PEMBERIAN OBAT
DISUSUN OLEH:
NAMA : ANGGUN SUCI RAHMADANI AMBOY
NIS/NISN : 21485/00076914269
KELAS : XI ASKEP 1
TAHUN 2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Keperawatan Klinik
Judul : Pemberian Obat
Lahan Praktik : Rumah Sakit Umum daerah Kota Kotamobagu (RSUD KK)
Yang telah dilaksanakan oleh siswa
Nama : Anggun Suci Rahmadani Amboy
NIS/NISN : 21485/00076914269
Jurusan : Asisten Keperawatan
Menyetujui,
Instruktur Guru
RSUD KOTAMOBAGU Pembimbing
Dengan mengucapkan syukur atas rahmat tuhan yang Maha Esa, yang
senantiasa melimpahkan berkah, Rahmat Taufiq, serta Hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Praktik Keperawatan Klinik di RSUD Kota
Kotamobagu. Laporan ini di buat berdasarkan kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan
siswa selama berada di dunia industri. Laporan ini disusun sebagai
pertanggungjawaban siswa selama Prakerin dan berfungsi sebagai acara ujian yang
dilaksanakan setelah siswa melaksanakan praktik di dunia industri.
Pelaksanaan praktik dapat berjalan lancar karena adanya dukungan kerja sama
yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
Penulis,
PENDAHULUAN
a. Hasil belajar peserta Praktik akan lebih bermakna, karena setelah tamat
akan betul-betul memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk
meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan
dirinya secara berkelanjutan.
b. Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa
percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk
meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Obat
Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki
masalah. Obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang
berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang
sebenarnya. Pemberian obat secara oral merupakan pemberian obat melalui mulut
dengan tujuan mencegah, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari
jenis obat.
2. Tujuan Pemberian Obat
Yang perlu diketahui tentang efek samping obat antara lain (Depkes,2007):
Menurut Harmiady (2014) dalam penelitiannya menyatakan ada tiga faktor yang
mempengaruhi perawat dalam pemberian obat antara lain:
a. Tingkat pengetahuan perawat
Reaksi yang muncul ketika klien sensitif terhadap efek obat karena tubuh
menerima dosis obat yang berlebihan. Hipersensitivitas obat biasanya terjadi
sekitar 3 minggu hingga 3 bulan setelah pemberian obat, ditandai oleh demam
Contoh Hipersensitivitas
Alergi
Akibat dosis yang berlebihan sehingga terjadi penumpukan zat di dalam darah
karena gangguan metabolisme tubuh.
Interaksi antar obat
Reaksi suatu obat dipengaruhi oleh pemberian obat secara bersamaan,
sehingga terjadi interaksi obat yang kuat atau bertentangan terhadap efek dari
obat.
8. Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
1) Perawat
Perawat adalah seorang petugas pelayanan kesehatan yang turut serta
dalam merawat, proses penyembuhan, usaha rehabilitasi, dan pencegahan
suatu penyakit di bawah pengawasan dokter atau kepala ruang (Depkes RI,
2007). Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi
keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diikuti oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(Undang-
Undang RI, 2014).
2) Peran perawat dalam pemberian obat
Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989
(Hidayat, 2011) terdiri dari tujuan peran yaitu:
a. Pemberi asuhan keperawatan
Perawat memperhatikan kebutuhan dasar manusia klien dengan
Memberikan pelayanan keperawatan salah satunya memberikan obat
dengan benar untuk membantu dalam proses penyembuhan.
b. Advokat
Perawat berperan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
klien dan keluarga dan membantu klien dalam pengambilan keputusan
tindakan pertolongan yang akan diberikan, dan juga berperan dalam
melindungi hak pasien.
c. Edukator
Perawat berperan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit,
gejala dan pengobatan yang akan diberikan bagi klien.
d. Koordinator
Perawat, mengoordinasi aktivitas tim kesehatan dalam pemberian obat
saat mengatur perawatan pasien, serta waktu kerja dan sumber daya yang
ada di rumah sakit.
e. Kolaborasi
Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan
farmasi yang bekerja di rumah sakit untuk menentukan pemberian obat
yang tepat untuk klien.
f. Konsultan
Perawat berkonsultan dengan tim kesehatan dalam pemberian obat terkait
tindakan keperawatan yang akan diberikan sudah tepat.
g. Pembaharu
Peran ini perawat sebagai pembaharu dengan membuat perencanaan
pemberian obat dengan metode pelayanan keperawatan yang sudah
dikonsultasikan dengan tim kesehatan lain.
Dalam hal ini perawat juga sangat berperan penting dalam proses
pelaksanaan pemberian obat. Perawat juga perlu pengetahuan dan
keterampilan serta pengetahuan yang sangat baik agar perawat mengerti
mengapa obat itu diberikan dan bagaimana kerja obat di dalam tubuh serta
tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat. Perawat perlu memeriksa
apakah klien dapat meminum obatnya sendiri, apabila obat sudah diminum
benar dan tepat waktu serta perhatikan efek obat (Potter & Perry, 2009).
9. Farmakologi/Rute Pemberian Obat
• Diminum (oral)
• Diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah (intravena), ke dalam otot
(intramuskuler), ke dalam ruang di sekitar sumsum tulang belakang
(intratekal), atau di bawah kulit (subkutan)
• Ditempatkan di bawah lidah (sublingual) atau antara gusi dan pipi (bukal)
• Dimasukkan ke dalam rektum (dubur) atau vagina (vagina)
• Ditempatkan di mata (rute okular) atau telinga (rute otic)
• Disemprotkan ke hidung dan diserap melalui membran hidung (nasal)
• Terhirup masuk ke dalam paru-paru, biasanya melalui mulut (inhalasi) atau
mulut dan hidung (dengan nebulisasi)
• Diterapkan pada kulit (kutanea) untuk efek lokal (topikal) atau seluruh tubuh
(sistemik)
• Dihantarkan melalui kulit dengan patch (transdermal, semacam koyo) untuk
efek sistemik.
❖ Pulveres
Pulveres merupakan sediaan yang diracik satu atau beberapa dari zat aktif,
dicampurkan menjadi satu lalu dibagi dalam beberapa bagian sama rata dan
dibungkus menggunakan kertas perkamen. Sediaan pulveres ditujukan untuk
pemakaian oral.
Gambar 2.2 contoh obat pulveres
❖ Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung
satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
Macam-macam tablet
• Tablet kempa
• Tablet cetak
• Tablet trikurat
• Tablet hipodemik
• Tablet sublingual
• Tablet bukal
• Tablet effervescent
• Tablet kunyah
❖ Pil (pilulae)
Pillulae menurut FI edisi III ialah suatu sediaan berupa massa bulat
mengandung satu atau lebih bahan obat yang di gunakan untuk obat dalam
dan bobotnya 50-300 mg per pil (ada juga yang menyebutkan bobot pil
adalah 1-5 gram
❖ Larutan (solutiones)
Larutan topikal adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi sering
kali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada
kulit, atau dalam larutan lidokain oral topikal untuk penggunaan pada
permukaan mukosa mulut.
❖ Suspensi (suspensiones)
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai,
dan ditunjukkan untuk penggunaan oral.
Gambar 2.8 Contoh obat suspensi
❖ Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi,
fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan
lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
❖ Galenik
Sediaan galenik adalah sediaan yang di buat dari bahan baku hewan tersari
(berkhasiat) biasanya terdapat dalam sel-sel bagian tumbuh-tumbuhan
yang umumnya dalam keadaan kering tumbuh-tumbuhan yang umumnya
dalam keadaan kering.
❖ Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh
dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin
kuman (bisa ular dan mengikut kuman/virus/antigen).
❖ Salep (unguenta)
Salep adalah obat topikal dengan 80% kandungannya terdiri dari minyak.
Ciri yang bisa Anda rasakan adalah adanya sensasi lengket pada kulit.
