LAPORAN PKL II
Oleh :
2006003
Oleh :
Oleh :
Menyetujui
Penguji I Penguji II
Mengetahui
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberiakan
segala rahmat dan nikmatnya berupa kesehatan, kesempatan, serta kesebaran,
sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan
menyusun laporan ini dengan baik. Laporan ini disusun sebagai bukti bahwa penulis
telah melaksanakan PKL di Rumah Sakit Ibu Anak Mutiara Bunda Padang.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah memberiakan banyak dukungan, yakni :
1. Bapak Prof. Dr. H Syamsul Amar, M.S selaku ketua Yayasan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Padang.
2. Bapak Drs. H. Hasrinal, A.Md,Kep, MM selaku Ketua STIKes Syedza
Saintika Padang yang memberikan kesempatan terhadap kami untuk
melakukan PKL II di Rumah Sakit Ibu Anak Mutiara Bunda Padang.
3. Ibu Chamy Rahmatiqa, MPH selaku Ketua prodi Sarjana Terapan
Manajemen Informasi Kesehatan dan selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan pengarahan dalam pembuatan laporan ini.
4. Ibu chamy rahmatiqa,MPH selaku dosen penguji I yang telah memberikan
masukan untuk kesempurnaan laporan ini.
5. Bapak fajrilhuda yuniko, ,M.pd selaku dosen penguji II yang telah
memberikan saran dan kritikan untuk kesempurnaan laporan ini.
6. Bapak dr. Tri Wijayanto, MARS selaku direktur Rumah Sakit Ibu Anak
Mutiara Bunda Padang yang telah menerima kami untuk melakukan praktik
kerja lapangan II di Rumah Sakit Ibu Anak Mutiara Bunda Padang.
7. Bapak piro lismanto,a.md kes selaku Ketua Instalasi Rekam Medis Rumah
Sakit Ibu Anak Mutiara Bunda yang telah menerima kami untuk melakukan
praktik kerja lapangan II di bagian Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
sekaligus telah membimbing kami selama melakukan praktikum dan
menyelesaikan laporan kegiatan PKL II di Ruang Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan.
i
8. Seluruh staf dan karyawan Rumah Sakit Ibu Anak Mutiara Bunda Padang.
9. Kedua orang tua dan saudara/I saya tercinta, yang telah memberikan curahan
kasih saying, dukungan, semangat, do’a dan nasihat untuk saya.
Akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan II ini
dengan baik. Penulis mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini masih terdapat
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dam saran yang bersifat
membangun.
Padang, 9 Agustus 2022
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan Laporan..................................................................................................4
C. Manfaat Laporan................................................................................................5
iii
E. Statistik Fasilitas Pelayanan Kesehatan...........................................................15
BAB IV PEMBAHASAN...........................................................................................39
BAB V PENUTUP......................................................................................................43
A. Kesimpulan......................................................................................................43
B. Saran................................................................................................................44
iv
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................45
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda Padang................................17
Gambar 3.7 Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap RSIA Mutiara Bunda............21
Gambar 3.8 Komponen Heading Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap.............21
Gambar 3.9 Komponen Introduction Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap.......21
Gambar 3.10 Komponen Instruction dari Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap
22 Gambar 3.11 Komponen Body Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap............22
Gambar 3.12 Komponen Close Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap................23
Gambar 3.21 Uraian Tugas Unit Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda.......................27
Gambar 3.22 Uraian Tugas Unit Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda.......................27
vi
Gambar 3.23 Uraian Tugas Informasi dan Pendaftaran Pasien RSIA Mutiara Bunda30
Gambar 3.24 Uraian Tugas Informasi dan Pendaftaran Pasien RSIA Mutiara Bunda31
Gambar 3.25 Menu tampilan INA-CBGs....................................................................33
Gambar 3.26 Melakukan pencarian no ESP................................................................33
vii
Gambar 3.30 Hasil indicator Tahun 2021 RSIA Mutiara Bunda................................37
Gambar 3.31 Grafik Barber Jhonson Januari-Desember 2021 RSIA Mutiara Bunda
..................................................................................................................................... 38
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Logbook...................................................................................................48
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Ibu Anak Mutiara Bunda adalah rumah sakit swasta, yang
merupakan Rumah sakit Ibu dan anak pengembangan dari RSB Mutiara Bunda.
