Anda di halaman 1dari 54

PENGGUNAAN APLIKASI SIMRS PADA RUMAH SAKIT IBU

DAN ANAK MUTIARA BUNDA

TAHUN 2022

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) II

Di Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda

Oleh :

RAHMI SEPTIANA
NIM :2006012

PROGRAM STUDI STr.MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA

2022
HALAMAN PENGESEHAN LAPORAN PKL II

PENGGUNAAN APLIKASI SIMRS PADA RUMAH SAKIT IBU

DAN ANAK MUTIARA BUNDA

TAHUN 2022

Oleh :

RAHMI SEPTIANA

NIM :2006012

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ini telah disetujui untuk dipertahankan
dalam ujian Laporan PKL II Program Studi Sarjana Terapan Manajemen
Informasi Kesehatan, STIKES Syedza Saintika.

Padang,

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Masdalena ,M.Kes Piro Lismanto, A.md. Kes


NIDN : 1005097301 NIP. 82102280
HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PKL II

PENGGUNAAN APLIKASI SIMRS PADA RUMAH SAKIT IBU

DAN ANAK MUTIARA BUNDA

TAHUN 2022

OLEH :

RAHMI SEPTIANA
NIM :2006012

Laporan PKL 1 ini telah di seminarkan didepan Tim Penguji Seminar PKL II

Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan

pada tanggal

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Padang,

Menyetujui

Penguji I Penguji II

Alfita Dewi, M.Kes Fajrilhuda Yuniko, M.Pd


NIDN : 1022089201 NIDN : 1009068802

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Masdalena M,Kes Piro Lismanto, A.md. Kes


NIDN : 1005097301 NIP. 82102280
KATA PENGANTAR
Dengan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) serta dapat
menyelesaikan Laporan PKL tanpa ada halangan apapun sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Laporan ini penulis susun berdasarkan ilmu dan
pengalaman yang telah didapatkan selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mutiara Bunda. Laporan PKL yang telah penulis
susun ini dibuat dalam rangka memenuhi sah satu tugas dari STIKES Syedza
Saintika sebagai salah satu syarat dalam memenuhi standar kompetensi klinik
yang telah ditetapkan. Selain itu Praktik Lapangan Kerja juga menjadi salah satu
pembelajaran bagi penulis untuk bagaimana mengetahui bagaimana lingkungan
kerja yang sebenarnya.
Dengan ini penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat tersusun
dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan
maupun dalam penyususnan laporan ini. Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya
penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof Dr. Syamsul Amar, MS Ketua Pembina Yayasan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Sumatera Barat.
2. Bapak Drs. Hasrinal, A.Md. Kep, MM sebagai Ketua STIKES Syedza
Saintika Padang yang memberikan kesempatan terhadap kami untuk
melakukan praktik kerja lapangan II di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mutiara
Bunda.
3. Ibu Chamy Rahmatiqa, MPH sebagai Ketua Program Studi Sarjana Terapan
dan Manajemen Informasi Kesehatan STIKES Syedza Saintika yang telah
mendukung dalam pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan II di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Mutiara Bunda.
4. Ibu Masdalena, M.Kes sebagai Pembimbing yang telah membimbing kami
dalam melaksanakan praktikum dan menyelesaikan laporan praktik kerja
lapangan II di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mutiara Bunda.

i
5. Ibu Alfita Dewi, M.Kes sebagai penguji I yang telah bersedia menjadi penguji
dan memberikan masukan mengenai laporan praktik kerja lapangan di Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Mutiara Bunda.
6. Bapak Fajrilhuda Yuniko, M.Pd sebagai penguji II yang telah bersedia
menjadi penguji dan memberikan masukan mengenai laporan praktik kerja
lapangan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mutiara Bunda.
7. Seluruh Dosen Program Studi Sarjana Terapan dan Manajemen Informasi
Kesehatan STIKES Syedza Saintika Padang.
8. Bapak dr. Triwijayanto, MARS sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Ibu Dan
Anak Mutiara Bundayang telah menerima kami untuk melakukan praktik
kerja lapangan II di Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda.
9. Bapak Piro Lismanto, A.md. Kes sebagai pembimbing lapangan di Instalasi
Rekam Medis Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mutiara Bunda.
10. Seluruh Karyawan dan Karyawati Rumah Sakit Ibu Dan Anak Mutiara Bunda.
11. Semua pihak yang telah yang telah membantu dalam menyusun laporan
praktik kerja lapangan II yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari kalau laporan yang disusun ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh sebab itu kritik serta saran yang membangun sangat
diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis
mohon maaf sebesar-besarnya apabila dalam penataan laporan ini ada sebagian
kesalahan. Mudah-mudahan laporan ini bisa berguna khsusnya untuk penulis
laporan ini serta para pembacanya

Padang, 14 oktober 2022

Rahmi Septiana

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................2
C. Manfaat...........................................................................................................3
D. Ruang Lingkup...............................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................5
A. Desain dan Manajemen Formulir...................................................................5
B. Manajemen Sumber Daya Manusia............................................................9
C. Klasfikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait (KKPMT) Kehamilan
Persalinan Nifas dan Perinatal........................................................................9
D. Aplikasi Perangkat Lunak Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan..................11
E. Statistik Fasilitas Pelayanan Kesehatan.......................................................12
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................17
A. Sejarah RSIA Mutiara Bunda Padang..........................................................17
B. Desain Manajemen Formulir........................................................................19
C. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait Kehamilan.
Persalinan, Nifas Dan Perinatal....................................................................35
D. Aplikasi Perangkat Lunak pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan..................37
E. Statistik Fasilitas Pelayanan Kesehatan.......................................................40
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................43
A. Penggunaan Aplikasi SIMRS Di RSIA Mutiara Bunda...............................43
BAB IV PENUTUP...............................................................................................44
A. Kesimpulan...................................................................................................44
B. Saran.............................................................................................................44
LAMPIRAN...........................................................................................................46

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Uraian wewenang, Tanggung Jawab, dan Tugas Pimpinan dan Staf
Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda Padang........................................................27
Tabel 3. 2 Uraian Informasi dan Pendaftaran Pasien RSIA Mutiara Bunda.........30
Tabel 3. 3 BOR, LOS TOI, BTO di RSIA Mutiara Bunda bulan Juni dan Juli
tahun 2022.............................................................................................................39

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Daerah Efisisnsi Indikator Barber Jhonson......................................15

Gambar 3. 1 RSIA Mutiara Bunda Padang 16

Gambar 3. 2 formulir ringkasan masuk dan keluar...............................................18


Gambar 3. 3 kompomem heading ringkasan keluar dan masuk...........................18
Gambar 3. 4 komponen introduction ringkasa keluar& masuk............................19
Gambar 3. 5 komponen instruction ringkasan keluar & masuk............................19
Gambar 3. 6 komponen body ringkasan keluar & masuk.....................................20
Gambar 3. 7 komponen close ringkasan keluar & masuk.....................................20
Gambar 3. 8 formulir resume medis/medical summary........................................20
Gambar 3. 9 komponen heading resume medis....................................................21
Gambar 3. 10 komponen introduction resume medis...........................................21
Gambar 3. 11 komponen instruction resume medis..............................................22
Gambar 3. 12 komponen body resume medis.......................................................22
Gambar 3. 13 komponen close..............................................................................23
Gambar 3. 14 formulir surat kontrol pasca rawat inap.........................................23
Gambar 3. 15 komponen heading surat kontrol pasca rawat inap........................23
Gambar 3. 16 komponen introduction surat kontrol pasca rawat inap.................24
Gambar 3. 17 komponen instruction surat kontrol pasca rawat inap....................24
Gambar 3. 18 komponen body surat kontrol pasca rawat inap.............................25
Gambar 3. 19 komponen close surat kontrol pasca rawat inap.............................25
Gambar 3. 20 Struktur Organisasi RSIA Mutiara Bunda Padang.........................26
Gambar 3. 21 Struktur Organisasi Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda Padang. 27
Gambar 3. 22 Form Pendaftaran Pasien Aplikasi SIMRS RSIA Mutiara Bunda.36
Gambar 3. 23 Rekapitulasi rawat inap bulan Maret 2022 RSIA Mutiara Bunda. 39

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 daftar hadir PKL II...........................................................................44


