Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEPERAWATAN

KLINIK DI RSUD KOTAMOBAGU DENGAN

TOPIK PENGAMATAN MENGENAI

PEMBERIAN OBAT

DISUSUN OLEH:
NAMA : ANGGUN SUCI RAHMADANI AMBOY
NIS/NISN : 21485/00076914269
KELAS : XI ASKEP 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOTAMOBAGU

PROGRAM KEAHLIAN : ASISTEN KEPERAWATAN

TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Keperawatan Klinik
Judul : Pemberian Obat
Lahan Praktik : Rumah Sakit Umum daerah Kota Kotamobagu (RSUD KK)
Yang telah dilaksanakan oleh siswa
Nama : Anggun Suci Rahmadani Amboy
NIS/NISN : 21485/00076914269
Jurusan : Asisten Keperawatan
Menyetujui,
Instruktur Guru
RSUD KOTAMOBAGU Pembimbing

Ns. Heidy Y. Mokodompit, S.Kep Ns. Linda Manopo,S.kep


NIP.198809022011022001 NIP.
Mengesahkan,
Kepala Jurusan Keperawatan Direktur
SMKN 1 KOTAMOBAGU RSUD KOTAMOBAGU

Lili Pitra Rahman,S.pd dr.Hj. Wahdania L. Mantang, M.Kes.


NIP. 19850615 200902 2 001 NIP. 19760526 200604 2 023
Mengetahui,
Kepala SMKN 1 KOTAMOBAGU

Hj. Sartika Paputungan,S.Pd


NIP. 19641019 198902 2 005
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas rahmat tuhan yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan berkah, Rahmat Taufiq, serta Hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Praktik Keperawatan Klinik di RSUD Kota
Kotamobagu. Laporan ini di buat berdasarkan kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan
siswa selama berada di dunia industri. Laporan ini disusun sebagai
pertanggungjawaban siswa selama Prakerin dan berfungsi sebagai acara ujian yang
dilaksanakan setelah siswa melaksanakan praktik di dunia industri.

Pelaksanaan praktik dapat berjalan lancar karena adanya dukungan kerja sama
yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:

1. Bapak Hardi Mokoginta, S.pd, MM selaku Kepala SMK N 1 Kotamobagu


2. Ibu Lili Pitra Rahman, S.Pd. selaku Ketua Program Keahlian Keperawatan
SMK N 1 Kotamobagu
3. dr. Wahdania L. Mantang, M.Kes. selaku Pemimpin RSUD Kotamobagu
4. Ibu Ns. Linda Manopo,S.kep selaku guru pembimbing selama pelaksanaan
Praktik Keperawatan
5. Ibu Ns. Heidy Y. Mokodompit, S.Kep selaku pembimbing di RSUD Kota
Kotamobagu
6. Seluruh staf dan karyawan RSUD Kota Kotamobagu
7. Dewan guru atas bimbingannya selama penulis belajar di SMK N 1
Kotamobagu
8. Seluruh karyawan SMK N 1 Kotamobagu
9. Keluarga dan teman-teman yang membantu hingga terselesainya laporan
Praktik Keperawatan Klinik ini.

Penulis menyadari akan kekurangan – kekurangan dalam pembuatan


laporan ini yang harus di benahi, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan
kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini dimasa
mendatang. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kesalahan dan
kekurangan. Semoga laporan Praktik Kerja Industri ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Kotamobagu, 4 mei 2023

Penulis,

Anggun Suci Rahmadani Amboy


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis pada


kompetensi, pendekatan berbasis pada produksi dan pendekatan berbasis di dunia
kerja. Pembelajaran berbasis pada kompetensi adalah pembelajaran yang ditekankan
untuk membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta didik yang mencakup
aspek sikap (attitude), pengetahuan (knowledge), dan keterampilan (skill).
Pembelajaran berbasis produksi adalah pembelajaran yang ditekankan pada
pemerolehan hasil belajar berupa barang jadi sesuai dengan standar dunia industri
atau dunia usaha. Sedangkan pembelajaran berbasis di dunia kerja mengarahkan
peserta didik dapat meningkatkan kompetensinya melalui dunia kerja ini.

Pembelajaran di dunia kerja ini, peserta didik harus melakukan kegiatan


pembelajaran sesuai dengan persyaratan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia
kerja.

Pada dasarnya Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu model


penyelenggaraan pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi kegiatan
belajar siswa disekolah dengan proses penguasaan keahlian kejuruan melalui bekerja
langsung dilapangan kerja. Metode tersebut dilaksanakan dalam rangka peningkatan
mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mencapai relevansi antara
pendidikan dengan keutuhan tenaga kerja.
Maka, SMK N 1 KOTAMOBAGU dalam keahlian keperawatandituntut
untuk dapat melakukan program Prakerin di Rumah Sakit agar siswa-siswinya dapat
menerapkan ilmu pengetahuan keterampilan dan sikap keperawatan sesuai dengan
etika keperawatan serta aturan-aturan keperawatan dalam bertugas.

1.2. LANDASAN HUKUM

Landasan hukum pelaksanaan Prakerin adalah:

1. UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP. Nomor: 2/1990


tentang Pendidikan Menengah.
2. Kep. Menaker No.285 / MEN / 1991 tentang pelaksanaan pemagangan
nasional.
3. Surat keputusan Mendikbud Nomor : 0490 / U / 1992 tentang Sekolah
Menegah Kejuruan.
4. Peraturan Mendiknas No. 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMK/MAK.

