Anda di halaman 1dari 27

Makalah

Mata Kuliah Kegawat Daruratan Maternal dan Neonayal

Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan ibu Hamil dengan


Preeklampsia Berat (PEB)

Dosen Pengajar : Maria Julin Rarome, S.Kp, M.Kes

Oleh :

1. Nani Mulyati NIM : PO.62.24.2.18.331


2. Henita Yulia Sari NIM : PO.62.24.2.18.312

Kelas A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


PRODI D IV KEBIDANAN ANGKATAN II
TAHUN 2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2012
naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup atau kembali pada kondisi tahun
1997. Hal ini berarti kesehatan ibu justru mengalami kemunduran selama 15
tahun. Pada tahun 2007, AKI di Indonesia sebenarnya telah mencapai 228 per
100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung.
Pola penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan (25% biasanya
perdarahan pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%),
partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab-sebab lain
(8%) (Prawirohardjo, 2012).
Preeklampsia merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada
kehamilan didunia. Kematian pada umumnya terjadi akibat keterlambatan
penanganan serta ketidaktahuan ibu mengalami preeclampsia. Di Negara
berkembang, 30% dari total kematian anak saat dilahirkan disebabkan oleh
preeclampsia (Oshigita, 2013)
Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi
pada ante, intra dan postpartum. Secara teoritis urutan – urutan gejala yang
timbul pada preeclampsia yaitu oedema, hipertensi dan terakhir proteinuria.
Preeklampsia secara global terjadi pada 0,5% kelahiran hidup dan 4,5%
hipertensi dalam kehamilan. Preeklamsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
hati, oedema paru dan perdarahan serebral, sedangkan pada janin dapat
menyebabkan fetal distress, intrauterine fetal growth restriction (IUGR) dan
solusio plasenta (Prawirohardjo, 2012).
Peran bidan dalam hubungan nya dengan gangguan hpertensi selama
kehamilan terletak pada ketelitiannya melakukan pemeriksaan dan melakukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter, preeclampsia dapat berdampak sangat
serius pada ibu dan janin, maka mempertahankan tingkat kecurigaan yang tinggi

2
dan menghindari asumsi berlebihan bahwa temuan yang diperoleh menunjukkan
kondisi yang normal,akan membantu menegakkan diagnosis yang tepat
(Widya,2013).

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Preeklampsia

a. Definisi Preeklampsia
Preeklamsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai
dengan adanya disfungsi plasanta dan respon maternal terhadap adanya
inflamasi sistemik dengan aktifasi endotel dan koagulasi. Diagnosis
preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi dan proteinuria pada
usia kehamilan diatas 20 minggu.Edema tidak lagi dipakai sebagai criteria
diagnostic karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan
normal, (POGI, 2014).
Preeklamsia mempunyai gambaran klinis bervariasi dan komplikasinya
sangat berbahaya pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Gambaran klinis yang utama dan harus terpenuhi adalah terdapatnya
hipertensi dan proteinuria, karena organ target yang utama terpengaruhi
adalah ginjal (glomerular endoteliosis). Patogenesisnya sangat kompleks,
dipengaruhi oleh genetic, imunologi, dan interaksi faktor lingkungan
(Pribadi, A., et al, 2015)

b. Etiologi preeklamsia
Terdapat beberapa teori yang diduga sebagai etiologi dari preeklamsia,
meliputi (Pribadi, A., et al, 2015):
1) Abnormalitas invasi tropoblas
Invasi tropoblas yang tidak terjadi atau tidak sempurna, maka akan
terjadi kegagalan remodeling a. spiralis. Hal ini mengakibatkan darah
menuju lacuna hemokorioendotel mengalir kurang optimal dan bila jangka
waktu lama menyebabkan kerusakan endotel pada plasenta yang menambah
berat hipoksia. Produk dari kerusakan vaskuler selanjutnya akan terlepas
dan memasuki darah ibu yang memicu gejala klinis preeklamsia. (Pribadi,
A., et al, 2015).