Lebih padat daripada krim, salep bahkan bisa dikatakan sebagai obat semi
padat. Biasanya, salep topikal mengandung sedikit atau bahkan tanpa air.
Gambar 2.13 contoh obat salep
❖ Suppositoria
Suppositoria yang digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam lubang
pantat sering kali dipakai untuk membantu mengatasi gangguan
pencernaan. Sementara itu, pemakaian Suppositoria lewat lubang alat
kelamin kerap digunakan untuk membantu mengatasi masalah pada organ
intim.
❖ Injeksi (injectiones)
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan yang disuntikkan dengan cara menusuk jaringan ke dalam otot
atau melalui kulit.
o Obat Bebas Terbatas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa
menggunakan resep dokter, namun mempunyai peringatan khusus saat
menggunakannya. Ada beberapa contoh obat bebas terbatas, seperti
Theophylline, Tremenza, CTM dan Lactobion.
o Obat keras adalah obat yang hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter.
Tempat penjualan di apotek. Contoh obat keras adalah obat yang mengandung
asam mefenamat, loratadine, clobazam, pseudoefedrin, atau alprazolam.
o Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Adapun jenis dari narkotika adalah :
-Morfin.
-Heroin / putaw
-Ganja / Kanabis / mariyuana
-Kokain
-LSD atau Lysergic Acid / Acid / Trips / Tabs
-Opiat / opium
-Kodein
-Metadon
o Jamu adalah obat tradisional berbahan dasar herbal atau tanaman tradisional
yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan,
pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun
jamu tersebut serta digunakan secara tradisional.
7 Jamu Herbal yang Wajib Kamu Tahu:
-Kunyit.
-Temulawak.
-Beras kencur.
-Cabai Jawa.
-Paitan.
-Kudu-Laos Herbal.
-Galian Singset.
o Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan
dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku
dan produk jadinya telah distandarisasi. Contoh fitofarmaka: Stimuno,
Tensigard, Xgra, Nodiar, Inlacin, VipAlbumin plus, Rheumaneer. Memang
fitofarmaka merupakan obat herbal yang diresepkan oleh para dokter
mengingat sudah teruji baik pada hewan maupun manusia.
Memberikan obat pada waktu dan dengan cara yang benar antara lain sebagai
berikut.
a. Identifikasi klien dengan tepat.
b. Jelaskan tujuan dan daya kerja obat dengan bahasa yang dapat dipahami oleh
klien.
c. Atur pada posisi duduk. Jika tidak memungkinkan, atur posisi lateral. Posisi
ini membantu mempermudah untuk menelan dan mencegah aspirasi
d. Kaji tanda-tanda vital jika diperlukan (pada obat-obat tertentu).
e. Beri klien air yang cukup untuk menelan obat jika sulit menelan, anjurkan
klien meletakkan obat di lidah bagian belakang kemudian dianjurkan minum.
Stimulasi lidah bagian belakang akan menimbulkan reflex menelan.
f. Jika rasa obat tidak enak, minta klien untuk mengisap beberapa butir es batu
sebelum minum obat atau berikan obat dengan dicampur jus apel, pisang, atau
air gula.
g. Jika klien mengatakan obat yang ada berikan beberapa dengan obat yang
diberikan pada hari-hari sebelumnya, obat jangan anda berikan terlebih
dahulu sebelum anda mengecek ulang ada buku catatan obat.
h. Tetap bersama klien sampai obat ditelan habis.
13. Persiapan alat
a. Persiapan Alat pemberian obat secara oral
Adapun alat yang digunakan dalam melaksanakan pemberian obat secara oral
antara lain sebagai berikut.
a) Baki berisi obat-obat atau kereta dorong obat (bergantung pada Sarana
yang ada).
b) atau buku rencana pengobatan.
c) Mangkuk sekali pakai untuk tempat obat.
d) Pemotong obat (jika diperlukan).
e) Martil dan lupang penggerus (jika diperlukan).
f) Gelas pengukur (jika diperlukan)
g) Gelas dan air minum.
h) Sedotan.
i) Sendok.
j) Pipet.
k) Spuit sesuai ukuran mulut anak-anak
b. Prosedur pemberian obat melalui intra vena (Bolus)
KASUBAG TU
RUTMAN LANTOMG, SE
Luas Tanah
Pemberi ijin
Tanggal Ijin
PJ. PENYUSUN
PJ. KEPEGAWAIAN PJ. KEUANGAN PJ.