1.3.TUJUAN PRAKTIK INDUSTRI

Secara umum Praktik industri bertujuan untuk memberi gambaran kepada


siswa–siswi pada saat bekerja, baik itu di suatu perusahaan ataupun di suatu
lembaga instansi. Sedangkan secara khususnya antara lain :
a) Melatih dan mengasah keterampilan siswa – siswi dalam dunia kerja.
b) Menambah pengetahuan siswa – siswi tentang dunia kerja.
c) Membentuk mental siswa – siswi dan memberi motivasi agar serius dan
bersemangat dalam menggapai cita – cita.
d) Melatih siswa – siswi agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari
apa saja yang mereka kerjakan selama Praktik Keperawatan.
e) Menambah kreativitas siswa – siswi untuk mengembangkan bakat dan minat.
Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang
sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
1.4. MANFAAT PRAKTIK INDUSTRI

Kerja sama antara SMK dengan dunia usaha/industri atau instansi


dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling mengisi, dan saling
melengkapi untuk keuntungan bersama. Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan
praktik industri akan memberi nilai tambah atau manfaat bagi pihak – pihak
yang bekerja sama,sebagai berikut :

1. Manfaat bagi Industri


Penyelenggaraan Prakerin memberi keuntungan nyata bagi dunia lain
industri antara lain:
a. Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta Prakerin yang belajar dan
Bekerja di industri. Umumnya peserta Prakerin telah ikut dalam proses
Produksi secara aktif sehingga pada pengertian tertentu.
b. Umumnya peserta Prakerin telah ikut dalam proses produksi secara aktif
sehingga pada pengertian tertentu.
c. Peserta Prakerin adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan
d. Perusahaan dapat memberi tugas kepada peserta Prakerin untuk
kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki.
e. Selama proses pendidikan melalui kerja industri, peserta Prakerin lebih
mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturan
perusahaan. Karena itu, sikap peserta Prakerin dapat dibentuk sesuai
dengan ciri khas tertentu industri.
f. Memberi kepuasan bagi dunia usaha/dunia industri karena diakui ikut
serta menentukan hari depan bangsa melalui Praktik Kerja Industri
(Prakerin).
2. Manfaat bagi Sekolah

a) Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik


lebih terjamin pencapaiannya.
b) Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendidikan dengan
kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and Match).
c) Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan sekolah karena
tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk
kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa.
3. Manfaat bagi Praktikan/Peserta didik

a. Hasil belajar peserta Praktik akan lebih bermakna, karena setelah tamat
akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk
meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan
dirinya secara berkelanjutan.
b. Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa
percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk
meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 TEORI PENDUKUNG

1. Pengertian Obat

Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah. Obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang
berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang
sebenarnya. Pemberian obat secara oral merupakan pemberian obat melalui mulut
dengan tujuan mencegah, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari
jenis obat.
2. Tujuan Pemberian Obat

Memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek obat


yang di inginkan dan bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu
penyakit ataupun keluhan yang di rasakan oleh seseorang. Adapun tujuan
pemberian obat secara oral antara lain sebagai berikut.
1. Menyediakan obat yang memiliki efek lokal atau sistemik melalui saluran
gastrointestinal.
2. Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan kerusakan kulit dan
jaringan.
3. Menghindari pemberian obat yang dapat menyebabkan nyeri.

3. Efek samping Obat

Yang perlu diketahui tentang efek samping obat antara lain (Depkes,2007):

• Baca kemasan, brosur obat, efek samping yang timbul.


• untuk mendapat informasi tentang efek samping yang lengkap dan tanyakan
langsung pada apoteker.
• Efek samping yang timbul antara lain reaksi alergi gatal-gatal, ruam,
mengantuk, mual dan lain-lain.
• Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui,
lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang
fatal, penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter-apoteker.
4. Farmakologi/Rute Pemberian Obat
Berikut macam-macam rute pemberian obat:
• Diminum (oral) .
• Diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena), ke dalam otot
(intramuskuler), ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang
(intratekal), atau di bawah kulit (subkutan).
• Ditempatkan di bawah lidah (sublingual) atau antara gusi dan pipi (bukal).
• Dimasukkan ke dalam rektum (dubur) atau vagina (vagina).
• Ditempatkan di mata (rute okular) atau telinga (rute otic)
• Disemprotkan ke hidung dan diserap melalui membran hidung (nasal).
Terhirup masuk ke dalam paru-paru, biasanya melalui mulut (inhalasi) atau
mulut dan hidung (dengan nebulisasi).
5. 7 Prinsip Pemberian Obat

Obat yang diberikan sesuai dengan prosedur bisa memberikan efek


penyembuhan terhadap suatu penyakit atau keluhan yang dirasakan pasien, 7
7 prinsip yang dimaksud ialah :
✓ Benar pasien
✓ Benar obat
✓ Benar dosis
✓ Benar cara pemberian
✓ Benar waktu
✓ Benar informasi
✓ Benar dokumentasi
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian obat

Menurut Harmiady (2014) dalam penelitiannya menyatakan ada tiga faktor yang
mempengaruhi perawat dalam pemberian obat antara lain:
a. Tingkat pengetahuan perawat

Perawat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung untuk


mampu melaksanakan prinsip benar dalam pemberian obat dengan tepat
dibandingkan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik.
b. Tingkat Pendidikan

Pendidikan yang telah dicapai perawat dapat digunakan sebagai salah


atau indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan juga
berperan dalam menurunkan angka kesakitan. Dengan semakin tingginya
tingkat pendidikan seseorang dapat membantu menekan / menurunkan
tingginya angka kesakitan pada pasien (Nursalam 2012).
c. Motivasi kerja

