PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data kematian dan penyebab kematian merupakan salah satu elemen
indikator kesehatan. Data kematian dan penyebab kematian, penting bagi
rumah sakit untuk evaluasi pelayanan kesehatan, dan bahan perencanaan
kesehatan bagi institusi kesehatan masyarakat (Huffman, 1994). Pencatatan
kematian sangat diperlukan untuk formulasi kebijakan dan pengembangan
program, menetapkan prioritas kesehatan, evaluasi efektivitas program dan
untuk riset.
Penentuan penyebab dasar kematian atau underlying cause of death
(UCoD) sesuai standar internasional dilaksanakan sesuai dengan aturan
dalam ICD-10. Aturan tersebut menjelaskan bagaimana prosedur
ditentukannya UCoD dari suatu rangkaian kondisi atau diagnosis. Penentuan
UCoD yang tepat tidak lepas dari peran dokter dalam menentukan rangkaian
diagnosis dalam Formulir Keterangan Penyebab Kematian (FKPK) dan coder
dalam melakukan koding mortalitas.
Pelaksanaan pencatatan kematian dan penyebab kematian dalam sistem
registrasi vital, terutama pencatatan kematian merupakan hal yang belum
umum di masyarakat Indonesia. Selama ini, evaluasi kesehatan dilakukan
berdasarkan data sensus atau survei yang mempunyai berbagai
keterbatasan untuk dapat digunakan oleh pemerintah daerah. Meskipun
demikian, peraturan tentang registrasi kematian sudah dikeluarkan dalam
Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Kesehatan Nomor 15
Tahun 2010 Nomor 162/MENKES/PB/I/2010 Tentang Pelaporan Kematian
Dan Penyebab Kematian, serta Undang-undang No. 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan.
Guna menjamin ketersediaan data angka kematian dan penyebab
kematian yang akurat dan update, Balitbangkes Kementerian Kesehatan
telah memulai inisiasi pengembangan pelaporan penyebab kematian melalui
kegiatan “Indonesia Mortality Registration System Strengthening Project
(IMRSSP)” di 28 kabupaten/kota. Kota Yogyakarta merupakan salah satu
daerah sentinel pengembangan yang sudah melaksanakan registrasi
kematian. (Sulistyowati dan Senewe, 2014).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di UPT RS Pratama
Yogyakarta, kegiatan koding kematian dan pengisian formulir keterangan
penyebab kematian belum dilaksanakan. Hal tersebut mengakibatkan
kegiatan pelaporan kematian dan penyebab kematian (mortalitas) belum
dapat dilaksanakan. UPT RS Pratama Yogyakarta hanya melakukan
pengisian surat keterangan kematian. Berdasarkan hasil wawancara dengan
petugas rekam medis, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor seperti
banyaknya koding pasien BPJS dan pemilihan underlying cause of death
memerlukan waktu yang cukup lama dan sulit.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik membuat
perancangan produk desain user interface sebagai salah satu komponen
penting dalam membangun sistem seleksi underlying cause of death berbasis
web. Desain user interface akan sangat berpengaruh pada pengguna dalam
menggunakan atau berkomunikasi dengan sistem. Pada perancangan produk
ini, peneliti hanya membuat rancangan desain user interface.
B. Rumusan Ide Perancangan
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan ide perancangan produk
adalah “Bagaimana merancang desain user interface sistem seleksi
underlying cause of death berbasis web di UPT RS Pratama Yogyakarta?”.
C. Batasan Masalah
Perancangan sebuah sistem mempunyai tahapan proses yang panjang.
Proses perancangan dimulai dari tahap analisis hingga tahap maintenance.
Oleh karena itu, perancangan yang akan dilakukan oleh perancang akan
dibatasi. Batasan masalah untuk perancangan ini adalah tahap desain user
interface.
D. Tujuan Perancangan
1. Tujuan Umum
Menghasilkan desain user interface sistem seleksi underlying cause of
death berbasis web di UPT RS Pratama Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna sistem seleksi underlying
cause of death berbasis web di UPT RS Pratama Yogyakarta.
b. Merancang dan membuat Diagram Konteks, Data Flow Diagram
(DFD) level 0 dan 1, serta desain user interface sistem seleksi
underlying cause of death berbasis web di UPT RS Pratama
Yogyakarta.
E. Manfaat Perancangan
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
1) Mempermudah petugas dalam pemilihan underlying cause of
death.
2) Mempermudah rumah sakit dalam memperoleh data mortalitas
untuk pelaporan.
b. Bagi Perancang
Sebagai tambahan ilmu dan pengalaman dalam merancang sistem
seleksi underlying cause of death.