4
2) Maladaptasi imunologi antara maternal-plasenta (paternal)-fetal
Berawal pada awal trimester kedua pada wanita yang kemungkinan akan
terjadi preeklamsia ,Th 1 akan meningkat dan rasio Th 1/Th 2 berubah, Hal
ini disebakan karena reaksi inflamasi yang di stimulasi oleh mikropartikel
plasenta dan adiposity (Redman, 2014).
3) Maladaptasi kardiovaskuler atau perubahan proses inflamasi dari proses
kehamilan normal
4) Faktor genetic, termasuk faktor yang diturunkan secara mekanisme
epigenetic.
Dari sudut pandang herediter, preeklamsia adalah penyakit
multifaktorial dan poligenik. Predisposisi herediter untuk preeklamsia
mungkin merupakan hasil interaksi dari ratusan gen yang diwariskan
baik secara maternal ataupun paternal yang mengontrol fungsi enzimatik
dan metabolism pada setiap sistem organ. Faktor plasma yang
diturunkan dapat menyebabkan preeklamsia. (McKenzie, 2012). Pada
ulasan komprehensifnya, Ward dan Taylor (2014) menyatakan bahwa
insidensi preeklamsia bisa terjadi 20 sampai 40 persen pada anak
perempuan yang ibunya mengalami preeklamsia; 11 sampai 37 persen
saudara perempuan yang mengalami preeklamsia dan 22 sampai 47
persen pada orang kembar.

5) Faktor nutrisi,kurangnya intake antioksidan


John et al (2002) menunjukan pada populasi umumnya konsumsi
sayuran dan buah-buahan tinggi antioksidan dihubungkan dengan
turunya tekanan darah. Penelitian yang dilakukan Zhang et al (2002)
menyatakan insidensi preeklamsia meningkat dua kali pada wanita yang
mengkonsumsi asam askorbat kurang dari 85 mg.

5
c. Faktor resiko
Faktor resiko dapat berpengaruh terhadap progresifitas preeklamsia
(Pribadi, A., et al, 2015) :
1) Faktor usia ibu
2) Paritas
3) Usia kehamilan
4) Indeks Massa Tubuh (IMT). Nilai IMT diatas 30 dengan kategori
obesitas, resiko preeklamsia meningkat menjadi 4 kali lipat.

Faktor resiko preeklamsia (Cunningham, et al.,2014) antara lain :

1) Obesitas
2) Kehamilan multifetal
3) Usia ibu
4) Hiperhomosisteinemia
5) Sindrom metabolic

Faktor resiko lain meliputi lingkungan, sosioekonomi, dan bisa juga


pengaruh musim. (Cunningham, et al.,2014).

d. Patofisiologi preeklamsia
Patofisioligi terjadinya preeklamsia dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Sistem Kardiovaskuler
Pada preeklamsia, endotel mengeluarkan vasoaktif yang
didominasi oleh vasokontriktor, seperti endotelin dan tromboksan A2.
Selain itu, terjadi penurunan kadar rennin, angiotensin I, dan angiotensin
II dibandingkan kehamilan normal.

2) Perubahan metabolism
Pada perubahan metabolism terjadi hal-hal sebagai berikut :
a) Penurunan reproduksi prostaglandin yang dikeluarkan oleh plasenta
b) Perubahan keseimbangan produksi prostaglandin yang menjurus pada
peningkatan tromboksan yang merupakan vasokontriktor yang kuat,

6
penurunan produksi prostasiklin yang berfungsi sebagai vasodilator
dan menurunnya produksi angiotensi II – III yang menyebabkan
makin meningkatnya sensitivitas otot pembuluh darah terhadap
vasopressor.
c) Perubahan ini menimbulkan vasokontriksi pembuluh darah dan
vasovasorum sehingga terjadi kerusakan, nekrosis pembuluh darah,
dan mengakibatkan permeabilitas meningkat serta kenaikan darah
d) Kerusakan dinding pembuluh darah, menimbulkan dan memudahkan
trombosit mengadakan agregasi dan adhesi serta akhirnya
mempersempit lumen dan makin mengganggu aliran darah ke organ
vital
e) Upaya mengatasi timbunan trombosit ini terjadi lisis, sehingga dapat
menurunkan jumlah trombosit darah serta memudahkan jadi
perdarahan.(Manuaba, 2001)