Lampiran 2 Log book PKL II..............................................................................44
Lampiran 3 Dokumen Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda................................45

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Permenkes Nomor 269/Menkes/Per/III/2008, tentang Rekam
Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi
identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana
pelayanan kesehtan rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun
swasta. Pendokumentasian Rekam Medis merupakan arsip data Rekam Medis
pada institusi pelayanan kesehatan pasien merupakan berkas yang berisi
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes 269, 2008).
Berkas rekam medis adalah milik sarana pelayanan kesehatan dan isi
rekam medis adalah milik pasien. Bentuk ringkasan rekam medis dapat
diberikan, dicatat atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau
persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak untuk itu.
Namun, boleh tidaknya pasien mengetahui isi rekam medis tergantung
kesanggupan pasien untuk mendengar informasi mengenai penyakit yang
dijelaskan oleh dokter yang merawatnya (Permenkes RI No.
269/Menkes/Per/III/2008).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.340/MENKES/PERIII/2010 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memeberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis
dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Mutiara Bunda merupakan salahsatu
Rumah Sakit Khusus di Wilayah Padang Utara. Pada awalnya RSIAMutiara

1
2

Bunda berwujud dari Bidan Praktek Swasta pada tahun 1986, denganfasilitas
yang sangat terbatas. Namun seiring dengan berjalannya waktudantuntutan
fasilitas terhadap semakin meningkatnya jumlah pasien, maka tahun2003
mulailah dikembangkan menjadi Rumah Bersalin yang berlokasi di sebuah
ruko yaitu Jl.S.Parman No. 136B. Pada tahun 2007, Rumah BersalinMutiara
Bunda kembali mencoba mengembangkan diri dan pindah ke lokasi yang
lebih menunjang kebutuhan dan tuntutan pelayanan masyarakat yaitudi Jl.
S.Parman no. 142 (sampai sekarang).
RSIA Mutiara Bunda dalam melakukan desain dan manajemen
formulir sudah sangat baik namun dalam MSDM RSIA Mutiara Bunda
kekurangantenaga kerja / petugas rekam medis, Sarana prasarananya pun
kurang seperti pada unti admission hanya memiliki 2 unit komputer dan dan
itupun untukmelakukan pendaftaran pasien Rawat Jalan, Rawat Inap . Pada
Aplikasi Perangkat Lunak yang digunakan RSIA Mutiara Bunda telah sesuai
dengan rumah sakit pada umumnya yaitu menggunakan SIMRS dan INA-
CBGs namun dalam pengisian data di SIMRS masih ada petugas yang salah
dalam penginputan data pasien untuk melakukan pendaftaran dan
pengklaiman data pasien. Adapun permasalahandalam Statistik Fasilitas
Pelayanan di RSIA Mutiara Bunda yaitu pada bagiansensus hariannya dimana
dalam melakukan sensus harian rawat inap belumterlaksana dengan baik dan
belum konsisten dalam pengisiannya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat Analisis
penggunaan aplikasi SIMRS di Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda
sebagai Judul Laporan Praktik Kerja Lapangan II Tahun2021/2022.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Secara umum tujuan dari PKL adalah agar mahasiswa mampu
memenuhi standar kompetensi klinik yang telah diterapkan
dalamkurikulum Program Studi Sarjana Terapan Manjemen Informasi
Kesehatan.
3

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui desain dan manajemen formulir di RSIA Mutiara Bunda
Padang.
b. Mengetahui manajemen sumber daya manusia di RSIA Mutiara
Bunda Padang.
c. Klasifikasi dan Kodefikasi penyakit, masalah – masalah yang
berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis pada:
1) Sistem Reproduksi
2) Kehamilan
3) Persalinan
4) Nifas
5) Perinatal
d. Mampu menjalankan aplikasi perangkat lunak pada fasilitas
layananKesehatan
e. Mengetahui statistik fasilitas pelayanan Kesehatan
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Laporan ini sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi penulis
khususnya untuk pengetahuan mengenai manajemen rekam medis dan
informasi kesehatan.
2. Bagi Akademis
Laporan ini sebagai bahan masukan untuk institusi Pendidikan dalam
hal pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan serta keterampilan
bagi mahasiswa.
3. Bagi Rumah Sakit
Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit terutama bagi pihak manajemen
rumah sakit.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL) II ini adalah
mengenai tentang tata kelola pengisian sensus harian rawat inap di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda di Jl. S.Parman No. 142 Ulak Karang
4

Selatan, Kec. Utara, Kota Padang, Sumatera Barat. Pratik kerja lapangan II
ini dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda pada unit rekam
medis di bagian Filling, Koding, Assembling, Indeksing, Tempat Pendaftran
Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) dan Tempat Pendaftran Pasien Rawat Inap
(TPPRI). Praktik Kerja Lapangan II dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus-3
September 2022.
Adapun ruang lingkup PKL II ini adalah mengenai gambaran umum
manajemen rekam medis dan informasi kesehatandi Rumah Sakit Ibu dan
Anak Mutiara Bunda yaitu mampu memahami Desain dan Manajemen
formulir, Manajemen Sumber Daya Manusia,Klasisfikasi dan Kodefikasi
Penyakit Masalah-masalah Terkait kehamilan, persalinan, nifas dan perinatal,
Aplikasi Perangkat Lunak Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Statistik
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Desain dan Manajemen Formulir


Formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk di isi dan
merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam teradinya transaksi
pelayanan. Formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi
dalam organisasi pelayanan kesehatan ke dalam bentuk catatan, sedangkan
rancangan formulir adalah kegiatan merancang formulir bedasarkan
kebutuhan transaksi kegiatan pelayanan atau pembuatan laporan organisasi
(Wahono, 2011).
Formulir rekam medis adalah lembaran kertas yang sudah terformat,
tercetak yang digunakan sebagai instrumen atau alat untuk mencatat,
merekam semua tentang identitas pasien, hasil pemeriksaan, tindakan dan
pelayanan yang diberikan kepada pasien selama dirawat di Rumah Sakit baik
rawat jalan, UGD maupun rawat inap (Aep Nurul Hidayah, 2016).
Desain formulir adalah kegiatan merancang formulir berdasarkan
kebutuhan transaksi kegiatan pelayanan dan penyusunan atau pembuatan
laporan organisasi (Rachmani, 2003). Desain formulir adalah kegiatan
merancang formulir berdasarkan kebutuhan pencatatan transaksi pelayanan,
kegiatan pelayanan dan penyususnan atau pembuatan laporan organisasi
(Huffman RRA, 1999).
Menurut Endang Triyanti, 2018 ada lima komponen utama pada formulir
kertas yaitu heading, introductions, instructions, body dan close. Berikut
penjelasan dari komponen tersebut :
1. Heading
Heading mencakup judul dan informasi mengenai formulir. Judul
sebuah formulir bisa terdapat pada satu dari beberapa tempat. Posisi
standar adalah : kiri-atas, tengah, kanan- atas, kiri- bawah. Pada file kartu
vertikal, misalnya judul harus berada di dasar formulir supaya bagian atas
tersedia untuk data. Pada file terlihat, judul harus berada di atas sehingga
informasi kontrol yang berhubungan bisa terlihat di bagian dasar. Sebuah

