DOSEN PENGAMPU:
Evi Wahyuntari, S.ST., M.Keb
DISUSUN OLEH:
1. ZAEROTIM (2110101213)
4. DARWANTI (2110101223)
5. SUMARSIH (2110101226)
8. SUPARMI (2110101232)
9. INAYAH (2110101234)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kita sehat, kita bisa melakukan aktivitas dengan baik. Kesehatan tentu saja
terjadi. Akan tetapi, yang menjadi pusat perhatian saat ini adalah kesehatan ibu dan
anak. Ibu dan anak yang dimaksud adalah ibu hamil dan janin yang akan dilahirkan.
Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu target yang ditentukan
dalam tujuan SDGs 2030 (Sustainable Development Goals) yang ke-3 yaitu
menargetkan AKI (Angka Kematian Ibu) 70 per 100.000 kelahiran hidup, AKB
(Angka Kematian Bayi) maksimum 12 per 1000 kelahiran hidup dan angka
kematian balita maksimum 25 per 1000 kelahiran hidup. Akan tetapi angka
kematian ibu, bayi dan balita di Indonesia masih tergolong tinggi dan merupakan
Kematian ibu atau maternal death menurut batasan dari Tenth Revision of
terjadi pada saat kehamilan, atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan.
Kematian ibu disebabkan oleh kejadian yang berhubungan dengan kehamilan, atau
yang diperberat oleh kehamilan tersebut atau penanganannya. Kematian ibu bukan
tahun 2007 (228 per 100.000 kelahiran hidup). Sebelumnya, AKI sempat menurun
secara bertahap, dari 390 (1991) menjadi 334 (1997), 307 (2003), dan 228 (2007).
128.273/tahun atau sekitar 5,3%. Kecenderungan yang ada dalam dua dekade
terakhir ini tidak terlihat adanya penurunan yang nyata terhadap insiden preeklamsi,
bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu karena preeklamsi yang sudah
dirancang sejak tahun 2016. Preeklamsi merupakan penyebab kematian ibu sekitar
30-40% dan kecenderungan meningkat bila disertai komplikasi organ lain. POGI
menargetkan tidak ada lagi kematian ibu akibat preeklamsi. Preeklamsi merupakan
sasaran pertama untuk menurunkan angka kematian ibu karena dapat dilakukan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Preeklampsia
a. Definisi
gangguan nyeri
7
8
b. Epidemiologi
kematian materna secara global pada tahun 2015 adalah 216 kematian
mencapai 255 juta pada tahun 2015 dengan jumlah kehamilan berisiko
c. Faktor risiko
sebagai berikut:
b) Kehamilan multipel
• Hipertensi kronik
• Diabetes mellitus
• Sindroma antifosfolipid
c) Usia ibu ≥ 40
2014). Saat ini paling tidak terdapat 4 teori etiologi yang mencoba
tidak jauh berbeda dari curah jantung pada pasien hamil yang normal
al. 2014).
e. Diagnosis
berikut:
a) TD ≥ 160/110 mmHg
mikroangiopati
f. Pencegahan
dianjurkan yaitu:
preeklampsia.
evidence I a, Rekomendasi A)
Rekomendasi A)
13
Rekomendasi A)
Rekomendasi A)
g. Prognosis
berdampak pada ibu dan janin yang dikandungnya. Pada Ibu dapat
dibawah ini :
Gambar 2.1 Bagan alur prognosis ibu dan janin pada preeklampsia
(Wiknjosastro, et al. 2010)
14
h. Penanganan
tindakan yaitu:
2) Sedativa ringan
• Phenobarbital 3 x 30 mg
• Valium 3 x 10 mg
3) Obat penunjang
• Vitamin B kompleks
• Zat besi
15
4) Nasehat
yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalam kandungan, akan tetapi
berakhir, jarang terjadi eklampsia, dan janin yang sudah cukup matur
BAB III
TINJAUAN KASUS
mmHg Nadi 84x/menit, Respirasi 28x/menit. Hasil palpasi di dapatkan TFU 29,5 cm,
(Preeklampsia Berat)
Dalam buku Diagnosis dan Tata laksana Pre-eklamsia oleh Wibowo, et al. (2015)
2) Ekskresi protein dalam urin ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ +1 dipstik, rasio
protein:kreatinin ≥ 30 mg/mmol
dibawah ini)
1) TD ≥ 160/110 mmHg
4) Hepar: peningkatan SGOT dan SGPT, nyeri epigastrik atau kuadran kanan
atas
laboratorium
4) Mulai pemberian MgSO4 (jika gejala seperti nyeri kepala, nyeri uluhati,
dalam 15-20 menit. Dosis rumatan beri MgSO4 1 gram/jam melalui vena
Menurut Jurnal Penelitian oleh Imelda dan Putriana tentang Penanganan Awal Kejadian
Preeklamsia Berat dan Eklampsia Salah Satu Rumah Sakit di Provinsi Lampung
Perawatan konservatif
1. Indikasi Pada kehamilan systole ≥ 180 mmHg atau diastole ≥ 110 mmHg
2. Pengobatan
1) Tirah baring
3) 10 gr MgS04 50% i.m. sebagai dosis awal diulangi dengan dosis 5 gr MgSO4
50% i.m. setiap 6 jam, s/d 24 jam pascapersalinan (kalau tidak ada kontra
belum ada penurunan maka diberikan lagi sisanya 5 cc i.v. dalam 5 menit
5) Dilakukan pemeriksaan lab. tertentu (fungsi hepar dan ginjal) dan produksi urine
24 jam.