3) Sistem darah dan koagulasi


Pada Perempuan dengan preeklamsi terjadi trombositopenia,
penurunan kadar pada beberapa faktor pembekuan, dan eritrosit dapat
memiliki bentuk yang tidak normal sehingga mudah mengalami
hemolisis. Jejas pada endotel dapat menyebabkan peningkatan agregasi
trombosit, menurunkan lama hidupnya, serta menekan kadar antitrombin
III. (Cunningham et al., 2014).

4) Homeostatis Cairan Tubuh


Pada preeklamsia terjadi retensi natrium karena meningkatnya
sekresi deoksikortikosteron yang merupakan hasil konversi progesterone.
Pada wanita hamil yang mengalami preklamsia berat, volume
ekstraseluler akan meningkat dan bermanifestasi menjadi edema yang
lebih berat daripada wanita hamil yang normal. Mekanisme terjadinya
retensi air disebabkan karena endhotelial injuri.(Cunningham et al.,
2014).

7
5) Ginjal
Selama kehamilan normal terjadi penurunan aliran darah keginjal
dan laju filtrasi glomerulus. Pada preeklamsia terjadi perubahan seperti
peningkatan resistensi arteri aferen ginjal dan perubahan bentuk endotel
glomerulus. Filtrasi yang semakin menurun menyebabkan kadar
kreatinin serum meningkat. Terjadi penurunan aliran darah keginjal,
menimbulkan perfusi dan filtrasi ginjal menurun menimbulkan oliguria.
Kerusakan pembuluh darah glomerulus dalam bentuk “ gromerulo-
capilary endhotelial “ menimbulkan proteinuria. (Cunningham et al.,
2014).
6) Serebrovaskular dan gejala neurologis lain
Gangguan seperti sakit kepala dan gangguan penglihatan.
Mekanisme pasti penyebab kejang belum jelas. Kejang diperkirakan
terjadi akibat vasospasme serebral, edema, dan kemungkinan hipertensi
mengganggu autoregulasi serta sawar darah otak.
7) Hepar
Pada preeklamsia ditemukan infark hepar dan nekrosis. Infark
hepar dapat berlanjut menjadi perdarahan sampai hematom. Apabila
hematom meluas dapat menjadi rupture subscapular. Nyeri perut kuadran
kanan atas atau nyeri epigastrium disebabkan oleh teregangnya kapsula
Glisson.
8) Mata
Dapat teradi vasospasme retina, edema retina, ablasio retina,
sampai kebutaan.

e. Gejala dan tanda preeklamsia


Gejala klinis preeklamsia sangat bervariasi dari yang ringan sampai yang
mengancam kematian pada ibu. Efek yang sama terjadi pula pada janin,
mulai dari yang ringan, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dengan
komplikasi pascasalin sampai kematian intrauterine (Pribadi, A et al., 2015).
Gejala dan tanda preeklamsia meliputi (Morgan&Hamilton, 2009)

8
1) Hipertensi : Peningkatan sistolik sebesar 30 mmHg atau diastolic
sebesar 15 mmHg.
2) Hiperrefleksi nyata, terutama disertai klonus pergelangan kaki yang
sementara atau terus menerus.
3) Edema wajah
4) Gangguan penglihatan
5) Mengantuk atau sakit kepala berat (pertanda konvulsi)
6) Peningkatan tajam jumlah proteinuria ( ≥ 5 mg pada specimen 24
jam, atau bila menggunakan uji dipstick 3+ sampai 4+)
7) Oliguria : Keluaran urin kurang dari 30 ml/jam atau kurang dari 500
ml/24 jam.
8) Nyeri epigastrium karena distensi hati

f. Diagnosis preeklamsia
Pada umumnya diagnosis preeklamsia didasarkan atas adanya 2 dari trias
tanda utama : hipertensi, edema, proteinuria. Hal ini memang berguna untuk
kepentingan statistic,tetapi dapat merugikan penderita karena tiap tanda
dapat merupakan bahaya kendatipun ditemukan sendiri. (Wibowo dan
Rachimhadhi, 2006)

