )
perubahan peran keluarga (D.0120)
Definisi :
Definisi : Definisi :
Perubahan dalam hubungan atau fungsi
keluarga Kemampuan untuk berubah dalam Memfasilitasi peningkatan nilai-nilai, minat dan tujuan
hubungan atau fungsi keluarga. dalam keluarga.

Tindakan.
Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 1 x 24 jam 1. identifikasi respon emosional terhadap kondisi
diharapkan proses keluarga dapat saat ini
membaik, dengan kriteria hasil : 2. identifikasi beban prognosis secara psikologis
3. identifikasi pemahaman tentang keputusan
1. adaptasi keluarga terhadap perawatan setelah pulang
situasi meningkat (5) 4. identifikasi kesesuain antara harapan pasien,
2. kemampuan keluarga keluarga, dan tenaga kesehatan.
berkomunikasi secara terbuka
Terapeutik :
diantara anggota keluarga
meningkat (5) 1. dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan
3. kemampuan keluarga keluarga
memenuhi kebutuhan fisik 2. terima nilai-nilai keluarga dengan cara yang
meningkat (5) tidak menghakimi
4. sikap respek antara anggota 3. diskusikan rencana medis dan perawatan
keluarga meningkat (5) 4. bersikap sebagai pengganti keluarga untuk
5. kemampuan keluarga mencari menenangkan pasien dan/atau jika keluarga tidak
bantuan secara tepat.
dapat memberikan perawatan
5. hargai dan dukung mekanisme koping adaftif
yang digunakan
6. berikan kesempatan berkunjung bagi anggota
keluarga

Edukasi :

1. informasikan kemajuan pasien secara berkala


2. informasikan fasilitas perawatan kesehatan yang
tersedia

Kolaborasi :

Rujuk untuk terapi keluarga , jika perlu

7 Resiko gangguan perlekatan d.d Perlekatan ( L. 13122 ) Promosi perlekatan ( I. 10342 )


ketidakmampuan orangtua
memenuhi kebutuhan bayi (D.0127).
Definisi : Definisi :
Kemampuan berinteraksi antara orang Meningkatkan dan mempertahankan atau latch on secara

Definisi : tua atau orang terdekat dengan tepat

Berisiko mengalami gangguan interaksi bayi/anak yang dapat mempengaruhi

antara orang tua atau orang terdekat dengan proses asah,asih,dan asuh. Tindakan.

bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses Observasi :

asah,asih, dan asuh. 1. monitor kegiatan menyusui


Setelah dilakukan tindakan 2. identifikasi kemampuan bayi menghisap dan
keperawatan selama 1 x 24 jam memelan ASI
diharapkan perlekatan dapat meningkat, 3. identifikasi payudara ibu
dengan kriteria hasil : 4. monitor perlekatan saat menyusui

terapeutik :
1. mempraktikkan perilaku sehat
selama hamil meningkat (5) 1. hindari memegang kepala bayi
2. menyiapkan pelengkapan bayi 2. diskusi dengan ibu masalah selama proses
sebelum melahirkan meningkat menyusui
(5) edukasi :
3. verbalisasi perasaan positif
1. ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi
terhadap bayi meningkat (5)
2. anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar
4. mencium bayimeningkat (5)
bayi dapat menyentuh payudara ibu
5. tersenyum kepada
3. anjurkan bayi yang mendekati kearah payudara
bayimeningkat (5)
ibu dari bagian-bagian bawah
6. melakukan kontak mata dengan
4. anjurkan ibu untuk memegang payudara
bayimeningkat (5)
menggunakan jarinya seperti huruf “c” pada
7. berbicara kepada
posisi jam 12-6 atau 3-9 saat mengarahkan ke
bayimeningkat (5)
mulut bayi
8. bermain dengan bayi
5. anjurkan ibu untuk menyusui menunggu mulut
meningkat (5)
bayi terbuka lebar sehingga areola bagian bawah
9. berespons dengan isyarat bayi
dapat masuk sempurna
meningkat (5)
10. kekhawatiran menjalankan
perang orang tua menurun (5) 6. ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusui
11. konflik hubungan orang tua dan
bayi/anak menurun (5)
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PERIODE POSTNATAL
Pada Klien D Dengan Pre eklamsia Berat (PEB)

I. Data Demografi
a. Nama klien : Ny. D.P
b. Umur klien : 42 tahun
c. Alamat : Hamadi
d. Status : Menikah
e. Agama : Kristen (Advent )
f. Suku : Mambramo
g. Pendidikan : Tidaksekolah
h. Pekerjaan : IRT (IbRumahTangga)
i. Diagnose medis : G3P1A2 PEB Post SC
j. Tgl masuk RS : 11 Mei 2022
k. No RM : 49 60 43
l. Tgl pengkajian : 11 Mei 2022

II. KeluhanUtama Saat Ini


Nyeri abdomen post SC

III. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien memiliki riwayat abortus 2 kali berturut-turut

IV. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien tidak memiliki riwayat penyakit herediter pada keluarga

V. RiwayatKesehatan

Komponen Hasil

Polapersepsikesehata Klienmengatakanpadakehamilanpertamadankeduatidakpernah
n– dilakukan ANC.
pemeliharaankesehat Padakehamilanketigaklienmengatakanmemeriksakankehamila
an n di puskesmassecararutin.

Polanutrisi – Klienmengatakanfrekuensimakan 1-2x sehari,


metabolisme makansayurdanikan

Polaaktivitas – Klienmengatakanaktivitassehari-haridikebun
istirahat

Polaistirahat – tidur Klienmengatakanistirahatdantidurpadamalamhari,


tidakadatidursiang

Polapersepsi – Klienterlihatbingungsaatditanyatentangkehamilan,
kognitif danjawabanterkadangjawabantidaksesuai

Polapersepsiterhadap
diri

Polahubungan – Klienmengatakansedangdipanggildengansebutan mama.


peran Kliensiapmenjadiibu

Polaseksualitas – Klienmengatakanmasihberhubunganseksualselamahamil
reproduksi

Polastres–koping Klienmengatakankekebunjikamerasastres

Polakepercayaan – Klienmengatakantidak minder saatmengalami 2 x keguguran


nilai-nilai
VI. ProfilKeluarga
Pendukungkeluarga :Suami
Tiperumahdankomunitas :permanen
Pekerjaan :IRT (IbuRumahTangga)
Tingkat pendidikan :tidaksekolah
Tingkat ekonomi :baik

VII. KeluargaBerencana
Klientidakmenggunakankontrasepsi KB

VIII. RiwayatGinekologi

-
IX. Riwayat obstetric

Komplikasi /
Lama masalah yang
Prose Tempat / B terjadiselamak
N Tahun TipePers KondisiSa MasalahNifasd
s PenolongPe B ehamilan
o Lahir alinan atLahir anLaktasi
Persa rsalinan L
linan Tri Tri Tri
I II III