6) Konsultasi dengan spesialis Mata, Jantung atau yang lain sesuai indikasi.
b. Pengobatan dan evaluasi selama rawat tinggal di Ruang Bersalin setelah 24 jam
1) Tirah baring
2) Obat-obatan:
a) Roboransia: multivitamin
3) Pemeriksaan lab :
c) Trombosit
20
d) Fungsi ginjal/hepar
e) Urine lengkap
Perawatan aktif
1. Indikasi
2. Pengobatan medisinal
Dosis ulangan:
MgSO4 50% 5 gr.i.m.diulangi tiap 6 jam setelah dosis awal s/d 6 jam pasca
4) Harus selalu tersedia kalsium glukonas 1 gr 10% (diberikan i.v. pelan-pelan pada
intoksikasi MgS04)
Nifedipin 3 x 10 atau Metildopa 3 x 250 mg) Systole > 180 mmHg dan Diastole >
120 mmHg
22
Kontraindikasi perawatan
ekspektatif :
• Eklampsia• IUFD Iya
• Solusio plasenta• DIC
• Gawat janin• Edema paru Lakukan persalinan
• HT berat, tidak terkontrol setelah stabil
• Janin tidak viable
Perawatan ekspektatif:
• Tersedia fasilitas perawatan maternal dan
neonatalintensif
• Usia kehamilan: janin viabel – 34 minggu
• Rawat inap
• Stop magnesium sulfat dalam 24 jam
• Evaluasi Ibu dan janin setiap hari
Prognosis
dan janin yang dikandungnya. Pada Ibu dapat terjadi perdarahan otak, dekompensasi
kordis pada edema dan paru, payah ginjal dan masuknya isi lambung ke dalam pernafasan
saat kejang. Pada janin dapat terjadi kematian karena hipoksia intrauterin dan kelahiran
prematur (Wiknjosastro, et al. 2010). Dampak jangka pendek dan jangka panjang
Gambar 2.1 Bagan alur prognosis ibu dan janin pada preeklampsia
(Wiknjosastro, et al. 2010)
24
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.unair.ac.id/105749/1/Penatalaksanaan.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2187/3/BAB%20II.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/20107/6.%20BAB%20II.pdf?se
quence=6&isAllowed=y
Imelda dan Putriana. 2017. Penanganan Awal Kejadian Preeklamsia Berat dan Eklampsia
Salah Satu Rumah Sakit di Provinsi Lampung
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Hamil Normal & Patologi. Nuha
Medika: Yogyakarta.
Yuniarti F. Analisis Perilaku Kesehatan dan Faktor Risiko Kejadian Pre eklamsi Pada Ibu
Hamil di Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD Kabupaten Kediri. J Issues
Midwifery. 2018;1:1-17.
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
PENELITIAN
PENANGANAN AWAL KEJADIAN PREEKLAMSIA BERAT
DAN EKLAMPSIA SALAH SATU RUMAH SAKIT DI
PROVINSI LAMPUNG
Ajeng Dwi Imelda*, Yeyen Putriana**
*
Alumnus Jurusan Kebidanan Potekkes Tanjungkarang
**
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjugkarang
Preeklampsia berat dan eklampsia merupakan komplikasi dalam kehamilan dan persalinan yang
meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Peningkatan gejala dan tanda tersebut jika
tidak cepat ditangani akan dapat membahayakan keadaan ibu dan bayi. Hasil pre survey di pada tahun
2016 di RSUD H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung sebanyak 46 kasus kematian ibu di sebabkan oleh
eklamsia. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penanganan awal kejadian preeklampsia
berat dan eklampsia. Rancangan Penelitian ini deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pada
penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yang populasi seluruh ibu
bersalin yang mengalami Preeklmpsia Berat dan Eklamsia pada Tahun 2017. Pengumpulan data
menggunakan chek list dengan analisa univariat. Populasi yang di dapatkan saat penelitian berjumlah 25
responden. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Ruangan Kebidanan RSUD. Dr. Hi Abdul
Moeloek tahun 2017 diperoleh bahwa diantara yang mengalami preeklampsia berat 17 responden,
terdapat 14 (82.4%) responden yang mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap, sedangkan 3 (17.6%)
responden tidak mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap. Dan yang mengalami eklampsia 8
responden, terdapat 6 (75.0%) responden yang mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap sedangkan 2
(25.0%) responden tidak mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap. Saran yang diberikan peneliti agar
petugas kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan
penatalaksanaan preeklampsia berat dan eklampsia sesuai protap, sehingga dapat menurunkan angka
kematian disebabkan eklamsia baik di tingkat provinsi maupun secara nasional.
[203]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[204]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[205]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[206]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[207]
Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017 ISSN 1907 - 0357
[208]