RSIA Mutiara Bunda berada di bawah PT Ayunda Mutiara Medika yang
didirikan tahun 2013. RSIA Mutiara Bunda beralamat di Jl. S. Parman No. 142
Padang.
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien (PerMenKes RI No. 269/ MENKES/ PER/ III/
2008). Di Indonesia rekam medis telah digunakan rumah sakit sejak masa
prakemerdekaan, namun pelaksanaan dan penataannya masih belum mengikuti
kaidah sistem informasi yang benar, karena masih tergantung pada selera
pemimpin masing-masing rumah sakit. Sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah
No. 10 tahun 1960, yang substansi hukumnya mewajibkan kepada semua petugas
kesehtan untuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas rekam medis,
kemudian Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI NO. 034/Birhup/1972, maka
ada kejelasan bagi rumah sakit untuk menyelenggarakan rekam medis dengan
baik.
Permasalahan yang terjadi di RSIA Mutiara Bunda Padang yaitu pada desain
formulir di RSIA Mutiara Bunda Padang tidak terdapat close (penutup), kepala
instalasi rekam medis di RSIA Mutiara Bunda Padang tidak berlatar belakang
rekam medis, saat melakukan pengkodean petugas rekam medis tidak
menggunakan buku ICD baik itu ICD 10 maupun ICD 9. Di RSIA belum
melakukan perhitungan BOR, BTO dan TOI per bulan. Berdasarkan
permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul Manajemen
Rekam Medis Rumah Sakit Ibu Anak Mutiara Bunda Padang sebagai laporan
PKL.
Rekam Medis mutiara bunda dapat mempengaruhi oleh tingkat
pengetahuan, dan pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan semakin tingkat
xi
pendidikannya tinggi maka semakin tinggi pula pengetahuan yang didapat,
sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah akan memengaruhi
pendayagunaan dan informasi dalam penyimpanan rekam medis, untuk
pengembangan dan peningkatan kinerja para petugas dibagian penyimpanan
berkas rekam medis. Pendidikan seorang Perekam Medis terhadap
penyimpanan berkas rekam medis akan menjadi baik, jika petugas mempu
Tracer adalah alat bantu yang berfungsi sebagai kartu tanda petunjuk
keberadaan terakhir rekam medis digunakan. Pada tracer tercatat identitas rekam
medis, tanggal pengambilan, dan digunakan oleh siapa/dimananyai pendidikan
tinggi dan mempunyai keahlian yang tinggi pula dan kesediaan untuk bekerja
dan mempunyai kemampuan dan keterampilan itu merupakan salah satu
yang dapat memengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu (Hatta, 2013).
Pentingnya penguasaan kompetensi Perekam Medis terkait dengan Latar
belakang pendidikan dan jenjang karirnya.
Dampak tidak menggunakan tracer di bagian penyimpanan dokumen rekam
medis di Rumah Sakit yaitu (missfile) serta dokumen rekam medis sulit terlacak
sehingga memperlambat dalam penyediaan dokumen rekam medis.
B. Tujuan Laporan
1. Tujuan Umum
xii
a. Merancang tracer sebagai kartu pelacak berkas rekam medis keluar dari
rak penyimpanan berkas rekam medis.
b. Melakukan kegiatan pemanfaatan tracer sebagai kartu pelacak berkas
rekam medis keluar dari rak penyimpanan berkas rekam medis.
C. Manfaat Laporan
Laporan ini sebagai bahan masukan untuk institusi pendidikan dalam hal
pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan serta keterampilan bagi
mahasiswa.
xiii
pelaksanaan statistik fasilitas pelayanan kesehatan di RSIA Mutiara Bunda
Padang.