1 Abortus - - - Meningga - - - -
l

2 Abortus - - - Meningga - - - -
l
3 2022 SC 59 RSUD 1. Hidup Produksi ASI - - -
menit Jayapura 30 menurun
DOK II 0
gr
X. Riwayatpersalinandankelahiransaatini
Lamanyapersalinan :59 menit
Posisi fetus :
Tipekelahiran :Sectio Caesarea
Penggunaananalgetikdananastesi : Spinal Anastesi

XI. Data bayisaatini


Hari :Rabu
Tanggal : 11 Mei 2022
Jam : 13.09 WIT
Jeniskelamin : Laki-laki
Beratbadan : 1.300 gr
Panjangbadan : 40 cm
XII. Keadaanpsikologisibu
Ibutidaknampaksedihdangelisah, mengatakansenangmemilikianak

XIII. Pemeriksaanfisik
Penampilanumum:
a. Tanda vital:
- Tekanandarah : 160/110 mmHg
- Frekuensinadi :
- Temperature : 36,9 c
- Respirasi rate : 22 x/m

BB
TB
b. Kepaladanleher
- Kepala : normosefali, rambutberwarnahitamikal,
tidakadalesidantidakadanyeritekan
- Mata: konjungtivamerahmuda, skleratidakikterik, tidakmenggunakanalat bantu
penglihatansepertikacamata

c. Telinga
Simetris, tidakadagangguanpendengaran

d. Mulut, hidung, dantenggorokan


- Mulut: tidakadalesi
- Hidung: simetris, tidakadagangguanpenciuman
- Tenggorokam: tidakadanyeritekan, tidakadanyerimenelan,
tidakadapembengkakankelenjargetahbening

e. Thoraksdanparu-paru
- Thoraks
Inspeksi :
Perkusi :
Palpasi :
Askultasi :
- Paru-paru
Inspeksi :
Perkusi :
Palpasi :
Auskultasi :
- Payudara
Inspeksi :
Payudarasedikitmembengkak,hiperpigmentasipadaaerolamama
e, bentuk putting menonjol
Palpasi :putingmenonjol, penurunanproduksi ASI, tidakadabenjolan,
terdapatnyeritekan

f. Jantung
Inspeksi :
Perkusi :
Palpasi :
Auskultasi :

g. Abdomen
Terdapatluka post SC kuranglebihsepanjang8-10 cm, tinggi fundus uteri 3
jaridibawahumbilicus

h. Genetalia
Terdapatlokhea yang keluarpervaginaberwarnarubrasebanyak20 cc.
Redness :tampakkemerahanpadadaerahpenjahitan
Edema :tidakada edema
Ecchymosis :tidakadabercakperdarahan
Discharge :tidakadaekskresiataupengeluarandaridaerahpenjahitan
Approximation :tidakadajaringan yang terpisah

i. Anus dan rectum

j. Vaskularisasi
Wajah nampak pucat, terdapat edema pada ekstremitas bawah dengan pitting
edema skala 3 (8 detik)

k. Musculoskeletal
Kekuatan otot melemah (2) dengan reflex patella baik

l. Neurologic
Tidakadakeluhan neurologic

XIV. Pemeriksaan laboratorium atau hasil pemeriksaan diagnostic lainnya

Tanggal Pemeriksaan Hasil

10/05/2022 Hemoglobin 12.2

Hematocrit 36.6
Trombosit 208 (Rendah)

Eritrosit 5.81 (Tinggi)

Eosinophil 4.3 (Tinggi)

Neutrophil 70.7 (Tinggi)

Limfosit 20.4 (Rendah)

Monosit 3.47 (Tinggi)

NLR 3.47 (Tinggi)

APTT 41.3 (Tinggi)

Urin

Warna Kuningmuda

pH 7.0

Berat jenis 1.015 (Rendah)

XV. Terapi medis yang diberikan

Tanggal Terapi Dosis / Rute Cara kerja

XVI. Rencanapendidikankesehatan
Area: Laktasi
Implementasi:
- Mengajarkancaramenyusui yang baikdanbenar
- Mengajarkancaramemerah ASI yang baikdanbenar
- Menganjurkanmakanmakanan yang bergiziuntukmemperlancar ASI
- Menganjurkanuntukmengomprespayudarajikabengkak
A. Klasifikasi Data

Data subjektif Data objektif


 Klien mengatakan nyeri di abdomen  Klien tampak meringis
pada luka post sc  Klien tampak sulit tidur
 Klien mengatakan sulit untuk  Klien tampak gelisah
beristirahat  ASI ibu tampak sedikit menetes
 Klien mengatakan belum pernah  Putting payudara ibu menonjol
menyusui  Payudara ibu membengkak dan nyeri
 Klien mengatakan ini anak yang tekan
pertama  Gerakan klien tampak terbatas
 Klien mengatakan bayinya ada di ruang  Klien tampak lemah
bayi (tidak rawat gabung)  Kekuatan otot 2
 Klien mengatakan kurang mengetahui  Terdapat luka bekas post sc sepanjang ±
cara memberikan asi yang baik dan 8 cm
benar  Terdapat darah pada luka klien
 Klien mengatakan nyeri saat bergerak  Klien tampak ketergantungan sedang
 Klien mengatakan tidak mau melakukan  Klien tampak kurang bersih
banyak pergerakan  Klien tampak memerah payudaranya
 Klien mengatakan operasi dilakukan sendiri
pada hari rabu jam 12 siang  Hasil TTV:
 Klien mengatakan tidak bisa
TD : 169/102 mmHg
membersihkan tubuh sendiri ND : 70 x/m
RR : 20 x/m
 Klien mengatakan ingin mengetahui
SpO2 : 99 %
cara menyusui yang baik dan benar Suhu : 37,2˚C
 Klien mengatakan ingin mengetahui  Hasil pemeriksaan labratorium 10/05/22
pemakaian KB setelah melahirkan. - Hemoglobin (12,2)
- Hematokrit (38,6)
 Pengkajian nyeri - Leukosit (10,81)
P : nyeri hilang timbul dan muncul saat - Trombosit (208)
bergerak - Eritrosit (5,81)
- NLR (3,47)
Q : nyeri seperti tertusuk – tusuk
- PT (Waktu Protrombin) (11,1)
R : abdomen (luka post sc) - APTT (41,3)
S : skala 5 - 6
T : tidak lebih dari 15 menit
B. Analisa Data, Masalah dan Diagnosis Keperawatan (SDKI)

No. Data Fokus Analisis Masalah Diagnosis


keperawatan

1. DS : PEB Nyeri Akut Nyeri akut


- Klien ↓
berhubungan
Sectio Caesarea
mengatakan dengan agen

nyeri di abdomen Adanya insisi pencedera fisik
pada luka post sc ↓
(prosedur operasi
Luka post op
- Klien sectio caesarea)

mengatakan Rangsangan
nyeri saat reseptor nyeri

bergerak
Nyeri Akut
- Klien
mengatakan sulit
untuk beristirahat
- Pengkajian nyeri
P : nyeri hilang
timbul dan
muncul saat
bergerak
Q : nyeri seperti
tertusuk – tusuk
R : abdomen
(luka post sc)
S : skala 5 – 6
T : tidak lebih
dari 15 menit