5
6

subjudul harus digunakan kalau judul utama memerlukan penjelasan atau


kualifikasi lebih lanjut. Formulir akan diisi oleh atau dikirimkan ke orang
di luar organisasi, nama dan alamat fasilitas asuhan kesehatan harus
dimasukkan ke dalam judul.
Pada saat mendesain formulir yang memerlukan lembar tambahan dan
nomor halaman tersebut tidak diketahui oleh pengguna pada awal
menggunakannya, maka setiap halaman harus diberi tempat untuk
pengisian nomor halaman, misalnya "halaman_ dari _ halaman ". Nomor
halaman dan jumlah total halaman diisikan oleh orang yang mengisi
formulir tersebut.
2. Introduction
Bagian pendahuluan ini menjelaskan tujuan formuilir. Kadang-kadang
tujuan ditunjukkan oleh judul. Kalau penjelasan lebih lanjut
diperlukanng , pernyataan yang jelas bisa dimasukkan di dalam formulir
untuk menjelskan tujuannya.
3. Instructions
Instruksi umum harus singkat dan berada pada bagian atas formulir.
Pengguna harus bisa dengan segera menentukan berapa salinan
diperlukan, siapa yang harus mengajukan formulir, dan kepada siapa
salinannya harus dikirimkan. Instruksi bisa diletakkan pada bagian depan
formulir kalau terdapat tempat yang cukup. Apabila diperlukan instruksi
lebih detail, sisi balik formulir bisa digunakan, namun harus ada rujukan
mengenai hal ini pada bagian instruksi umum. Instruksi yang panjang bisa
diletakkan pada lembaran atau buku kecil yang terpisah. Instruksi bisa
saja tersedia pada direktif (petunjuk) administrasif yang di keluarkan oleh
fasilitas/sarana pelayanan kesehatan. Instruksi tidak boleh diletakkan di
antara ruang-ruang entri karena hal ini membuat formulir terkesan
berantakan dan mempersulit pengisisan.
4. Body
Body merupakan bagian formulir yang disediakan untuk kerja
formulir yang sesungguhnya. Pertimbangan hati-hati harus diberikan
mengenai susunan data yang diminta atau informasi yang tersedia yang
7

mencakup pengelompokan, pengurutan, dan penyusunan tepi (aligning)


yang sepantasnya, pertimbangan juga harus diberikan untuk margins,
spacing, rules, type styles, dan cara pencatatan.
a. Margins
Margin formulir dapat dibagi dalam 4 sisi yaitu margin punggung,
margin atas, margin samping dan margin bawah. Margin punggung
jarak yang layak adalah 2 cm. Dengan pertimbangan bagian margin
punggung akan dilubangi untuk file (punching hole). Margin atas 2,5
cm, dapat lebih lebar lagi dengan melihat jenis formulir dana nama
rumah sakit. Margin samping 2 cm, atau penuh ke samping (bleed)
dengan mempergunakan warna (merah, hijau, dsb). Margin bawah
1,5-2 cm, dan ditempatkan kode file, nomor dan tahun pembuatan
(dengan besar huruf 6-7 pt italic).
b. Spacing
Spacing adalah ukuran area entri data. Pada waktu mendesain
formulir dengan data yang akan diisi, apakah formulir tersebut
menggunakan tulisan tangan atau mesin tik.
c. Rules
Sebuah rule adalah sebuah garis vertikal atau horizontal. Garis ini
bisa solid (langsung), dotted (terputus-putus), atau pararel berdekatan
sesuai dengan tujuannya. Rules membagi formulir atas bagian-bagian
logis, mengarahkan penulis untuk memasukkan data pada tempat
semestinya, menginstruksikan penulis mengenai panjang yang
diinginkan dari data yang dimasukkan, mempermudah pembaca untuk
komunikasi, dan menambah daya tarik fisik formulir (kalau diatur
dengan benar).
d. Type style
Jenis huruf ini penting dalam hal keterbacaan untuk suatu formulir,
paling baik adalah menggunakan sesedikit mungkin jenis dan ukuran
huruf. Item-item dengan tingkat kepentingan yang sama hendaknya
dicetak dengan huruf yang sama di semua bagian formulir. Biasanya ,
8

jenis italic dan bold digunakan untuk penekanan, tapi terbatas pada kata-
kata yang memerlukan penekanan khusus
e. Cara Pencatatan
Hampir semua formulir dihasilkan dengan tangan, mesin ketik,
atau cetakan komputer. Cara lain pencatatan data mencakup OCR
(Optical character recognition = pengenalan huruf secara optis ) dan
“barcode” , yang bekerja sebagai input langsung ke dalam komputer.
Sebagai tambahan pada prinsip umum desain formulir yang baik,
pertimbangan khusus untuk adanya peralatan OCR atau “barcode”
merupakan hal yang penting.
5. Close
Komponen utama terakhir formulir kertas adalah 'close' atau penutup.
Ini merupakan ruangan untuk tanda tangan pengontentikasi atau
persetujuan.

B. Manajemen Sumber Daya Manusia


Menurut Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Management” mengemukakan manajemen berhubungan
dengan pencapaian sustu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-
orang lain.
Sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengengatur hubungan
dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya
tujuan perusahaan, karyawan, dab masyarakat (Hasibuan, 2016).
Menurut Badriyah, 2015 sumber daya manusia merupakan bagian ilmu
manajemen yang menfokuskanperhatian pada pengaturan peranan sumber
daya manusia dalam kegiatan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia adalah proses mendayagunakan
manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis
yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi

C. Klasfikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait (KKPMT)


Kehamilan Persalinan Nifas dan Perinatal
1. Kehamilan
9

Menurut Irmawati dan Elise Garmelia (2018) kehamilan merupakan


serangkaian proses yang dialami oleh wanita yang diawali dengan
pembuahan ovum oleh spermatozoa (konsepsi), yang berlanjut dengan
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi di dalam uterus sampai
cukup waktu, yang secara normal masa kehamilan ini berlangsung selama
40 minggu. Riwayat kehamilan seorang wanita biasanya dituliskan
dengan dengan 5 digit yang terdiri dari G,T,P,A, dan L. Selanjutnya akan
dijelaskan G,T, P A,dan L sebagai berikut.
a. G atau Graviditas adalah jumlah kehamilan seorang wanita;
b. T atau Term adalah jumlah kehamilan yang cukup bulan;
c. P atau Praterm atau prematur adalah kehamilan praterm atau
prematur; dan
d. A atau Abortus adalah jumlah abortus spontan maupun elektif.
2. Persalinan
Menurut Irmawati dan Elise Garmelia (2018) persalinan adalah suatu
proses di mana janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Selanjutnya akan diuraikan beberapa tahap persalinan.
a. Tahapan Persalinan
Tahapan persalinan disebut juga dengan kala, yang dibagi menjadi 4
sebagai berikut.
1) Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, yaitu membukanya
cervik dari 0-10 cm. Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu fase aktif dan
fase laten. Fase aktif adalah pembukaan 0-4 cm dan fase aktif adalah
pembukaan 4-10 cm.
2) Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, yaitu pengeluaran janin
dari uterus. Kala pengeluaran pada persalinan normal dengan
kehamilan primigravida mmembutuhkan waktu kurang lebih 1 jam
sedangkan pada kehamilan multigravida membutuhkan waktu kurang
lebih 30 menit.
3) Kala III disebut juga dengan kala uri, yaitu pelepasan dan
pengeluaran placenta dari dinding uterus.
10

4) Kala IV disebut juga dengan pengawasan, yaitu 2 jam setelah bayi


dan uri lahir untuk mengawasi adanya perdarahan post partum.
Beberapa hal yang harus diawasi atau dipantau pada kala IV adalah
tekanan darah, nadi, suhu badan, tinggi fundus uteri, dan jumlah
perdarahan.
3. Nifas
Menurut Irmawati dan Elise Garmelia (2018) nifas adalah masa
setelah kelahiran plasenta dan kembalinya alat-alat reproduksi seperti
semula, seperti keadaan tidak hamil dengan yang berlangsung selama
kira-kira 6 minggu
a. Tahapan Masa Nifas
Tahapan masa nifas dibagi menjadi 3, yang akan diuraikan berikut ini.
1) Immediate Puerpurium adalah masa segera setelah persalinan sampai
24 jam pertama. Pada masa ini harus diperhatikan adanya perdarahan
karena atonia uteri.
2) Early Puerperium adalah masa 1 hari setelah persalinan sampai 7 hari
pertama. Pada masa ini harus diperhatikan adanya perdarahan,
pengeluaran lochea, suhu badan dan involusio atau kembalinya
ukuran uterus seperti sebelum hamil, serta kelancara pengeluaran air
susu ibu.
3) Late puerperium adalah masa 1 minggu setelah melahirkan sampai 6
minggu. Pada masa ini mulai diperhatikan pemberian konseling alat
kontrasepsi.
4. Perinatal
Menurut Irmawati dan Elise Garmelia (2018) perinatal adalah periode
22 minggu setelah masa gestasi dan berakhir tujuh hari setelah kelahiran.
Pengakajian segera setelah lahir sangat penting dilakukan, untuk
mengetahui keberhasilan penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine
(dalam uterus) ke ekstrauterine (dunia). Selain itu juga dilakukan
pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas dan
mendeteksi adanya penyimpangan.
11