Luas Bangunan
PROGRAM
1. TESY MAMONTO, PERLENGKAPAN
1. FEMMY
Tanggal akreditasi
Status kepemilikan
1. SKM,
MOH.M.KES
GUNTUR R. HAMEL, SKM 1. EVA NOVA
2. SKM, M.KESMALE,
ISMAWATI 2. NS. FITRIANI, MOKOAGOW,
Tahun mulai operasional
5.
5. TRIA
RIA O.NASTITI SMKL
: Tahun 2011
: 16 Juni 2015
LUMENTA
RANDUNGAN,
S.ST, M.KES
: No.52 Tahun 2014
: 22 Desember 2016
: kurang lebih 1,173 m2
: kurang lebih 61,584 m2
PASIEN
LOKET PENDAFTARAN
Informasikan petugas pendaftaran jaminan yang digunakan
a. Umum
b. BPJS Kesehatan (PBI, non PBI)
c. Asuransi komersial lain yang berkerja sama dengan RS
✓ Sembuh
Administrasi/Kasir Meninggal
✓ Membaik
✓ Pulang Paksa
PASIEN PULANG
2.5 PROSEDUR PELAYANAN POLIKLINIK
PASIEN MASUK
❖ UMUM
❖ JKN
LOKET PENDAFTARAN
PASIEN UMUM & JKN
APOTEK
KASIR
RAWAT
INAP
PULANG
BAB III
LAPORAN PENGAMATAN PELAKSANAAN PRAKTIK
Waktu : 07:10
Identitas pasien
Agama : Islam
Alamat : Lobong
Berat badan : 31 kg
A. Faktor Pendukung
Ada beberapa faktor pendukung yang membantu saya selama melaksanakan
kegiatan Prakerin diantara-Nya :
a) Karyawan yang baik dan ramah membuat saya tidak membutuhkan
banyak waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan.
b) Fasilitas yang memadai dapat membuat saya sehingga kami bisa
mengerjakan tugas dengan cepat.
c) Ruangan yang cukup Luas.
B. Faktor Penghambat
a) Keterampilan Kami masih kurang karena Kami baru terjun Kelapangan
kerja.
b) Di sekolah tidak belajar tentang cara untuk rekaman jantung, cara tes gds,
nilai normal spo² dan gula darah.
3.4 LAPORAN KEGIATAN HARIAN
CI/CT
22/02/2023 KENANGA
KESIMPULAN
a) SARAN
Terdapat beberapa saran yang saya tunjukan kepada setiap siswa Prakerin
lainnya. Bagi siswa maupun siswi yang melakukan kegiatan Prakerin ini ada baiknya
untuk terus menjaga nama baik sekolah. Terutama saat berada di tempat pelaksanaan
kegiatan praktik kerja tersebut sesuai dengan peraturan Rumah Sakit, Puskesmas,
maupun klinik.
Sementara itu, saran untuk sekolah adalah sebaiknya baik siswa maupun siswi
yang akan diterjunkan ke sebuah Rumah Sakit, Puskesmas, ataupun klinik dengan
keperluan Prakerin diberikan pengenalan terlebih dahulu tentang pekerjaan yang akan
dilakukan terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka akan lebih siap secara fisik dan
juga mentalnya.
Saya juga menyadari bahwa dalam pelaksanaan Prakerin ini terdapat banyak
kekurangan. Akan tetapi, tetap berusaha memberikan yang terbaik. Terlebih, laporan
ini juga cukup jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya menerima juga saran
yang membangun agar dapat lebih baik dan optimal lagi
. DAFTAR PUSTAKA