Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN KTI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena
seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu sehat maka
akan menghasilkan bayi yang sehat yang akan menjadi generasi yang kuat. Ibu yang sehat
pula akan menciptakan keluarga sehat dan bahagia.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara
berkembang. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebanyak
500.000 jiwa pertahun. Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur kemampuan
pelayanan kesehatan suatu negara.
Di Indonesia Departemen Kesehatan telah membuat rencana strategi Nasional Making
Pregnancy Safer yaitu : (1) menurunkan AKI sebesar 75 % pada tahun 2015 menjadi
115/100.000 kelahiran hidup dan (2) menurunkan AKB menjadi kurang dari 35/1000
kelahiran hidup pada tahun 2015.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini menurut Survey Demografi Kesehatan
Indonesia tahun 2009 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, penyebab kematian ibu secara
langsung adalah perdarahan 60-70%, infeksi 10-20 % dan eklampsi 10-20%. Sedangkan
AKB sebesar 34/1000 kelahiran hidup. Penyebab angka kematian bayi diantaranya yaitu
asfiksia 27%, BBLR 29%, tetanus neonatorum 10%, masalah pemberian makanan 10%,
gangguan hematologic 6%, infeksi 5%, dan lain-lain 13%, (SKRT, 2002).
Jumlah kematian ibu di Propinsi Banten pada tahun 2008 tercatat 256/100.000 kelahiran
hidup dan jumlah kematian bayi 34/1000 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah kematian Ibu di
kabupaten Tangerang sebesar 197/100.000 kelahiran hidup dan jumlah persalinan oleh tenaga
kesehatan 83,13%. Penyebab kematian ibu di wilayah kabupaten Tangerang adalah : infeksi
5%, hipertensi 9 %, perdarahan 50 %, lain-lain 36 %.
Penyebab kematian ibu dapat digolongkan pada kematian obstetric langsung dan tidak
langsung. Kematian obsterik langsung disebabkan oleh komplikasi kehamilan antara lain
perderahan 28%, infeksi 11% dan eklampsi 24,5%, partus lama 5,2%. Kematian tidak
langsung disebabkan oleh penyakit atau komplikasi lain yang sudah ada sebelum
kehamilan/persalinan antara lain anemia, kurang energy kronik (KEK) dan hipertensi kronik
5 10 %. Angka kejadian hipertensi kronik pada berbagai populasi berbeda 0.5 4% (ratarata 2.5%). Hipertensi kronik pada kehamilan 80% idiopatik dan 20% oleh karena penyakit
ginjal.
Di Indonesia, berdasarkan SDKI (Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007
Angka Kematian Bayi mencapai 35/10.000 Kelahiran hidup. Jumlah kematian bayi di
wilayah kabupaten Tangerang tahun 2003-2009 adalah 111 per 100.000 kelahiran hidup
(Profil Kabupaten Tangerang).
Hipertensi menyebabkan gangguan sekitar 5 -10 persen dari seluruh kehamilan, dan dapat
menjadi suatu komplikasi yang mematikan, yaitu pendarahan dan infeksi, yang berkontribusi
besar terhadap morbiditas dan angka kematian ibu. Dengan hipertensi, sindrom preeklampsia,
baik sendiri atau yang berasal dari hipertensi kronis, adalah yang paling berbahaya.
WHO meninjau secara sistematis angka kematian ibu di seluruh dunia (Khan dan rekan,
2006), di negara-negara maju, 16 persen kematian ibu disebabkan karena hipertensi.
Persentase ini lebih besar dari tiga penyebab utama lainnya: perdarahan-13 persen, aborsi-8
persen, dan sepsis-2 persen.
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan Report of the National High Blood

Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun
2000, yang menjelaskan Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan (JHPEIGO,
2002). Efek hipertensi kronik pada kehamilan adalah solution plasenta, preeclampsia,
gangguan perinatal hingga kerusakan organ-organ vital tubuh dikarenakan hipertensinya.
Keputusan tentang kapan wanita dengan hipertensi kronik harus melahirkan dipandang dalam
konteks perjalanan klinis, termasuk keparahan penyakit yang mendasari. Pada kasus-kasus
dengan hipertensi yang terkontrol dan nonkomplikata, persalinan dapat berjalan normal
pervaginam dan menjalani masa nifas yang normal pula. Sedangkan hipertensi kronik yang
mempunyai komplikasi, persalinan bertujuan menekan resiko pada ibu dan janin sekecilkecilnya.
Kejadian anemia pada ibu hamil berkisar antara 20-89 % dengan menetapkan Hb 11 gr%
sebagai dasarnya. Kejadian anemia dalam kehamilan mencapai 63,5% (Saifuddin, 2001).
Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan maupun nifas dan masa selanjutnya, berbagai penyakit dapat timbul karena anemia
seperti abortus, partus prematurus, partus lama karena inersia uteri, perdarahan post partum,
karena atonia uteri, syok dan Infeksi (Prawiroharjo, 2000).
Dalam melakukan operasi persalinan pervaginam harus memperhitungkan keuntungan dan
kerugian. Seksio sesaria merupakan tindakan operasi persalinan yang paling ringan
komplikasinya dan tidak mempunyai trauma terhadap bayi. Pertolongan persalinan
merupakan tindakan dengan tujuan untuk menyelamatkan ibu maupun bayi. Bahaya infeksi
setelah operasi persalinan masih tetap mengancam sehingga perawatan setelah operasi
memerlukan perhatian untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
Bedah sesar adalah prosedur pembedahan yang digunakan untuk melahirkan bayi melalui
sayatan yang dibuat pada perut dan rahim (Simkin, 2008 : 277). Pada tahun 1990-an angka
bedah sesar berfluktuasi antara 21 % dan 24 %. Berdasarkan tinjauan ulang terhadap literatur
internasional, Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat di Amerika Serikat dan WHO
menerapkan tujuan mengurangi angka bedah sesar menjadi 15 %.
Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record RSUD Tangerang didapatkan angka
persalinan tahun 2006 sebanyak 4955 persalinan, dimana persalinan normal sebanyak 2600
(52,47 %) dan persalianan dengan tindakan sebanyak 2355 (47,52 %). Jumlah ini meningkat
dari tahun 2005 yaitu sebanyak 1507 (49,52%). Dari semua kasus persalinan dengan
tindakan, seksio sesaria merupakan tindakan yang paling banyak yaitu 1521 (64,54 %)
dengan berbagai indikasi. Dalam hal ini bidan sebagai tenaga kesehatan professional
hendaknya mampu melakukan deteksi dini dan dapat mengantisipasi komplikasi yang terjadi
pada ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, factor penyulit yang terjadi dapat diatasi sebagai salah
satu upaya dalam menurunkan AKI.
Keberadaan bidan di tengah-tengah masyarakat, memiliki peran yang strategis terutama
dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan anak. Untuk dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas dibutuhkan tenaga yang terampil, dengan melakukan asuhan secara komprehensif
terhadap kehamilan, persalinan, nifas dan asuhan pada bayi baru lahir diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya serta memberikan kontribusi langsung
dalam membantu program pemerintah dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian
maternal dan neonatal.
Berdasarkan latar belakang diatas , dalam rangka turut menurunkan angka kematian Ibu dan
angka kematian bayi di Indonesia, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus pada Ny. A
yang dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah dengan judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny. A Dengan Hipertensi Kronik dan Anemia Dari Kehamilan 32 Minggu Sampai
Dengan 6 Minggu Post Partum di Klinik Obbini Balaraja Tangerang.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran penerapan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ibu
hamil, bersalin, nifas dan Bayi Baru lahir dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
pendokumentasian SOAP.
1.2.2. Tujuan Khusus
1.2.2.1. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hipertensi kronik dan anemia
dalam kehamilan
1.2.2.2 Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan hipertensi kronik dalam
persalinan dengan tindakan operatif seksio sesaria.
1.2.2.3. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir .
1.2.2.4. Memberi asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi kronik dan anemia.
1.2.2.5 Mendokumentasikan hasil asuhan pada masa ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir dengan metode SOAP.
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Penulis
Memperoleh pengalaman nyata dan mampu mengembangkan ilmu yang didapat selama
pendidikan baik teori maupun praktik dalam melakukan asuhan kebidanan secara
komprehensif terhadap klien mulai dari hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
1.3.2. Bagi Klinik Obbini
Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas berdasarkan standar pelayanan
kebidanan.
1.3.3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk study kasus selanjutnya.
1.3.4. Bagi Ibu / Klien
Setelah diberikan asuhan komprehensif pada klien selama masa hamil, bersalin, nifas dan
bayi baru lahir, diharapkan dapat mencegah, mendeteksi dan mengatasi masalah yang terjadi
pada klien.
1.3.5. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi kasus selanjutnya.