D. Aplikasi Perangkat Lunak Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang mengelola
berbagai sumber daya yang cukup kompleks. Penggunaan aplikasi perangkat
lunak diperlukan untuk membantu pihak manajemen rumah sakit dalam
mengolah semua data pelayanan di rumah sakit agar didapatkan informasi
yang akurat secara cepat untuk mendukung proses pengambilan keputusan.
Aplikasi perangkat lunak juga digunakan untuk menunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien (Dian Budi Santoso, 2018).
1. SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)
SIMRS suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang
memprosed dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelyanan Rumah
Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur
administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat,
danmerupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan (PERMENKES
RI No. 82 Tahun 2013).
2. INA-CBGs
Petunjuk teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-
CBG’s) merupakan acuan bagi fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, BPJS
Kesehatan danpihak ain yang terkait mengenai metode pembayaran INA-
CBGs dalam Pembayaran Penyelenggaran Jaminan Kesehatan
(PERMENKES RI No. 27 Tahun 2014)

E. Statistik Fasilitas Pelayanan Kesehatan


1. Sensus Harian
Sensus harian merupakan data yang harus dikumpulkan setiap hari
dan merupakan aktifitas pasien selama 24 jam periode pelaporan (Gemala,
2008). Sedangkan Huffman (1994) dan Budi (2011) menyatakan bahwa
sensus harian dilakukan untuk mengetahui jumlah layanan yang diberikan
kepada pasien selama 24 jam.
Rekapitulasi sensus harian adalah formulir perantara untuk
menghitung dan merekap jumlah pasien rawat inap selama satu bulan
yang diterima dari masing-masing ruang rawat inap (Agung Kurniawan,
Tri Lestari, Rohmadi, 2010).
12

Setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan


tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit, termasuk kegiatan
rawat inap. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 52 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Sehingga
informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk pengambilan
keputusan menjadi akurat dan tepat waktu. Pencatatan dan pelaporan
tersebut dalam bentuk sistem informasi rumah sakit (Menkes, 2011).
2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit
a. BOR (Bed Occupancy Ratio)
BOR adalah rasio hari pelayanan pasien terhadap jumlah hari
tempat tidur rawat inap dalam suatu periode yang dipertimbangkan
(Huffman.1994).
BOR adalah persentase penggunaan tempat tidur pada satuan
waktu tertentu (Kementerian RI. 2005, Kementrian Kesehatan 2011).
Indikator ini memberikan gambaran tentang tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Kementerian RI. 2005, Depkes 2011).

Jumlah hari perawatan


BOR = ×100 %
Jumlah tempat tidur × Jumlah hari periode tertentu
b. BTO (Bed Turn Over)
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode,
berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu
(Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-
50 kali (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati)
BTO =
jumlah tempat tidur
c. TOI (Turn Over Interval)
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya (Depkes RI. 2005, Kementerian
Kesehatan 2011). Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
13

pada kisaran 1-3 hari (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan


2011).
( Jumlah TT × jumlah hari periode tertentu )−Hari perawatan
TOI =
Jumlah pasien keluar ( hidup+ mati )
Ket : TT = Tempat Tidur
d. AvLos (Average Lenght of Stay)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien (Depkes RI.
2005, Kementerian Kesehatan 2011). Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu
dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI. 2005,
Kementerian Kesehatan 2011).
Jumlah hari perawatan
AvLos =
jumlah pasien keluar( hidup+mati )
e. Grafik Barber Jhonson
Grafik Barber Johson adalah grafik yang menyajikan efisiensi
pengelolaan rumah sakit dengan mendayagunakan statistik rumah
sakit dalam rangka memenuhi kebutuhan manajemen indikator
efisiensi pengelolaan rumah sakit. Grafik Barber Johson diciptakan
oleh Barry Barber, M.A., Ph.d, Finst P., AFIMA dan David Johnson
M. Sc., pada tahun 1973.
Grafik Barber Johnson menyajikan empat parameter yang
digambarkan dalam satu grafik. Grafik ini dapat digunakan sebagai
salah satu indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit. Keempat
parameter yang digambarkan dalam satu grafik meliputi: rata-rata
lama rawat atau length of stay (LOS), rata-rata waktu luang tempat
tidur terisi atau turn over interval (TOI), persentasi tempat tidur terisi
atau percentage bed occupancy ratio (BOR), dan produktivitas tempat
tidur atau bed turn over rate (BTO) (R.Hatta, 2017).
Menurut Sudra (2010 : 56) dalam jurnal (Sulistiyono dan
Kurniawan, 2018) ketentuan-ketentuan yang harus diingat waktu
membuat grafik Barber Johnson yaitu:
14

1) Skala pada sumbu horisontal tidak harus sama dengan skala


sumbu vertical.
2) Skala pada suatu sumbu harus konsisten.
3) Skala pada sumbu horisontal dan vertikal dimulai dari angka 0 dan
berhimpitan membentuk koordinat 0,0.
4) Judul grafik harus secara jelas menyebutkan nama rumah sakit,
nama bangsal dan periode tertentu.
5) Garis bantu BOR dibuat dengan cara :
a) Tentukan nilai BOR yang akan dibuat garis bantu, misalnya
BOR = 75%.
b) Tentukan koordinat titik bantu BORnya sesuai nilai BOR
tersebut, misal untuk BOR 75% maka koordinat titik bantunya
adalah : LOS= nilai BOR di bagi 10 = 75/10= 7,5 TOI = 1 –
nilai LOS= 1 - 7,5 = 2,5.
c) Tarik garis mulai dari koordinat 0,0 melewati titik bantu BOR
tersebut.
d) Beri keterangan, misalnya bahwa garis tersebut adalah
BOR=75%.
e) Garis bantu BTO dibuat dengan cara :
1) Tentukan nilai BTO yang akan dibuat garis bantunya,
misalnya BTO = 10.
2) Tentukan titik bantu disumbu LOS dan TOI (nilainya
sama) dengan cara : Titik bantu = (jumlah hari periode
laporan) dibagi (nilai BTO) = 30/10 = 3, jadi lokasi titik
bantunya adalah LOS= 3 dan TOI= 3. Tentukan garis yang
menghubungkan kedua titik bantu tersebut.
3) Beri keterangan, misalnya bahwa garis tersebut adalah
BTO = 10.
4) Daerah efisiensi dibuat dan merupakan daerah yang
dibatasi oleh perpotongan garis : TOI = 1 TOI = 3 BOR =
75% LOS = 12.
15

Daerah efisien adalah daerah yang dibatasi oleh perpotongan garis:


TOI = 1 , TOI = 3 , BOR = 75% , LOS = 12

Gambar 2. 1 Daerah Efisisnsi Indikator Barber Jhonson


Grafik Barber johnson memiliki makna antara lain: 1. Makin dekat
grafik BOR dengan koordinat ”Y”, maka BOR makin tinggi. 2. Makin
dekat dengan grafik BTO dengan titik sumbu, discharges dan deaths
per avaible (BTO) menunjukan semakin tinggi jumlahnya. 3. Jika
rata-rata TOI tetap, tetapi LOS berkurang, maka BOR akan menurun.
4. Bila TOI tinggi, kemungkinan disebabkan organisasi yang kurang
baik, kurangnya permintaan akan tempat tidur atau kebutuhan tempat
tidur, TOI tinggi dapat diturunkan dengan mengadakan perbaikan
organisasi tanpa mempengaruhi LOS. 5. Bertambahnya LOS
disebabkan karena keterlambatan administrasi di rumah sakit, kurang
baiknya perencanaan dalam memberikan pelayaan kepada pasien atau
kebijakaan di bidang medis (Sulistiyono dan Kurniawan, 2018). Untuk
membaca grafik Barber Johnson, melihat pada posisi titik Barber
Johnson terhadap daerah efisien. Apabila titik Barber Johnson terletak
di dalam daerah efisien berarti penggunaan tempat tidur pada periode
yang bersangkutan sudah efisien. Sebaliknya, apabila titik Barber
Johnson masih berada diluar daerah efisien berarti penggunaan TT
pada periode tersebut masih belum efisien (Sudra, 2010 :59).
BAB III

PEMBAHASAN

A. Sejarah RSIA Mutiara Bunda Padang


RSIA Mutiara Bunda adalah rumah sakit swasta, yang merupakan Rumah
sakit Ibu dan Anak pengembangan dari RSB Mutiara Bunda. RSIA Mutiara
Bunda berada di bawah PT Ayunda Mutiara Medika yang didirikan tahun
2013. RSIA Mutiara Bunda beralamat di Jl. S. Parman No. 142 Padang.