DO :
- Klien tampak
meringis
- Klien tampak
sulit tidur
- Klien tampak
gelisah
- Hasil TTV:
TD : 169/102
mmHg
ND : 70 x/m
RR : 20 x/m
SpO2 : 99 %
Suhu : 37,2˚C

2 DS : PEB Menyusui Menyusui tidak


- Klien ↓
tidak efektif efektif
Sectio Caesarea
mengatakan ini berhubungan

anak yang Adaptasi post dengan
pertama partum
ketidakadekuatan

- Klien suplai ASI.
Fisiologis
mengatakan ↓
bayinya ada di Payudara

ruang bayi (tidak
Laktasi
rawat gabung) ↓
- Klien Isapan bayi
mengatakan tidak ada

kurang Produksi
mengetahui cara prolaktin ↓
memberikan asi ↓
Produksi ASI ↓
yang baik dan

benar Menyusui tidak
DO : Efektif
- ASI ibu tampak
sedikit menetes
- Putting payudara
ibu menonjol
- Payudara ibu
membengkak dan
nyeri tekan

3 DS : PEB Gangguan Gangguan


- Klien ↓
Mobilitas Fisik Mobilitas Fisik
Sectio Caesarea
mengatakan berhubungan

nyeri saat Adanya insisi dengan nyeri
bergerak ↓
Luka post op
- Klien

mengatakan tidak Rangsangan
mau melakukan reseptor nyeri

banyak
Nyeri Akut
pergerakan ↓
DO : Kelemahan fisik
- Gerakan klien ↓
Gangguan
tampak terbatas Mobilitas Fisik
- Klien tampak
lemah

4 DS : PEB Gangguan Gangguan


- Klien ↓
Integritas Kulit Integritas Kulit
Sectio Caesarea
mengatakan berhubungan

operasi dilakukan Adanya insisi dengan tindakan
pada hari rabu ↓
invasive
Luka post op
jam 12 siang (prosedur operasi

DO : Gangguan sectio caesarea).
- Terdapat luka Integritas Kulit
bekas post sc
sepanjang ± 8 cm
- Terdapat darah
pada luka klien

5 DS : PEB Defisit Defisit


- Klien ↓ Perawatan Diri Perawatan Diri
mengatakan tidak Sectio Caesarea berhubungan

bisa dengan
Adanya insisi
membersihkan ↓ kelemahan.
tubuh sendiri Luka post op

DO :
Rangsangan
- Klien tampak reseptor nyeri
ketergantungan ↓
Nyeri Akut
sedang

- Klien tampak Kelemahan fisik
kurang bersih ↓
Defisit
Perawatan Diri

6 DS : PEB Resiko Infeksi Resiko Infeksi


- ↓ Faktor resiko
Sectio Caesarea
efek prosedur

DO : Insisi post invasive
- Terdapat luka partum Kondisi klinis

bekas post sc terkait tindakan
Luka
sepanjang ± 8 cm ↓ invasive.
- Terdapat darah Adanya port fe
entry kuman
pada luka klien

Resiko infeksi

7 DS : PEB Kesiapan Kesiapan


- Klien ↓ peningkatan peningkatan
Sectio Caesarea
mengatakan pengetahuan pengetahuan

ingin mengetahui Adaptasi post menyusui dan
cara menyusui partum KB.

yang baik dan
Fisiologis
benar ↓
- Klien Payudara

mengatakan
ingin mengetahui Laktasi
pemakaian KB ↓
Keinginan
setelah
peningkatan
melahirkan. pengetahuan

Kesiapan
DO :
peningkatan
- Klien tampak pengetahuan
memerah menyusui dan
KB
payudaranya
sendiri
C. Intervensi Keperawatan (SIKI)

No. Diangnosis Tujuan dan Intervensi (SDKI) Rasional


keperawatan kriteria hasil

(SDKI) (SLKI)

Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui


1.
berhubungan tindakan karakteristik, karakteristik nyeri

dengan agen keperawatan 3 x 24 durasi, frekuensi, yang dirasakan

pencedera fisik jam,diharapkan : kualitas, intensitas

(prosedur operasi Tingkat nyeri nyeri

sectio caesarea) menurun (L.08066) 2. Identifikasi skala 2. Mengetahui rasa

(D. 0077) Dengan Kritera nyeri yang


nyeri
Hasil : dinyatakan dalam
Ditandai
- Keluhan nyeri bentuk angka
Dengan :
menurun 3. Mengetahui rasa
DS : 3. Identifikasi respon
- Meringis nyeri yang
- Klien nyeri non verbal
menurun dirasakan melalui
mengatakan
- Gelisah raut wajah
nyeri di 4. Monitor efektifitas
menurun 4. Mengetahui
abdomen analgesic
- Kesulitan tidur keberhasilan dari
pada luka
menurun pemberian
post sc
analgesic untuk
- Klien 5. Berikan teknik meredakan nyeri
mengatakan nonfarmakologis 5. Membantu dalam
nyeri saat 6. Kontrol mengurangi rasa
bergerak lingkungan yang nyeri
- Klien memperberat rasa 6. Mengurangi rasa
mengatakan nyeri tidak nyaman
sulit untuk
yang dapat
beristirahat 7. Fasilitasi istirahat menambah rasa
DO : dan tidur nyeri
- Klien tampak
7. Membantu untuk
meringis
mengahlikan rasa
- Klien tampak
nyeri dan
sulit tidur 8. Jelaskan
memenuhi
- Klien tampak penyebab, periode,
kebutuhan
gelisah dan dan pemicu
- Hasil TTV: nyeri istirahat.
TD : 169/102 8. Menambah
mmHg informasi kepada
ND : 70 x/m
klien mengenai
RR : 20 x/m
SpO2 : 99 % nyeri yang
Suhu : 37,2˚C dirasakan,
9. Ajarkan teknik
- Pengkajian
nonfarmakologis sehingga dapat
nyeri
untuk mengurangi kooperatif dalam
P : nyeri
rasa nyeri membantu
hilang timbul
dan muncul menurunkan rasa
saat bergerak nyeri
10. Jelaskan efek
Q : nyeri
terapi obat 9. Membantu klien
seperti
tertusuk – dan keluarga
tusuk dalam strategi
R : abdomen untuk
(luka post sc)
S : skala 5 – 6 11. Kolaborasi mengurangi rasa
T : tidak lebih pemberian nyeri secara
dari 15 menit analgesik mandiri
10. Klien dan
keluarga
memiliki hak
untuk mengetahui
obat yang di
berikan
11. Membantu
mengurangi rasa
nyeri
Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
2 Menyusui tidak
efektif tindakan kesiapan dan kesiapan klien

