PENDAHULUAN
Diperkirakan di dunia setiap menit perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait
dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan meninggal setiap harinya
atau lebih kurang 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan
(Sarjito, 2009). Salah satu penyebab morbiditas dan mortilitas ibu dan janin adalah preeklampsia
(PE) yang menurut WHO angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4% (Amelda, 2006).
disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi
disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit trofoblastik
(Ammiruddin dkk, 2007). Preeklampsia terjadi karena adanya mekanisme imunolog yang
kompleks, aliran darah ke plasenta berkurang, akibatnya suplai zat makanan yang dibutuhkan
janin berkurang. Penyebabnya karena penyempitan pembuluh darah yang unik, yang tidak terjadi
pada setiap orang selama kehamilan (Indiarti, 2009 & Cuningham, 2001).
Diperkirakan di dunia setiap menit perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait
dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan meninggal setiap harinya
atau lebih kurang 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan
(Sarjito, 2009).
Di seluruh dunia, insiden atau kejadian preeklampsia berkisar antara 2% dan 10% dari
kehamilan. Insiden dari preeklampsia awal bervariasi di seluruh dunia. World Health
Organization (WHO) mengestimasi insiden preeklampsia hingga tujuh kali lebih tinggi di
negara-negara berkembang (2,8% dari kelahiran hidup) dibandingkan dengan negara maju
dibanding pada negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena di Negara maju perawatan
prenatalnya lebih baik. Kejadian preeklampsia dipengaruhi oleh paritas, ras, faktor genetik dan
pada multigravida berhubungan dengan penyakit hipertensi kronis, diabetes melitus dan penyakit
Angka Kematian Ibu (AKI) di Sub Sahara Afrika 270/100.000 kelahiran hidup, Asia
Selatan 188/100.000 kelahiran hidup dan di negara-negara ASEAN seperti Singapura 14/100.000
Vietnam 150/100.000 kelahiran hidup, Filipina 230/100.000 kelahiran hidup dan Myanmar
380/100.000 kelahiran hidup.Angka kematian ibu di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-
negara ASEAN lainnya. Kematian ibu akibat komplikasi dari kehamilan dan persalinan tersebut
terjadi pada wanita usia 15-49 tahun diseluruh dunia (Widyawati, 2010). Indonesia merupakan
negara yang mempunyai AKI tertinggi di ASEAN. Pada tahun 2010, AKI menjadi 228 per-
tahun 2015 yaitu102/100.000 kelahiran hidup, untuk itu diperlukan upaya yang maksimal dalam
pencapaian target tersebut. Kejadian kematian Ibu bersalin sebesar 49,5%,hamil 26,0% nifas
24%. Penyebab terjadinya angka kematian ibu diIndonesia adalah perdarahan 60-70%,infeksi 10-
20%, preeklampsia dan eklampsia 20-30%. Penyebab angka kematian di Indonesia adalah
perdarahan 38,24% (111,2 per 100.000 kelahiran hidup), infeksi 5,88% (17,09 per 100.000
kelahiran hidup),
Data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Fatimah
Makassar pada tahun 2011 jumlah kasus preeklampsia sebanyak 120, kemudian pada tahun 2013
tercatat 146 kunjungan ibu hamil dengan kasus preekalmsia 76. Pada tahun 2010 di RS
kehamilan. Pada tahun 2011 ditemukan73 kasus per 644 (11,3%) kehamilan.
Perdarahan, infeksi, dan eklampsia, merupakan komplikasi yang tidak selalu dapat
diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang telah diidentifikasikan
normal (Senewe &Sulistiawati, 2006).Selain itu preeklamsia dapat mengakibatkan kematian ibu,
kelahiran mati karena pada preeklamsia-eklamsia akan terjadi perkapuran di plasenta yang
menyebabkan makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang (Benson, 2009).
Angka kematian ibu pada tahun 2013 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah
87,3 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian yang paling umum di Yogyakarta adalah
Berdasarkan data rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari, didapatkan angka
kejadian preeklampsia pada tahun 2014 sebanyak 91 per 1643 kelahiran hidup.
Perdarahan, infeksi, dan eklampsia, merupakan komplikasi yang tidak selalu dapat
diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang telah diidentifikasikan
normal (Senewe &Sulistiawati, 2006). Selain itu preeklamsia dapat mengakibatkan kematian ibu,
menyebabkan makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang (Benson, 2009).
Sampai sekarang penyebab awal preeklamsi masih belum diketahui dengan jelas (Gilbert
dkk, 2008). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengetahui penyebab preeklamsi dan banyak
theory, tetapi tidak ada satupunteori tersebut yang dianggap mutlak benar diantaranya adalah
teori mengenai kelainan vaskularisasi plasenta, teori imunologik, teori disfungsi endotel, teori
adaptasi kardiovaskular, teori defisiensi gizi dan teori inflamasi (Angsar, 2003;Sibai, 2005).
Berkat kemajuan dalam bidang anestesi, teknik operasi, pemberian cairan infus dan
transfusi dan peranan antibiotik yang semakin meningkat, maka penyebab kematian ibu karena
perdarahan dan infeksi dapat diturunkan dengan nyata. Namun penderita preeklampsia dapat
berkembang menjadi preeklampsia berat karena ketidaktahuan dan sering terlambat mencari
pertolongan. Sehingga angka kematian ibu karena preeklampsia belum dapat diturunkan
(Haryono, 2006). Frekuensi terjadinya preeklampsia dan eklampsia bertambah seiring dengan
tuanya kehamilan, umumnya pada Primigravida Triwulan III, umur diatas 35 tahun, bisa
Preeklampsia dapat dikurangi dengan pemberian pengetahuan dan pengawasan yang baik
pada ibu hamil. Pengetahuan yang diberikan berupa tentang manfaat diet dan istirahat yang
berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring, dalam hal ini yaitu dengan
mengurangi pekerjaan sehari-hari dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring. Diet tinggi
protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam dan penambahan berat badan yang tidak
berlebihan sangat dianjurkan. Mengenal secara dini preeklampsia dan merawat penderita tanpa
menurut etiologi preeklampsia. Penanganan obstetrik bertujuan agar dapat melahirkan bayi pada
saat yang optimal, yaitu sebelum janin mati dalamkandungan dan sudah cukup matur untuk