PKL dilakukan di Rumah Sakit Ibu Anak Mutiara Bunda Padang pada
bagian rekam medis di bagian casemix yang meliputi bagian filling, coding dan
assembling, pada bagian registrasi meliputi Tempat Pendaftaran Pasien Rawat
Jalan (TPPRJ) dan Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI) yang
beralamat di Jalan S. Parman No.142 Padang provinsi Sumatera Barat, Telp
081268175570 Email : rsiamutiarabunda18@gmail.com. Waktu pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan dimulai pada tanggal 14 Februari 2022 s/d 4 Maret 2022.
Tujuan dilakukan PKL untuk mengetahui manajemen rekam medis di RSIA
Mutiara Bunda Padang.
xiv
1
2
3
4
5
6
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Kertas
2) Pendahuluan (Introduction)
8
5) Penutup (Close)
9
c. Aspek Isi Aspek isi formulir terdiri dari :
1) Pembagian (Item)
2) Pengelompokan (Grouping)
3) Urutan (Sequent)
4) Cara Pengisian
10
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi RI Nomor 30 Tahun 2013, jabatan fungsional Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan terdiri dari:
1. Perekam Medis Terampil
C. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah yang Terkait dengan Kesehatan dan
Tindakan Medis
Sistem klasifikasi penyakit adalah suatu sistem pengelompokan/kategori
satuan penyakit (morbid entities) berdasarkan suatu kriteria yang disepakati
bersama. Dengan demikian sistem klasifikasi penyakit merupakan standarisasi
kondisi/tindakan medis ke dalam suatu kelompok tertentu. Koding klinis atau
koding medis adalah suatu kegiatan yang mentransformasikan diagnosis
penyakit, prosedur medis dan masalah kesehatan lainnya dari kata-kata menjadi
suatu bentuk kode, baik numerik atau alfanumerik, untuk memudahkan
penyimpanan, retrieval dan analisis data (Garmelia, Elise, dkk, 2017:82-83).
1. Sistem Klasifikasi
12
standarisasi kondisi/tindakan medis kedalam suatu kelompok tertentu
(Garmelia, dkk 2017).
2. Kodifikasi atau Koding
14
h. Analisis pembiayaan.
16
4. Tentang ICD-10
17
nama penyakit) yang ada di Bab XX (volume 1) lihat dan cari kodenya
pada seksi II di indeks (volume 3).
b. “Lead term” (kata panduan) untuk penyakit dan cedera biasanya
merupakan kata benda yang memaparkan kondisi patologisnya.
Sebaiknya jangan menggunakan istilah kata benda anatomi, kata sifat
atau eponym (menggunakan nama penemu) yang tercantum didalam
indeks sebagai “lead term”
c. Baca dengan seksama dan ikuti petunjuk catatan yang muncul di bawah
istilah yang akan dipilih pada Volume 3.
d. Baca istilah yang terdapat dalam tanda kurung “()” sesudah lead term
(kata dalam tanda kurung = modifier, tidak akan mempengaruhi kode).
Istilah lain yang ada dibawah lead term (dengan tanda (-) minus = idem
= indent) dapat mempengaruhi nomor kode, sehingga semua kata-kata
diagnostic harus diperhitungkan).
e. Ikuti secara hati-hati setiap rujukan silang (cross references) dan perinah
f. Lihat daftar tabulasi (Volume 1) unuk mencari nomor kode yang paling
tepat. Lihat kode tiga karakter di indeks dengan tanda minus pada posisi
keempat yang berarti bahwa isian untuk karakter keempat itu ada
didalam volume 1 dan merupakan posisi tambahan yang tidak ada dalam
indeks (volume 3). Perhatikan juga perintah untuk membubuhi kode
tambahan (additional code) serta aturan cara penulisan dan
pemanfaatannya dalam pengembangan indeks penyakit dan dalam sistem
pelaporan morbiditas dan mortalitas.
g. Ikuti pedoman Inclusion dan Eksclusion pada kode yang dipilih atau
bagian bawah suatu sub (chapter), blok, kategori, atau subkategori.
h. Tentukan kode yang pilih
18
diagnosis utama diberbagai lembar formulir rekam medis pasien guna
menunjang aspek legal rekam medis yang dikembangkan.