Motivasi kerja perawat merupakan tingkah laku seorang yang


mendorong kelarah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan baik
secara internal maupun eksternal dalam melaksanakan perannya.
7. Akibat Kesalahan Pemberian Obat

Menurut Kemenkes (2011) akibat kesalahan pemberian obat dibagi Menjadi


dua yaitu:
A. Adverse drum event adalah suatu insiden dalam pengobatan yang
menyebabkan kerugian pada pasien. Adverse drug event meliputi kerugian
yang bersifat intrinsik bagi individu/ pasien contohnya:
1) Meresepkan obat NSAID pada pasien dengan riwayat pada pasien rekam
medis, yang dapat menyebabkan pasien mengalami pendarahan saluran
cerna.
2) Memberikan terapi anti epilepsi yang salah, dapat menyebabkan pasien
mengalami kejang.
B. Adverse drug reaction merupakan respon obat yang dapat membahayakan dan
menimbulkan kesalahan dalam pemberian obat seperti hipersensitivitas, reaksi
alergi, toksisitas dan interaksi antar obat berdasarkan penelitian Nurinasari (
2014 ) sebagai berikut:
Hipersensitivitas

Reaksi yang muncul ketika klien sensitif terhadap efek obat karena tubuh
menerima dosis obat yang berlebihan. Hipersensitivitas obat biasanya terjadi
sekitar 3 minggu hingga 3 bulan setelah pemberian obat, ditandai oleh demam

dan munculnya lesi pada kulit.

Gambar 2.1 Gambar 2.2

Contoh Hipersensitivitas

Alergi

Reaksi alergi obat adalah reaksi melalui mekanisme imunologi terhadap


masuknya obat yang dianggap sebagai benda asing dalam tubuh dan tubuh
akan membuat antibodi untuk mengeluarkan benda asing dari dalam tubuh.
Toksisitas

Akibat dosis yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan zat di dalam darah
karena gangguan metabolisme tubuh.
Interaksi antar obat
Reaksi suatu obat dipengaruhi oleh pemberian obat secara bersamaan,
sehingga terjadi interaksi obat yang kuat atau bertentangan terhadap efek dari
obat.
8. Peran Perawat Dalam Pemberian Obat

1) Perawat
Perawat adalah seorang petugas pelayanan kesehatan yang turut serta
dalam merawat, proses penyembuhan, usaha rehabilitasi, dan pencegahan
suatu penyakit di bawah pengawasan dokter atau kepala ruang (Depkes RI,
2007). Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diikuti oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(Undang-
Undang RI, 2014).
2) Peran perawat dalam pemberian obat
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989
(Hidayat, 2011) terdiri dari tujuan peran yaitu:
a. Pemberi asuhan keperawatan
Perawat memperhatikan kebutuhan dasar manusia klien dengan
Memberikan pelayanan keperawatan salah satunya memberikan obat
dengan benar untuk membantu dalam proses penyembuhan.
b. Advokat
Perawat berperan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
klien dan keluarga dan membantu klien dalam pengambilan keputusan
tindakan pertolongan yang akan diberikan, dan juga berperan dalam
melindungi hak pasien.
c. Edukator
Perawat berperan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit,
gejala dan pengobatan yang akan diberikan bagi klien.
d. Koordinator
Perawat, mengoordinasi aktivitas tim kesehatan dalam pemberian obat
saat mengatur perawatan pasien, serta waktu kerja dan sumber daya yang
ada di rumah sakit.
e. Kolaborasi
Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan
farmasi yang bekerja di rumah sakit untuk menentukan pemberian obat
yang tepat untuk klien.
f. Konsultan
Perawat berkonsultan dengan tim kesehatan dalam pemberian obat terkait
tindakan keperawatan yang akan diberikan sudah tepat.
g. Pembaharu
Peran ini perawat sebagai pembaharu dengan membuat perencanaan
pemberian obat dengan metode pelayanan keperawatan yang sudah
dikonsultasikan dengan tim kesehatan lain.

Dalam hal ini perawat juga sangat berperan penting dalam proses
pelaksanaan pemberian obat. Perawat juga perlu pengetahuan dan
keterampilan serta pengetahuan yang sangat baik agar perawat mengerti
mengapa obat itu diberikan dan bagaimana kerja obat di dalam tubuh serta
tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat. Perawat perlu memeriksa
apakah klien dapat meminum obatnya sendiri, apabila obat sudah diminum
benar dan tepat waktu serta perhatikan efek obat (Potter & Perry, 2009).
9. Farmakologi/Rute Pemberian Obat

Berikut macam-macam rute pemberian obat:

• Diminum (oral)
• Diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena), ke dalam otot
(intramuskuler), ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang
(intratekal), atau di bawah kulit (subkutan)
• Ditempatkan di bawah lidah (sublingual) atau antara gusi dan pipi (bukal)
• Dimasukkan ke dalam rektum (dubur) atau vagina (vagina)
• Ditempatkan di mata (rute okular) atau telinga (rute otic)
• Disemprotkan ke hidung dan diserap melalui membran hidung (nasal)
• Terhirup masuk ke dalam paru-paru, biasanya melalui mulut (inhalasi) atau
mulut dan hidung (dengan nebulisasi)
• Diterapkan pada kulit (kutanea) untuk efek lokal (topikal) atau seluruh tubuh
(sistemik)
• Dihantarkan melalui kulit dengan patch (transdermal, semacam koyo) untuk
efek sistemik.