berhubungan keperawatan 3x24 kemampuan untuk menerima

dengan jam, diharapkan : menerima informasi

ketidakadekuatan Status Menyusui informasi 2. Mengetahui tujuan

suplai ASI (D. membaik (L. 2. Identifikasi tujuan klien dalam

0029) 03029) atau keinginan menyusui

Ditandai Dengan Kriteria menyusui 3. Membantu klien

Dengan : Hasil : 3. Sediakan materi untuk


- Kemampuan dan media mempermudah
DS : ibu pendidikan dalam memahami
- Klien memposisikan kesehatan informasi yang
mengatakan bayi dengan diberikan
ini anak yang benar 4. Agar
pertama meningkat 4. Jadwalkan menyesuaikan
- Klien - Tetesan pendidikan dengan waktu
mengatakan pancaran ASI kesehatan sesuai klien dan tidak
bayinya ada meningkat kesepakatan mengganggu
di ruang bayi - Suplai ASI waktu istirahat
(tidak rawat adekuat klien
gabung) meningkat 5. Berikan 5. Untuk mengetahui
- Klien - Kepercayaan kesempatan untuk hal apa yang
mengatakan diri ibu bertanya masih belum
kurang meningkat dipahami oleh
mengetahui - Kecemasan 6. Dukung ibu klien
cara maternal meningkatkan 6. Membantu klien
memberikan menurun kepercayaan diri dalam
asi yang baik dalam menyusui memberikan ASI
dan benar 7. Libatkan system
DO : pendukung : 7. Agar ibu merasa
- ASI ibu suami, keluarga, di perhatikan dan
tampak tenaga kesehatan membantu
sedikit meningkatkan
menetes 8. Berikan konseling kepercayaan diri
- Putting menyusui klien
payudara ibu 8. Membantu
menonjol mengarahkan
- Payudara ibu klien dalam
membengkak memberikan ASI
dan nyeri 9. Jelaskan manfaat dan memberi
tekan menyusui bagi ibu informasi yang
dan bayi belum di pahami
10.Ajarkan 5 posisi oleh klien
menyusui dan 9. Agar ibu
perlekatan termotivasi untuk
memberikan ASI
10. Agar ibu
11.Ajarkan perawatan mengetahui
payudara post posisi-posisi yang
partum tepat dalam
memberikan ASI
11. Agar ibu dapat
melakukan
perawatan
payudara secara
mandiri
Setelah dilakukan 1. Identifikasi adanya 1. Mengetahui
3 Gangguan
Mobilitas Fisik tindakan nyeri atau keluhan faktor yang

berhubungan keperawatan 3 x 24 fisik lainnya menggangu

dengan nyeri jam,diharapkan : mobilitas klien

(D.0054) Mobilitas Fisik 2. Identifikasi 2. Mengetahui


Meningkat toleransi fisik kemampuan klien
Ditandai
(L.05042) melakukan dalam melakukan
Dengan :
Dengan Kriteria pergerakan pergerakan/mobil
DS :
Hasil : itas
- Klien
- Kekuatan otot 3. Monitor frekuensi 3. Mengetahui
mengatakan
meningkat jantung dan keadaaan umum
nyeri saat
tekanan darah atau status
bergerak - Nyeri
sebelum memulai hemodinamik
- Klien menurun
mobilisasi klien
mengatakan - Gerakan 4. Monitor kondisi 4. Jika kondisi klien
tidak mau terbatas umum selama menurun saat
melakukan menurun melakukan melakukan
banyak
- Kelemahan mobilisasi mobilisasi, maka
pergerakan
fisik menurun klien perlu
DO :
diistirahatkan
- Gerakan klien
dahulu
tampak
5. Fasilitasi aktivitas 5. Mencegah klien
terbatas
mobilisasi dengan terjatuh dan
- Klien tampak
alat bantu (mis. memberikan
lemah
pagar tempat tidur) penopang untuk
bergerak (mika
6. Fasilitasi miki)
melakukan 6. Membantu klien
pergerakan, jika untuk melakukan
perlu mobilisasi
7. Libatkan keluarga 7. Keluarga
untuk membantu merupakan
pasien dalam system
meningkatkan pendukung,
pergerakan sehingga
pelibatan
keluarga dapat
mendukung klien
8. Jelaskan tujuan untuk melakukan
dan prosedur mobilisasi
mobilisasi 8. Agar klien
mengetahui
prosedur yang
9. Anjurkan akan dilakukan
melakukan sehingga klien
mobilisasi dini dapat kooperatif
9. Agar klien
tercegah dari
resiko dekubitus
10. Ajarkan mobilisasi dan kaku otot
sederhana yang serta membantu
harus dilakukan proses
(mis. duduk di pemulihan.
tempat tidur, 10. Membantu klien
duduk di sisi secara perlahan-
tempat tidur, lahan dalam
pindah dari tempat melakukan
tidur ke kursi) mobilisasi.

Setelah dilakukan
4 Gangguan 1. Monitor 1. Mengetahui
Integritas Kulit tindakan
karakteristik luka kondisi luka
berhubungan keperawatan 3 x 24
(mis. drainase,
dengan tindakan jam,diharapkan :
warna, ukuran, bau)
Integritas Kulit
invasive meningkat 2. Monitor tanda-tanda 2. Mengetahui

(prosedur operasi (L.14125) infeksi apakah ada resiko

sectio caesarea) Dengan Kritera terjadinya infeksi

(D.0129) Hasil : 3. Ubah posisi tiap 2 3. Mencegah

- Kerusakan jam terjadinya


Ditandai
lapisan kulit dekubitus
Dengan :
menurun 4. Lakukan pemijatan 4. Mencegah
DS :
pada area terjadinya
- Klien - Nyeri
penonjolan tulang dekubitus
mengatakan menurun
5. Gunakan produk 5. Mempertahankan
operasi - Perdarahan berbahan minyak kelembaban kulit
dilakukan menurun pada kulit kering 6. Untuk
pada hari
- Kemerahan 6. Lepaskan balutan mengurangi rasa
rabu jam 12
menurun dan plester secara nyeri dan
siang
- Suhu kulit perlahan mempertahankan
DO :
membaik kebersihan
- Terdapat luka
balutan yang baru
bekas post sc
7. Nacl bersifat
sepanjang ± 8
7. Bersihkan dengan isotonic, sehingga
cm
cairan Nacl atau tidak menggangu
- Terdapat
pembersih proses
darah pada
nontoksik penyembuhan
luka klien
luka. Selain itu,
Nacl memiliki
kadar toksik yang
rendah dan tidak
menyebabkan
reaksi alergi.
8. Berikan salep yang 8. Membantu dalam
sesuai ke kulit/lesi proses
9. Pasang balutan penyembuhan
sesuai jenis luka luka
10. Pertahankan teknik 9. Setiap luka teknik
steril saat balutannya
melakukan berbeda
perawatan luka 10. Mencegah
terjadinya port de
entry kuman yang
11. Jelaskan tanda dan
menyebabkan
gejala infeksi
infeksi
11. Menambah
informasi kepada
klien dan
12. Anjurkan
keluarga sehingga
menggunakan
membantu
pelembab
mencegah
13. Anjurkan minum air
terjadinya infeksi
putih
12. Membantu
menjaga
kelembaban kulit
14. Anjurkan
13. Membantu
meningkatkan
menjaga
asupan buah dan
kelembaban dan
sayur
integritas kulit
15. Ajarkan prosedur
14. Membantu
perawatan luka
menjaga kulit
secara mandiri