2. Manfaat Teoritis
a. Institusi Pendidikan
Menjadi acuan pembelajaran untuk mengembangkan sistem informasi
guna merubah seleksi underlying cause of death manual ke seleksi
elektronik.
b. Perancang Lain
Sebagai bahan referensi untuk merancang atau mengembangkan
sistem informasi yang serupa.
F. Keaslian
Beberapa perancangan memiliki hubungan dengan perancangan ini yang
telah dilakukan sebelumnya dan dapat menjadi acuan serta bahan masukan
bagi peneliti, antara lain:
6. Pelayanan penunjang
UPT RS Pratama menyediakan pelayanan penunjang berupa
laboratorium Patologi klinik, Radiologi (Rontgen dan USG), Farmasi,
Pemularasan jenazah dan unit Ambulance.
Layanan ini sudah dapat diakses secara langsung melalui jaminan kesehatan
yang ada baik jaminan Kesehatan Nasional (Jamkesnas), Jaminan
Kesehatan Sosial, (Jamkesos), Jamkesda, maupun Jaminan kesehatan
khsusus (Jamkesus) bagi penyandang Defabel.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Rekam Medis
1.1 Pengertian Rekam Medis
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang
dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa
rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan,
yang diperbaharui dengan Permenkes Nomor
269/MenKes/Per/III/2008, tentang Rekam Medis menyatakan rekam
Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien
yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain
pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik
dikelola pemerintah maupun swasta. Sedangkan menurut Huffman
EK, 1992 rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai
siapa, apa, mengapa, bilamana pelayanan yang diberikan kepada
pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan
mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat
informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien,
membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.
1.2 Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam Medis berdasarkan Hatta (1985) terdiri dari beberapa
aspek diantaranya aspek administrasi, legal, finansial, riset, edukasi
dan dokumentasi, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena
isinya meyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung
jawab sebagai tenag medis dan paramedis dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena
catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan /perawatan yang harus diberikan
seorang pasien.
c. Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas
dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta
penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.
d. Aspek keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya
menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan dalam
menghitung biaya pengobatan/tindakan dan perawatan.
e. Aspek penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena
isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan
dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan.
f. Aspek pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan/
kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada
pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai
bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.
g. Aspek dokumentasi
Suatu berkas reka medis mempunyai nilai dokumentasi, karena
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan
dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan
sarana pelayanan kesehatan.
a. Penyebab langsung
b. Penyebab antara
c. Penyebab dasar
Sebab yang mendasari kematian (Underlying Cause of
Death) adalah sebagai berikut:
a. Aturan Dasar
(b) Hypertension
2) Rule 1
disease
3) Rule 2
4) Rule 3
II AIDS
3) Aturan C (Keterkaitan)
4) Aturan D (Kekhususan)
(d) –
Prematurity di beri kode pada (b) dan spina bifida pada (a).
Yang perlu dicatat kode Q pada (a) dan kode P pada (b).
b. Rule 2
(b) –
(d) –
(e) –
c. Rule 3
Jika pada sebab kematian tidak ada isian pada (a) atau (c)
maka pakailah aturan ke-3, yang menjadi sebab langsung
adalah yang dituliskan. Ini terjadi jika kondisi ibu tidak
diisi/diberi keterangan. Contoh: Bayi lahir hidup dan
meninggal pada menit 15.
(a) –
(c) –
(d) –
Tentorial tear pada (a) dan pada (c) diisi xxx.x (artinya
kondisi ibu tidak dilaporkan).
d. Rule 4
(c) –
(d) –
(e) –
3. Sistem
4.1 Pengertian Sistem
4. User Interface
5. PHP MyAdmin
B. Landasan Perancangan
1. Analisa Kebutuhan
2. Desain Sistem
4. Pengujian Program
METODE PERANCANGAN
A. Tema
Tema dari perancangan sistem yang akan dibuat adalah desain user
interface. Desain user interface yang akan dibuat adalah desain user
interface sistem seleksi underlying cause of death. Pemilihan topik
perancangan ini didasarkan pada belum terlaksananya pengisian sertifikat
kematian dan pemilihan atau seleksi penyebab dasar kematian (underlying
cause of death) yang menyebabkan terhambatnya pelaporan mortalitas.
Perancangan dilakukan dari bulan Januari 2019 sampai bulan Februari 2019.
Lokasi perancangan ini dilaksanakan di Unit Rekam Medis UPT Rumah Sakit
Pratama Yogyakarta.
C. Objek Rancangan
1. Analisis Masalah
3. Diagram Konteks
Iflahah, D., Aknuranda, I., dan Setiawan, N.Y. (2018) Analisis dan Perancangan
Sistem Informasi Rekam Medis Poli Gigi (Studi Kasus: Puskesmas
Sumbersari Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun). Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 2(6): 2121-2130.