9
Tabel 2.1 Diagnosis Preeklamsia

Parameter Keterangan
Tekanan darah 1. TD sistol ≥ 140 mmHg atau diastole ≥ 90 mmHg pada
dua kali pengukuran setidaknya dengan selisih 4 jam,
pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu pada
perempuan dengan TD normal
2. TD sistol ≥ 160 mmHg atau diastole ≥ 110 mmHg
hipertensi dapat ditegakkan dalam hitungan menit
untuk mempercepat dimulainya antihipertensi
DAN
Proteinuria Protein urine kuantitatif ≥ 300 mg/24 jam atau protein/rasio
kreatinin ≥ 0.3 mg/dL
Pemeriksaan carik celup urine +1 (hanya jika protein urin
kuantitatif tidak tersedia)
Atau jika tidak ada proteinuria hipertensi yang baru timbul dengan awitan salah satu
dari :
Trombositopenia Hitung trombosit < 100.000µL
Insufisiensi ginjal Konsentrasi kreatinin serum > 1,1 mg/dL atau lebih dari dua
kali kadarnya dan tidak terdapat penyakit ginjal lainnya
Gangguan fungsi hati Konsentrasi transaminase lebih dari dua kali normal
Edema paru
Gangguan serebral
atau penglihatan
Sumber : American College of Obstetricians and Gynecologists, 2013

g. Klasifikasi preeklamsia
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) (2013)
mengklasifikasikan hipertensi dalam kehamilan menjadi :
1) Preeklamsia dan eklamsia. Eklamsia adalah timbulnya kejang grand-
mal pada perempuan dengan preeklamsia. Eklampsia dapat terjadi

10
sebelum, selama, atau setelah kehamilan. Preeklampsia sekarang
diklasifikasikan menjadi :
2) Preeklampsia tanpa tanda bahaya
3) Preeklampsia dengan tanda bahaya, apabila ditemukan salah satu dari
gejala/tanda berikut ini :
a) TD sistol ≥ 160 mmHg atau diastole ≥ 110 mmHg pada dua
pengukuran dengan selang 4 jam saat pasien berada dalam posisi
tirah baring
b) Trombositopenia < 100.000/µL
c) Gangguan fungsi hati yang ditandai dengan meningkatnya
transaminase dua kali dari nilai normal, nyeri perut kanan atas
persisten berat atau nyeri epigastrium yang tidak membaik
dengan pengobatan atau keduanya
d) Insufisiensi renal yang progresif (konsentrasi kreatinin serum >
1.1 mg/dL)
e) Edema paru
f) Gangguan serebral dan penglihatan
4) Hipertensi kronis adalah hipertensi yang sudah ada sebelum
kehamilan
5) Hipertensi kronis dengan superimposed preeclampsia adalah
preeclampsia yang terjadi pada perempuan hamil yang hipertensi
kronis
6) Hipertensi gestasional adalah peningkatan tekanan darah setelah usia
kehamilan lebih dari 20 minggu tanpa adanya proteinuria atau
kelainan sistemik lainnya
h. Penanganan preeclampsia
Pengobatan pada preeclampsia hanya dapat dilakukan secara
simtomatis karena etiologi preeclampsia dan faktor-faktor apa dalam
kehamilan yang menyebabkanya, belum diketahui. Tujuan utama
penanganan adalah (Wibowo dan Rachimhadhi, 2006) :

