PREEKLAMPSIA BERAT
OLEH :
Muhammad Zaky
H1A 007 043
PEMBIMBING :
dr. Doddy A.K., SpOG (K)
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Di samping itu, preeklamsia juga dipengaruhi oleh paritas. Surjadi, dkk (1999)
mendapatkan angka kejadian dari 30 sampel pasien preeklampsia di RSU Dr. Hasan Sadikin
Bandung paling banyak terjadi pada ibu dengan paritas 1-3 yaitu sebanyak 19 kasus dan juga
paling banyak terjadi pada usia kehamilan diatas 37 minggu yaitu sebanyak 18 kasus.
Wanita dengan kehamilan kembar bila dibandingkan dengan kehamilan tunggal, maka
memperlihatkan insiden hipertensi gestasional (13 % : 6 %) dan preeklampsia (13 % : 5 %)
yang secara bermakna lebih tinggi. Selain itu, wanita dengan kehamilan kembar
memperlihatkan prognosis neonatus yang lebih buruk daripada wanita dengan kehamilan
tunggal (Cunningham, 2003).
2)
Primigravida,
karena
pada
primigravida
pembentukan
antibodi
Kegemukan (obesitas)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
Defisiensi
kalsium.
Diketahui
bahwa
kalsium
berfungsi
membantu
Disfungsi dan aktivasi dari endotelial. Kerusakan sel endotel vaskuler maternal
memiliki peranan penting dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin
diketahui dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara
signifikan dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia. Kenaikan kadar fibronektin
sudah dimulai pada trimester pertama kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat
sesuai dengan kemajuan kehamilan (Joanne, 2006).
Perubahan kardiovaskuler.
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklampsia dan
eklamsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan peningkatan afterload
jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya
secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh
larutan onkotik atau kristaloid intravena, dan aktivasi endotel disertai ekstravasasi ke dalam
ruang ektravaskular terutama paru (Cunningham, 2003).
2)
penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada penderita preeklampsia
dan eklamsia daripada pada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik.
Penderita preeklampsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang
diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan
kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak menunjukkan
perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam
serum biasanya dalam batas normal (Trijatmo, 2005 ).
3)
Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapat terjadi
ablasio retina yang disebabkan oleh edema intra-okuler dan merupakan salah satu indikasi
untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang menunjukan tanda preklamsia berat
yang mengarah pada eklamsia adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini
disebabkan oleh adanya perubahan preedaran darah dalam pusat penglihatan dikorteks serebri
atau didalam retina (Rustam, 1998).
4)
Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks
serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan (Trijatmo, 2005).
5)
Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta, sehingga
terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada
preeklampsia dan eklamsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap
rangsangan, sehingga terjadi partus prematur.
6)
Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh edema paru yang
menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena terjadinya aspirasi pneumonia, atau
abses paru (Rustam, 1998).
Tekanan darah pada preklamsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai
kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema
paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, pendarahan otak (Michael,
2005).
b)
2)
b)
c)
d)
e)
f)
Trombositopeni
g)
h)
Bila umur kehamilan <37 minggu, tanpa adanya keluhan subjektif dengan
keadaan janin baik.
b)
c)
Perawatan aktif :
a) Indikasi :
b) Pengobatan medikamentosa :
1). Tirah baring ke satu sisi (kiri).
2). Infus Ringer Laktat 20tts/mnt.
3). Pemberian MgSO4 4g IV (bolus).
aquadest 10cc.
Berikan secara IV perlahan (5-10 menit).
Anti hipertensi.
a)
b)
c)
Jika perlu, pemberian hidralazin dapat diulang setiap jam, atau 12,5
intamuskular setiap 2 jam
d)
Persalinan.
a)
b)
Anestesi yang aman/ terpilih adalah anastesia umum. Jangan lakukan anastesia
lokal, sedangkan anestesia spinal berhubungan dengan hipotensi
c)
Jika anestesia yang umum tidak tersedia, atau janin mati, aterm terlalu
kecil, lakukan persalinan pervaginam.
Jika servik matang, lakukan induksi dengan aksitosin 2-5 IU dalam 500 ml dekstrose 10
tetes/menit atau dengan prostaglandin (Abdul Bari, 2001).