Gambar 3. 1 RSIA Mutiara Bunda Padang


1. Profil Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda Padang Nama : Rumah
Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda Padang
Alamat : Jl. S. Parman No. 142 Padang
Letak : Strategis
Type : C
2. Budaya Kerja Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda Padang Budaya
Kerja: "Quality, Safety, efficiency" "Cerdas, Tuntas, Ikhlas"
3. Motto Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda Padang Motto:
"Kebahagiaan Berawal dari Sini"
4. Visi dan Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda Padang
Visi: Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak terbaik dengan pelayanan
profesional dan teknologi terkini di Sumatera Barat.
Misi:
a. Ikut berperan aktif serta mendukung penyediaan pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan ibu dan anak di kota Padang,
b. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat umum,

16
c. Ikut berperan serta dalam pembinaan mindset karyawan yang
berorientasi kepada kepuasan pasien,
d. Mengembangkan kompetensi SDM berstandar nasional diseluruh lini
pelayanan,
e. Mengembangkan manajemen berbasis teknologi informasi.
5. Fasilitas dan Layanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda Padang
RSIA
Mutiara Bunda senantiasa memberikan pelayanan
kesehatankhusus ibu dan anak bagi masyarakat didukung oleh tim
dokter mulai dari dokter umum, dokter spesialis demi terwujudnya
pelayanan yang optimal.

B. Desain Manajemen Formulir


1. Jenis Rekam Medis
Jenis rekam medis yang digunakan di RSIA Mutiara Bunda adalah
semi elektronik, dima RSIA Mutiara Bunda menyimpan berkas rekam
medis pada penyimpanan manual dan jugs didsimpan di komputer.
2. Difram alur atau flowchart perancangan dan pengendalian formulir rekam
medis di fasilitas pelayanan kesehatan
Pada RSIA Mutiara Bunda tidak dilakukannya pelaporan
perancangan dan pengendalian formulir rekam medis sehingga tidak
adanya diafram alaur ataupun flowchatnya.
3. Anatomi formulir rekam medis
Anatomi formulir rekam mdis meliputi heading, intoduction,
instruction, body dan close. Berikut adalah beberapa anatomi formulir
rekam medis di RSIA Mutiara Bunda:
a. Formulir Ringkasan Masuk Dan Keluar

17
18

Gambar 3. 2 formulir ringkasan masuk dan keluar


1) Heading (Kepala Formulir)
Bagian heading pada formulir ringkasan masuk & keluar yang
ada di RSIA Mutiara Bunda meliputi logo rumah sakit, nama
rumah sakit, alamat rumah sakit disebelah kiri atas formulir.
Sedangkan kode formulir rekam medis, nomor rekam medis
pasien, dibagian kanan atas formulir dan judul formulir
“Ringkasan Masuk & Keluar” dibagian tengah atas formulir.

Gambar 3. 3 kompomem heading ringkasan keluar dan masuk


2) Introduction (Pendahuluan)
Pada bagian introduction menjelaskan tujuan dari formulir.
Komponen introduction dari Formulir ringkasan masuk & keluar
19

terletak pada bagian atas formulir.

Gambar 3. 4 komponen introduction ringkasa keluar& masuk


3) Instruction (Intruksi)

Komponen instruction yang terdapat pada formulir ringkasan


masuk & keluar terdapat di sebelah kanan atas formulir. Yang berisi
kalimat intruksi dengan keterangan “Mohon diisi atau tempelkan
stiker jika ada”.

Gambar 3. 5 komponen instruction ringkasan keluar & masuk


4) Body (Badan)
Komponen body yang terdapat pada formulir ringkasan masuk &
keluar berupa pengisian data identitas pasien maupun keluarga
yang bertanggung jawab secara lengkap, tanggal masuk dan keluar
pasien, kelas rawatan, tanda tangan registrasi rawat inap dan lainnya.
20

Gambar 3. 6 komponen body ringkasan keluar & masuk


5) Cloce (penutup)

Komponen yang terakhir yaitu Close pada


formulir ringkasan masuk & keluar yaitu adanya ruang
untuk tanda tangan petugas register rawat inap yang
terletak dibawah bawah kanan formulir.

Gambar 3. 7 komponen close ringkasan keluar & masuk


b. Formulir Resume Medis/Medical Summary

Gambar 3. 8 formulir resume medis/medical summary


21

1) Heading (Kepala Formulir)


Bagian heading pada formulir resume medis / medical
summary yang ada di RSIA Mutiara Bunda meliputi logo rumah
sakit, nama rumah sakit, alamat rumah sakit disebelah kiri atas
formulir. Sedangkan kode formulir rekam medis, nomor rekam
medis pasien, dibagian kanan atas formulir dan judul formulir
“Resume Medis / Medical Summary” dibagian tengah atas
formulir.

Gambar 3. 9 komponen heading resume medis


2) Introduction (Pendahuluan)
Pada bagian introduction menjelaskan tujuan dari formulir.
Komponen introduction dari Formulir Resume Medis / Medical
Summary terletak pada bagian atas formulir.

Gambar 3. 10 komponen introduction resume medis


3) Instruction (Intruksi)
Instruksi umum harus singkat dan jelas yang berada pada
bagian bawah formulir. Komponen instruction yang terdapat
pada formulir Resume Medis/ Medical Summery terdapat di
sebelah kiri bawah formulir. Yang berisi kalimat intruksi dengan
keterangan “Lingkari pilihan yang sesuai dan beri tanda ()
pada pilihan yang sesuai”
22

Gambar 3. 11 komponen instruction resume medis


4) Body (Badan)
Body merupakan badan formulir yang disediakan untuk
kerja formulir yang sesungguhnya dalam menyusun urut-urutan
data harus logis, sistematis, konsisten, sehingga mudah untuk
dibaca dan dipahami. Komponen pada body terdapat beberapa
item yaitu jenis informasi, isi informasi.
Komponen Body pada formulir Resume Medis / Medical
Summary berisi identitas pasien, tanggal masuk dan keluar,
keluhan utama dan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain, terapi, operasi /
tindakan yang dilakukan, keadaan pasien keluar.

Gambar 3. 12 komponen body resume medis


5) Close (Penutup)
Komponen yang terakhir yaitu Close pada formulir
Resume medis/ Medical summary yaitu adanya ruang untuk
23

tanda tangan dokter yang menangani pasien yang terletak


sebelah kanan bawah formulir.

Gambar 3. 13 komponen close


c. FormulirSuratKontrolPascaRawatInap

Gambar 3. 14 formulir surat kontrol pasca rawat inap


1) Heading (Kepala Formulir)
Bagian heading pada formulir surat kontrol pasca rawat
inap yang ada di RSIA Mutiara Bunda meliputi logo rumah sakit,
nama rumah sakit, alamat rumah sakit disebelah kiri atas
formulir. Sedangkan kode formulir rekam medis, nomor rekam
medis pasien, dibagian kanan atas formulir dan judul formulir
“Surat Kontrol Pasca Rawat Inap” dibagian tengah atas formulir.

Gambar 3. 15 komponen heading surat kontrol pasca rawat inap


24

2) Introduction (Pendahuluan)
Pada bagian introduction menjelaskan tujuan dari formulir.
Komponen introduction dari Formulir surat kontrol pasca rawat
inap terletak pada bagian tengah atas formulir.

Gambar 3. 16 komponen introduction surat kontrol pasca rawat inap


3) Instruction (Intruksi)
Komponen instruction yang terdapat pada formulir surat
kontrol pasca rawat inap terdapat di sebelah kanan atas formulir.
Yang berisi kalimat intruksi dengan keterangan “Mohon diisi
atau tempelkan stiker jika ada”.