11
1) Mencegah terjadinya preeclampsia berat dan eklampsia
2) Melahirkan janin hidup
3) Melahirkan janin hidup dengan trauma sekecil-kecilnya.
Wibowo dan Rachimhadhi (2006) mengklasifikasikan penanganan
preeclampsia menjadi dua sebagai berikut :
1) Penanganan preeklamsia ringan
Istirahat ditempat tidur karena dengan berbaring pada sisi tubuh
dapat menyebabkan pengaliran darah ke plasenta meningkat, aliran
darah keginjal juga lebih banyak, tekanan vena pada ekstremitas
bawah turun dan resorbsi cairan dari daerah tersebut bertambah selain
itu juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar.
Pemberian Fenobarbital 3x30 mg sehari akan menenangkan penderita
dan dapat juga menurunkan tekanan darah.
2) Penanganan Preeklampsia berat
Pada penderita yang masuk rumah sakit sudah dengan tanda-
tanda dan gejala-gejala preeclampsia berat segara harus diberi sedative
yang kuat untuk mencegah timbulnya kejang-kejang. Apabila sesudah
12-24 jam bahaya akut dapat diatasi, dapat dipikirkan cara yang
terbaik untuk menghentikan kehamilan. Tindakan ini perlu untuk
mencegah seterusnya bahaya eklampsia. Sebagai pengobatan untuk
mencegah timbulnya kejang-kejang dapat diberikan :
(1) Larutan sulfas magnesikus 40% dengan kegunaan selain
menenangkan, juga menurunkan tekanan darah dan
meningkatkan dieresis;
(2) Klorpomazin 50 mg;
(3) Diazepam 20 mg intramuscular.
3) Syarat – syarat pemberian MgSO4
1) Reflek Patella (+)
2) Frekuaensi pernafasan > 16 x permenit
3) Produksi urine lebih dari 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5
cc/kg BB/jam

12
i. Komplikasi preeclampsia
Komplikasi terberat adalah kematian ibu dan janin. Usaha utama ialah
melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeclampsia dan eklampsia.
Komplikasi dibawah ini yang biasanya terjadi pada preeclampsia berat dan
eklampsia (Wibowo dan Rachimhadhi, 2006):
1) Solusio plasenta
Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan
lebih sering terjadi pada preeclampsia.
2) Hipofibrinogenemia
Biasanya terjadi pada preeclampsia berat. Oleh karena itu dianjurkan
pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.
3) Hemolisis
Penderita dengan gejala preeclampsia berat kadang-kadang
menunjukan gejala klinis hemolisis yang dikenal dengan
ikterus.Belum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan
kerusakan sel hati atau destruksi eritrosit. Nekrosis periportal hati
yang ditemukan pada autopsy penderita eklampsia dapat
menerangkan ikterus tersebut
4) Perdarahan otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal
penderita eklampsia
5) Kelainan mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung selama
seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada
retina. Hal ini merupakan tanda gawat akan terjadi apopleksia
serebri.
6) Edema paru-paru
Paru-paru menunjukan berbagai tingkat edema dan perubahan karena
bronchopneumonia sebagai akibat aspirasi.Kadang-kadang
ditemukan abses paru.

13
7) Nekrosis hati
Nekrosis periportal hati pada preeclampsia/eklampsia merupakan
akibat vasospasme arteriole umum. Kelainan ini diduga khas untuk
eklampsia, tetapi ternyata juga ditemukan pada penyakit lain.
Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati,
terutama pada enzim-enzimnya.
8) Sindroma HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes an low
platelats
Merupakan sindrom kumpulan gejala klinis berupa gangguan fungsi
hati, hepatoseluler (peningkatan enzim hati [SGOT, SGPT], gejala
subyektif [cepat lelah, mual, muntah dan nyeri
epigastrium],hemolisis akibat kerusakan membrane eritrosit oleh
radikal bebeas asam lemak jenuh dan tak jenuh. Trombositopenia (<
150.000/cc), agregasi (adhesi trombosit didinding vascular), lisosom
(Manuaba, 2007).
9) Kelainan ginjal
Kelainan ini berupa endotheliosis glomerulus yaitu pembengkakan
sitoplasma sel endhotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur yang
lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul anuria sampai gagal ginjal.
10) Komplikasi lain
Lidah tergigit,trauma dan fraktur karena jantung akibat kejang-
kejang, pneumonia aspirasi dan DIC (disseminated intravascular
coagulation).
11) Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan Kebidanan pada Ny. A usia kehamilan 37 minggu dengan


preeclampsia berat di RSUD Puruk Cahu

1. Pengkajian
Tanggal : 13 Mei 2018
Pukul : 08.00 wib
Tempat : RSUD Puruk Cahu

a. Identitas pasien Identitas suami


Nama Ibu : Ny.A Nama Suami : Tn.S
Umur : 35 Tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.Temanggung Tilung Puruk Cahu

b. Anamnesa (data subyektif)


1) Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu mengeluh
pusing, nyeri tulang dada dibagian bawah, bengkak pada kaki dan tangan
seta sesak.
HPHT 26 Agustus 2017

15
2) Riwayat menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan menarche pertama saat usia 13
tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan jarak menstruasinya ± 28 hari
c) Lama : Ibu mengatakan lama menstruasi ± 6 hari
d) Banyaknya : Ibu mengatakan 2-3 kali ganti pembalut dalam
sehari
e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan menstruasinya teratur
f) Sifat darah : Ibu mengatakan darah menstruasinya encer,
berwarna merah dan tidak ada gumpalan
g) Dismenorhea : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri haid
3) Riwayat hamil ini
a) HPHT : tanggal 26 Agustus 2014
b) HPL : tanggal 02 juni 2015
c) Gerakan janin : Ibu mengatak gerakan janin mulai dirasakan pada
usia kehamilan 5 bulan dan gerakan nya lebih dari 5 kali dalam sehari
d) Obat yang dikonsumsi
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh
bidan seperti tablet tambah darah dan vitamin
e) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah pada pagi hari
Trimester II : Ibu mengatakan sering pusing
Trimester III : Ibu mengatakan pusing, sering nyeri tulang dada
dibagian bawah, dan kakinya bengak
f) ANC : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 8
kali di puskesmas
Trimester I : saat usia kehamilan 5 dan 10 minggu
Trimester II : saat usia kehamilan 16, 20 dan 24 minggu
Trimester III : saat usia kehamilan 30, 35 dan 36 minggu

16
g) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi pada ibu
hamil saat usia kehamilan 2 bulan, tablet FE saat umur kehamilan 3
bulan dan tanda bahaya kehamilan saat usia kehamilan 5 bulan
h) Imunisasi TT : Ibu mengatakan pernah mendapat imunisasi TT 3
kali
TT1 : Saat mau menikah
TT2 : Saat hamil pertama
TT3 : Saat hamil 10 minggu
i) Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan merasa cemas pada kehamilan nya karena mengeluh
sering pusing, kaki dan tangannya bengkak, nyeri tulang dada bagian
bawah dan sesek
4) Riwayat penyalit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sedang menderita penyakit batuk dan pilek
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung : Tidak ada
(2) Ginjal : Tidak ada
(3) Asma : Tidak ada
(4) TBC : Tidak ada
(5) Hepatitis : Tidak ada
(6) DM : Tidak ada
(7) Hipertensi : Ibu mengatakan sejak usia kehamilanya 20
minggu hasil tekanan darah nya 140/90 mmHg
(8) Epilepsi : Tidak ada
c) Riwayat penyakit keluarga
(1) Penyakit menular : Tidak ada
(2) Penyakit menurun : Tidak ada

17
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan didalam keluarga nya maupun keluarga suami tidak
ada riwayat keturunan kembar
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan tindakan operasi apa pun
5) Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Syah, 1 kali
Menikah umur : 20 tahun dengan suami umur 23 tahun,lamanya 5
tahun , anak 1 orang
6) Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama ± 1,5
tahun alas an berhenti karena berat badan nya selalu naik dan KB pil
selama± 1 tahun alasan berhenti karena ingin memiliki anak lagi
7) Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu :
Keadaan
No Tgl/th Tempat Umur Jenis Penolong Anak Nifas anak
partus partus kehamil partus sekarang
an
Jenis BB PB Keadaan Laktasi
1. 2012 PKM Aterm Spont Bidan Pere 32 49 Baik Lancar Hidup
an mpua 00 3,5
n tahun
2. Hamil
sekaran
g