10. Macam-macam Bentuk Obat

Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua


bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak
stabil jika berada dalam sediaan tabet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau
ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung.
❖ Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan,
ditujukan untuk pemakaian luar.

Gambar 2.1 contoh obat Pulvis

❖ Pulveres
Pulveres merupakan sediaan yang diracik satu atau beberapa dari zat aktif,
dicampurkan menjadi satu lalu dibagi dalam beberapa bagian sama rata dan
dibungkus menggunakan kertas perkamen. Sediaan pulveres ditujukan untuk
pemakaian oral.
Gambar 2.2 contoh obat pulveres

❖ Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung
satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.

Macam-macam tablet

• Tablet kempa
• Tablet cetak
• Tablet trikurat
• Tablet hipodemik
• Tablet sublingual
• Tablet bukal
• Tablet effervescent
• Tablet kunyah

Gambar 2.3 contoh obat tablet

❖ Pil (pilulae)
Pillulae menurut FI edisi III ialah suatu sediaan berupa massa bulat
mengandung satu atau lebih bahan obat yang di gunakan untuk obat dalam
dan bobotnya 50-300 mg per pil (ada juga yang menyebutkan bobot pil
adalah 1-5 gram

Gambar 2.4 Contoh obat pil


❖ Kapsul (capsule)
Kapsul adalah sediaan yang mengandung satu macam bahan obat atau lebih
yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat
dari gelatin.

Gambar 2.5 Contoh obat


kapsul

❖ Kaplet (kapsul tablet)


Kaplet merupakan tablet yang dibungkus dengan lapisan gula dan berwarna
menarik yang berguna dalam menjaga kelembapan serta kontaminasi ketika di
lambung. Kendati demikian, ada beberapa Kaplet yang tidak dilapisi selaput.
Persis seperti tablet, akan tetapi berbentuk panjang atau lonjong menyerupai
kapsul.
Gambar 2.6 Contoh obat
Kaplet

❖ Larutan (solutiones)
Larutan topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi sering
kali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada
kulit, atau dalam larutan lidokain oral topikal untuk penggunaan pada
permukaan mukosa mulut.

Gambar 2.7 Contoh obat larutan (topikal)

❖ Suspensi (suspensiones)
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai,
dan ditunjukkan untuk penggunaan oral.
Gambar 2.8 Contoh obat suspensi

❖ Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi,
fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan
lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.

Gambar 2.9 Contoh obat emulsi

❖ Galenik
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan tersari
(berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan
yang umumnya dalam keadaan kering tumbuh-tumbuhan yang umumnya
dalam keadaan kering.

Gambar 2.10 Contoh obat galenik


❖ Infusa
Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi
(menyari) simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat Celsius selama
15 menit.

Gambar 2.11 Contoh cairan infus

❖ Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh
dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin
kuman (bisa ular dan mengikut kuman/virus/antigen).

Gambar 2.12 contoh obat


Imunoserum

❖ Salep (unguenta)
Salep adalah obat topikal dengan 80% kandungannya terdiri dari minyak.
Ciri yang bisa Anda rasakan adalah adanya sensasi lengket pada kulit.
Lebih padat daripada krim, salep bahkan bisa dikatakan sebagai obat semi
padat. Biasanya, salep topikal mengandung sedikit atau bahkan tanpa air.
Gambar 2.13 contoh obat salep

❖ Suppositoria
Suppositoria yang digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam lubang
pantat sering kali dipakai untuk membantu mengatasi gangguan
pencernaan. Sementara itu, pemakaian Suppositoria lewat lubang alat
kelamin kerap digunakan untuk membantu mengatasi masalah pada organ
intim.

Gambar 2.14 contoh obat Suppositoria


❖ Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi,
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara
dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope
Indonesia.
Gambar 2.15 contoh obat tetes

❖ Injeksi (injectiones)
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan yang disuntikkan dengan cara menusuk jaringan ke dalam otot
atau melalui kulit.

Gambar 2.16 Contoh obat injeksi


11. Penggolongan Obat
o Obat golongan ini termasuk obat relatif aman, dapat diperoleh tanpa resep
dokter, selain di apotek juga didapat di warungwarung.Obat bebas dalam
kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijau contohnya adalah
Paracetamol, Vitamin C, Asetosal (aspirin), Antasida daftar obat Esensial,
dan obat batuk hitam (OBH).
Gambar 2.17 Simbol obat bebas

o Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa
menggunakan resep dokter, namun mempunyai peringatan khusus saat
menggunakannya. Ada beberapa contoh obat bebas terbatas, seperti
Theophylline, Tremenza, CTM dan Lactobion.

Gambar 2.18 Simbol obat bebas terbatas

o Obat keras adalah obat yang hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Tempat penjualan di apotek. Contoh obat keras adalah obat yang mengandung
asam mefenamat, loratadine, clobazam, pseudoefedrin, atau alprazolam.

Gambar 2.18 Simbol obat keras

o Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Adapun jenis dari narkotika adalah :
-Morfin.
-Heroin / putaw
-Ganja / Kanabis / mariyuana
-Kokain
-LSD atau Lysergic Acid / Acid / Trips / Tabs
-Opiat / opium
-Kodein
-Metadon

Gambar 2.19 Simbol obat narkotika

o Jamu adalah obat tradisional berbahan dasar herbal atau tanaman tradisional
yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan,
pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun
jamu tersebut serta digunakan secara tradisional.
7 Jamu Herbal yang Wajib Kamu Tahu:

-Kunyit.

-Temulawak.

-Beras kencur.

-Cabai Jawa.

-Paitan.

-Kudu-Laos Herbal.