BAB II
LAPORAN KASUS
STATUS OBSTETRI
DOKTER MUDA SMF OBGIN RSUP NTB
Tanggal/Jam Masuk RSUP NTB : 16 Juni 2012/18.00
No.RM : 042241
Nama Dokter Muda / NIM : Muhammad Zaky/ H1A007043
Diagnosis: G3P2A1H2 uk 34-35 minggu, T/H/IU, letak kepala dengan superimpossed
preeklampsia + oedem pulmo
IDENTITAS :
Nama
: Ny. NA
Usia
: 35 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Suku
: Sasak
Alamat
: Lingsar
ANAMNESIS :
Keluhan utama :Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien rujukan puskesmas Lingsar dengan G3P2A1H2 38
minggu/T/H/IU, letak kepala dengan superimpossed preeklampsia. Pasien mengeluhkan
sesak nafas, sakit kepala dan nyeri di epigastrium. Pasien membantah adanya riwayat keluar
air, lendir bercampur darah, ataupun gangguan penglihatan. Pasien mengaku masih
merasakan gerakan janin. Terdapat riwayat tekanan darah tinggi dan asma.
Riwayat Obstetri :
1. Lahir spontan, cukup bulan, jenis kelamin perempuan, berat 2500 gram, persalinan
dibantu oleh bidan, dan usia saat ini 15 tahun
2. Lahir spontan, cukup bulan, jenis kelamin laki-laki, berat 3000 gram, persalinan dibantu
oleh bidan, dan usia saat ini 11 tahun
3. Ini
Riwayat Ginekologi
HPHT : 15 Oktober 2011
HTP : 22 Juli 2012
Riwayat ANC : rutin, 6x di bidan
ANC terakhir : 25 Mei 2012
Riwayat kontrasepsi sebelumnya: Suntikan 3 bulan
Rencana kontrasepsi berikutnya: MOW/sterilisasi
Kronologis :
Pasien datang ke Puskesmas Lingsar pada 16 Juni 2012 pukul 17.15 WITA,
mengeluhkan sakit kepala sesak nafas, dan nyeri epigastrium. Pasien membantah adanya
riwayat keluar air, lendir bercampur darah, ataupun gangguan penglihatan. Pasien masih
mengaku masih merasakan gerakan janin. Setelah mendapat penanganan awal berupa infus
ringer laktat dan oksigen, pasien kemudian dirujuk ke RSUP NTB.
Hasil pemeriksaan di Puskesmas Lingsar:
Diagnosis: G3P2A0H2 uk 34-35 minggu, T/H/IU, letak kepala dengan hipertensi dalam
kehamilan dan asma
Terapi yang diberikan di Puskesmas Narmada :
Pemeriksaan Leopold
L1 : bokong, Tinggi fundus uteri : 27 cm, Perkiraan berat janin : 2480 g
L2 : punggung kiri
L3 : kepala
L4 : 4/5
His : -
VT: -
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat hipertensi (+), DM (-), asma (+), riwayat penyakit
jantung (-), riwayat operasi (-)
Riwayat penyakit keluarga : Di keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti
pasien
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb: 13
RBC: 4,19
Leukosit: 10,07
Platelet:164000
Hct: 37,8%
Protein urin: +4
Kreatinin: 0,7
Ureum: 18
SGOT: 18
SGPT: 56
/T/H/IU
Letkep
Pro terminasi
Pukul 19.30
a. Keluhan subjektif: Pasien masih mengeluhkan sesak nafas
b. Objektif:
Tekanan darah: 230/140 mmHg
Pernafasan: 30x/menit
Nadi: 124x/menit
dengan
superimpossed
Acc terminasi
Pukul 20.15
a. Subjektif: Pasien masih mengeluhkan sesak nafas
b. Objektif:
Tekanan darah: 230/140 mmHg
Pernafasan: 30x/menit
Nadi: 126x/menit
UC: DJJ: 10-11-10 (124x/menit)
c. Assessment: G3P2A0H2 34-35 minggu /T/H/IU
Letkep
dengan
superimpossed
Panjang
Kel.kongenital
: 25 cm
: tidak ada
PLASENTA
-
Lengkap
: ya
Berat
: 500 gram
Air Ketuban
: jernih, 250 cc
Jumlah Perdarahan
: 300 cc
: Baik, CM (E4V5M6)
Tekanan Darah
: 220/120 mmHg
Nadi
: 96x/menit
Pernafasan
: 20x/menit
Suhu
: 36,6 C
Kontraksi Uterus
: baik
: di umbilikus
CATATAN PERKEMBANGAN
16/06/2012
18.00
S
Pasien rujukan dari Puskesmas Lingsar
dengan G3P2A0L2 34-35 minggu T/H/IU
presentasi kepala dengan hipertensi dalam
kehamilan dan asma. Pasien mengeluhkan
sesak nafas, nyeri kepala dan nyeri pada
epigastrium. Nyeri perut (-) Bloody slim (-)
riwayat keluar air (-), gerakan janin (+).