8) Pola kebiasaan sehari-hari


a) Nutrisi
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 2 kali sehari porsi
sedang, jenis nasi, sayur, lauk dan minum air putih dan the
(2) Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari
dengan porsi sedang, jenis nasi, sayur, lauk pauk dan minum air
putih, the dan susu

18
b) Eliminasi
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, warna
kuning, konsistensi lunak, dan BAK 5 kali sehari, warna kuning
jernih, bau khas
(2) Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, warna
kuning kecoklatan, konsistensi lunak. Dan BAK 6-7 kali sehari,
warna kuning jernih, bau khas
c) Aktifitas
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan
rumah sendiri seperti memasak, mencuci dan menyapu
(2) Selama hamil : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan
rumah tangga dibantu suami
d) Istirahat/tidur
(1) Sebelum hamil : tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 8
jam
(2) Selama hamil : tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 8
jam
e) Seksualitas
(1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan
suami istri 1 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan
(2) Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil jarang
melakukan hubungan suami istri
f) Personal hygiene
(1) Sebelum hamil : mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari, keramas 2-3 kali dalam seminggu dang anti baju 2 kali
dalam sehari
(2) Selama hamil : mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari, keramas 2 kali dalam seminggu dang anti baju 2 kali
dalam sehari

19
g) Psikososial budaya
(1) Perasaan tentang kehamilan ini
Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilan ini
(2) Kehamilan ini direncanakan atau tidak
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan
(3) Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan baik laki-laki maupun perempuan tidak masalah
(4) Dukungan Keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan keluarga mendukung dengan kehamilan ini
terutama suami
(5) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami
(6) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun
(7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan didalam keluarganya ada acara tujuh bulanan
saat usia kehamilan 7 bulan
h) Penggunaan obat-obatan atau rokok
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan lain selain
yang diberikan oleh bidan, ibu tidak pernah merokok dan suami
merokok
c. Pemeriksaan fisik (Data Obyektif)
1) Status generalis
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD :190/110 mmHg
S :36,5º C
N :88 x/menit
R : 28 x/menit
d) TB : 157 cm
e) BB sebelum hamil : 74 kg

20
f) BB selama hamil : 95 Kg
g) LILA : 32 Cm
2) Pemeriksaan Sistemik
a) Kepala
(1) Rambut : Bersih, hitam, tidak mudah rontok, tidak
berketombe
(2) Muka : Bersih, tidak ada oedema, tidak ada
cloasmagravidarum
(3) Mata
a. Conjungtiva : Merah muda
b. Sklera : Putih
(4) Hidung : Bersih, simetris, tidak ada benjolan
(5) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen
(6) Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis
(7) Gigi : Tidak ada caries
(8) Gusi : Tidak berdarah
b) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
(2) Tumor : Tidak ada
(3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
c) Dada dan Axilla
(1) Mammae :
a. Membesar : Membesar normal
b. Tumor : Tidak ada
c. Simetris : simetris kanan dan kiri
d. Areola : hiperpigmentasi
e. Putting susu : menonjol
f. Kolostrum : belum keluar

21
(2) Axilla
a. Benjolan : Tidak ada
b. Nyeri : Tidak ada
d) Ekstremitas
(1) Varises : Tidak ada
(2) Oedema : Ada oedema
(3) Refleks patella : tidak dilakukan
3) Pemeriksaan khusus obstetric
a) Abdomen
(1) Inspeksi
a. Pembesaran perut : Sesuai dengan usia kehamilan
b. Bentuk perut : memanjang
c. Linea alba/nigra : linea alba
d. Striae : Striae livide
e. Kelainan : tidak ada kelainan
f. Pergerakan anak : saat dilakukan pemeriksaan terlihat
gerakan janin
(2) Palpasi
a. Kontraksi : saat pemeriksaan tidak ada kontraksi
b. Leopold I : TFU : 3 jari bawah PX
FU : Teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
c. Leopold II : Kanan : Teraba bagian-bagian
janin (ekstremitas)
Kiri : Teraba keras, memanjang,
datar seperti papan (punggung)
d. Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala)
e. Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu
atas panggul (divergen) 4/5 bagian
f. TFU Mc Donald : 32 cm
g. TBBJ : (32-11)x155=3100 gram