-Galian Singset.

Gambar 2.20 Simbol obat jamu

o Obat tradisional atau ramuan tradisional adalah media pengobatan yang


menggunakan pengetahuan tradisional yang berkembang dari generasi ke
generasi sesuai kepercayaan yang dianut berbagai masyarakat sebelum era
kedokteran modern. Obat herbal adalah obat yang dibuat dari bahan alam,
baik tumbuhan, hewan atau mineral.

Gambar 2.21 Simbol obat herbal

o Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku
dan produk jadinya telah distandarisasi. Contoh fitofarmaka: Stimuno,
Tensigard, Xgra, Nodiar, Inlacin, VipAlbumin plus, Rheumaneer. Memang
fitofarmaka merupakan obat herbal yang diresepkan oleh para dokter
mengingat sudah teruji baik pada hewan maupun manusia.

Gambar 2.22 Simbol obat Fitofarmaka

12. Memberikan Obat pada Waktu

Memberikan obat pada waktu dan dengan cara yang benar antara lain sebagai
berikut.
a. Identifikasi klien dengan tepat.
b. Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang dapat dipahami oleh
klien.
c. Atur pada posisi duduk. Jika tidak memungkinkan, atur posisi lateral. Posisi
ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi
d. Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan (pada obat-obat tertentu).
e. Beri klien air yang cukup untuk menelan obat jika sulit menelan, anjurkan
klien meletakkan obat di lidah bagian belakang kemudian dianjurkan minum.
Stimulasi lidah bagian belakang akan menimbulkan reflex menelan.
f. Jika rasa obat tidak enak, minta klien untuk mengisap beberapa butir es batu
sebelum minum obat atau berikan obat dengan dicampur jus apel, pisang, atau
air gula.
g. Jika klien mengatakan obat yang ada berikan beberapa dengan obat yang
diberikan pada hari-hari sebelumnya, obat jangan anda berikan terlebih
dahulu sebelum anda mengecek ulang ada buku catatan obat.
h. Tetap bersama klien sampai obat ditelan habis.
13. Persiapan alat
a. Persiapan Alat pemberian obat secara oral

Adapun alat yang digunakan dalam melaksanakan pemberian obat secara oral
antara lain sebagai berikut.
a) Baki berisi obat-obat atau kereta dorong obat (bergantung pada Sarana
yang ada).
b) atau buku rencana pengobatan.
c) Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat.
d) Pemotong obat (jika diperlukan).
e) Martil dan lupang penggerus (jika diperlukan).
f) Gelas pengukur (jika diperlukan)
g) Gelas dan air minum.
h) Sedotan.
i) Sendok.
j) Pipet.
k) Spuit sesuai ukuran mulut anak-anak
b. Prosedur pemberian obat melalui intra vena (Bolus)

Memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan tubuh dengan


menggunakan spuit dan jarum. Berikut prosedur pemberian obat melalui
injeksi:

a) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan teknik aseptik,


membaca etiket obat dan dosis obat sesuai 6 prinsip pemberian obat benar.
b) Mencuci tangan
c) Memasang sarung tangan.
d) Mengambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan takaran /
dosis yang akan diberikan. Bila obat dalam sediaan bubuk makan larutkan
dengan cairan pelarut ( aquades steril ) Tempatkan obat yang telah
diambil pada bak injeksi
e) Observasi tempat pemasangan Infusa terhadap plebitis jika tidak ada
plebitis dan jalan infus masihinfuse set.
f) Menyemprotkan obat hingga habis dengan pelan-pelan
g) Setelah obat habis, tarik spuit dan desinfeksi daerah tempat injeksi
pada infus set dengan kapas alcohol . Masukkan spuit yang telah
digunakan ke dalam bengkok
h) Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
i) Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat
j) Menyemprotkan obat hingga habis dengan pelan-pelan.
k) Setelah obat habis, tarik spuit dan desinfeksi daerah tempat injeksi
pada infus set dengan kapas alcohol . Masukkan spuit yang telah
digunakan ke dalam bengkok.
l) Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
m) Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat.
14. Proses pelaksanaan

Adapun prosedur melaksanakan pemberian obat oral antara lain sebagai


berikut.
a. Siapkan peralatan dan cuci tangan.
b. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral
(kemampuan menelan, mual atau muntah adanya program NPO/tahan
makan dan minum, akan dilakukan pengisapan lambung tidak terdapatnya
bunyi usus).
c. kembali order pengobatan (nama klien, nama dosis obat, waktu dan cara
pemberian), periksa tanggal kadaluwarsa obat ada keraguan pada order
pengobatan, laporkan pada perawat berwenang atau dokter sesuai dengan
kebijakan masing-masing institusi.
d. Ambil obat sesuai keperluan (baca order pengobatan dan ambil obat di
almari, rak atau lemari es sesuai yang diperlukan).
e. Siapkan obat-obat yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mengontaminasi obat (gunakan teknik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
2.2 SEJARAH RSUD KOTAMOBAGU
1) Gambaran RSUD KK

Gambar 2.23 Denah RSUD KK Gambar 2.24 Gedung RSUD KK

RSUD Kota Kotamobagu memiliki luas tanah sekitar kurang lebih


61,584 m2 sedangkan untuk luas bangunan kurang lebih 1,173 m2. Saat ini
UPTD RSUD petunjuk kebijaksanaan yang bersifat teknis baik pusat maupun
provinsi. Dasar hukum organisasi UPTD RSUD Kota Kotamobagu diatur
dengan peraturan Walikota no.10 tahun 2011 tanggal 26 Mei 2011 tentang
pembentukan unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan Kota Kotamobagu.