Riwayat HT (+), DM(-), dan asma (+)
HPHT : 15/10/2012
HTP : 22/07/2012
Riwayat ANC : > 4x Posyandu dan
Puskesmas
ANC terakhir : 25-5-2012
USG : (-)
Riwayat KB : KB Suntik
Rencana KB : Steril
Riwayat Persalinan :
1. Perempuan, spontan,
2500gr,
Bidan, 15 tahun.
2. Laki-laki, spontan, 3000gr, Bidan,
11 tahun.
3. Ini.
O
KU : Baik
GCS : E4V5M6
TD : 200/120 HR: 128x/menit
T : 36,2 C
RR : 20x/menit
General Status :
Mata : an (-/-) , ict (-/-)
Thorax :
C : S1S2 tunggal reguler,
murmur (-), gallop (-).
P : ves +/+ , wh (+/+). Rh (+/+)
Abdomen : scar (-) , striae (+)
Extremity : edema (-/-)
Obstetrical status :
L1 : bokong
L2 : punggung kiri
L3 : kepala
L4 : 4/5
TFU : 27cm
TBJ : 2480 g
UC : DJJ : 12-12-13 (148x/menit)
Lab :
HGB : 13
RBC : 4,19
HCT : 37,8
WBC : 16,04
PLT : 164
HBSAg (-)
Proteinuria +4
Ro Thorax Oedem pulmo
A
G3P2A0L2 34-35 mgg
T/H/IU
superimposed
Preeklampsia + oedem
pulmo.
P
1. Observasi kesra ibu dan janin
2. Cek lab DL, UL, HbsAg, BUN,SC,
SGOT,SGPT
3. O2 8 liter/menit
4. Nifedipine
5. Konsul dokter jaga, advise Rontgen
thorax dan ECG
Kronologis
16/06/2012
17.15
S : Pasien datang ke PKM Lingsar dengan
hamil 8 bulan mengeluh sesak, nyeri kepala
dan epigastrium. Neri abdomen (-) Bloody
slim (-), gerakan janin (+).
O : KU : Baik
GCS : E4V5M6
TD : 230/140
N: 126 bpm
T:RR : 32 bpm
TFU : 30 cm
TBJ : 2790 gr.
UC : DJJ : 11-11-12 (132x/menit)
A : G3P2A0H2 34-35 mgg T/H/IU
presentasi kepala dengan hipertensi dalam
kehamilan dan asma
P:
19.00
- Infusion RL
- O2
- MgSO4 drip 6 g (15cc)
- MgSO4 bolus 4 g 10cc
Dyspneu (++)
GC : baik
GCS : E4V5M6
TD: 230/140 N: 124x/menit
T : 36,8C
RR : 30x/menit
DJJ : 10.11.11
superimposed
Preeklampsia + asthma +
oedem pulmo.
19.30
Dyspneu (++)
KU : baik
GCS : E4V5M6
TD : 230/140 N: 124x/menit
T : 36,8C
RR : 30 x/menit
DJJ : 11.11.11
superimposed
Preeklampsia + asthma +
oedem pulmo.
20.15
Dyspneu (++)
KU : baik
GCS : E4V5M6
TD: 230/140 N: 126 bpm
T :36,7C
RR : 32 bpm
DJJ : 10.11.10
superimposed
Preeklampsia + asthma +
oedem pulmo.
23.00
23.08
01.55
17/06/2012
07.00
KU : baik
GCS : E4V5M6
TD : 200/160 mmHg
N : 100 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,0
TFU : Umbilical
UC : (+)
Lochea rubra : (+)
GC : baik
GCS : E4V5M6
TD : 170/110 mmHg
N : 90 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,0
TFU : Umbilical
UC : (+)
2 jam setelah SC
I hari setelah SC
SC dimulai
Bayi lahir,
Laki-laki, A-S : 5-7.