22
(3) Auskultasi
DJJ : Dibawah pusat sebelah kiri,frekuensi
142x/menit, teratur
b) Pemeriksaan panggul
(1) Kesan panggul : Gynecoid
(2) Distantia spinarum : tidak dilakukan
(3) Distantia kristarum : tidak dilakukan
(4) Konjungata eksterna (boudeloque) : Tidak dilakukan
(5) Lingkar panggul : tidak dilakukan
c) Anogenital
(1) Vulva vagina
a. Varises : Tidak ada
b. Luka : Tidak ada
c. Kemerahan : Tidak kemerahan
d. Nyeri : tidak ada
e. Kelenjar bartolini : tidak ada pembesaran kelenjar bartolini
f. Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
(2) Perineum
a. Bekas luka : tidak ada
b. Lain-lain : tidak ada
(3) Anus
a. Haemoroid : Tidak ada
b. Lain-lain : tidak ada
4) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium : protein urin (+++)
b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

23
DOKUMENTASI SOAP

Tanggal S O A P
13 Mei Ibu Pemeriksaan umum Ny.A G2 P1 1. Monitoring Keadaan Ibu
2017 mengatakan 1. Keadaan umum A0 umur 35 2. Monitoring kesejahteraan
ingin baik tahun,usia janin
memeriksakan 2. Kesadaran kehamilan 37 3. Sosialisasi keluarga
kehamilannya composmentis minggu, janin membatasi jumlah pengunjung
dan ibu 3. TD 190/110 tunggal hidup 4. Monitor jumlah pengeluaran
mengeluh mmHg intra uterin, cairan (urin)
pusing,nyeri 4. S. 36,3◦c dengan 5. Beri dukungan moril pada ibu
tulang dada 5. R. 22x/mnt preeklampsia 7. Lakukan kolaborasi dengan
bagian bawah , 6. N. 82x/mnt berat dokter SpOG
bengkak pada 7. Head to too
kaki dan normal,
tangan, serta Ekstermitas
sesak oedema
HPHT 26 8. Palpasi Tfu 3
Agustus 2017 jari bwh px,pu-
ka,pres kep,sdh
masuk PAP,Mc
D 32 cm,TBBJ
3100 gr
9. Djj 142x/menit
10. Lab. Protein
urine (+++)

24
Catatan Implementasi

Waktu Catatan Implementasi


08.00 wib 1. Memonitor keadaan ibu dengan memeriksa keadaan umum dan tanda-tanda
Vital
08.02 wib 2. Memonitor kesejahteraan janin yaitu menghitung denyut jantung janin
08.o5 wib 3. Mensosialisasikan kepada keluarga untuk membatasi jumlah pengunjung
agar ibu dapat beristirahat dengan baik dan tenang
08.08 wib 4 . Memonitor jumlah pengeluaran cairan (urin) setiap jam
08.10 wib 5. Memberikan dukungan moril pada ibu
08.15 wib 6. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG
* Pasang infus RL 20 tpm
* injeksi MgSO4 8 gr secara IM
* Injeksi cefotaxim 1 gr secara IV
* Obat oral nifedifin 3x1 hari @10 mg
* Methyldopa 3x1 hari @250 mg
* Pasang O2 3 liter/menit
* Pasang DC

25
Evaluasi

Waktu Evaluasi
08.20 wib 1. Keadaan ibu baik
2. Keadaan janin baik
3. Keluarga bersedia membatasi jumlah pengunjung
4. TD dan urine dipantau
5. Ibu sudah diberi terapi :
*Infus RL sudah terpasang pada tangan kiri dengan dosis 20 tpm
* MgSO4 sudah diberikan secara IM dengan dosis 8 mg
*Cefotaxim sudah diberikan sacara IV dengan dosis 1 gr
*Nifedifin sudah diberikan peroral dosisnya @10 mg
* Methyldopa sudah diberikan peroral dosisnya @250 mg
* O2 sudah terpasang 3 liter/menit
* DC sudah terpasang

26
27

Anda mungkin juga menyukai