15. Membantu klien


dan keluarga
16. Kolaborasi prosedur
dalam menjaga
debriment
dan merawat luka
secara mandiri
16. Membantu
membuang
17. Kolaborasi
jaringan mati
pemberian
serta membantu
antibiotik
dalam
penyembuhan
luka
17. Mencegah
terjadinya infeksi
pada luka
Defisit Perawatan Setelah dilakukan 1. Identifikasi jenis 1. Mengetahui hal
5
Diri berhubungan tindakan bantuan yang apa yang perlukan
dengan keperawatan 3 x 24 dibutuhkan klien
kelemahan jam,diharapkan : 2. Monitor tingkat 2. Mengetahui
(D.0109) Perawatan Diri kemandirian kemampuan klien

Ditandai meningkat dalam melakukan

Dengan : (L.11103) perawatan diri

DS : Dengan Kritera 3. Monitor kebersihan 3. Mengetahui

- Klien Hasil : tubuh (mis. rambut, bagian mana yang

mengatakan - Kemampuan mulut, kulit, kuku) perlu dibersihkan

tidak bisa mandi 4. Sediakan 4. Agar klien merasa

membersihka meningkat lingkungan yang nyaman karena

n tubuh teraupetik (mis. terjaganya


- Kemampuan
sendiri suasana hangat, privasinya.
mengggunaka
DO : rileks, privasi)
n pakaian
- Klien tampak 5. Ketidakmampuan
meningkat
ketergantunga 5. Siapkan keperluan klien dalam
- Kemampuan pribadi (mis. menyiapkan
n sedang
makan parfum, sikat gigi, keperluan
- Klien tampak
meningkat dan sabun mandi) sehingga dibantu
kurang bersih
- Kemampuan 6. Agar kebersihan
ke toilet 6. Fasilitasi tubuh klien tetap
(BAB/BAK) mengenakan terjaga
meningkat pakaian 7. Agar klien

- Verbalisasi nyaman saat

keinginan 7. Atur posisi yang makan

melakukan nyaman untuk 8. Agar kebersihan

perawatan diri makan dan minum tubuh tetap

meningkat 8. Anjurkan terjaga dan


melakukan mencegah
perawatan diri terjadinya
secara konsisten perkembangan
sesuai kemampuan kuman
9. Agar klien dapat
9. Anjurkan ke kamar melakukan
mandi atau toilet elimiasi secara
mandiri
10.Ajarkan kepada 10. Agar keluarga
keluarga cara dapat membantu
memandikan pasien, klien untuk
jika perlu perawatan diri
11. Membantu
11.Kolaborasi memberi
pemberian obat kenyamanan pada
(mis. analgesic, anti klien.
emetic), sesuai
indikasi
Resiko Infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda dan 1. Mengetahui
6
(D. 0142) tindakan gejala infeksi lokal apakah ada

Faktor resiko keperawatan 3 x 24 dan sistemik gejala terjadinya


jam,diharapkan : 2. Batasi jumlah infeksi
efek prosedur
Tingkat Infeksi pengunjung 2. Mengurangi dan
invasive
menurun (L.14137) mencegah
Kondisi klinis
Dengan Kritera terjadinya
terkait tindakan
Hasil : penularan kuman
invasive 3. Cuci tangan yang dapat
- Demam
Ditandai menurun sebelum dan beresiko infeksi
Dengan : sesudah kontak 3. Mencegah
- Nyeri
DS : dengan pasien dan terjadinya
menurun
lingkungan pasien penularan kuman
-
- Kemerahan yang beresiko
DO :
menurun 4. Pertahankan teknik terjadinya
- Terdapat
- Bengkak aseptic pada infeksi
luka bekas
menurun pasien beresiko 4. Menjaga
post sc
- Kadar sel tinggi kebersihan pada
sepanjang ± 5. Jelaskan tanda dan luka klien
darah putih
8 cm gejala infeksi 5. Memberikan
membaik
- Terdapat informasi kepada
darah pada klien dan
luka klien keluarga untuk
6. Ajarkan cara mengetahui
mencuci tangan apabila ada
dengan benar resiko terjadinya
infeksi
6. Kebersihan
tangan sangat
diperlukan unutk
7. Anjurkan tidak terjainya
meningkatkan port de entry
asupan nutrisi kuman dari
tangan ke luka
7. Membantu
dalam proses
membentuk
imun tubuh

7 Kesiapan Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Mengetahui


peningkatan tindakan kesiapan dan kesiapan klien
pengetahuan keperawatan 3 x 24 kemampuan untuk menerima
menyusui dan KB jam,diharapkan : menerima informasi
(D.0113) Tingkat informasi 2. Mengetahui
Di Tandai Pengetahuan 2. Identifikasi faktor –faktor
Dengan : meningkat faktor-faktor yang dapat
DS : (L.12111) yang dapat memotivasi
- Klien Dengan Kritera meningkatkan klien dalam
mengatakan Hasil : dan melakukan
ingin - Perilaku menurunkan perilaku hidup
mengetahui sesuai anjuran motivasi bersih dan sehat
cara meningkat perilaku hidup 3. Membantu klien
menyusui bersih dan sehat untuk
- Verbalisasi
yang baik dan 3. Sediakan materi mempermudah
minat dalam
benar dan media dalam
belajar
- Klien pendidikan memahami
meningkat
mengatakan kesehatan informasi yang
ingin - Kemampuan diberikan
mengetahui menjelaskan 4. Jadwalkan 4. Agar
pemakaian pengetahuan pendidikan menyesuaikan
KB setelah tentang suatu kesehatan dengan waktu
melahirkan. topik sesuai klien dan tidak
meningkat kesepakatan mengganggu
DO : - Perilaku waktu istirahat
- Klien tampak sesuai dengan 5. Berikan klien
memerah pengetahuan kesempatan 5. Untuk
payudaranya meningkat untuk bertanya mengetahui hal
sendiri apa yang masih
- Persepsi yang
6. Jelaskan faktor belum dipahami
keliru
resiko yang oleh klien
terhadap
dapat 6. Agar klien dapat
masalah
mempengaruhi mengetahui dan
menurun
kesehatan mencegah faktor
resiko tersebut
7. Ajarkan 7. Agar ibu
perilaku hidup menerapkan
bersih dan sehat perilaku hidup
bersih dan sehat
8. Ajarkan strategi 8. Membantu klien
yang dapat untuk
digunakan melakukan
untuk perilaku hidup
meningkatkan bersih dan sehat.
perilaku hidup
bersih dan sehat
D. Catatan Terintegrasi (Implementasi dan Perkembangan/Evaluasi)