ABSTRAK KTI MIA


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN RANGKASBITUNG
KARYA TULIS, 2011
MIA PRAHARTINA
NIM : P17324308627
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A DENGAN HIPERTENSI
KRONIK DAN ANEMIA SEJAK KEHAMILAN 32 MINGGU SAMPAI DENGAN 6
MINGGU POST PARTUM DI KLINIK OBBINI BALARAJA TANGERANG

( PERIODE AGUSTUS 2010 S.D OKTOBER 2010 )


V + 170 halaman + 7 lampiran
ABSTRAK
Hipertensi menyebabkan gangguan sekitar 5 -10 persen dari seluruh kehamilan, dan dapat
menjadi suatu komplikasi yang mematikan, yaitu pendarahan dan infeksi, yang berkontribusi
besar terhadap morbiditas dan angka kematian ibu. WHO meninjau secara sistematis angka
kematian ibu di seluruh dunia (Khan dan rekan, 2006), di negara-negara maju, 16 persen
kematian ibu disebabkan karena hipertensi. Persentase ini lebih besar dari tiga penyebab
utama lainnya: perdarahan-13 persen, aborsi-8 persen, dan sepsis-2 persen.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran penerapan asuhan
kebidanan pada kasus hipertensi kronik dengan anemia dalam masa kehamilan, persalinan,
nifas dan BBL dengan pendekatan Manajemen Varney serta mendokumentasikannya dalam
bentuk SOAP.
Hipertensi Kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan (Saifuddin, 2010 : 531). Anemia
dalam kehamilan adalah suatu keadaan dimana kadar Hb ibu di bawah 11 gr % pada trimester
I dan III atau kurang dari 10,5 gr % pada trimester II (Saifuddin, 2006).
Pada ANC I ditemukan tekanan darah ibu 170/110 mmHg dan pemeriksaan laboratorium Hb
10,0 gr%, dalam hal ini ibu mengalami hipertensi dan anemia, penatalaksanaannya
memberikan penyuluhan tentang hipertensi kronik dalam kehamilan dan melakukan
kolaborasi dengan dokter SPOG. Hasil kolaborasi diberikan Nifedipine 3 x 10 mg serta
pemberian Fe 2 x 60 mg. Pada ANC II dan III Tekanan darah menetap menjadi 140/100
mmHg dan Hb naik menjadi 11,6 gr%. Ibu mengalami perburukan dari hipertensi kroniknya
berupa naiknya tekanan darah menjadi 170/100 mmHg serta ditemukannya oedema
anasarka . Atas dasar riwayat infertile 12 tahun, ibu G4 P3 A0 dengan anak hidup 0,
tekanan darah 170 / 100 mmHg, umur kehamilan 41 minggu , servik belum matang, dengan
pemeriksaan USG gambaran air ketuban berkurang di lakukan terminasi kehamilan melalui
tindakan operatif seksio sesaria. Bayi lahir langsung menangis, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan. Pada hari kedua dilakukan rawat gabung dan pemberian ASI on demand. Masa
nifas 6 jam berjalan baik, tekanan darah stabil 120/80 mmHg. Nifas 6 hari tekanan darah naik
120/80 mmHg. Ibu mengalami anemia dengan Hb 10,3 gr% dan bendungan payudara. Ibu
diberikan tablet Fe 1 x 60 mg selama 6 bulan. Pada 6 minggu post partum ibu dianjurkan
untuk konsul ke dokter Internist untuk penanganan hipertensinya. Ibu telah menjadi akseptor
KB IUD (Copper T-Cu380). Bayi telah mendapatkan imunisasi HB0, BCG, dan Polio 1
(Saifuddin : 2010).
Dengan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif, diharapkan tenaga kesehatan
dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan
sehingga dapat mencegah dan menangani komplikasi yang terjadi dalam masa kehamilan,
persalinan dan nifas serta bayi baru lahir.
Referensi : 31 ( 2000 2010 )