UPTD RSUD Kota Kotamobagu merupakan relokasi dari rumah sakit


umum daerah Datoe Binangkang, kabupaten Bolaang Mongondow yang
dibangun mulai tahun 2005-2010 yang diserahkan oleh pemerintah kabupaten
Bolaang Mongondow ke pemerintah Kota Kotamobagu sesuai berita acara
seserah terima no.020/SETDAKAB/2009 dan no.020/SETDA-KK/06-/04/009
tanggal 12 Januari 2009.
Saat ini UPTD RSUD Kota Kotamobagu telah teregistrasi di
kementerian kesehatan dengan nomor.7101035 tanggal 28 Oktober 2010.
Telah memiliki izin operasional sementara Walikota kota Kotamobagu no.79
tahun 2011 tanggal 17 Maret 2011 dan telah diperpanjang dengan SK
Walikota dengan nomor.63 tahun 2012 tanggal 17 Maret 2012. RSUD Kota
Kotamobagu sudah memberikan pelayanan rawat inap khusus kebidanan dan
kandungan normal tanpa komplikasi dan pada awal Januari 2014 UPTD
RSUD Kota Kotamobagu sudah memberikan pelayanan kesehatan rawat inap
untuk pediatri, interna pria, interna wanita dan bedah, serta pada tahun 2015
UPTD RSUD Kota Kotamobagu telah mulai memberikan pelayanan
kesehatan pada pasien rawat jalan untuk pemeriksaan mata, jantung,
pembuluh darah dan saraf.
2) Visi

Visi RSUD Kota Kotamobagu kabupaten Bolaang Mongondow adalah:


menjadikan rumah sakit rujukan regional se-Bolaang Mongondow raya
dan sekitarnya memberikan pelayanan berkualitas dan profesional pada
tahun 2011.
3) Misi

Misi RSUD Kota Kotamobagu kabupaten Bolaang Mongondow:

• Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar prosedur


operasional yang berlaku.
• Melengkapi sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas dan
profesional sesuai dengan kelas rumah sakit.
• Melaksanakan akreditasi rumah sakit secara periode.
• Meningkatkan pemenuhan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
kesehatan.
Melengkapi manajemen pelayanan rumah sakit yang berbasis sistem
teknologi dan informatika.
4) Motto

Kepuasan anda harapan kami

5) Identitas Rumah Sakit

Identitas RSUD Kota Kotamobagu dapat dilihat sebagai berikut:

Nama Rumah Sakit : RSUD Kota Kotamobagu Jenis


Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Nomor Rumah Sakit :
Nomor kode Rumah Sakit : 7174035

Nama Direktur Rumah Sakit : Dr. Wahdania L.Mantang,M.Kes


Alamat Rumah Sakit : Kelurahan Pobundayan Kotamobagu selatan
Nomor telepon/kode pos : 0434-262829/95761
Jumlah tempat tidur :
Kelas Rumah sakit : kelas “C”
Status penggunaan :
Status pengelolaan :
KEPALA UPTD RSUD KK
DR. WAHDANIA L. MANTANG, M.KES

KASUBAG TU
RUTMAN LANTOMG, SE
Luas Tanah

Pemberi ijin
Tanggal Ijin
PJ. PENYUSUN
PJ. KEPEGAWAIAN PJ. KEUANGAN PJ.
Luas Bangunan

Nomor surat ijin

PROGRAM
1. TESY MAMONTO, PERLENGKAPAN
1. FEMMY
Tanggal akreditasi
Status kepemilikan

1. SKM,
MOH.M.KES
GUNTUR R. HAMEL, SKM 1. EVA NOVA
2. SKM, M.KESMALE,
ISMAWATI 2. NS. FITRIANI, MOKOAGOW,
Tahun mulai operasional

2.3 STRUKTUR ORGANISASI


2. SKM
FEIBI S.KEP SE
3. INDI DILAPANGA,
:

SIMBUANG,SKM 3. SRI L. PUDUL 2. HASBULLAH


3. M.PSI
RIZKI D. AKML B. A.MD TEM
4. LIDYA F. A SKM
BUSISING, 4. NINING 3. STANLEY
4. SUWANDI, SE
POTABUGA SUPARDI MONGKI,
: Walikota

5.
5. TRIA
RIA O.NASTITI SMKL
: Tahun 2011

: 16 Juni 2015

LUMENTA
RANDUNGAN,
S.ST, M.KES
: No.52 Tahun 2014

: 22 Desember 2016
: kurang lebih 1,173 m2
: kurang lebih 61,584 m2

PJ. PJ. PENUNJANG


PELAYANAN
PJ.PELAYANAN PJ. ETIKA & MUTU PJ. DIKLAT &
KEPERAWATAN MEDIS KEPERAWATAN PENYULUHAN
MEDIS
1. SULTANA1. HASMAWATI 1. WERLINA 1. CHRISTINA
1. dr. LILY
HAMIM, S.ST
K., S.KEP ALITU,S.KEP KOBANDAHA,ST.
TUMEWU
2. ERNI 2. YOLAH 2. HETMY KEB
2. dr. SAFRI
MAMONTO,
GILALOM,S.KEP LINTJEWAS, A.MD2. FERLI J.
TEGEMA
3. SANTOSOS.KEP KEB MOKOGINTA,
3. dr. VERA M.
I MADE
HARJO,3.S.ST 3. RATNA A.MD.KEP
JACOB
4. NS.DAHLIANTI
PARDIKE, MOKODOMPIT,S.K 3. SANIMAN,
4. dr. KARINA P.
S.MD.KEP
MONGILONG,S. EP A.MD.KEP
MOKOAGOW
KEP 4. SULASTRI 4. RINA ADELAIDE 4. SAIFUL F.
OKA,S.ST AMAK MOKOGINTA, S.SI
2.4 PROSEDUR PELAYANAN RAWAT INAP

ALUR RAWAT INAP .