Diagnosis Keperawatan : 1.Nyeri Akut Berhubungan Dengan Agen Pencedera Fisik (Prosedur O

Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 10.00 WIT Jam : 02.40 WIT
1. Mengidentifikasi karakteristik, 1. Memberikan obat supp kaltrofen
skala nyeri, dan respon non R/ klien tampak tenang saat
verbal diberikan obat
R/ Klien tampak meringis Jam : 08.00 WIT
sesekali. 2. Memberikan terapi pijat
P : nyeri hilang timbul dan R/ Klien mengatakan merasa
muncul saat bergerak lebih nyaman saat di lakukan
Q : nyeri seperti tertusuk – tusuk pemijatan dan nyeri mulai
R : abdomen (luka post sc) berkurang.
S : skala 5 – 6 Jam : 08.30 WIT
T : tidak lebih dari 15 menit 3. Mengajarkan keluarga klien
Jam : 11.00 WIT melakukan terapi pijat
2. Memberikan terapi pijat R/ Keluarga klien mengerti apa
R/ Klien mengatakan lebih yang di ajarkan
nyaman saat dilakukan pemijatan Jam : 12.00 WIT
Jam : 11.30 WIT 4. Mengontrol lingkungan klien
3. Mengajarkan keluarga klien (membatasi pengunjung,
melakukan terapi pijat mengatur cahaya)
R/ Keluarga klien mendengar R/ klien tampak tenang dan
dengan baik merasa nyaman

Jam : 12.00 WIT Jam : 13.30 WIT


4. Mengontrol lingkungan klien 5. Memfasilitasi klien untuk
(membatasi pengunjung, istirahat
mengatur cahaya) R/ klien dapat istirahat dan tidur
R/ klien tampak tenang dan
merasa nyaman
Jam : 14.40 WIT
5. Memberikan obat supp kaltrofen
R/ klien tampak tenang saat
diberikan obat
6. Memfasilitasi klien untuk istirahat
R/ klien dapat istirahat dan tidur
Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 – 05 - 2022)
Jam : 20. 00 WIT Jam : 15.00 WIT
S : Klien mengatakan masih terasa S : Klien mengatakan masih terasa
nyeri skala 4-5 nyeri namun berkurang ke
O : skala 3-4
- Klien masih mengeluh nyeri O :
- Klien masih tampak meringis - Keluhan klien mengenai nyeri
- Gelisah menurun mulai berkurang
- Klien dapat istirahat dan tidur - Klien tidak gelisah
- Klien dapat istirahat dan tidur
A : Nyeri akut
A : Nyeri akut
P : Intervensi dilanjutkan
P : Intervensi dilanjutkan
(Klien Pulang)

Diagnosis Keperawatan : 2. Menyusui Tidak Efektif Berhubungan Dengan Ketidakadekuatan S


Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 07.40 WIT Jam : 08.00 WIT
1. Mengidentifikasi kesiapan klien 1. Melakukan kontrak waktu
untuk menerima informasi dengan klien untuk pemberian
R/ Klien siap menerima materi.
informasi R/ Klien mengatakan bersedia
Jam : 08.10 WIT untuk diberikan edukasi.
2. Menyiapkan materi edukasi Jam : 08.30 WIT
R/ Klien tampak tenang 2. Melibatkan dan mengajarkan
Jam : 08.20 WIT suami klien dalam proses
3. Melakukan kontrak waktu pemberian ASI
dengan klien untuk pemberian R/ Klien mengatakan senang dan
materi. suami klien kooperatif
R/ Klien mengatakan bersedia 3. Memberikan motivasi kepada
untuk diberikan edukasi. klien
Jam : 08.23 WIT R/ Klien tampak senang dan
4. Memberikan motivasi kepada bersemangat
klien Jam : 08.45 WIT
R/ Klien tampak tersenyum 4. Melakukan konseling laktasi
Jam : 08.30 WIT R/ Klien kooperatif
5. Melibatkan suami klien dalam 5. Mengajarkan teknik menyusui
proses pemberian ASI yang baik dan benar
R/ Klien mengatakan senang R/ Klien mendengar dengan baik
Jam : 09.00 WIT dan membaca leaflet
6. Menjelaskan manfaat menyusui 6. Mengajarkan klien untuk
R/ Klien mendengar dengan baik melakukan perawatan payudara
postpartum (memerah ASI)
7. Mengajarkan teknik menyusui R/ Klien mengatakan sudah
yang baik dan benar mengerti cara melakukan
R/ Klien mendengar dan perawatan payudara (memerah
mengikuti dengan baik ASI)
Jam : 09.30 WIT Jam : 09.30 WIT
8. Memberi kesempatan pada klien 7. Memberi kesempatan pada klien
untuk bertanya untuk bertanya
R/ Klien bertanya jika ada yang R/ Klien bertanya jika ada hal
belum di pahami yang masih kurang dimengerti
Jam : 09.35 WIT
9. Melakukan konseling laktasi
R/ Klien kooperatif
Jam : 09.40 WIT
10. Melakukan perawatan
payudara postpartum
(memerah ASI)
R/ Klien tampak tenang
Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 – 05 - 2022)
Jam : 20.00 WIT Jam : 15.00 WIT
S : Klien mengatakan akan membaca S : Klien mengatakan sudah paham
kembali leafletnya dan mulai O :
paham apa yang disampaikan - Ibu sudah dapat memposisikan
O : bayi dengan benar
- Ibu masih bingung memposisikan - Tetesan pancaran ASI mulai
bayi dengan benar banyak
- Tetesan pancaran ASI tampak - Kepercayaan diri ibu meningkat
masih sedikit - Ibu tampak tidak cemas
- Kepercayaan diri ibu mulai
meningkat A : Masalah teratasi
- Ibu tampak tidak cemas
P : Intervensi dihentikan
A : Menyusui tidak efektif (Klien Pulang)