BAB III
TINJAUAN KASUS
Ny. A, umur 37 tahun, suku Sunda , kebangsaan Indonesia, agama Islam, Tidak tamat SD,
tidak bekerja, mempunyai suami Tn, S, umur 40 tahun, suku Sunda, kebangsaan Indonesia,
agama Islam, Tidak tamat SD, pekerjaan dagang, alamat Balaraja Kabupaten Tangerang.
3.1. MASA KEHAMILAN (Ante Natal)
3.1.1. Trimester I (0 12 miggu)
Pada trimester ini ibu memeriksakan kehamilan yang pertama di posyandu tanggal 29 Januari
2010, pada saat itu usia kehamilan satu setengah bulan, dari hasil dokumentasi didapatkan
data ibu lupa tanggal HPHT Ibu mengeluh sering pusing. Tekanan darah 150/100 mmHg
dengan riwayat hipertensi sebelumnya. Pola makan tidak teratur hanya 3 kali sehari dalam
porsi kecil karena kurang nafsu makan.
3.1.2. Trimester II (13 27 minggu)
Pada trimester ini, ibu juga memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Balaraja atas rujukan
bidan desa, pada tanggal 10 Juni 2010 . Pada saat itu usia kehamilan lima bulan, keluhan ibu
sering pusing, pergerakan janin dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan, pertumbuhan janin
dan pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilannya. Lalu dilakukan USG oleh dokter
dengan hasil TP 05 Oktober 2010, usia kehamilan 23 minggu. Ibu diberikan terapi Nifedipine
3 x 10 mg dan dianjurkan kontrol setiap bulan, tetapi ibu tidak control kembali dan tidak
meneruskan obat antihipertensinya. Ibu belum pernah mendapat imunisasi TT sebelumnya,
juga pada kehamilan sebelumnya.
3.1.3. Trimester III (28 40 minggu)
3.1.3.1.Kunjungan Antenatal I
Tanggal 06 Agustus 2010 dilakukan ante natal pertama pada Ny. A di Klinik Obbini Balaraja.
Pada pemeriksaan ini ibu mengeluh sering merasa pusing.
Dari kajian yang penulis lakukan pada Ny. A, menarche umur 10 tahun, siklus haid 30 hari,
teratur, lama haid 7 hari, banyaknya darah haid 2 kali ganti pembalut dalam sehari, sifat darah
haidnya merah dan encer. Ny.A mengatakan hamil keempat dengan 2 kali melahirkan anak
kurang bulan dan 1 kali hamil dengan kematian janin dalam kandungan umur kehamilan 6
bulan. Ibu tidak mempunyai anak hidup dari kehamilan sebelumnya dengan riwayat infertile
selama kurang lebih 12 tahun sebelum kehamilan pertama. Pada kehamilan ini , ibu mengaku
lupa tanggal hari pertama haid terakhirnya. Namun dari pemeriksaan USG yang dilakukan
oleh Ibu pada tanggal 10 Juni 2010 didapatkan taksiran persalinan tanggal 05 Oktober 2010.
Keluhan pada trimester I ibu mengeluh sering pusing. Pada trimester II mengeluh sering
pusing. Pada trimester ke III, ibu mengeluh sering pusing dan merasa cepat lelah. Pergerakan
janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 4 bulan. Pergeakan janin dalam 24 jam
terakhir lebih dari 20 kali gerakan. Personal hygiene ; ibu mandi 3 kali sehari menggunakan
sabun mandi, cuci rambut 3 kali dalam seminggu menggunakan sampo , menggosok gigi 3
kali sehari menggunakan pasta gigi dan dalam sehari mengganti pakaian 3 kali setiap habis
mandi , pakaian dari bahan kaos / katun atau sejenisnya. Diet makan ibu 3 kali sehari , dalam
porsi sedikit , nafsu makan kurang dengan menu nasi , sayur, dan buah-buahan. Ibu tidak
mempunyai pantangan dalam makanan atau minuman, dengan frekuensi minum 6 7 gelas
sehari. Pola aktifitas dan istirahat ; Ibu tidak bekerja , pekerjaan rumah dikerjakan sendiri

atau bersama- sama dengan suami .Tidur siang 1 jam, mulai pukul 13.00 WIB 14.00 WIB ,
Tidur malam 8 jam, mulai pukul 22.00 WIB 06.00 WIB , tidak ada gangguan/ masalah
tidur. Ibu tidak mempunyai keluhan / masalah dalam pola seksual dengan frekuensi 2 3 kali
dalam seminggu, tidak teratur. Pola eliminasi buang ari besar 1 kali sehari dan buang air kecil
6 kali sehari. Ibu belum pernah mendapatkan imunisasi TT sejak kehamilan anak pertama
hingga sekarang. Ibu tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan. Ibu mempunyai
riwayat hipertensi sejak kelahiran anak pertamanya, tetapi ibu tidak mempunyai riwayat
penyakit sistemik yang lainnya seperti penyakit jantung, ginjal, asthma, TBC, hepatitis, DM
dan PMS. Di keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti jantung, ginjal, asthma,
TBC, hepatitis, DM, dan keturunan kembar, tetapi ada riwayat hipertensi dalam keluarga.
Dalam pernikahannya, Ibu pernah mengikuti program pil, selama 1 tahun, mulai dari 40 hari
anak kedua di posyandu, berhenti tahun 2007, karena ingin punya anak lagi. Riwayat
Psikologi, sosial, spiritual dan ekonomi; Ibu menikah 2 kali sudah 22 tahun, pada saat berusia
17 tahun dan suami berusia 20 tahun. Jumlah anggota keluarga dirumah sebanyak 3 orang.
Ibu merencanakan persalinannya di polindes, ibu merasa senang dengan kehamilan ini,
pembuat keputusan adalah suami, penghasilan suami kurang lebih 1 juta rupiah dalam
sebulan, ibu selalu berdoa untuk keselamatan dirinya dan bayi yang sedang dikandungnya.
Dalam perilaku dan kebiasaan kesehatan, ibu tidak pernah merokok,minuman keras dan
konsumsi obat-obatan atau jamu-jamuan.
Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan, ditemukan keadaan umum ibu baik, kesadaran
kompos mentis, keadaaan emosional stabil. Berat badan 58 Kg dengan tinggi badan 152 cm.
Berat badan sebelum hamil 50 Kg. Tanda-tanda vital : tekanan darah 170 / 110 mmHg,
frekuensi nadi 82 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu tubuh ibu 36,5 oC.
Dari pemeriksaan fisik kepala, bentuk kepala bulat simetris, rambut lebat dan bersih dan tidak
rontok. Pada muka tidak terdapat oedema, bentuk simetris, konjungtiva mata agak pucat,
sclera mata tidak kuning, tidak ada gangguan penglihatan. hidung bersih, septum hidung
ditengah dan tidak ada polip, pada lidah dan mulut : tidak ada sariawan, tonsillitis (-), ovula 1
buah, caries gigi (+). Tidak ada pembesarankelenjar getah bening dan kelenjar tiroid pada
leher. Bunyi jantung dan paru-paru normal. Bentuk payudara simetris, tidak ada benjolan
abnormal, areola mammae terdapat hiperpigmentasi, putting susu mononjol dan bersih,
kolostrum belum ada, tanda dimpling tidak ada. Punggung Lordosis Fisiologis , pinggang
tidak ada nyeri ketuk pada daerah Costo Vertebre Angle Tenderness. Tidak ada oedema pada
tangan kaki, varices dan betis kemerahan tidak ada, reflek patella kanan dan kiri +/+.
Pada pemeriksaan fisik khusus kebidanan, pada inspeksi abdomen didapatkan bentuk perut
bulat memanjang, pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada luka bekas
operasi, tidak ada oedema, tidak ada ascites, kandung kemih kosong. Pada palpasi Leopold I
didapatkan bagian bulat, lunak dan tidak melenting pada fundus uteri. Pada Leopold II,
tahanan memanjang teraba disebelah kanan perut ibu dan bagian bagian kecil janin teraba
di bagian kiri perut ibu. Palpasi Leopold III teraba bagian bulat, keras dan melenting sebagai
bagian terendah janin. Sedangkan pada Leopold IV , Konvergen , kepala belum masuk PAP.
Kontraksi uterus tidak ada, tinggi fundus uteri 27 cm, taksiran berat badan janin 2170 gram.
Pemeriksaan auskultasi ditemukan denyut jantung janin yang teratur dengan frekuensi 124
x/menit, punctum maksimum terdengar satu tempat dibawah pusat perut ibu . Genitalia
terlihat bersih, tidak ada odema dan varices, tidak ada bekas luka parut dan anus tidak