PASIEN

IGD MASUK MELALUI


Dengan membawa SPO (Surat Rawat Jalan dengan membawa
Perintah Opname dari IGD SPO(Surat Perintah Opname)
dari poli rawat jalan

Pasien baru Pasien lama

Mengisi Form Data Sosial

LOKET PENDAFTARAN
Informasikan petugas pendaftaran jaminan yang digunakan
a. Umum
b. BPJS Kesehatan (PBI, non PBI)
c. Asuransi komersial lain yang berkerja sama dengan RS

RUANG RAWAT INAP

Pindah Ke Rumah Sakit Lain (Rujukan lain (ASP))

✓ Sembuh
Administrasi/Kasir Meninggal
✓ Membaik
✓ Pulang Paksa
PASIEN PULANG
2.5 PROSEDUR PELAYANAN POLIKLINIK

ALUR PELAYANAN POLIKLINIK

PASIEN MASUK
❖ UMUM
❖ JKN

Mengambil Nomor Antrian

LOKET PENDAFTARAN
PASIEN UMUM & JKN

RUANG TUNGGU POLIKLINIK (pasien baru & lama)

Petugas loket mencatat data pasien

RUANG PEMERIKSAAN POLIKLINIK


PEMERIKSAAN PENUNJANG
❖ Laboratorium
Ruang Pemeriksaan Dokter Tindakan Medik ❖ Radiologi
❖ DLL

APOTEK

KASIR
RAWAT
INAP
PULANG
BAB III
LAPORAN PENGAMATAN PELAKSANAAN PRAKTIK

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik

Waktu : Pelaksanaan Praktik kerja industri (Prakerin) dimulai pada tanggal 25


Oktober 2022 s/d 21 April setiap hari kecuali hari Minggu dan Sabtu (libur)
sesuai dengan jadwal dinas (dinas pagi dan siang).
Tempat: Pelaksanaan Praktik kerja industri (Prakerin) dilakukan di dua tempat
yaitu tahap pertama di Klinik Kotacare (25 Oktober s/d 21 Januari) dan tahap
kedua di RSUD Kota Kotamobagu (22 Febuari s/d 21 April).
PELAKSANAAN TEMA

Tempat : Ruangan Kenanga

Waktu : 07:10

Identitas pasien

Nama Pasien. : An.D.P

Umur :14 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Tanggal lahir : 08 Agustus 2008

Alamat : Lobong

Tinggi badan : 143 cm

Berat badan : 31 kg

Diagnosa : obs abdominal

Keluhan utama : Nyeri perut terjadi ± 7 jam SMRS


Penyakit Sekarang. : Nyeri pada seluruh perut dan perut tengah yang paling
nyeri muntah J5x1 hari
Riwayat penyakit dahulu: Keluar nanah dari perut (2022)

Tata laksana terapi/ Obat-obatan: IVFD D5 ¼ NS 65ml/jam, inj. Ceftriaxone


2x1gr, Metronidazole drips 3x500ml, inj. Oreprazole 2x40mg,inj ondansentron
2x4mg, Paracetamol 3x¾ tap klp
3.2 Persiapan alat dan bahan pemberian
a) Baki berisi obat-obat atau kereta dorong obat (bergantung pada sarana
yang ada).
b) Kartu atau buku rencana pengobatan.
c) Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat.
d) Pemotong obat (jika diperlukan).
e) Martil dan lupang penggerus (jika diperlukan).
f) Gelas pengukur (jika diperlukan)
g) Gelas dan air minum.
h) Sedotan.
i) Sendok.
j) Pipet.
k) Spuit sesuai ukuran mulut anak-anak
A. Prosedur pemberian obat melalui intra vena (Bolus)
Memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan tubuh dengan
menggunakan spuit dan jarum. Berikut prosedur pemberian obat melalui
injeksi:
a. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan teknik aseptik,
membaca etiket obat dan dosis obat sesuai 6 prinsip pemberian
obat benar.
b. Mencuci tangan
c. Memakai handscon
d. Mengambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan
takaran / dosis yang akan diberikan . Bila obat dalam sediaan
bubuk makan larutkan dengan cairan pelarut ( aquades steril
e. Tempatkan Obat yang telah diambil pada bak injeksi
f. Observasi tempat pemasangan infus terhadap plebitis jika tidak
ada plebitis dan jalan infus masihinfuse set
g. Menyemprotkan obat hingga habis dengan pelan-pelan
h. Setelah obat habis, tarik spuit dan desinfeksi daerah tempat
injeksi pada infus set dengan kapas alcohol . Masukkan spuit yang
telah digunakan ke dalam bengkok
i. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan
j. Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat
k. Menyemprotkan obat hingga habis dengan pelan-pelan.
l. Setelah obat habis, tarik spuit dan desinfeksi daerah tempat
injeksi pada infus set dengan kapas alcohol . Masukkan spuit yang
telah digunakan ke dalam bengkok.
m. Mencuci tangan setelah prosedur dilakukan.
n. Mencatat prosedur dan reaksi pemberian obat.
3.3 Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Praktik

A. Faktor Pendukung
Ada beberapa faktor pendukung yang membantu saya selama melaksanakan
kegiatan Prakerin diantara-Nya :
a) Karyawan yang baik dan ramah membuat saya tidak membutuhkan
banyak waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan.
b) Fasilitas yang memadai dapat membuat saya sehingga kami bisa
mengerjakan tugas dengan cepat.
c) Ruangan yang cukup Luas.
B. Faktor Penghambat
a) Keterampilan Kami masih kurang karena Kami baru terjun Kelapangan
kerja.
b) Di sekolah tidak belajar tentang cara untuk rekaman jantung, cara tes gds,
nilai normal spo² dan gula darah.
3.4 LAPORAN KEGIATAN HARIAN

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN PARAF


CI/CT
1 SENIN -MENCUCI INSTRUMEN
16/01/2023 -MENGOBSERVASI PERAWATAN
LUKA DIABETES PADA TN:JK
-MELIPAT KASA

2 SELASA -MEMPERSIAPKAN ALAT DAN


17/01/2023 BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
PERAWATAN LUKA
-MENGOBSERVASI PERAWATAN
LUKA DEKUBITUS PADA NY:KL
MENCUCI INSTRUMEN
3 RABU -MEMPERSIAPKAN ALAT DAN
18/01/2023 BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
PERAWATAN LUKA
-MENGOBSERVASI PERAWATAN
LUKA DIABETES MELITUS PADA
NY:SG
-MEMPERSIAPKAN ALAT DAN
BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
PERAWATAN LUKA DIABETES
MELITUS PADA TN:RC
-MENCUCI INSTRUMEN
-MERAPIKAN BED PASIEN
4 KAMIS -MERAPIKAN BED PASIEN
19/01/2023 -MENCUCI INSTRUMEN
-MENGUKUR TEKANAN DARAH
NY:DP 130/90MMHG
-MEMPERSIAPKAN ALAT DAN
BAHAN YANG DIPERLUKAN UNTUK
PERAWATAN LUKA
5 JUMAT -MENYIAPKAN ALAT DAN BAHAN
20/01/2023 YANG DIPERLUKAN UNTUK
PERAWATAN LUKA ABSES
-MENGOBSERVASI PERAWATAN
LUKA PADA TN:HM
NAMA: ANGGUN SUCI RAHMADANI AMBOY
LOKASI PRAKERIN: KLINIK KOTACARE
NAMA INSTRUKTUR: ALFIAN S. RATU, A.MD KEP
NAMA: ANGGUN SUCI RAHMADANI AMBOY

LOKASI PRAKERIN: RSUD KK RUANGAN KENANGA

NAMA INSTRUKTUR: NS. HEIDY YUNITA MOKODOMPIT,S.KEP

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN PARAF

CI/CT

1 RABU 07:00 TIBA DI RSUD KK RUANGAN

22/02/2023 KENANGA

10:12 MENGOBSERVASI RUANGAN


SERTA OBSERVASI VICITE DARI
DOKTER SPESIALIS ANAK

10:58 MELAKUKAN TINDAKAN TTV


PADA
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Setelah melakukan kegiatan Prakerin ini, saya mendapatkan banyak


pengalaman dan ilmu baru yang tidak diajarkan di sekolah. Kita biasa diajarkan teori
di sekolah, dan di tempat Prakerin kita akan mempraktikkannya.
Pada intinya, kegiatan Prakerin sangat berguna untuk mengembangkan apa
yang sudah diajarkan di sekolah. Prakerin bisa dikatakan sebagai pelengkap serta
proses pematangan agar siap ketika sudah berkecimpung di dunia kerja.

a) SARAN
Terdapat beberapa saran yang saya tunjukan kepada setiap siswa Prakerin
lainnya. Bagi siswa maupun siswi yang melakukan kegiatan Prakerin ini ada baiknya
untuk terus menjaga nama baik sekolah. Terutama saat berada di tempat pelaksanaan
kegiatan praktik kerja tersebut sesuai dengan peraturan Rumah Sakit, Puskesmas,
maupun klinik.
Sementara itu, saran untuk sekolah adalah sebaiknya baik siswa maupun siswi
yang akan diterjunkan ke sebuah Rumah Sakit, Puskesmas, ataupun klinik dengan
keperluan Prakerin diberikan pengenalan terlebih dahulu tentang pekerjaan yang akan
dilakukan terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka akan lebih siap secara fisik dan
juga mentalnya.
Saya juga menyadari bahwa dalam pelaksanaan Prakerin ini terdapat banyak
kekurangan. Akan tetapi, tetap berusaha memberikan yang terbaik. Terlebih, laporan
ini juga cukup jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya menerima juga saran
yang membangun agar dapat lebih baik dan optimal lagi
. DAFTAR PUSTAKA

Panitia Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) T.A 2022/2023 panduan Prakerin


SMK Negeri 1 Kotamobagu.
https://www.academia.edu/8425462/Peran_Perawat_Dalam_Pemberian_Obat
https://hellosehat.com/obat-suplemen/macam-cara-pemberian-obat/
https://dinkes-arsip.bantulkab.go.id/berita/463-macam-macam-obat-dan-tujuan-
penggunaannya
LAMPIRAN

Mencuci Instrumen Mengisi antiseptik non alcohol (sigpro)

Melipat Kasa Menghitung tetesan cairan


infus

Mengantar pasien untuk foto rontgen


Klinik Kotacare

RSUD KK Ruangan Kenanga

RSUD KK Ruangan Klinik KIA/KB


RSUD KK Ruangan Instansi Gawat Darurat(IGD)

RSUD KK Ruangan Klinik Mata

Anda mungkin juga menyukai