P : Intervensi dilanjutkan
Diagnosis Keperawatan : 3. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri
Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 08.00 WIT Jam : 09.00 WIT
1. Mengidentifikasi adanya nyeri 1. Mengidentifikasi toleransi fisik
atau keluhan fisik lainnya melakukan pergerakan
R/ klien mengatakan nyeri saat R/ Klien mengatakan sudah
bergerak mampu duduk
Jam : 08.10 WIT Jam : 10.10 WIT
2. Mengidentifikasi toleransi fisik 2. Memonitor frekuensi jantung dan
melakukan pergerakan tekanan darah sebelum memulai
R/ Klien mengatakan dapat mobilisasi
miring kanan dan miring kiri R/ TD :123/83 mmHg
secara perlahan Jam : 10.12 WIT
Jam : 08.12 WIT 3. Melibatkan keluarga untuk
3. Memonitor frekuensi jantung dan membantu klien dalam mobilisasi
tekanan darah sebelum memulai R/ klien mengatakan suaminya
mobilisasi menemani ke toilet
R/ TD :169/102 mmHg 4. Memfasilitasi klien untuk
4. Menjelaskan tujuan dan melakukan mobilisasi sederhana
prosedur mobilisasi R/ klien sudah mampu berdiri
R/ klien menerima informasi dan berjalan ke toilet
(klien kooperatif) 5. Memonitor kondisi umum selama
Jam : 09.30 WIT melakukan mobilisasi
5. Membantu klien melakukan R/ klien tampak baik dan sudah
mobilisasi dapat melakukan mobilisasi
R/ Klien dapat mengubah posisi sederhana
miring kanan dan miring kiri 6. Mengedukasikan klien agar
secara perlahan dan klien tampak melakukan banyak pergerakan
sesekali meringis atau mobilisasi di rumah
6. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi R/ klien mendengar dan
dengan alat bantu menerima dengan baik
R/ Klien menahan pagar tempat
tidur (handroll) sebagai penopang
saat miring kanan dan miring kiri
7. Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
R/ klien tampak sesekali
meringis
Jam : WIT
8. Melibatkan keluarga untuk
membantu klien dalam mobilisasi
R/ suami klien membantu saat
mengubah posisi
9. Mengajarkan klien untuk
melakukan mobilisasi sederhana
(duduk di tempat tidur, berdiri,
dan berjalan)
R/ Klien mendengar dengan baik
dan mengatakan akan
melakukannya
Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11- 05- 2022) ( Minggu 01 – 05- 2022)
Jam : 20.00 WIT Jam : 15.00 WIT
S : Klien mengatakan sudah bisa S : Klien mengatakan sudah dapat
miring kanan dan miring kiri berdiri dan jalan sendiri
O : O:
- Kekuatan otot klien di skala 3 - Klien tampak tenang
- Klien tampak mengubah posisi - Kekuatan otot klien meningkat
dengan gerakan terbatas di (skala 3 ke 4)
tempat tidur - Nyeri menurun ke skala 3
- Klien dapat melakukan
A : Gangguan mobilitas fisik mobilisasi sederhana (duduk,
(masalah belum teratasi) berdiri, berjalan)

P : Intervensi dilanjutkan A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan
(Klien Pulang)
Diagnosis Keperawatan : 4.Gangguan Integritas Kulit Berhubungan Dengan Tindakan Invasive
Caesarea).
Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 10.00 WIT Jam : 10.00 WIT
1. Mencuci tangan sebelum dan 1. Mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan klien sesudah kontak dengan klien
2. Memonitor karakteristik luka Jam : 10.12 WIT
R/ luka post SC sepanjang ± 2. Mengubah posisi tiap 2 jam
8cm, tampak ada perdarahan R/ klien mengubah posisi
pada luka miring kanan dan miring kiri
Jam : 10.10 WIT Jam : 10.20 WIT
3. Memonitor tanda-tanda infeksi 3. Melakukan pemijatan pada
R/ tidak terdapat pembengkakan area penonjolan tulang
ataupun kemerahan dan tidak ada R/ klien mengatakan nyaman
pus saat dilakukan pemijatan
Jam : 10.12 WIT 4. Menggunakan produk
4. Mengubah posisi tiap 2 jam berbahan minyak pada kulit
R/ klien mengubah posisi miring kering
kanan dan miring kiri R/ menggosok minyak pada
Jam : 10.20 WIT abdomen
5. Melakukan pemijatan pada area Jam : 10.30 WIT
penonjolan tulang 5. Melakukan perawatan luka
R/ klien mengatakan nyaman (membersihkan luka dengan
saat dilakukan pemijatan cairan NaCl, mengganti
6. Menggunakan produk berbahan balutan, memberikan salep
minyak pada kulit kering Gentamicin)
R/ menggosok minyak pada R/ Klien tampak tenang saat
abdomen dilakukan perawatan luka
6. Mempertahankan teknik steril
Jam : 10.32 WIT saat dilakukan perawatan luka
7. Menganjurkan minum air putih R/ mencuci tangan dan
atau air hangat menggunakan handscoon
R/ klien minum air hangat steril
sebnayk 10-20 cc setelah 6 jam Jam : 10.35 WIT
post SC 7. Menjelaskan atau
8. Menganjurkan klien mengedukasi klien tanda dan
mengkonsumsi buah dan sayur gejala infeksi
R/ klien mendengarkan dengan R/ klien mendengarkan
baik (kooperatif) dengan baik
Jam : 11.00 WIT 8. Menjelaskan atau
9. Berkolaborasi memberikan mengedukasi klien untuk rutin
antibiotic (cefazolin 2 gr) control setelah pulang
R/ klien meminum obatnya R/ klien mendengarkan
dengan baik
9. Mengajarkan klien untuk
merawat luka secara mandiri
R/ klien mendengarkan
dengan baik
Jam : 10.45 WIT
10. Menganjurkan minum air
putih atau air hangat
R/ klien minum air hangat
sebnayk 10-20 cc setelah 6
jam post SC
11. Menganjurkan klien
mengkonsumsi buah dan
sayur
R/ klien mendengarkan
dengan baik (kooperatif)

Jam : 11.00 WIT


12. Memberikan antibiotic
(cefazolin 2gr)
R/ klien meminum obatnya
Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 14. 15 WIT Jam : 14.10 WIT
S: Klien mengatakan nyaman saat S:
dilakukan pemijatan - Klien mengatakan nyaman saat
O: dilakukan pemijatan
- Tidak terdapat tanda-tanda - Klien mengatakan akan rutin
infeksi control ke Poli
- Suhu kulit klien membaik (37◦ C) - Klien mengatakan akan
- Klien mengubah posisi tiap 2 jam meningkatkan asupan buah dan
sayur
A : Gangguan integritas kulit O:
(masalah belum teratasi) - Tidak ada perdarahan
- Tidak ada kemerahan pada luka
P : Intervensi dilanjutkan - Luka tampak kering
- Suhu kulit membaik (37◦ C)

A : Masalah Teratasi

P : Intervensi dihentikan
(Klien Pulang)

Diagnosis Keperawatan : 5. Defisit Perawatan Diri Berhubungan Dengan Kelemahan.


Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 14.00 WIT Jam : 11.00 WIT
1. Identifikasi jenis bantuan yang 1. Memberikan lotion atau
dibutuhkan minyak ke badan dan
R/ Klien tidak bisa ekstremitas klien
membersihkan diri secara R/ klien tampak tenang dan
mandiri rileks
2. Memonitor tingkat kemandirian 2. Menganjurkan klien
R/ Klien tampak memerlukan untuk ke toilet
bantuan untuk membersihkan diri R/ Klien mendengar dengan baik
3. Memonitor kebersihan tubuh Jam : 11.09 WIT
klien 3. Mengedukasikan klien untuk
R/ Tubuh klien tampak rutin menjaga kebersihan tubuh
berkeringat dan bekas betadine R/ Klien mendengar dengan baik
Jam : 14.30 WIT Jam : 11.23 WIT
4. Menyiapkan peralatan mandi 4. Mengedukasikan kepada
dan keperluan pribadi klien keluarga untuk membantu
R/ Klien tampak tenang klien dalam menjaga
Jam : 14.50 WIT kebersihan tubuh
5. Mengontrak waktu klien untuk R/ klien tampak tenang dan
memandikan klien keluarga kooperatif
R/ Klien kooperatif
Jam : 14.55 WIT
6. Mengatur posisi klien
R/ Klien tampak nyaman
7. Mengatur lingkungan klien
(privacy)
R/ Klien tampak nyaman
Jam : 15.07 WIT
8. Memandikan klien
R/ Klien tampak sesekali
meringis saat memiringkan
badan.
9. Memberikan minyak dan
bedak pada klien
R/ Klien tampak merasa
nyaman
10. Memakaikan baju klien
R/ Klien tampak dapat
menggerakkan badan
(kooperatif)
Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 20.00 WIT Jam : 15.00 WIT
S: Klien mengatakan nyaman S: Klien mengatakan lebih segar dan
setelah di bersihkan dan di beri merasa badannya bersih
minyak. O:
O: - Klien tampak bersih
- Kemampuan klien dalam - Pakaian klien bersih
mengenakan pakaian cukup - Rambut klien terikat rapi
- Klien tampak bersih - Verbalisasi klien untuk
- Pakaian klien bersih dan rambut melakukan perawatan diri
klien di ikat meningkat
- Klien sudah dapat ke toilet
A : Defisit Perawatan Diri
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan P : Intervensi dihentikan
(Klien Pulang)

Diagnosis Keperawatan : 6. Resiko Infeksi


Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 08.00 WIT Jam : 08.00 WIT
1. Membatasi pengunjung klien 1. Membatasi jumlah pengunjung
2. Mencuci tangan sebelum dan klien
sesudah kontak dengan klien R/ pengukuran pada tangan
Jam : 11.30 WIT kanan
3. Memonitor tanda dan gejala Jam : 09.00 WIT
infeksi pada luka post sc 2. Mencuci tangan sebelum dan
R/ sesudah kontak dengan klien
Jam : 11.40 WIT R/ Klien mengatakan merasa
4. Mempertahankan teknik aseptic nyeri pada abdomen dan
saat mengobservasi luka post sc ekstremitas
R/ Klien mengatakan merasa Jam : 10.12 WIT
nyeri pada abdomen dan 3. Menjelaskan tanda dan gejala
ekstremitas infeksi pada luka post sc
Jam : 12.00 WIT 4. Mengajarkan klien cara
5. Memberikan obat antibiotic mencuci tangan yang baik dan
(cafezolin) benar
Jam : 12.34 WIT R/ klien tampak tenang
6. Menjelaskan kepada klien dan Jam : 12.00 WIT
keluarga klien mengenai tanda 5. Menganjurkan klien untuk
dan gejala infeksi meningkatkan konsumsi buah
R/ klien tampak tenang dan sayur
Jam : 12.40 WIT 6. Memberika obat antibiotic
7. Mengontrak waktu dengan (cefazolin)
klien dan keluarga R/ klien tampak tenang dan
8. Mengajarkan cara mencuci rileks
tangan yang baik dan benar
9. Menganjurkan klien untuk
mengkonsumsi buah dan sayur
R/ klien tampak tenang dan
rileks
Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 20.00 WIT Jam : 15.00 WIT
S : Klien mengatakan masih suka S : Klien mengatakan sudah
lupa teknik mencuci tangan yang mengerti cara mencuci tangan dan
baik dan benar dan sedikit bisa mempraktekkannya
mengerti tanda dan gejala infeksi O :
O : - Klien tampak tidak demam
- Klien tidak demam - Luka tampak kering
- Tidak ada kemerahan - Tidak ada kemerahan pada luka
- Klien masih belum menguasai post sc
cara mencuci tangan - Tidak ada bengkak
A : Resiko Infeksi - Leukosit membaik (10,81)
P : Intervensi dilanjutkan - Klien mengerti tanda dan gejala
infeksi serta cara mencuci tangan
yang baik dan benar
A : Resiko Infeksi
(Masalah Teratasi)
P : Intervensi Dihentikan
(Klien Pulang)

Diagnosis Keperawatan : 7. Kesiapan Peningkatan Pengetahuan Tentang Teknik Menyusui Dan


Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Rabu 11 – 05 - 2022) ( Kamis 12 - 05 - 2022)
Jam : 16.00 WIT Jam : 14.00 WIT
1. Mengidentifikasi pengetahuan 1. Menganjurkan klien untuk
klien mengenai cara menyusui melakukan control dan
dan KB menggunakan KB
R/ Klien mengatakan belum tau R/ Klien mengatakan akan
cara menyusui yang baik dan menggunakan KB
benar dan belum pernah Jam : 14.05 WIT
menggunakan KB 2. Memastikan kembali
Jam : 16.05 WIT kemampuan klien mengenai
2. Mengontrak waktu dengan klien teknik menyusui
untuk memberikan edukasi R/ Klien dapat mempraktekkan
kesehatan tentang cara menyusui teknik menyusui yang baik dan
dan penggunaan KB benar
R/ Klien bersedia untuk di Jam : 14.20 WIT
berikan edukasi 3. Menjelaskan kepada klien
Jam : 16.15 WIT tentang ASI Ekslusif
3. Memberikan edukasi kepada R/ Klien mendengar dengan baik
klien tentang cara menyusui dan 4. Menganjurkan untuk sering
penggunaan KB menyusui bayi (ASI Ekslusif)
R/ klien tampak mendengar R/ Klien kooperatif
dengan baik (kooperatif) dan
membaca leaflet
4. Memberikan kesempatan pada
klien untuk bertanya
R/ klien bertanya jika ada yang
belum di pahami
Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
( Sabtu 30- 04- 2022) ( Minggu 01 – 05- 2022)
Jam : 20.00 WIT Jam : 15.00 WIT
S : Klien mengatakan akan S : Klien mengatakan akan
membaca kembali leafletnya dan menggunakan KB dan sudah bisa
mulai paham apa yang melakukan teknik menyusui yang
disampaikan baik dan benar
O : O:
- Ibu masih bingung memposisikan - Klien dapat mempraktekkan
bayi dengan benar
teknik menyusui yang baik dan
A : Kesiapan peningkatan benar
pengetahuan tentang teknik A : Masalah Sudah Teratasi
menyusui dan KB
P : Intervensi Dihentikan
P : Intervensi Dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai