Oleh
NIM. 13DB277018
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan mengandung resiko atau komplikasi yang dapat
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayinya sekitar 20-30 %.
Salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara adalah Angka
Kematian Ibu (AKI).Menurut World Health Organization (WHO)kematian
maternal adalah kematian seorang wanita hamil atau dalam 42 hari
sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab-sebab apapun, terlepas dari
tuanya kehamilan. Angka kematian maternal adalah jumlah kematian
maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 100.000 KH (Rahma, 2015).
Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah
bersifat fisiologis bukan patologis. Kehamilan juga merupakan proses
alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan
baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang
ditandai dengan terjadinya menstruasi (Wulanda,2011).
Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Assajdah ayat 7-9
adalah
Artinya : Yaitu, kesusahan diatas kesusahan, terus-menerus
menemui kesusahan sejak kandungan berbentuk nutfah berupa
mengidam/tidak berselera makan [mungkin maksud beliau juga muntah-
muntah saat hamil, wallohu alam], sakit, kelemahan, beban dan
perubahan keadaan. Kemudian, dari Ibu merasakan sakitnya melahirkan.
( Taisir Karimir Rahmah hal. 617, Ibnu Hazm Beirut cet. Pertama tahun
1424 H )
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Kehamilan
a. Definisi Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi
dalam 3 trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, trimester kedua di mulai dari bulan ke empat
sampai 6 bulan dan trimester ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9
bulan (Prawihardjo, 2010).
Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal
adalah bersifat fisiologis bukan patologis. Kehamilan juga
merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan
peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang
wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan
terjadinya menstruasi. Banyak hal dan banyak organ yang terlibat
selama proses kehamilan (Wulanda, 2011). Proses kehamilan
merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari:
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba 2012).
Proses kehamilan menurut pandangan Islam dan
dihubungkan dengan sabda Rasululloh Saw, adalah :
.. ;
;
;
-
b. Tanda-tanda Kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan
melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala
kehamilan (Marjati, 2011)
1. Tanda Dugaan Hamil
a) Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga
menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat
diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid
terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan
kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi, amenorea juga
dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor
pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan
biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan
kehamilan.
b) Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan
menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada
pagi hari yang disebut morning sicknes. Dalam batas
tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering
dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut
dengan hiperemesis gravidarum.
c) Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Wanita hamil sering sering menginginkan makanan
tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam
sering terjadi pada bulan-bulanan pertama kehamilan dan
akan menghilang dengan tuanya kehamilan.
d) Syncope (pingsan)
Terjadigangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan
menimbulkan syncope atau pngsan. Hal ini sering terjadi
terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya
akan hilang setelah 16 minggu.
e) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari
penurunan kecepatan basal metabolisme (basal
metabolisme rate-BMR) pada kehamilan yang akan
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat
aktifitas metabolisme hasil konsepsi.
f) Payudara Tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem
duktus pada payudara, sedangkan progesteron
menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara.
Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini
menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua
bulan pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta
pengeluaran kolostrum.
g) Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung
kemih cepat tersa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi
yang sering terjadi pada triwulan pertama akibat desakan
uterus ke kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya
keluhan ini akan berkurang karena uterun yang membesar
keluar dari keluar rongga panggu. Pada akhir triwulan,
gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga
panggul dan menekan kembali kandung kemih.
h) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat
paristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan
untuk BAB
i) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 2
minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
j) Epulis
Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada
triwulan pertama.
k) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pelebaran pembuluh darah terutama bagi wanita yang
mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genetalia
eksterna, kaki dan betis, serta payudara. Penampakan
pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.
2. Tanda Kemungkinan (Probability sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan
fisiologis yang dapat diketahui oleh pemeriksan dengan
melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil.
Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut :
a) Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi
pada bulan ke empat kehamilan.
b) Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat
ditekannya isthimus uteri.
c) Tanda goodel
Tanda goodel adalah pelunakan serviks. Pada
wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkang pada wanita hamil melunak seperti bibir.
d) Tanda chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva
dan mukosa vagina termasuk porsio dan serviks.
e) Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus tidak simetris.
Terjadi karena ovum berimplantasi pada daerah dekat
dengan kornu sehingga daerah tersebut berkembang lebih
dulu.
f) Kontraksi braxton hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini
tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari
pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini
akan terus meningkat frekuensinya, lamanya dan
kakuatannya sampai mendekati persalinan.
g) Teraba ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus dapat
menyebabkan janin bergerak dalam cairan ketuban yang
dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus ada
pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian
seperti bantuk janin saja saja tidak cukup karena dapat
saja merupakan myoma uteri.
h) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya
human chorionic gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh
sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon direkresi
ini peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan direkresi
pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada
pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan
cepat pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70
usia gestasi, kemudian menurun pada hari ke 100-130.
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung
keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini.
a) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas
oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada
usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b) Denyut jantung janin
Dapat didengar dengan pada usia 12 minggu
dengan menggunakan alat fetal electrocardiograf
(misalnya dopler). Dengan stetoscope laenec DJJ baru
dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.
c) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin
(kepala dan bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan
kaki) dapat diraba dengaan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat
lebih sempurna lagi menggunakan USG.
d) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen
maupun USG.
c. Perubahan Fisiologis dan Psikologis
Menurut Sulistyawati (2011) perubahan fisiologis ibu hamil di
antaranya :
1) Rahim atau Uterus
Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan
menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan.
2) Vagina (liang senggama)
Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh
darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin
merah dan kebiruan.
3) Ovarium
rmengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan
fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada
umur kehamilan 16 minggu.
4) Payudara
Payudara menjadi lebih besar, glandula montgomery makin
tampak, aerola payudara makin hiperpigmentasi.
5) Sirkulasi darah
Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim. Serum darah (volume darah)
meningkat sebesar 25-30 % sedangkan sel darah bertambah
sekitar 20%.
6) Berat badan ibu hamil bertambah
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai
16,5 kgs selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan
sekitar 0,5 kg/minggu.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Menurut Lockhart (2014) ada tiga faktor yang mempengaruhi
kehamilan yaitu faktor fisik, faktor psikologis, dan faktor sosial
budaya dan ekonomi.
1) Faktor Fisik
Seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan
status gizi tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan
memeriksakan diri dan kehamilanya ke pelayanan kesehatan
terdekat, puskesmas, rumah bersalin atau poliklnik kebidanan.
Selain itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang
sangat berpengaruh selama masa kehamilan. Kekurangan
gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi ibu
dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai
darah yang mengantarkan oksigen dan makanan pada
janinnya akan terhambat, sehingga janin akan mengalami
gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
2) Faktor Psikologis
a) Stress
Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat
mempengaruhi kesehatan ibu dan jani. Janin dapat
mengalami keterlambatan perkembangan atau
gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu
tidak tertangani dengan baik.
b) Dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan andil yang besar
dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh
keluarga mengharapkan kehamilan, mendukung
bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai
hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri,
lebih bahagian dan lebih siap dalam menjalani
kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Faktor Lingkungan Sosial, Budaya dan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya
hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja
ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang
digunakan ibu hamil. Seorang ibu hamil sebaiknya tidak
merokok, bahkan kalau perlu menghindari asap rokok
kapan dan dimana saja.
e. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
1) Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
a) Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia
sama yaitu udara yang bersih, tidak kotor atau polusi
udara, tidak bau, dsb. Pada prinsipnya hindari
ruangan/tempat yang dipenuhi polusi udara (terminal,
ruangan yang sering di pergunakan merokok).
b) Nutrisi
Ibu yang sedang hamil bersangkutan dengan
proses pertumbuhan yaitu pertumbuhan fetus yang ada di
dalam kandungan dn pertumbuhan berbagai organ ibu,
pendukung proses kehamilan seperti adneksa, mammae
dll.
Makanan yang diperlukan untuk :
(a) Pertumbuhan janin
(b) Plasenta
(c) Uterus
(d) Payudara
(e) Organ lain
2) Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
a) Pada kehamilan trimester I (minggu 1-14) kebutuhan gizi
masih seperti biasa.
b) Pada kehamilan trimester II (minggu 15-28) dimana
pertumbuhan janin cepat, ibu memerlukan kalori yang
kurang lebih 285 dan protein lebih tinggi dari biasanya
menjadi 1,5 gr/kg BB.
c) Pada kehamilan trimester III (minggu 28-lahir) kalori sama
dengan trimester II tetapi protein naik menjadi2 gr/kg BB.
d) Ibu yang cukup makanannya mendapatkan kenaikan BB
yang cukup baik. Kenaikan BB selama hamil rata-rata : 9-
13,5 kg.
(a) Kenaikan BB selama TM I : min 0,7-1,4 kg
(b) Kenaikan BB selama TM II : 4,1 kg
(c) Kenaikan BB selama TM III : 9,5 kg
Uterus dan plasenta masing-masing membutuhkan 550 gr
dan 50 gr protein. Kebutuhan total protein 950 gr, Fe 0,8 gr,
dan asam folik 300 g perhari.
Sebagai pengawasan, kecukupan ibu gizi hamil dan
pertumbuhan kandungannya dapat di ukur berdasarkan
kenaikan berat badannya. Kenaikan berat badan rata-rata
antara 10-12 kg. Kenaikan berat badan yang berlebihan atau
bila berat badan ibu turun setelah kehamilan triwulan kedua,
harusnya menjadi perhatian.
3) Personal Hygiene
1) Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama
untuk perawatan kulit karena pada ibu hamil fungsi ekresi
kringat bertambah. Dan menggunakan sabun yang ringan
lembut agar kulit tidak teriritasi. Mandi berendam air
hangat selam hamli tidak dianjurkan karena apabila suhu
tinggi akan merusak janin jika terjadi pada waktu
perkembangan yang kritis, dan pada trimester 3 mandi
berendam dihindari karena resiko jatuh lebih besar,
dikarenakan keseimbangan tubuh ibu hamil sudah
berubah.
Manfaat mandi :
(a) Merangsang sirkulasi
(b) Menyegarkan
(c) Menghilangkan kotoran
(d) Gunakan sabun yang mengandung antiseptik
2) Perawatan gigi
Pemerikasaan gigi minimal dilakuakan 1 kali selama
hamil. Pada ibu hamil gusi menjadi lebih peka dan mudah
berdarah karena dipengaruhi oleh hormon kehamilan
yang menyebabkan oleh hipertropi. Bersihkan gigi dan
gusi dengan benang gigi atau sikat gigi dan boleh
memakai obat kumur.
Cara merawat gigi :
(a) Tambal gigi yang berlubang
(b) Mengobati gigi yang terinfeksi
(c) Mencegah gigi karies
3) Perawatan rambut
Rambut harus bersih, keramas 1 minggun 2-3 kali
4) Payudara
(a) Puting harus dibersihkan
(b) Persiapan menyusui dengan perawatan putting dan
kebersihan payudara.
5) Perawatan vagina atau vulva
(a) Celana dalam harus kering
(b) Jangan gunakan obat atau penyemprot kedalam
vagina
(c) Sesudah BAB atau BAK dilap dengan lap khusus
(d) Vagina touching
Sebaiknya selama hamil tidak melakukan vaginal
touching bias menyebabkan perdarahan atau
embolus (udara masuk ke dalam peredaran darah).
6) Perawatan kuku
Kuku bersih dan pendek
7) Kebersihan kulit
Apabila terjadi infeksi kulit segera diobati, dan dalam
pengobatan dilakukan dengan advice dokter.
4) Pakaian
1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut dan leher
2) Stocking tungkai tidak dianjurkan karena dapat
menghambat sirkulasi.
3) Pakailah bh yang menyokong payudara, dan harus
mempunyai tali yang besar sehingga tidak terasa sakit
pada bahu.
4) Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tinggi
5) Pakaian dalam yang selalu bersih
5) Eliminasi
Masalah eliminasi tidak mengalami kesulitan, bahkan
cukup lancar. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal,
sehingga daerah kelamin menjadi basah. Situasi basah ini
menyebabkan jamur (trikomonas) kambuh sehingga wanita
mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Rasa gatal
sangat mengganggu sehingga sering digaruk dan
menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang
memudahkan infeksi kandung kemih. Untuk melancarkan dan
mengurangi infeksi kandung kemih yaitu denga minum dan
menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
6) Seksual
Seksualitas adalah ekpresi atau ungkapan cinta dari
dua individu atau perasaan kasih sayang, menghargai,
perhatian dan saling menyenangkan satu sama lain, tidak
hanya terbatas pada tempat tidur atau bagian bagian tubuh.
5. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolik,
karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan
garam fisiologis sebanyak 2-3 liter/hari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks
dan vitamin C. bila ada kekurangan protein, dapat diberikan
pula asam amino secara intravena.
6. Penghentian kehamilan
Pada beberapa kasus pengobatan hiperemesis
gravidarum tidak berhasil malah terjadi kemunduran dan
keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan
untuk melakukan gugur kandung. Keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya:
a. Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai
koma, terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke).
b. Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran
penglihatan).
c. Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam
bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat, tekanan darah menurun).
7. Diet
Ciri khas diet hiperemesis gravidarum adalah penekanan
karbohidrat terutama pada pagi hari, serta menghindari
makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk
menekan rasa mual dan muntah, sebaiknya diberi jarak dalam
pemberian makan dan minum. Diet pada hiperemesis
bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan
mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan
berenergi dan zat gizi yang cukup (Dinar, 2008)
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,
diantaranya adalah karbohidrat tinggi, yaitu 75-80 % dan
kebutuhan energi total, lemak rendah yaitu <10% dan
kebutuhan energi, protein sedang, yaitu 10-15% dari
kebutuhan energi total, makanan diberikan dalam bentuk
kering, pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan
pasien, yaitu 7-8 gelas per hari, makanan mudah dicerna,
tidak merangsang saluran perencanaan dan diberikan sering
dalam porsi kecil, bila makan pagi dan sulit diterima,
pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan
malam, makan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan
gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien (Dinar,
2008)
Menurut Runiari ( 2010 ) Tiga macam diet pada hiperemesis
gravidarum yaitu:
a. Diet hiperemesis I
Diet ini diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar
atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan.
Cairan tidak diberikan bersama dengan makanan tetapi 1-
2 jam setelahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang
terkandung didalamnya kurang, maka tidak diberikan
dalam waktu lama.
b. Diet hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah
berkurang. Diet diberikan secara bertahap dan dimulai
dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi
tinggi. Minuman tetap tidak diberikan bersamaan dengan
makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada
tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali
kebutuhan energi. Jenis makanan ini rendah kandungan
gizinya, kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III
Diet ini diberikan kepada klien hiperemesis
gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kemampuan
klien, dan minuman boleh diberikan bersamaan dengan
makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi.
8. Menu Hiperemesis Gravidarum
Nilai Gizi :
Pepaya 2 potong
Nilai gizi :
1. Pengertian
a. Proses pemecahan masalah
b. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dan tindakan berdasarkan teori ilmiah
c. Penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang
logis yang berfokus pada klien
2. Langkah-langkah
a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai
keadaan klien secara keseluruhan
b. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau
masalah
c. Mengidentifikasi diagnosan atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain dan rujukan
berdasarkan kondisi klien.
e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan
rasional berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-
langkah sebelumnya.
f. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang
tidak efektif.
Langkah I: Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dari dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dapat dilakukan dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan penunjan (varney,2010).
Langkah ini merupakan langkah awal yang akan yang
menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data
sesuai dengan kasus yang dihadapi akan menentukan proses
interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya,
sehingga dalam pendekatan ini harus yang komprehenshif
meliputi data subjektif. Objektif dan hasil pemeriksaan sehingga
dapat menggambarkan kondisi/masalah klien yang sebenarnya.
Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Data dasar yang telah dikumpulkan dan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah yang
spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan
karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi
tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan
dengan hasil pengkajian.
Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau
diagnosa potensial berdasarkan rangkaian diagnosa dan
masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan
pencegahan sambil mengawasi pasien bidan bersiap-siap bila
masalh potensial benar-benar terjadi.
Langkah IV: Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan
yang Memerlukan Penanganan Segera dan Kolaborasi
Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lain.
Langkah V: Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meleputi
apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi atau masalah klien,
tapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien
tersebut, apakah kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan
apakah pasien perlu dirujuk karena ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan masalah kesehatan lain. Pada langkah ini
tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan
hasil pembahasan rencana bersama klien dan keluarga,
kemudian membuaat kesepakatan bersama sebelum
melaksanakannya.
Langkah VI: Melaksanakan Asuhan
Pada langkah ini rencana asuhan yang komprehenshif
yang telah dibuat dapat dilaksanakan secara efisien seluruhnya
oleh bidan atau dokter atau tim kesehatan lain.
Langkah VII: Evaluasi
Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
akan benar-benar terpenuhi sesuai dignosa/masalah.
C. Metode SOAP
S : Subjektif
a. Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien
melalui anamnesa
b. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya pada klien,
suami atau keluarga (identitas umum, keluhan, riwayat menarche,
riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, riwayat
KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat
psikososial, pola hidup)
c. Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang klien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan
dengan diagnosa. Pada orang yang bisu, dibagian data belakang
S diberi tanda O atau X ini menandakan orang itu bisu. Data
subjektif menguatkan diagnosa yang dibuat.
O : Objektif
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Alur Pikir
Pencatatan dari Asuhan Kebidanan
Bidan
Objektif
(pemeriksaan
2. Interpretasi Data, Diagnosis, Assesment/ Assesment (analisa
Masalah, Kebutuhan Diagnosa dari interpretasi
data)
3. Identifikasi Diagnosa, atau Diagnosis dari
Masalah Potensial masalah
4. Identifikasi Kebutuhan yang Diagnosis atau
memerlukan penanganan masalah potensial
segera secara mandiri, Kebutuhan tindakan
konsultasi atau kolaborasi. segera
5. Rencana asuhan melengkapi Planning Planning
data, tes (dokumentasi
diagnostik/laboratorium, Implementasi dan
Pendidikan/konseling, Evaluasi) Asuhan
Rujukan, Follow up mandiri, Kolaborasi
6. Pelaksanaan Implementasi Tes diagnostik atau
tes laboratorium
7. Evaluasi Evaluasi Konseling
Follow Up
2. Wewenang bidan
a. Pemenkes No 1464/MENKES/per/X/2010
Pasal 9
Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk memberikan
Pelayanan yang meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu
2. Pelayanan kesehatan anak
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana
Pasal 10
1. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
huruf a diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan,
masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
2. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil
b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
c. Pelayanan persalinan normal
d. Pelayanan ibu nifas normal
e. Pelayanan ibu menyusui
f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
3. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berwenang untuk :
a. Episiotomi
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
e. Pemberian Vit A dosis tinggi pada ibu nifas
f. Bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi ASI ekslusif
g. Pemberian uterotonika padamanajemen aktif kala tiga dan
postpartum
h. Penyuluhan dan konseling
i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil
j. Pemberian surat keterangan kematian
k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin
1
DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2007. Buku Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Jakarta: Trans Info
Media.
Nanny, vivian lia dewi dan tri sunarsih. 2011. Asuhan kehamilan untukkebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
Rekam Medik RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. (2014). Angka kejadian
Komplikasi pada Kehamilan.Tasikmalaya: RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
Rudding, H., Ernawati, & Suhartatik. (2012). Faktor faktor yang berhubungan
dengan Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Makale Kab. Tana
Toraja, 1 (2) Mei, pp. 1-9
Rukyah, dkk.( 2013). Asuhan Kebidanan Patologi Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media.
Varney , dkk. (2010). Buku Saku Asuhan Kebidanan Volume II. Jakarta: EGC.