19
2) INA-CBGs
Sensus harian rawat inap merupakan kumpulan data pasien yang masuk
dan keluar dari bangsal perawatan. Sensus harian rawat inap memuat
informasi semua pasien masuk, pindahan, dipindahkan, dan keluar baik
dalam keadaan hidup maupun meninggal dunia selama 24 jam mulai dari
pukul 00.00 WIB s.d. 24.00 WIB setiap harinya. Informasi yang diperoleh
dari sensus harian rawat inap yaitu berupa data yang akan diolah menjadi
sebuah informasi yang dibutuhkan oleh rumah sakit (Kemenkes, 2011).
2. Grafik barber jhonson
Grafik Barber Jhonson adalah salah satu alat untuk mengukur tingkat
efisiensi pengelolaan rumah sakit. Dalam pengelolaannya rumah sakit harus
efisien baik dilihat dari segi mutu pelayanan medis maupun dilihat dari segi
ekonomi yaitu pemanfaatan atau pendayagunaan sarana yang ada (Sudra,
Rano I 2008).
a. Bed Occupancy Ratio (BOR)
20
ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Adapun rumus BOR
adalah:
22
BAB III
HASIL PENGAMATAN
24
Visi: Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak terbaik dengan pelayanan
profesional dan teknologi terkini di Sumatera Barat
6. Misi Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda
Padang Misi:
a. Ikut berperan aktif serta mendukung penyediaan pelayanan kesehatan
khususnya pelayanan ibu dan anak di kota Padang.
b. Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat umum.
7. Fasilitas dan Layanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda Padang
RSIA Mutiara Bunda senantiasa memberikan pelayanan kesehatan
khusus ibu dan anak bagi masyarakat didukung oleh tim dokter mulai dari
dokter umum, dokter spesialis demi terwujudnya pelayanan yang optimal.
RSIA Mutiara Bunda bekerjasama dengan instansi pemerintah dan
swasta dan beberapa Asuransi komersial dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang prima terhadap anggota rekanan. Tidak kalah penting sejak
bulan Januari tahun 2020 RSIA Mutiara Bunda juga dapat menerima peserta
BPJS Kesehatan baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) ataupun Non Penerima
Bantuan Iuran (Non-PBI) setelah adanya kesepakatan bekerjasama antara
RSIA Mutiara Biunda dengan BPJS Kesehatan tentang Pelayanan Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjut gratis tanpa biaya dengan syarat dan ketentuan
berlaku.
25
B. Desain dan Manajemen Formulir
Ada lima komponen utama yang biasanya ada pada fomulir rekam medis
yaitu heading, introduction, instruction, body dan close.
1. Formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran
b. Introduction (Pendahuluan)
26
Pada bagian pendahuluan menjelaskan tujuan dari formulir. Pada
formulir Persetujuan Tindakan Kedokteran terletak di tengah yang
berjudul “PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN”.
27
c. Instruction (Instruksi)
d. Body (Isi)
28
Komponen terakhir dari formulir adalah close yang merupakan
ruangan untuk tanda tangan atau persetujuan. Namun penutup pada
Formulir Tindakan Persetujaun Kedokteran tidak ada pada formulir
tersebut.
29
Gambar 3.7 Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap RSIA Mutiara
Bunda
Gambar 3.8 Komponen Heading Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap
30
Gambar 3.9 Komponen Introduction Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap
31
c. Instruction (Instruksi)
Gambar 3.10 Komponen Instruction dari Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat
Inap
d. Body (Badan)
Gambar 3.11 Komponen Body Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap
32
Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap berisi item kepala ruangan,
dokter yang merawat, tanda tangan dan nama terang.
33
Gambar 3.12 Komponen Close Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap
34
Komponen heading pada Formulir Surat Kontrol Pasca Rawat Inap
digunakan untuk mengetahui kepemilikan RSIA Mutiara Bunda yang
berisi logo dan nama rumah sakit, alamat rumah sakit, nomor rekam
medis, nama pasien, tanggal lahir pasien serta judul formulir
“RINGKASAN MASUK DAN KELUAR”.
35
b. Introduction (Pendahuluan)
c. Instruction (Instruksi)
d. Body (Badan)
36
Komponen pada body berisikan tentang identitas pasien, tanggal
masuk dan tanggal keluar, kelas rawat, kedatangan pasien.
e. Close (Penutup)
37
Formulir Ringkasan Masuk dan Keluar berisi item petugas registrasi
rawat inap, tanda tangan dan nama terang.
Struktur organisasi RSIA Mutiara Bunda Padang terdiri dari direktur utama
dr. Tri Wijayanto, MARS direktur umum dan keuangan Refki Riyantori,
ST,MBA. Pada bagian kepala rekam medis RSIA Mutiara Bunda Padang yaitu
38
Putri Nilam Sari, AMd.Keb.
39
2. Organisasi Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda
DIREKTUR
KA. INSTALASI
ZULFATLY, AMd. Kes ATIKA PERWANDA, AMd. Kes ADELLA ESA SEPTIKA SARI, AMd. Kes FIRINDA JONAS, AMd. PK
MAYRIKA, AMd. Kes PIRO LISMANTO, AMd. Kes PUJITA AZURA, A
Struktur organisasi rekam medis RSIA Mutiara Bunda Padang terdiri dari
bagian casemix dan rekam medis dengan direktur dr. Tri Wijayanto, MARS,
kepala instalasi RSIA Mutiara Bunda Padang yaitu Putri Nilam Sari, AMd.Keb.
40
3. Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab pimpinan dan staf unit rekam
medis
Gambar 3.21 Uraian Tugas Unit Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda
Gambar 3.22 Uraian Tugas Unit Rekam Medis RSIA Mutiara Bunda
42
Tahapan:
44
5) Melaksankan pemantauan dan evaluasi pengelolaan Rekam Medis
RS sesuai dengan peraturan yang berlaku dan arahan pimpinan
untuk mendukung pelaksanaan pengelolaan pelayanan
6) Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai di Unit
Rekam Medis dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada
dalam rangka perbaikan kinerja dan pembinaan karier pegawai di
masa mendatang.
7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
baik lisan maupun tertulis.
Wewenang:
46
7) Menjalankan pelayanan sesuai dengan SOP admission
Wewenang:
47
Gambar 3.23 Uraian Tugas Informasi dan Pendaftaran Pasien RSIA Mutiara
Bunda
48
Gambar 3.24 Uraian Tugas Informasi dan Pendaftaran Pasien RSIA Mutiara
Bunda
49
Haemorrhage early pregnancy O20.0
Savere pre-eclamasi O14.1
Missed abortion O02.1
50
Tubal pregnancy O01.1
Hydatidiform mole O01.9
lintang
Maternal care due to uterine scar from previous O34.2
surgery/ bekas sc
Placenta previa with haemorrhhage O44.1
CPD(pinggul sempit) O33.9
Maternal care of intrauterine death O36.4
Delivery by elective caesarean section O82.0
Delivery by emergency caesarean section O82.1
Vacuum extractor delivery O81.4
52
jika petugas mengalami kesulitan dalam pengkodean, petugas akan memastikan
kode tersebut dengan melihat di ICD online.
1. SIMRS
b. Setelah itu masukan nomor SEP (surat eligibilitas peserta) pada colom yang
disediakan, maka nama pasein akan keluar gamabar berikut ini.
53
c. Kemudian log in di SIMRS untuk mencetak biling atau nota pasien
mengenai tindakan dan obat obatan yang telah digunakan pasien selama
perawatan seperti gambar berikut.
54
Gambar 3.28 Pengecekan data rekam medis di SIMRS
55
e. Selanjutnya biling tersebut di save, seperti gambar berikut.
56
Pada rekapan sensus harian di atas, pasien dengan kunjungan terbanyak
terjadi di tanggal 17 Februari 2022 dengan total 22 pasien. Adapun pada
tanggal 11 dan 12 Februari 2022 tidak ada pasien yang datang ke RSIA
Mutiara Bunda Padang. Total pasien keluar hidup dan mati sebanyak 107
pasien dan jumlah keseluruhan pasien selama bulan Februari 2022 terdapat
337 pasien.
a. Bed Occupancy Ratio (BOR)
338
= x 100%
26𝑥28
= 46%
57
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
107
=
26
= 4 kali
58
Berdasarkan sumber data yang digunakan untuk menghitung nilai
BOR adalah rekapan sensus harian pasien rawat inap RSIA Mutiara
Bunda Padang, dengan nilai BTO di bulan Februari 2022 adalah 4 kali.
Rendahnya nilai BTO di RSIA Mutiara Bunda di karenakan rendahnya
kunjungan pasien ke rumah sakit sehingga karena kondisi masih
pandemi, sehingga menyebabkan penggunaan tempat tidur di rumah
sakit tidak sesuai dengan standar Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (2005) yaitu 40-50 kali.
c. Turn Over Interval (TOI)
TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya, tempat tidur kosong
tidak berisi pada kisaran 1-3 hari.
(26𝑥28)−338
=
107
= 4 hari
Dilihat dari grafik barber jhonson RSIA Mutiara Bunda pada tahun
2021 dapat disimpulkan bahwa pengguanan tempat tidur pada peroide
Januari-Desember 2021 masih belum efisiensi.Barber Jhonson Rumah
Sakit Mutiara Bunda Padang Tahun 2021 dari bulan Januari-Desember
belum efisien ,karna titik temu antara BTO dan BOR tidak masuk dalam
60
daerah efisien.
61
62
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pentingnya tracer sebagai kartu pelacak berkas rekam medis keluar dari rak
penyimpanan di rumah sakit.
Masalah setiap harinya, rata-rata kunjungan pasien dirumah sakit mutiara
bunda 60-80 pasien. Pasien rata-rata berasal dari kota padang, dengan demikian
petugas harus mengambil dan menyimpan berkas rekam medis sebanyak 60-80.
Berkas rekam medis tiap harinya, dalam hal itu kegiatan berkas rekam medis,
petugas tidak mnggunakan tracer untuk menandai berkas yang keluar atau masuk
akan sulit mencari dokumen.
Dampak tidak menggunakan tracer merupakan dokumen rekam medis sulit
terlacak sehingga memperlambat dalam penyediaan dokumen.
Kajian tracer study ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, karena
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini tidak berhubungan dengan
angka, tetapi berkaitan dengan pendeskripsian, penguraian dan penggambaran
suatu masalah yang sedang terjadi. Jenis penelitian ini termasuk penelitian yang
rinci mengenai suatu subyek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup
waktu mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa
lalunyaumen rekam medis.
Menurut beberapa fasilitas di ruang penyimpanan berkas rekam medis
diantaranya ada 3 yaitu
a. Ruang dengan suhu ideal untuk penyimpanan berkas dan keamanan dari
serangan fisik lainnya.
b. Alat penyimpanan berkas rekam medis, bisa menggunakan tracer, rak
terbuka dan filling cabinet.
c. Tracer yang digunakan sebagai pengganti berkas rekam medis di rak
filling yang dapat digunakan untuk menelusur keberadaan rekam medis.
Hasil penelitian bahwa faktor-faktor penyebab tidak meggunakan tracer
dibagian penyimpanan berkas rekam medis di rumah sakit mutiara bunda yaitu
petugas tergesa-gesa, sarana di bagian penyimpanan yaitu rak penyimpanan
63
sudah penuh dan prosedur tetap pengambilan dan penyimpanan rekam medis
terkait penggunaan tracer yang tidak dijalankan.
Hasil perbandingan penelitian saat petugas penyimpanan di rumah sakit
mutiara bunda sebelum menggunakan tracer menglami banyak kendala antara
lain berkas tidak ditemukan, banyak dokumen yang hilang dan tidak tau
dokumen tersebut keluar dari rak penyimpanan. Dengan adanya tracer masalah-
masalah tersebut teratasi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di RSIA Mutiara Bunda
Padang, staf rekam medis sudah sesuai dengan standard profesi rekam medis
serta harus memiliki Surat Tanda Registrasi (STR), tetapi untuk kepala unit
admission rekam medis casemix tidak sesusai dengan standar karena bukan
berlatar belakang rekam medis, tetapi kebidanan
64
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktek kerja lapangan di bagian rekam medis RSIA Mutiara Bunda
yang saya lakukan selama 3 Minggu sejak tanggal 13 agustus 2022 saya dapat
menyimpulkan bahwa.
Bahwa dirumah sakit mutiara bunda pada awalnya, tracer tidak dimanfaatkan
sebagai pelacak dan petunjuk berkas rekam medis yang keluar dari rak
penyimpanan. Setelah dilakukan sosialisasi dan penelitian, petugas akhirnya
menyadari bahwa tracer memang perlu dilakukan. Dikarekan tingkat kesadaran
petugas di fasilitas kesehatan terutama terkait penggunaan tracer masih rendah.
Pelatihan dan pendampingan petugas sebaiknya dilakukan secara kontinyu
sehingga benar-benar menggunakan tracer dalam kegiatan penyimpanan berkas
rekam medis.
B. Saran
Sebaiknya rumah sakit mutiara bunda merencanakan tracer supaya tidak ada
kesalahan untuk memasukan dokumen pasien, keluar dan masuk rak
penyimpanan. Memiliki desain seperti hasil yang dirancang.
66
DAFTAR PUSTAKA
Deharja, Atma dan Selvia Juwita Swari. 2017. Desain Formulir Assesment Awal
Medis Gawat Darurat Berdasarkan Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 di
Rumah Sakit Daerah Balung Jember. Jurusan Kesehatan, Politeknik Negeri
Jember, halaman 359.
Hikmah, Faiqatul dkk. 2017. Desain Formulir Asesmen Nyeri dalam Berkas Rekam
Medis di Rumah Sakit Daerah Balung Jember Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Vol.
5. No. 3. April 2017. halaman 139
Irmawati dan Elise Garmelia. 2018. Klasifikasi, Kodefikasi Penyakit dan Masalah
Terkait I : Anatomi, Fisiologi, Patologi, Terminologi Medis dan Tindakan.
Kementerian Kesehatan RI. 2008 Peraturan Menteri Kesehatan RI no. 269 Tahun
2008. Rekam Medis. Jakarta: Depkes RI
Kemenkes (2011) Permenkes 1171 Tahun 2011 Tentang Sistem Informasi Rumah
Sakit. Jakarta
Ratu Fadhila Khansa Salsabila Yusran. 2020. Literature Review: Keakuratan Kode
Diagnosis Utama Berdasarkan Icd-10 Pada Berkas Rekam Medis Rawat Inap
Robot, Regina Pricilia dkk. 2018. Aplikasi Manajemen Rawat Inap dan Rawat Jalan
di Rumah Sakit. Jurnal Teknik Informatika Volume 13, No 4, 2018. Halaman 1
67
Setyawan, Dedy. 2016. Analisis Implementasi Pemanfaatan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (Simrs) Pada Rsud Kardinah Tegal. Indonesian Journal
on Computer and Information Technology Vol 1 No 2 November 2016. Halaman
56
Siswati. 2018. Manajemen Unit Kerja II Perencanaan SDM Unit Kerja RMIK.
Subinarto, dkk. 2018. Analisis Desain Formulir Ringkasan Masuk dan Keluar Rawat
Inap. Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Volume 1 Nomor 2, Oktober
2018, halaman 76.
Sudra, Rano Indradi. Statistik Rumah Sakit – Dari Sensus Pasien & Grafik Barber
Jhonson Hingga StatistikKematian & Otopsi. Graha Ilmu : Yogyakarta. 2010
68
LAMPIRAN
69
Lampiran 1 Logbook
70
71
Lampiran 2 Daftar hadir PKL
72
Lampiran 3 Tampilan saat sudah log in di aplikasi SIMRS
73
Lampiran 4 Save billing di INA-CBGs
74
Lampiran 5 Memasukkan kode ICD 10, ICD 9 dan tindakan lainnya di INA-CBGs
75
Lampiran 6 Pilih grouper dan final di INA-CBGs
76
Lampiran 7 Dokumentasi penyerahan mahasiswa PKL ke RSIA Mutiara Bunda Padang
77
78