Berat : 2250g, Panjang : 25 cm, meconeal
(-), Anomali (-)
Plasenta lahir komplit
Perdarahan 200cc
Obs VS, KU dan perdarahan
Anjurkan ke ibu untuk istirahat
Nifedipine 3x10mg
BAB III
PEMBAHASAN
Preeklampsia berat adalah timbulnya hipertensi 160/110 mmHg disertai
proteinuria dan atau edema pada kehamilan setelah 20 minggu. Pada kasus ini ibu dikatakan
mengalami preeklampsia berat karena mengalami hipertensi, yaitu tekanan darahnya sebesar
200/120 mmHg dan disertai proteinuria +4. Ibu tidak mengalami edema. Edema memang
bukan lagi menjadi kriteria untuk mendiagnosis preeklampsia berat. Dalam kasus ini ibu
belum hamil cukup bulan.
Hipertensi terjadi sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tahanan perifer agar
oksigenasi jaringan dapat tercukupi. Proteinuria terjadi karena pada preeklampsia
permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat. Edema terjadi karena terjadi
penimbunan cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial. Pada preeklampsia dijumpai
kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi daripada kehamilan
normal. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air
dan natrium. Pada preeklampsia terjadi perubahan pada ginjal yang disebabkan oleh aliran
darah kedalam ginjal menurun sehingga mengakibatkan filtrasi glomerulus berkurang atau
mengalami penurunan. Penurunan filtrasi glomerulus akibat spasmus arteriole ginjal
menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun yang menyebabkan retensi garam
dan juga retensi air.
Tanda lain dari preeklampsia berat yang tidak dijumpai pada kasus ini adalah
Oliguria, jumlah produksi urine < 500 cc / 24 jam yang disertai kenaikan kadar
kreatinin darah. Hal ini terjadi karena pada preeklampsia filtrasi glomerulus dapat turun
sampai 50% dari normal sehingga menyebabkan diuresis menurun; pada keadaan lanjut
dapat terjadi oliguria atau anuria.
Gangguan Serebral : kepala pusing dan sakit kepala karena vasospasme / edema otak
dan adanya resistensi pembuluh darah dalam otak.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen karena regangan
selaput hati oleh perdarahan/ edema atau sakit akibat perubahan pada lambung.
Edema paru dan sianosis. Edema paru merupakan penyebab utama kematian pada
penderita preeklampsia dan eklampsia. Komplikasi ini terjadi sebagai akibat
dekompensasio kordis kiri.
RL (drip 28 tetes/ menit) dan MgSO4 40% 4 g IV (bolus) dalam kasus ini terbukti efektif
dalam mencegah terjadinya kejang pada penderita. Pemberian Nifedipin 3x 10 mg peroral
juga efektif pada pasien ini. Setelah bayi lahir keadaan tekanan darah pasien segera turun.
Keadaan terakhir ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan bayi mendapatkan inisiasi dini.
Ibu dianjurkan untuk ANC yg lebih cermat pada kehamilan, karena dengan ANC yg
baik, ibu dapat mengetahui tanda bahaya pada kehamilannya serta lebih dapat
mempersiapkan mental dan fisik ibu pada waktu persalinan. Pentingnya perkembangan ANC
pada saat umur kehamilan < 20 mg akan membantu menegakkan diagnosa pre eklampsi dan
menyingkirkan diagnosa banding hipertensi kronik dalam kehamilan. Selain itu ibu danjurkan
untuk KB steril mengingat ini merupakan kehamilan ibu yg ke 3 dan umur ibu yg cukup yaitu
35 thn dan berisiko tinggi jika ibu hamil lagi, pada kasus ini ibu menyetujui pilihan KB
tersebut setelah berunding dengan suami.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2005, 07 April), Make Every Mother and Child Count,
Available from:
Available from:
(2007,
January
24),
Preeclampsia,
Available
htttp://www.mayoclinic.com/health/preeclamsia/DS00583/DSECTION=4
from:
(Accesed:
&
Linden,
A.
(2007),
Preeclampsia,
Available
from:
http://www.babycenter.com/refcap/pregnancy/pregcomplications/257.html#5. (Accesed:
2008, November 20).
Rachimhadhi, T., 2005, pereklamsia dan Eklamsia, dalam: buku Ilmu Kebidanan, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta.
Saifuddin, B. A., 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal,
JNNPKKR-POGI bekerjasama dengan Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta.
L.,
(2004),
Diagnosis
And
Management
Of
Preeclampsia,
Available: