Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Angka Kematian Ibu di Sulawesi-Papua

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama derajat kesehatan masyarakat dan
ditetapkan sebagai salah satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Kematian ibu
akibat kehamilan, persalinan dan nifas sebenarnya sudah banyak dikupas dan dibahas penyebab
serta langkah‐langkah untuk mengatasinya. Meski demikian tampaknya berbagai upaya yang
sudah dilakukan pemerintah masih belum mampu mempercepat penurunan AKI seperti
diharapkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian ibu antara lain faktor umur,
faktor paritas, faktor perawatan antenatal, faktor penolong, sarana dan fasilitas, sistem rujukan,
sosial ekonomi, kepercayaan dan ketidaktahuan. Menurut WHO (2010) , terdapat 3 faktor utama
penyebab kematian Ibu di Indonesia, yaitu:

1. Pendarahan
Sekitar 28% dari total AKI disebabkan oleh perdarahan.WHO (2010) menggaris-
bawahi bahwa kebanyakan kasus perdarahan yang terjadi pascapersalinan tidak
memiliki faktor resiko yang bisa dikenali sebelumnya. Misalnya, dua pertiga
kematian akibat perdarahan tersebut adalah dari jenis retensio plasenta, yang sulit
mengira ibu mana yang akan mengalaminya.

2. Preeklampsi/eklamsi
Preeklampsi/eklampsi meliputi 24 % dari kematian ibu (WHO, 2010). Ditandai oleh
kejang dalam persalinan yang disertai oleh peninggian tekanan darah dan
abnormalitas protein darah. Kejang ini bisa terjadi pada pasien dengan tekanan darah
tinggi tidak terkontrol dengan baik saat persalinan.

3. Infeksi akibat trauma pada persalinan.


Penyebab tersering ketiga kematian ibu adalah Infeksi akibat trauma pada persalinan
(WHO,2010). Infeksi post-partum diketahui misalnya dengan menetapnya suhu tubuh
38 ̊ C dalam pengukuran suhu 2 kali berturut dimana rentang waktu antara dua
pengukuran adalah 6 jam dan suhu diukur dalam 24 jam pertama pasca persalinan.
Demam tersebut harus dipastikan bukan akibat penyebab lainnya (misalnya ISPA,
dll). Infeksi yang secara langsung berhubungan dengan proses persalinan biasanya
terjadi pada rahim, daerah sekitar rahim atau vagina dan di luar organ ginekologis
seperti ginjal.

Pada penelitian yang dilakukan di Pulau Sulawesi, khususnya di RSU Anutapura Palu,
Preeklampsia menupakan faktor utama yang dikaji terhadap penyebab terjadinya Angka
kematian Ibu di Sulawesi. Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema,
yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda tanda
kelainan-kelainan vascular atau hipertensi sebelumnya. Beberapa penyebab Preeklampsia
sebagai faktor penyebab kematian Ibu di Sulawesi, antara lain :

a. Umur
Umur merupakan bagian dari status reproduksi yang penting.Umur berkaitan dengan
peningkatan atau penurunan fungsi tubuh sehingga mempengaruhi status kesehatan
seseorang.Umur yang paling aman dan baik untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35
tahun. Sedangkan wanita usia remaja yang hamil untuk pertama kali dan wanita yang
hamil pada usia > 35 tahun akan mempunyai resiko yang sangat tinggi untuk
mengalami preeklampsia.
b. Pengetahuan
Menurut Manuaba (2010), pengetahuan ibu tentang preeklampsia dan eklampsia
sangatlah penting karena hampir 50% kematian ibu dan janin disebabkan oleh
preeklampsia dan eklampsia, sehingga merupakan hal yang penting bagi ibu hamil
untuk mengetahui tentang preeklampsia sedini mungkin.
DAFPUS

Abdul Kadir, N. (2016). Pemetaan Patient Journey untuk Kematian Ibu di Kabupaten Gowa
Sulawesi Selatan.

Situmorang, T. H., Damantalm, Y., Januarista, A., & Sukri, S. (2016). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian PreEklampsia pada Ibu Hamil di Poli KIA RSU Anutapura
Palu. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 2(1), 34-44.

LINK

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/13950/1/dr.hira.pdf

https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/htj/article/view/21

Anda mungkin juga menyukai