terdapat haemorrhoid. Pada palpasi genitalia, tidak ada benjolan di kelenjar barholini dan
kelenjar skene, nyeri tekan (-).
Pemeriksaan laboratorium Haemoglobin 10,2 gr%, protein urine (-), urine reduksi (-).Hasil
pemeriksaan USG menunjukkan Tanggal 10 06 2010, usia kehamilan 32 minggu, janin
tunggal, hidup, intra uterine, plasenta dikorpus belakang, air ketuban jernih, jumlah air
ketuban cukup, jenis kelamin perempuan. TP : 05 Oktober 2010.
Hasil analisa pada kasus : Ny. A umur 37 tahun G4P3A0 hamil 32 minggu, janin presentasi
kepala, tunggal , hidup , dengan hipertensi kronik dan anemia. Dasar analisa : Ibu
mengatakan hamil yang keempat, tidak pernah keguguran, mengeluh sering pusing dan
merasa cepat lelah. Tekanan darah 170/110 mmHg , mengeluh sering pusing , HPHT Lupa
(Kira-Kira 30 Desember 2009 dari hasil USG tanggal 10 Juni 2010), TP : 05 Oktober 2010,
Leopold I didapatkan bagian bulat, lunak dan tidak melenting pada fundus uteri. Leopold II,
tahanan memanjang teraba disebelah kanan perut ibu dan bagian bagian kecil janin teraba
di bagian kiri perut ibu. Leopold III teraba bagian bulat, keras dan melenting sebagai bagian
terendah janin. Leopold IV , kepala belum masuk PAP. TFU 27 cm, Ibu masih merasakan
gerakan anak 20 kali, BJJ : 124 kali / menit, TBBJ : 2170 gram, Hb : 10,0 gr %, urine
reduksi negative, protein urine negative. Masalah yang ditemukan : Asupan nutrisi kurang
adekuat.Dasar : Nafsu makan kurang, porsi makan sedikit. Kebutuhan : informasi tentang gizi
pada masa kehamilan.
Diagnosa potensial terjadinya partus prematurus atas dasar tekanan darah 170/110 mmHg dan
Hb 10 gr%, potensial terjadinya pre-eklampsia superimposed atas dasar tekanan darah
170/110 mmHg dan potensial terjadinya solutio plasenta atas dasar tekanan darah 170/110
mmHg. Kebutuhan tindakan segera untuk ibu adalah berkolaborasi dengan dokter spesialis
kebidanan dan penyakit kandungan.
Perencanaan yang dilakukan pada Ny. A adalah lakukan Informed concent, beritahu Ibu
tentang hasil pemeriksaan, beri penyuluhan tentang hipertensi kronik dalam kehamilan,
anjurkan ibu untuk cukup istirahat, Berikan informasi tentang anemia pada masa kehamilan
dan cara mengatasinya, Berikan terapi Fe serta kalsium laktat,Anjurkan ibu kontrol ulang
untuk memantau dan memeriksa kadar Hb dalam waktu 1 bulan, Anjurkan ibu untuk konsul
kedokter spesialis kebidanan , Anjurkan ibu memeriksakan tekanan darahnya setiap minggu
atau jika ada keluhan atau tanda-tanda bahaya lainnya dan kontrol ulang tanggal 20 Agustus
2010,.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. A adalah melakukan Informed concent,
Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada Ibu bahwa ibu hamil 8 bulan dengan hipertensi kronik
dan anemia, Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat , Memberikan penyuluhan kepada ibu
tentang bahaya hipertensi dalam kehamilan, , Memberikan informasi kepada ibu tentang
anemia pada masa kehamilan dan cara mengatasinya, Memberikan penjelasan kepada ibu
tentang tanda bahaya pada masa kehamilan, Memberikan terapi Fe 2 x 1 tablet / hari,
Kalsium laktat 3 x 1 tablet/hari serta memberitahu ibu agar tidak meminum obatnya dengan
menggunakan air teh, kopi atau susu karena dapat mempengaruhi penyerapan
obat,menganjurkan ibu kontrol ulang untuk memantau dan memeriksa kadar Hb dalam waktu
1 bulan, hasil kolaborasi dengan dokter SPOG ibu mendapatkan therapy Nifedipine 3 x 10
mg , menganjurkan ibu memeriksakan tekanan darahnya setiap minggu atau jika ada keluhan
atau tanda-tanda bahaya lainnya dan kontrol ulang tanggal 20 Agustus 2010.

Evaluasi didapatkan Ibu mengerti dan paham pada kondisinya saat ini.Ibu berjanji mau
mengkonsumsi tablet Fe dan obat obat tambahan lainnya serta Ibu tahu bawa dilarang
mengkonsumsi soft drink, teh, kopi, saat menjalani terapi yang diberikan bidan.Ibu
mengatakan akan lebih berhati hati dan waspada. Serta akan memeriksakan tekanan
darahnya setiap minggu atau bila ada tanda tanda bahaya pada kehamilannya.Ibu setuju
untuk periksa ulang 2 minggu lagi tanggal 20 Agustus 2010.Tanggal 14 Agustus 2010
tekanan darah ibu 140 / 100 mmHg.
3.1.3.2.Kunjungan Ante Natal II
Tanggal 20 Agustus 2010 pukul 16.00 WIB, penulis melakukan pemeriksaan ANC yang
kedua. Ibu mengatakan masih merasa pusing, tetapi telah berkurang setelah diberi obat untuk
menurunkan tekanan darahnya. Ibu mengaku kurang nafsu makan.Ibu mengaku hamil
delapan bulan dan merasakan gerakan bayinya lebih dari 20 kali
Pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan emosi stabil.
Tanda-tanda Vital : TD : 140 / 100 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Pernafasan : 20 x/menit, Suhu :
36,5 0C. Pemeriksaan fisik : muka tidak odema, kunjungtiva agak pucat, scklera tidak ikterik,
gangguan penglihatan (-) , puting susu menonjol dan terlihat bersih, kolostrum +/+, nyeri
pada ulu hati (-). Leopold I didapatkan bagian bulat, lunak dan tidak melenting pada fundus
uteri. Leopold II, tahanan memanjang teraba disebelah kanan perut ibu dan bagian bagian
kecil janin teraba di bagian kiri perut ibu. Leopold III teraba bagian bulat, keras dan
melenting sebagai bagian terendah janin. Leopold IV , kepala belum masuk kedalam pintu
atas panggul (konvergen). TFU 29 cm, BJJ (+) 132 x/mnt, teratur, TBBJ 2480 gram.
Analisa data Ny, A, Ny A G4P3A0 Hamil 34 minggu janin presentasi kepala, tunggal, hidup,
dengan hipertensi kronik dan anemia. Masalah yang ditemukan asupan nutrisi kurang
adekuat, diagnose potensial terjadinya partus prematurus, potensial terjadinya pre-eklampsia
superimposed, potensial terjadinya solutio plasenta.
Penatalaksanaannya adalah melakukan Informed consent, menjelaskan hasil pemeriksaan
kepada Ibu bahwa ibu hamil 8 bulan lebih 2 minggu dengan hipertensi dan anemia,
Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang gizi pada masa kehamilan, Memberikan terapi :
Fe 2 x 1 tablet / hari, Kalsium laktat 3 x 1 tablet/hari , menganjurkan ibu untuk terus
mengkonsumsi obat-obatan hasil kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan, yaitu
Nifedipine 10 mg dengan dosis 3 kali dalam sehari. menganjurkan ibu memeriksakan tekanan
darahnya setiap 3 4 hari atau jika ada keluhan atau tanda-tanda bahaya lainnya dan kontrol
ulang tanggal 29 Agustus 2010.
Ibu mengerti dan paham pada kondisinya saat ini.Ibu berjanji mengkonsumsi obat obat
secara teratur.Ibu mengatakan akan memeriksakan tekanan darahnya setiap minggu atau bila
ada tanda tanda bahaya pada kehamilannya.Ibu setuju untuk periksa ulang 1 minggu lagi
tanggal 29 Agustus 2010.
3.1.3.3.Kunjungan Ante Natal III
Sabtu, 3 September 2010 pukul 14.00 WIB , dilakukan pemeriksaan kehamilan yang ketiga.
Pada kunjungan ini Ibu mengatakan pada tanggal 29 Agustus 2010 ibu merasa pergerakan
bayinya kurang dan merasa demam sejak 3 hari yang lalu.
Keadaan umum Lemah, Kesadaran : Compos Mentis ,tanda-tanda Vital : TD : 150 / 100
mmHg, Nadi : 92 x/menit, Pernafasan : 26 x/menit, Suhu : 35,4 0C. BJJ 114 kali / menit,

teratur. Ibu dirujuk ke RSUT dengan O2 terpasang.


Ibu pulang tanggal 31 Agustus 2010 dengan diagnosa ISPA. Telah dikolaborasikan dengan
dokter spesialis penyakit dalam oleh pihak RSUT dengan diberikan terapi : Nifedipine 10 mg
dosis 3 x 1 tablet, Tablet Fe dosis 2 x 1 tablet, Kalsium 3 x 500 mg . Saran dari pihak rumah
sakit :Ibu istirahat yang cukup dan asupan gizi yang baik.
Kemudian pada kunjungan ini, hasil anamnesanya ialah Ibu mengatakan keadaannya lebih
baik setelah dirawat di RSUT, ibu merasakan pergerakan bayinya aktif 20 kali . pada
pemeriksaan fisik didapatkan K/U Baik, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan emosi stabil,
Berat Badan 66 Kg. muka tidak odema, kunjungtiva tidak pucat, scklera tidak ikterik,
gangguan penglihatan (-),puting susu menonjol dan terlihat bersih, kolostrum +/+, nyeri pada
ulu hati (-).
Tanda-tanda Vital : TD : 140 / 100 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Pernafasan : 20 x/menit, Suhu :
36,5 0C. TFU 29 cm, BJJ (+) 132 x/mnt, teratur, TBJ 2480 gram. Leopold I didapatkan
bagian bulat, lunak dan tidak melenting pada fundus uteri. Leopold II, tahanan memanjang
teraba disebelah kanan perut ibu dan bagian bagian kecil janin teraba di bagian kiri perut
ibu. Leopold III teraba bagian bulat, keras dan melenting sebagai bagian terendah janin.
Leopold IV , kepala belum masuk kedalam pintu atas panggul (konvergen). TFU 29 cm, DJJ
(+) 132 x/mnt, teratur,TBBJ 2480 gram . Pemeriksaan Laboratorium : Hb 11,6 gr %, protein
urine negative,urine albumin negative.
Diagnose Ny. A adalah Ny A G4P3A0 Hamil 36 minggu Janin presentasi kepala, tunggal,
hidup, dengan hipertensi kronik. Diagnose potensial terjadinya partus prematurus, potensial
terjadinya pre-eklampsia superimposed, potensial terjadinya solutio plasenta
Tindakan yang dilakukan penulis adalah melakukan Informed consent, menjelaskan hasil
pemeriksaan kepada Ibu bahwa ibu hamil 9 bulan dengan hipertensi kronik, memberikan
penyuluhan kepada ibu tentang persiapan persalinan dan rencana persalinan diantaranya
membuat rencana tempat persalinan, rencana pembuat keputusan, mempersiapkan rencana
transportasi jika terjadi kegawat daruratan, mempersiapkan dana yang dibutuhkan,
memberikan penjelasan ulang kepada ibu bahaya hipertensi pada masa kehamilan,
menganjurkan ibu untuk terus mengkonsumsi obat-obatan hasil kolaborasi dengan dokter
spesialis kebidanan, yaitu Nifedipine 10 mg dengan dosis 3 kali hari, Fe dosis 1 x 1 tablet /
hari, Kalsium laktat dosis 2 x 1 tablet / hari, Menganjurkan ibu memeriksakan tekanan
darahnya setiap 3 4 hari atau jika ada keluhan atau tanda-tanda bahaya lainnya,
Menganjurkan pada ibu untuk segera menghubungi bidan apabila terdapat tanda-tanda
persalinan yaitu adanya nyeri perut yang bersifat teratur, nyeri disertai keluar lender
bercampur darah, adanya pengeluaran air secara tiba-tiba dari vagina dan sepakat untuk
bersalin di rumah sakit
Ibu mengerti dan paham pada kondisinya saat ini, Ibu berjanji mau mengkonsumsi tablet Fe
dan obat obat tambahan lainnya secara teratur, Ibu mengatakan akan memeriksakan tekanan
darahnya setiap minggu atau bila ada tanda tanda bahaya pada kehamilannya atau bila ada
tanda-tanda persalinan, Ibu dan keluarga sepakat melahirkan dirumah sakit.
3.2. PERSALINAN (Intra Partum)
Senin, 11 Oktober 2010 pukul 09.00 WIB Ibu mengatakan belum merasakan tanda-tanda
persalinan, Ibu mengaku hamil ke-4 dengan usia kehamilan mendekati 10 bulan, HPHT :

Lupa, Ibu mengatakan kakinya bengkak, kedua tangannya terasa kaku sejak 1 minggu yang
lalu dan sering merasa sedikit sesak bila beraktivitas, sering sakit kepala, Ibu merasa cemas
dengan kehamilannya .
Pada pemeriksaan fisik K/U Baik, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan Emosional : Cemas,
Tanda-tanda Vital : TD : 170 / 100 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Pernafasan : 26 x/menit, Suhu :
36,4 0C. TP : 05 Oktober 2010. Muka terdapat odema (terlihat sembab), kunjungtiva tidak
pucat, scklera tidak ikterik, gangguan penglihatan (-), puting susu menonjol dan terlihat
bersih, kolostrum +/+, nyeri pada ulu hati (-).Leopold I didapatkan bagian bulat, lunak dan
tidak melenting pada fundus uteri. Leopold II, tahanan memanjang teraba disebelah kanan
perut ibu dan bagian bagian kecil janin teraba di bagian kiri perut ibu. Leopold III teraba
bagian bulat, keras dan melenting sebagai bagian terendah janin. Leopold IV , kepala belum
masuk kedalam pintu atas panggul (konvergen). TFU : 31 cm, TBBJ : 3100 gram, DJJ 144
kali/menit teratur, punctum maksimum dibawah pusat sebelah kiri, kontraksi tidak ada.
Ekstrimitas atas dan bawah : odema +/+
Pukul 12.00 WIB Ibu dirujuk ke RSU Tangerang dan dirawat diruangan bersalin. Pukul 13.30
WIB dilakukan pemeriksaan dalam : Vulva vagina tidak ada kelainan, portio tebal lunak,
belum ada pembukaan, ketuban +, kepala janin masih diatas PAP. Berkolaborasi dengan
dokter Obsgyn, Dilakukan pemeriksaan USG : gambaran air ketuban berkurang, Hasil
Laboratorium : Darah Rutin : Haemoglobin 12,1 gr % ,Leukosit 7400, Hematokrit 36 %,
Trombosit 227.000 /L, Waktu Perdarahan 2 menit, Waktu Pembekuan 12 menit, Gula Darah
Sewaktu 96 mg / dl, Kreatinin 0,6 mg / dl, Ureum 15 mg / dl, SGOT 19 /L, SGPT 19 /L,
Urine Rutin : Warna Urine Kuning agak keruh, PH 6,0 , BJ 1010, Leukosit Negative, Nitrit
Negative, Urobilinogen Negative, Protein / Albumin Negative, Darah Samar Negative, Keton
Negative, Bilirubin Negative, Glukosa
Negative, Mikroskopis / sedimen : Leukosit 1 2, Eritrosit 0 2.
Ny. A umur 37 tahun G4P3A0 Hamil 41 minggu janin presentasi kepala tunggal hidup
belum inpartu dengan Hipertensi kronik. Diagnose potensial terjadinya pre-eklampsia
superimposed, potensial terjadinya kejang karena hipertensinya, potensial terjadi solutio
plasenta.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan Informed Consent, memberitahukan hasil
pemeriksaan kepada Ibu dan keluarga, menjelaskan kepada Ibu dan keluarga bahwa dengan
riwayat persalinan yang lalu serta riwayat hipertensi yang ada, Ibu lebih baik melahirkan
dirumah sakit, memasang cairan infuse RL kolf I dengan 20 tetesan per menit, Hasil
kolaborasi dengan dokter : dilakukan penatalaksanaan prosedur PEB dengan Mg SO4 per
intra vena dengan dosis tunggal 4 gr , Nifedipine 1 tablet 10 mg per oral dan 1 tab 10 mg per
sublingual, anjuran dokter team Obsgyn pasien dipersiapkan untuk dilakukan tindakan
section caesaria atas indikasi : ibu riwayat infertile 12 tahun, ibu G4 P3 A0 dengan anak
hidup 0, tekanan darah 170 / 100 mmHg, umur kehamilan 41 minggu , servik belum matang,
dengan pemeriksaan USG gambaran air ketuban berkurang. Penatalaksanaan selanjutnya
adalah mempersiapkan mental ibu menghadapi tindakan SC., melakukan persiapan operasi
yaitu memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang operasi yang akan
dilaksanakan, mempersiapkan izin operasi yang ditanda tangani oleh keluarganya, mengganti
pakaian ibu dengan pakaian steril khusus untuk ruangan operasi, membersihkan / mencukur
daerah kulit yang akan dilakukan pembedahan, memasang foley catheter, dan memberikan

antibiotika Ceftriaxon1 gram per infuse.


Tanggal 11 Oktober 2010 Pukul 16.45 WIB ibu masuk kamar operasi. Bayi lahir pukul 17.08
WIB langsung menangis, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin Laki-laki, berat
badan bayi 3200 gram, panjang badan 49 cm. Pukul 18.55 WIB operasi selesai, ibu
dipindahkan keruangan pemulihan.
3.2.1. Kala IV
Senin, 11 Oktober 2010 Ibu masih merasa takut dan cemas dengan tindakan seksio caesaria
yang telah dilaluinya .Ibu mulai merasa nyeri pada luka bekas operasi dan merasa
kedinginan, Pukul 18.15 WIB K/U Lemah, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan
Emosional : Cemas, Tanda-tanda Vital : TD : 150 / 90 mmHg, Nadi : 92 x/menit, Pernafasan :
26 x/menit, Suhu : 35,3 0C. Ibu menggigil kedinginan.Kontraksi Uterus baik, TFU 2 jari
bawah pusat, perdarahan normal, luka post operasi baik, volume urine 50 cc, warna kuning
jernih, infuse RL lancar 20 tetes per menit, kolf 1 pasca operasi.
Pukul 18.30 WIB K/U Lemah, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan Emosional : Cemas,
Tanda-tanda Vital : TD : 170 / 100 mmHg, Nadi : 92 x/menit, Pernafasan : 26 x/menit, Suhu :
35,4 0C. Ibu masih menggigil kedinginan.Kontraksi Uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat,
perdarahan normal, luka post operasi baik, volume urine 40 cc, warna kuning jernih, infuse
RL lancar 20 tetes per menit, kolf 1 pasca operasi.
Pukul 20.00 WIB K/U Lemah, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan Emosional : Cemas,
Tanda-tanda Vital : TD : 150 / 90 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Pernafasan : 20 x/menit, Suhu :
35,8 0C. Ibu masih menggigil kedinginan.Kontraksi Uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat,
perdarahan normal, luka post operasi baik, volume urine 30 cc, warna kuning jernih, infuse
RL lancar 20 tetes per menit, kolf 1 pasca operasi.
Analisa diagnosa pada Ny. A umur 37 tahun P4 A0 partus kala IV post sectio caesaria
dengan hipertensi kronik. Diagnose potensial terjadinya kejang karena hipertensinya,
potensial terjadi perdarahan post partum primer primer.
Penatalaksanaan yang dilakukan mengobservasi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital, luka
bekas operasi, kontraksi uterus, perdarahan,tinggi fundus uteri, intake cairan, makanan dan
obat-obatan serta output cairan. Instruksi post operasi : cek DPL post operasi, transfusi bila
Hb < 7 gr/dl sampai dengan Hb 10 gr / dl, ganti verban hari ke 3.Memberitahukan kepada
ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan luka operasi baik, kontraksi uterus baik, perdarahan
normal.Memberikan dukungan mental kepada ibu pasca operasi dan menjawab pertanyaan
ibu seputar keadaan fisiknya setelah operasi. Ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh petugas,
keadaan ibu terus membaik, pukul 22.00 WIB ibu dipindahkan ke ruangan nifas paviliun
Aster RSUT
3.3. MASA NIFAS (Post Partum)
3.3.1. Masa Nifas 6 Jam
Senin, 12 Oktober 2010 Pukul 00.30 WIB Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya dan ibu
mengatakan merasa sakit pada bekas luka operasi.
K/U Baik, Kesadaran : Compos Mentis, Keadaan Emosional : Stabil, Tanda-tanda Vital : TD :
140 / 90 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Pernafasan : 20 x/menit, Suhu : 36,9 0C. Muka tidak ada
oedema, Konjungtiva tidak anemis, payudara pengeluaran kolostrum +, kontraksi uterus baik,
TFU 2 jari bawah pusat, luka post operasi tertutup kasa ; tidak terlihat perdarahan pada luka

bekas operasi, perdarahan 20 cc, volume urine 50 cc, warna kuning jernih, ektremitas bawah
odema +/+. Infus RL lancar 20 tetes per menit, kolf 2 pasca operasi.Hasil Laboratorium :
Haemoglobin 11,2 g / dl Leukosit, 14.100, Hematokrit 34 %, Trombosit 200.000 /L.
Analisa pada Ny. A umur 37 tahun post partum 6 jam post sectio caesaria dengan hipertensi
kronik. Diagnose potensial terjadinya kejang karena hipertensinya, potensial terjadinya
perdarahan post partum primer.
Penatalaksanaannya adalah mengobservasi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital, luka bekas
operasi, kontraksi uterus, perdarahan,tinggi fundus uteri, intake cairan, makanan dan obatobatan, serta output cairan.Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
luka operasi baik, kontraksi uterus baik, perdarahan normal.Berkolaborasi dengan dokter
Obsgyn dalam pemberian obat-obatan : Cefotaxime injeksi 3 x 1 gram IV, asam mefenamat 3
x 1 tablet, Fe 1 x 1 tablet, Pronalges 3 x 1 tablet, Nifedipine 2 x 10 mg, dan memberikan 1
buah kapsul vitamin A dosis 200.000 unit. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya
pada masa nifas , memberikan informasi tentang cara pemberian ASI eksklusif sesuai
keinginan bayi.Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidak berpantang dalam intake
nutrisi.Memotivasi ibu agar mengkonsumsi obat-obatannya secara teratur.Memberikan
informasi kepada ibu mengenai kunjungan ulang setelah melahirkan yaitu pada tanggal 16
Oktober 2010.
Keadaan umum ibu baik, Ibu mengerti yang telah dijelaskan petugas dan akan
melaksanakannya.Ibu dan bayi diperbolehkan pulang pada tanggal 15 Oktober 2010 dengan
nilai Hb 10,3 gr %..
3.3.2. Masa Nifas 6 Hari
Senin, 16 Oktober 2010 pukul 10.00 WIB Ibu mengatakan merasa sakit sedikit pada bekas
luka operasi dan sedikit pusing. Ibu mengatakan susah tidur karena bayinya sering menangis
terutama pada malam hari. Ibu mengatakan kedua payudaranya terasa tegang dan bengkak,
ibu mengaku menyusui bayinya kurang dari 10 menit tiap payudara. Ibu mengatakan nafsu
baik, frekuensi 3 5 kali porsi sedang.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, Kesadaran : Compos Mentis,
Keadaan emosional : Stabil, Tanda-tanda Vital : TD : 120 / 80 mmHg, Nadi : 88 x/menit,
Pernafasan : 20 x/menit, Suhu : 36,7 0C. Konjungtiva tidak anemis, payudara pengeluaran
ASI +, banyak, payudara bengkak, kontraksi uterus baik, TFU 3 jari bawah pusat, luka post
operasi tertutup kasa ; tidak terlihat perdarahan pada luka bekas operasi, lochea rubra,
kandung kemih kosong, tidak ada oedema pada ektremitas atas dan bawah. Pemeriksaan
Laboratorium : Hb 10,3 gr %, Leukosit 10.100, Hematokrit 28 %, trombosit 265.000 /L.
Analisa diagnose Ny. A umur 37 tahun nifas 6 hari post sectio caesaria dengan anemia.
Masalah : nutrisi kurang adekuat dan bendungan payudara. Kebutuhan istirahat pada masa
nifas kurang. Maka penatalaksanaannya yaitu memberikan informasi kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan bahwa masa nifasnya berjalan normal. Mengobservasi keadaan umum ibu dan
tanda-tanda vital.Memberikan penyuluhan tentang prakarsa KB. Mengajarkan ibu tentang
perawatan payudara dan tehnik menyusui .Memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif
sampai dengan bayi berumur 6 bulan. Memberikan informasi tentang kebutuhan gizi pada
masa nifas. Menganjurkan ibu untuk cukup tidur / istirahat Memberikan terapi oral : Fe 2 x 1
tablet, , nifedipine 1 x 10 mg. Memotivasi ibu agar kontrol ulang ke rumah sakit pada tanggal
18 Oktober 2010 atau bila ada keluhan.

Ibu mengerti bagaimana merawat payudaranya yang bengkak dan akan melakukan anjuran
yang diberikan oleh bidan .
3.3.3. Masa Nifas 6 Minggu
Minggu, 21 November 2010 pukul 16.00 WIB Ibu mengeluh sakit kepala, nyeri epigastrium
(-). Ibu mengatakan ingin menggunakan KB IUD.
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, status emosional stabil ,
Tanda tanda vital : TD : 170 / 100 mmHg, N : 88 x/mnt, S : 36,5 oC, R : 24 x/mnt,
Pemeriksaan fisik : Mata : konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik, kelopak mata tidak
oedem .Dada : payudara simetris, pengeluaran ASI (+/+), areola bersih, putting susu
menonjol, Abdomen : TFU: tidak teraba, kandung kemih kosong, diastasis (-).Genitalia :
pengeluaran (-), pembengkakkan pada kelenjar bartholini / kelenjar skene -/- .Ekstremitas :
tidak ada oedem, tidak ada kemerahan , tanda homan (-),refleks patela +/+. Pemeriksaan
laboratorium : Hb 12 gr %.
Analisa diagnose Ny. A umur 37 tahun P4 A0 Nifas 6 minggu dengan hipertensi kronis.
Penatalaksanaan yang dilakukan penulis adalah melakukan informed consent,
menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu baik, dan masa nifas berjalan
baik, tekanan darah tinggi, ibu bisa menjalani pemasangan IUD.Melakukan penyuluhan
tentang alat kontrasepsi IUD, menjelaskan prosedur yang akan di lakukan, meneruskan terapi
nifedipin 10 mg dengan dosis 3 x 1 tablet. Menganjurkan ibu untuk konsul ke dokter Internist
untuk penanganan hipertensinya.
Keadaan umum ibu baik. Ibu mengerti tentang penjelasan yang telah di berikan .Tanggal 24
November 2010 Pukul 16.00 WIB telah dilakukan pemasangan IUD jenis Copper TCu 380A
oleh dokter.
3.4. BAYI BARU LAHIR (Neonatal)
3.4.1. Bayi Baru Lahir
Senin, 11 Oktober 2010 pukul 17.05 WIB Bayi lahir tanggal 11 Oktober 2010 jam 17.05 WIB
, dengan usia gestasi 41 minggu, jenis persalinan sectio caesaria atas indikasi ibu riwayat
infertile 10 tahun, ibu G4 P3 A0 dengan anak hidup 0, ibu mempunyai riwayat hipertensi
kronik, tekanan darah 170 / 100 mmHg dengan oedema anasarka, umur kehamilan 41 minggu
, servik belum matang, dengan pemeriksaan USG gambaran air ketuban berkurang.
Bayi lahir langsung menangis, gerakan aktif, warna kulit kemerahan, Heart Rate : 120 x/mnt,
suhu 36,6 0C, Pernafasan 40 x/menit. Jenis kelamin Laki-laki, berat badan bayi 3200 gram,
panjang badan 49 cm.
Analisa Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan.Diagnosa potensial terjadinya
hipotermi. Tindakan yang penulis lakukan melakukan Informed Consent. Menginformasikan
hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan
mengeringkan dan membungkus tubuh bayi serta menempatkan bayi di tempat yang
hangat.Mengikat tali pusat bayi tanpa dibungkus atau diberi apapun. Memberikan
peneng/identitas bayi pada tangan kanan bayi.Memberikan salep mata antibiotika tetrasiklin 1
% pada kedua mata. Memberikan suntikan vitamin K1 (1 mg) intramuscular dipaha kiri
anterolateral.Melakukan perawatan bayi baru lahir.
Pukul 17.15 WIB Keadaan umum bayi baik, bayi menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan. Ibu dan keluarga sangat mensyukuri atas kelahiran anaknya.

3.2.3. Neonatal 6 jam


Pada kunjungan neonatal 6 jam, pada tanggal 01 September 2010, didapatkan keadaan umum
bayi baik, bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan, pergerakan aktif, jenis kelamin
perempuan. Pada tanda vital, heart rate 120 x/menit, respirasi 42 x/menit teratus, suhu 37 oC.
Pemeriksaan antopometri didapatkan berat badan 3200 gram, panjang badan 49 cm, lingkar
dada 34 cm, lingkar kepala 33 cm.
Lalu dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi : bentuk kepala simetris, rambut
merata, warna hitam, tidak ada kaput succedanium, tidak ada cephal hematom, sutura dalam
batas normal. Bentuk muka simetris, tidak ada oedem, tidak ada ikterik, bentuk mata normal,
letak simetris, tidak ada infeksi, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak pucat, secret (-), sklera
tidak ikterik. bentuk telinga simetris, sejajar dengan mata, bersih dan tidak ada pengeluaran
cairan.Bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, septum hidung simetris,
tidak ada secret. Pada bibir dan mulut Tidak ada labio schizis, labio palate schizis, tidak ada
stomatitis dan bibir kemerahan, Pada leher Simetris, pergerakan baik , tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening , bentuk dada simetris, bunyi jantung I II murni
regular, mur mur gallop, putting susu menonjol dan simetris, wheezing -/- ,ronkhi -/- .
Bentuk abdomen simetris, tidak ada pembesaran hepar, perut teraba lembek pada saat bayi
tidak menangis, pada saat bayi tenang dan dipalpasi tidak teraba benjolan atau massa, tali
pusat masih basah dan tidak ada perdarahan. Kedua ekstremitas , bentuk simetris, bentuk
normal, tidak sianosis, tidak ikterus, tidak ada polidaktili/sindaktili, pergerakan baik, kuku
jari panjang. Pada genitalia Jenis kelamin terdapat 2 testis sudah turun kedalam, skrotum dan
lubang saluran kencing diujung penis. Anus (+) tidak ada kelainan. Punggung tidak ada spina
bifida, pada kulit terdapat, pada kulit terdapat lanugo, dan kulit sedikit mengelupas,
Eliminasi, miksi sudah keluar, putih kekuningan, mekonium sudah keluar, warna hitam
kehijauan. Reflek sucking (+), rooting (+), Swallowing (+), morro (+/+), grasping (+/+),
babinsky ( +/+), walking (+/+).
Dari hasil pemeriksaan diatas, dapat dianalisa bahwa Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa
Kehamilan umur 6 jam, keadaan bayi baik . Dasar Partus dengan tindakan sectio caesaria
tanggal 11 Oktober 2010 Pukul 17.08 WIB, masa gestasi 41 minggu lebih 5 hari, jenis
kelamin laki-laki, berat badan 3200 gram panjang 49 cm,tangis kuat, gerak aktif, warna kulit
kemerahan, anus +, meconium + , cacat
Rencana asuhan menyeluruh adalah lakukan informed consent, beritahu Ibu dan keluarga
bahwa bayinya dalam keadaan baik dan sehat.Mandikan bayi setelah suhu tubuh stabil,
pertahankan suhu tubuh bayi. Berikan suntikan HB 0,5 cc IM, lakukan perawatan bayi rutin.
Pelaksanaan asuhan menyeluruh yaitu melakukan informed consent, memberitahu Ibu dan
keluarga bahwa bayinya dalam keadaan baik dan sehat. Memandikan bayi setelah suhu tubuh
stabil, mempertahankan suhu tubuh bayi dengan membungkus badan dan kepala janin lalu
menempatkannya ditempat yang hangat.Memberikan suntikan HB 0,5 cc IM, melakukan
perawatan bayi rutin.
Ibu dan keluarga mengerti apa yang telah dijelaskan oleh petugas dan berbahagia dengan
kelahiran bayinya. Bayi dirawat untuk sementara diruang bayi. Ibu dan bayi dirawat gabung
setelah 24 jam diruangan Nifas.

3.4.2. Bayi 6 Hari


Senin, 16 Oktober 2010 pukul 10.00 WIB Ibu mengatakan bayinya sehat
Keadaan umum baik, menangis kuat, Heart Rate : 120 x/mnt, suhu 36,6 0C, Pernafasan 40
x/menit.
Pada pemeriksaan antopometri didapatkan : Berat badan : 2700 gram, Panjang Badan : 49
cm, Lingkar Kepala 33 cm, Lingkar dada 34 cm. Pemeriksaan fisik ditemukan tidak ada
sianosis, pergerakan aktif, mata tidak ikterik, tali pusat belum puput, warna kulit dan
ekstrimitas kemerahan, reflex rooting (+), reflek moro (+), reflek tonik neck (+), reflek
sucking (+), reflek grasping (+), reflek babinsky (+), reflek stepping (+), BAB dan BAK
normal
Analisa data Neonatus cukup bulan, Sesuai masa kehamilan, umur 6 hari, keadaan bayi baik.
Penatalaksanaan yang dilakukan adalah memeriksa keadaan umum bayi dan tanda-tanda
vital.Menganjurkan kepada ibu untuk memenuhi nutrisi bayi dengan memberikan ASI tanpa
dibatasi waktu.Memberikan immunisasi Hepatitis B 1 dan Polio 1.Menjelaskan kepada ibu
tentang tanda bahaya pada bayi dan apa yang harus dilakukan ketika menemukan hal
tersebut.Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai bayi berumur 6
bulan.Menganjurkan kepada ibu untuk memberikan imunisasi BCG bayinya pada tanggal 11
November 2010. Hasil : Keadaan umum bayi baik, bayi menyusu ASI. Ibu mengerti
penjelasan yang diberikan oleh bidan dan akan melaksanakannya.
3.4.3. Neonatal 6 Minggu
Minggu,21 November 2010, Pukul 16.00 WIB Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik
dan sehat bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 di posyandu pada tanggal 18
November 2010
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan Umum Baik , Tanda Tanda Vital : Heart Rate :
120 /mnt teratur, Respirasi : 42 x/ menit teratur , Suhu : 36,5 oC , warna kulit kemerahan,
pergerakan aktif, refleks hisap baik.Antopometri : Berat Badan : 5000 gram, Panjang Badan :
52 cm, Lingkar Dada : 35 cm, Lingkar Kepala : 36 cm. Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ada ikterik.Eliminasi : buang air kecil (+), warna putih kekuningan, lancar 8 10 kali
dalam sehari, buang air besar (+), lancar 3 4 kali dalam sehari , warna kuning, konsistensi
lunak .
Analisa data Bayi Ny.A Umur 6 minggu keadaan bayi baik. Penatalaksanaan yang dilakukan
adalah menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan umum bayi
baik.Memberikan penyuluhan pada ibu tentang kontrasepsi IUD. Memastikan bayi mendapat
ASI dan menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif. Memberitahukan
ibu jadwal imunisasi selanjutnya yaitu imunisasi DPT-COMBO 1 dan polio 2 pada umur 2
bulan. Menganjurkan ibu supaya membawa bayinya ke posyandu untuk mendapatkan
pelayanan imunisasi dan memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya.
Keadaan umum bayi baik, bayi tetap diberi ASI.Ibu mengerti tentang apa yang telah di
sampaikan dan mau melaksanakan apa yang telah di anjurkan.

Anda mungkin juga menyukai