Gambar 3. 17 komponen instruction surat kontrol pasca rawat inap


4) Body (Badan)
Komponen Body pada formulir surat kontrol pasca rawat
inap berisi identitas pasien, tanggal masuk dan keluar, ruangan,
tindakan, dokter merawat, poliklinik, edukasi dokter/perawat,
hasil pemeriksaan, surat keterangan, surat kontrol dan lainnya
tanda tangan kepala ruangan dan dokter yang merawat.
25

Gambar 3. 18 komponen body surat kontrol pasca rawat inap


Komponen yang terakhir yaitu Close pada formulir surat
kontrol pasca rawat inap yaitu adanya ruang untuk tanda tangan
dokter yang merawat pasien dan ruang untuk tanda tangan kepala
ruangan yang terletak dibawah bawah formulir.

Gambar 3. 19 komponen close surat kontrol pasca rawat inap


4. Evaluasi desain formulir rekam medis
Di RSIA tidak diakukannya evaluasi desain formulir, formulir
yang ada pada RSIA langsung dirubah tanpa melakukan evaluasi terlebih
dahulu, halini langsung di setujui oleh direktur RSIA dan langsung
dilakukan perubahan dengan mengikuti formulir dari Rumah Sakit Semen
Padang dan langsung diberikan kepercetakan untuk dilakukannya
percetakan.
5. Perancangan formuluir rekam medis
Di RSIA Mutiara Bunda tidak dilkukannya perancangan formulir
rekam medis saat perubahan desain formulir, perubahan disain formulir
ini tidak di evaluasi terlebih dahulu oleh unit rekam medis, perawat,
dokter dll hanya langsung dirapatkan mengenai perubahan apa saja yang
26

akan dilakukan dengan mengambil contoh dari Rumah Sakir Semen


Padang lalu setelah di rapatakan oleh doket, perawat, unit rekam medis,
kebidanan dll ang bersangkutakan tidak dibuatkan berita acara mengenai
rapat perubahan formulir rekam meis tersebut. Perubhan ini langsung
dirubah dengan persetujuan direktur RSIA Mutiara Bunda tersebut.
C. Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Struktur organisasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda

Gambar 3. 20 Struktur Organisasi RSIA Mutiara Bunda Padang


Dari struktur organisasi diatas dapat disimpulkan bahwa RSIA
Mutiara Bunda Padang dibawah naungan PT. Ayunda Mutiara Medika,
dari gambar juga terlihat bahwa masih ada beberapa tempat yang
masih kosong seperti pada bagian instalasi rawat jalan, instalasi rawat
inap, instalasi kamar bedah, K3 kesehatan lingkungan, Manajemen
keuangan dan akutansi.
2. Organisasi rekam medis Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda
27

Gambar 3. 21 Struktur Organisasi Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda Padang


Dari gambar struktur organisasi Unit Admission, rekam
medis dan Casemix RSIA Mutiara Bunda Padang jumblah keseluruhan
karyawan 10 orang dengan 1 orang kepala dari semua unit, 6 orang
karyawan di Admission, 1 orang karyawan di Casemix. 1 orang di
rekam medis dan 1 orang di PIPP.

3. Kualifikasi jabatan pada unit rekam medis

Petugas pada unit rekam medis yang ada di RSIA Mutiara


Bunda Padang rata-rata sudah dari lulusan D3 Rekam Medis.
4. Wewenang tanggung jawab serta tugas pimpinan dan staf unit rekam
medis
Tabel 3. 1 Uraian wewenang, Tanggung Jawab, dan Tugas
Pimpinan dan Staf Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda Padang

Uraian Tugas
1. Nama Jabatan Ka. Unit Rekam Medis
2. Ikhtisar Jabatan Memimpin dan melaksanakan pengelolaan
kegiatan unit rekam medic sesuai dengan
paraturan yang berlaku dan arahan pimpinan
dalam rangkan mendukung pelaksanaan
penyiapan bahan pencatatan dan
28

pendokumentasian tentang pelayanan


kesehatan pasien secara benar dan akurat di
RS
3. Tugas Merencanakan kegiatan operasional unit
rekam medis berdasarkan rumusan program
kerja bidang pelayanan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
Tahapan :
 Mempelajari rencana operasional tahun
lalu
 Mensinkronisasi dengan program kerja
bagian umum
 Menyusun konsep rencana bidang
pelayanan
 Mengkonsultasukan konsep rencana
operasional dengan pimpinan
 Memfinalisasi rencana operasional Unit
Rekam Medis
 Mendistribusikan tugas kepada
bawahan sesuai tugas dan tanggung
jawab untuk kelancaran pelaksanaan
tugas rekam medis
Tahapan :
 Menjabarkan rencana operasional
menjadi kegiatan-kegiatan yang harus
dilaksanakan bawahan
 Menyusun jadwal kerja bawahan
 Menentukan target waktu penyelesaian
tiap kegiatan
 Memberikan petunjuk kepada bawahan
di lingkungan unit rekam medis setiap
saat sesuai dengan tugas dan tanggung
29

jawab yang diberikan agar pekerjaan


berjlan tertib dan lancer.
Tahapan :
 Menjelaskan tugas yang akan
dilaksanakan bawahan
 Mengidentifikasi kesulitan yang dialami
bawahan
 Mengkonsultasikan permasalahan
kepada kabid pelayanan untuk
menentukan solusi terbaik
 Memberikan arahan kepada bawahan
terkait permasalahan yang dialami
 Melaksanakan penyiapan penyusunan
rencana pelayanan kegiatan pencatatan
dan pendokumentasian kegiatan
pelayanan pasien sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan arahan
pimpinan untuk mendukung
pelaksanaan pengelolaan pelayanan
rekam medis.
 Melaksanakan pemantauan dan evaluasi
rekam medis RS sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan arahan
pimpinan untuk mendukung
pelaksanaan pengelolaan pelayanan
 Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan
kinerja pegawai di unit rekam medis
dengan cara mengidentifikasi hambatan
yang ada dalam rangka perbaikan
kinerja dan pembinaan karier pegawai
dan masa mendatang.
 Melaksanakan tugas kedinasan lain
30

yang diberikan oleh pimpinan baik lisan


maupun tertulis
4. Tanggung Jawab  Kelancaran pelaksanaan tugas dibagian
rekam medis rumah sakit
 Keakuratan hasil kerja
 Kesesuaian pelaksanaan tugas terhadap
rencanan operasional
5. Wewenang Mendapatkan informasi dari direktur RSIA
Mutiara Bunda dalam hal penyelenggaraan
dan pengembangan rekam medis RS.

Tabel 3. 2 Uraian Informasi dan Pendaftaran Pasien RSIA Mutiara Bunda

Uraian Tugas
1. Nama Jabatan Tim Admission
2. Ikhtisar Jabatan Memimpin dan melaksanakan pengelolaan
pelayanan informasi dan pendaftaran
pasien sesuai dengan peraturan yang
berlaku dan arahan pimpinan dalam
rangka mendukung pelaksanaan
operasional pelayanan informasi dan
pendaftaran pasien di RSIA Mutiara
Bunda
3. Tugas 1) Tercapainya kelancaran dalam
menerima pendaftaran pasien rawat
jalan, rawat inap dan gawat darurat
2) Tercapinya ketepatan, keakuratan
data penderita yang masuk melalui
tempat pendaftaran pusat informasi
pelayanan kesehatan rumah sakit
yang berhubungan dengan data social
dan keadaan rumah sakit
31

3) Merekap data registrasi pasien dan


data disposisi pasien
4) Melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh supervisor penunjang
medis
5) Memegang tanggung jawab yang di
emban
6) Menjalankan pelayanan sesuai
dengan SOP admission
4. Tanggung Jawab 1) Kelancaran pelaksanaan tugas di
bagian admission rumah sakit
2) Keakuratan hasil kerja
3) Kesesuaian pelaksanaan tugas
terhadap rencanan operasional
5. Wewenang 1) Mendapatkan informasi dari Direktur
RSIA Mutiara Bunda dalam hal
penyelanggaraan dan pengembangan
admission RS
2) Mengendalikan kegiatan dibagian
admission RS
6. Penanggungjawaban Bertanggung jawab kepada Ka. Unit
admission, Rekam Medis dan
Casemix
5. Cara mengorganisasikan pekerjaan

Pengorganisasian pekerjaan pada unit rekam medis di RSIA


Mutiara Bunda Padang diantaranya :
a. Bagian admisi terdapat 1 orang kepala unit dan 5 orang karyawan
dan dibagi 3 shift yaitu dua orang shift pagi pada jam 07.00-14.00,
dua orang shift siang pada jam 14.00-21.00, dan satu orang shift
malam pada jam 21.00-07.00.
b. Bagian casemix terdapat 2 orang karyawan pengkodean sekaligus
klem, di casemix terdapat 6 hari kerja yaitu senin-jum’at jam 07.30-
16.00 dan hari sabtu pada jam 07.30-14.00.
c. Bagian rekam medis ada 1 orang karyawan dan terdapat 6 hari kerja
yaitu senin-jum’at jam 07.30-16.00 dan hari sabtu pada jam 07.30-
14.00.
d. Bagian PIPP (Pemberi informasi dan Penanganan Pengaduan) ada 1
orang karyawan dan terdapat 6 hari kerja yaitu senin-jum’at jam
07.30-16.00 dan hari sabtu pada jam 07.30-14.00.

6. Penilaian kinerja SDM unit kerja RMIK

Sistem penilaian kinerja di RSIA Mutiara Bunda Padang yaitu


denganvmenggunakan form evaluasi penilaian kerja, penilaian
dilakukan dua kali dalam satu tahun. Cara untuk menilai kinerja
karyawan yaitu dilakukan oleh kepala sumber daya manusia yang
mengirim form pendaftaran secara acak kepada seluruh karyawan
untuk menilai karyawan lainnya. Biasanya disebut dengan penilaian
360°.
7. Sarana dan prasarana unit kerja RMIK untuk memenuhi kebutuhan
kerja
a. Sarana
1) Unit Casemix
Sarana pada unit casemix terdapat 2 komputer, 1 unit
printer dan scanner, 6 kursi, 1 telepon, 1 dispenser, 1 rak buku,

32
33

jaringan internet dan beberapa kardus untuk meletakkan berkas


rekam medis.
2) Unit admission
Sarana pada unit admission terdapat 2 unit komputer, 1 unit
printer, 1 unit mesin pencetak barkot, 2 unit kursi dan 2 unit
meja.
3) Unit Filling
Sarana pada unit filing terdapat 1 komputer, 1 meja, dan 1
kursi, dan 1 kipas angin.
Prasarana pada unit filling juga merupakan tempat
assembling dan pelaporan statistik pelayanan kesehatan.
8. Aspek ergonomis sarana dan prasarana unit kerja RMIK

Dari hasil pengamatan di RSIA Mutiara Bunda Padang aspek


ergonomis dari sarana dan prasarananya masih belum memadai mulai
dari ruangan penyimpanan dokumen rekam medis yang masih kurang,
dimana ruangannya memiliki ukuran sekitar 4x5 m/segi sedangkan
disana juga merupakan ruangan casemix dan dalam ruangan itu juga
dilakukan kegiatan assembling.

RSIA Mutiara Bunda Padang hanya memiliki satu ruang /


tempat yang dinamakan unit admission, dalam ruangan tersebut tempat
untuk melakukan pendaftaran pasien IGD, pasien rawat jalan dan
pasien rawat inap, diruangan itu juga terdapat tempat pemeriksaan
perawat poli dan pengawai BPJS.

D. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait Kehamilan.


Persalinan, Nifas Dan Perinatal
Pengkodean diagnosa penyakit pada kehamilan, persalinan, nifas
dan perinatal di RSIA Mutiara Bunda Padang Sudah Mengacu Pada
Prosedur Operasional dengan menggunakan ICD-10 dan ICD-9. Berikut
ini adalah beberapa diagnosa penyakit dan tindakan.
34

Kehamilan
No Diagnosa Kode ICD 10 No. RM
1. Mild Hyperemesis Gravidum O21.0 919841
2. False Labour Before 37 O47.0 919885
Complate Week Of Gestation
3. Placenta Praevia with O44.1 920127
Haemorrahage
4. Missed Abortion O02.1 920169
5. Abortus Complete 006.9 920363

Tabel 1 Kode ICD 10 Kehamilan


Persalinan
No Diagnosa Kode ICD 10 No. RM
1. Single spontaneous delivery, O80.9 919866
uncspecified
2. Prolonged second stage (of O63.1 917558
labour)
3. Twin pregnency O30.0 919999
4. Thirs-stage haemorrhage O72.0 920024
5. Bekas SC O34.2 905221

Tabel 2 Kode ICD 10 Persalinan

Nifas
No Diagnosa Kode ICD 10 No. RM
1. Infection of obsetetric surgical O86.0 919555
wound

Tabel 3 Kode ICD 10 Nifas

Parinatal
No Diagnosa Kode ICD 10 No. RM
1. Neonatal jaudice, unspecified P59.9 919788
2. Resporatory distress of P22.9 920008
35

newborn, unspecified
3. Transient tachypnoea of P22.1 919965
newborn
4. Congenitan pnumenia, P23.9 920326
unspecified
5. Neonatal aspiration of P24.0 920388
meconium

Tabel 4 Kode ICD 10 Perinatal

Kode Tindakan
No Diagnosa Kode ICD 10
1. SCTPP 74.4
2. USG Hamil 88.78
3. Infus Terapiutik 99.29
4. Occupational Therapy 99.83

Tabel 5 Kode ICD 9 Tindakan

E. Aplikasi Perangkat Lunak pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan


1. Aplikasi perangkat lunak untuk regritasi pasien dan telusur berkas rekam
medis
a. Aplikasi regristasi pasien
RSIA Mutiara Bunda Padang telah menggunakan perangkat lunak
dalam melakukan pendaftaran pasien baik rawat jalan, rawat inap
maupun UGD seperti SIMRS, yang mana SIMRS yang digunakan
RSIA Mutiara Bunda yaitu SIMRS Khanza.
36

Gambar 3. 22 Form Pendaftaran Pasien Aplikasi SIMRS RSIA


Mutiara Bunda
b. Telusur berkas rekam medis
Untuk penelusuran berkas rekam medis di RSIA Mutiara Bunda
belum menggunakan aplikasi melainkan masih menggunakan cara
yang manual.
2. Penggunaan aplikasi INA-CBG’s
Sebelum menggunakan aplikasi INA-CBGs harus ada nota
pembayaran terlebih dahulu yang di ambil dari aplikasi SIMRS,
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Buka aplikasi SIMRS, dan login,
b. Pilih rawat inap,
c. Cari data pasien sesuai dengan nomor RM dan nama pasien,
d. Klik 2 kali pada nama pasien/ klik kanan dan pilih data tagihan
untuk menampilkan billing atau tarif biaya pasien,
e. Periksa tanggal masuk dan keluar, kelas, Tindakan, labor dan obat,
sesuai dokumen medis pasien, Klik pembayaran sesuai jumblah
tagihan pasien, Lalu simpan dan download nota pembayaran.
f. Setelah nota pembayaran di download dan di buka, baru
selanjutnya buka aplikasi E-Klaim INA-CBGS
37

Gambar 1 Menu Utama aplikasi INA-CBG's

Langkah-langkahnya yaitu :
a. Masuk dan login ke aplikasi E-Klaim INA-CBGS,
b. Masukkan nomor SEP/RM dan lakukan pencarian,
c. Kemudian akan muncul tampilan tanggal masuk pasien, lalu di
klik,
d. Untuk menginput E-Klaim pasien lengakapi/periksa nama dokter
(DPJP), status pulang pasien apakah pulang paksa, meninggal dll
sesuai dengan data yang ada di dalam SIMRS pasien tersebut,
e. Kemudian login ke SIMRS untuk membling biaya/tarif yang
dikenakan pasien sewaktu berobat di RSIA,
f. Pilih ikon rawat jalan,
g. Setel sesuai tanggal masuk pasien,
h. Cari no RM/ nama pasien,
i. Klik 2x untuk biling, lalu muncul biaya/tarif tersebut,
j. Simpan biaya tersebut dan download,
k. Kemudian data data biaya/tarif tersebut di inputkan/dimasukkan ke
dalame-claim,
l. Setelah biaya diinput lalu inputkan diagnosa pasien baik itu kode
diagnose (ICD 10) maupun kode tindakan (ICD9),
m. Kemudian simpan lalu klik grouper,
38

n. Dan pilih final lalu kirim,


o. Jika ada tulisan merah berarti itu belum terkirim ke pusat BPJS,
p. Klik kirim klaim online kemudian cetak.

F. Statistik Fasilitas Pelayanan Kesehatan


1. Sensus harian rawat inap
Sensus harian rawat inap pada RSIA Mutiara Bunda baru ada pada
bulan Maret tahun 2022 dan itupun masih belum lancar dalam
pengisiannya masih adanya sensus harian rawat inap yang kosong karena
tidak di isi oleh perawat yang bertugas di rawat inap dan kurangnya SDM
untuk petugas pelaporan serta kurangnya komunikasi antar petugas RM
dengan petugas rawat inap.

Gambar 2 Sensus Harian yang tidak lengkap

2. Rekapitulasi sensus harian rawat inap


39

Gambar 3. 23 Rekapitulasi rawat inap bulan Maret 2022 RSIA Mutiara Bunda
3. Indicator efisiensi penggunaan tempat tidur meliputi: Bed Occupancy
Ratio (BOR), Bed Turnover (BTO), Turnover Interval (TOI), Average
Length of Stay (AvLOS).
Diketahui:
Jumlah pasien bulan Juni : 193 Jumlah pasien bulan Juli :176
Jumlah tempat tidur : 28 Jumlah tempat tidur : 28
Lama dirawat : 474 Lama dirawat : 446
Bulan BOR BTO TOI Av-LOS
Juni 77% 5,8 1,47 3
Juli 71% 6,4 1,31 3
Rata-rata 74% 6,1 1,39 3

Tabel 3. 3 BOR, LOS TOI, BTO di RSIA Mutiara Bunda bulan


Juni dan Juli tahun 2022

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :


a. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85%
Dapat disimpulkan bahwa nilai parameter BOR pada bulan Juni-
Juli sudah termasuk nilai parameter BOR yang ideal yaitu 74%,
40

b. BTO (Bed Turn Over) : Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur
rata-rata dipakai 40-50 kali
Dapat disimpulkan bahwa nilai BTO pada bulan Juni-Juli sudah
belum bisa di kategorikan ideal atau tidaknya karena belum dala
periode 1 tahun
c. TOI (Turn Over Interval) : Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
padakisaran 1-3 hari
Dapat disimpulkan bahwa nilai TOI pada bulan Juni-Juli sudah
termasuk nilai parameter TOI yang ideal yaitu 1,39 / kurang lebih 1
hari tempat tidur kosong.
d. Av-LOS (Average Length of Stay) : Secara umum nilai AVLOS yang
ideal antara 6-9 hari
Dapat disimpulkan bahwa nilai Av-LOS pada bulan Juni-Juli
belum termasuk nilai parameter Av-LOS yang ideal karena didapatkan
hasil 3.
4. Visualisasi grafik barber Jhonson
Di RSIA Mutiara Bunda belum menerapkan atau belum dibuatnya
grafik baeber jhonson dari tahun ke tahun.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Penggunaan Aplikasi SIMRS Di RSIA Mutiara Bunda


Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor
117/MENKES/PER/IV/2011 tentang sistem informasi rumah sakit yang
menyebutkan bahwa “setiap rumah sakit melaksanakan Sistem Informasi
Rumah Sakit(SIMRS)”maka rumah sakit yang ada diindonesia mulai
menerapkan sistem untuk meningkatkan pelayanan SIMRS adalah suatu
sistem terkomputerisasi yang mampu melakukan pengolahan data secara
cepat, akurat , dan menghasilkan sekumpulan informasi yang saling
berinteraksi untuk di berikan kepada semua tingkatan manajemen di rumah
sakit (Muhimah 2013).
Terdapat lima komponen yang mendasari implementasi SIMRS yaitu
sumber daya manusia (SDM), perangkat keras (hardware), perangkat
lunak(software), data dan jaringan .SDM sebagai pengguna SIMRS
merupakan faktor utama dalam penerimaan sebuah teknologi baru .Proses
adopsi dalam penerapan SIMRS merupakan bagian perilaku manusia dan
menentukan kelancaran penerapan SIMRS .Perangkat teknologi berperan pada
tingkat kesulitan atau kemudahan dalam penerapan serta manfaat bagi
individu ,maupun organisasi , sehingga masing –masing komponen dapat
menjadi masalah dan menyebabkan gangguan dalam implementasi SIMRS
(Suyanto,2015)
RSIA Mutiara Bunda merupakan Rumah Sakit yang ada di wilayah
Sumatera Barat yang setiap hari melayani pasien rawat jalan .Dengan
demikian , di Rumah Sakit menggunakan SIMRS secara komputerisasi
Di RSIA Mutiara Bunda sudah menggunakan SIMRS pada tahun 2020 di
RSIA Mutiara Bunda sudah menggunakan aplikasi terbaru yaitu SIMRS
Khanza sampai saat sekarang ini.
Permasalahan dalam penggunaan aplikasi ini yaitu petugas admission
kurang teliti dalam pengisian data sosial pasien contohnya seperti jenis
kelamin pasien,tanggal lahir pasien ,tempat lahir pasien dan sebagainya

41
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukannya praktik kerja lapangan II di RSIA Mutiara
Bunda Padang, dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam melakukan desain formulir RSIA Mutiara Bunda Padang
telah menerapkan 5 aspek penting saat melakukan desain formulir
yaitu dengan adanya heading, introduction, intruction, body dan
close.
2. Manajemen sumber daya manusia yang ada di RSIA Mutiara Bunda
Padang telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan yaitu dengan mempunyai petugas rekam medis yang
lulusan D3 rekam medis,
3. RSIA Mutiara Bunda Padang telah menerapkan penggunaan buku
ICD 10 dan ICD 9 dalam melakukan klasifikasi dan kodefikasi
penyakit masalah- masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan
tindakan medis,
4. RSIA Mutiara Bunda sudah menggunakan aplikasi SIMRS
pendaftaran pasien rawat jalan dan rawat inap
5. Kurangnya SDM pada unit Rekam Medis membuat keterlambatan
dalam pengisian sensus harian dan rekapitulasi rawat inap terlambat

B. Saran
1. Sebaiknya petugas rekam medis yang di tempatkan pada pendaftaran
pasien lebih telitilagi dalam penginputan data pasien agar tidak terjadi
kesalahan dalam penginputan di SIMRS
2. Sebaikanya SDM di unit rekam medis RSIA Mutiara Bunda dapat ditambah
lagi khusus untuk bagian filling,indexing dan pelaporan statistik pelayanan
kesehatan agar tidak terjadinya keterlambatan pengisian sensus harian rawat
inap.
3. Sebaikanya ruangan filling diperbesar lagi agar saat pencarian rekam medis

42
pasien petugas dapat mencari dengan bebas kareana luangan yang besar.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, Aep Nurul. 2017. “konsep design formulir rekam medis”,

Igustin Budiyanti Yusuf, Tri Lestari, Harjanti. 2013. Tinjauan Pelaksanaan


Sensus Harian Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
Boyolali, (online) Vol. 7 No. 2,

Irmawati dan Garmelia, E (2018). Klasifikasi dan Kodefikasi Penuakit Masalah


Terkait Kesehatan Serta Tindakan III Anatomi, Fisiologi, Patologi,
Terminologi Medis dan Tindakan. Kementrian Keshatan Republik
Indonesia

Peraturan Menterei Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Petunuuk Teknis Sistem


Indonesian Case Base groups (INA-CBG’s).

peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia Nomor


117/MENKES/PER/IV/2011 tentang sistem informasi rumah sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Sistem Informasi


Manajemen Rumah Sakit

Santoso, Dian Budi. 2018. “Jenis Aplikasi Perangkat Lunak di Sarana Pelayanan
Kesehatan”.

Triyanti, E dan Weningsih, I. R (2018). Manajemen Informasi Kesehatan III


Desain Formulir. Kementrian Kesehatan Republik Indonesi.

Yudi Ardian Rahman, 2020. Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol. 4 No. 2

43
LAMPIRAN

Lampiran 1 daftar hadir PKL II

Lampiran 2 Log book PKL II

44
Lampiran 3 Dokumen Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda

45

Anda mungkin juga menyukai