Anda di halaman 1dari 51

1

ANALISIS TERHADAP SISTEM PENGOLAHAN BERKAS


REKAM MEDIS DI RSIA ERIA BUNDA PEKANBARU
TAHUN 2020

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:

MIRANDA SARI RANGKUTI


NIM : 16.01.1.090

PEMINATAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
2020
2

ANALISIS TERHADAP SISTEM PENGOLAHAN BERKAS


REKAM MEDIS DI RSIA ERIA BUNDA PEKANBARU
TAHUN 2020

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melkasanakan penelitian


Pada program studi sarjana kesehatanmasyarakat
STIKes Hang Tuahpekanbaru

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH:

MIRANDA SARI RANGKUTI


NIM : 16.01.1.090

PEMINATAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HANG TUAH PEKANBARU
2020
i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

JUDUL PROPOSAL :ANALISIS TERHADAP SISTEM PENGOLAHAN


BERKAS REKAM MEDIS DI RSIA ERIA
BUNDA PEKANBARU TAHUN 2020
NAMA : MIRANDA SARI RANGKUTI
NIM : 16.01.1.090
PEMINATAN :MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PROGRAM STUDI : SARJANA KESEHATAN MASSYARAKAT

Proposal Ini Telah Diperiksa, Disetujui Dan SiapUntukDipertahankan Di Hadapan


Tim Penguji Program StudiKesehatanMasyarakat
SekolahTinggiIlmuKesehatan (Stikes)
Hang TuahPekanbaru

Pekanbaru, 20 februari 2020


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Arief Wahyudi, SE, M.Kes) (dr. Aldiga Rienarti Abidin, MKM)


NIDN:1012047801 NIDN : 1026098503
1026098503
ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertandatangandibawahini:

Nama :MIRANDA SARI RANGKUTI


Nim :16.01.1.098
Tanggallahir :19 Juni 2020
Tahunmasuk :2016
Peminatan :MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan proposal


skripsisaya yang berjudul: “ANALISIS TERHADAP SISTEM PENGOLAHAN
BERKAS REKAM MEDIS DI RSIA ERIA BUNDA PEKANBARU”.
Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat
karya/pendapat yang pernah ditulis/diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pekanbaru, 26 Februari 2020


Yang membuatpernyataan

(MIRANDA SARI.R.)
iii

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji syukur kehadirat ALLAH SWT ,dimana berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat memperoleh kemampuan dalam menyelesaikan proposal
ini. Proposal ini di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana kesehatan masyarakat di sekolah tinggi ilmu kesehatan hang tuahpekanbaru.
Adapunjudul proposal iniadalah”ANALISIS SISTEM TERHADAP
SISTEM PENGOLAHAN BERKAS REKAM MEDIS DI RSIA ERIA BUNDA
PEKANBARU TAHUN 2020”.
Dalam penyusunan proposal ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Ahmad Hanafi, SKM, M.Kes, selaku ketua sekolah tinggi ilmu kesehatan
(STIKes) hang tuahpekanbaru.
2. Bapak Ahmad Satria Effendi, SKM, M.Kes, selaku ketua program studi
kesehatan masyarakat.
3. Bapak Leon Candra, SKM, M. Kes, selaku Ketua Peminatan Manajemen Rumah
Sakit
4. Bapak Arief Wahyudi, SE, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran serta motivasi yang bermanfaat bagi
penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
5. Ibu dr. Aldiga Rienarti Abidin, MKM, selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, saran serta motivasi yang bermanfaat bagi
penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
6. Ibu Rina Yulviana, Amd, Keb, SKM, M.Kes, Selaku dosen penguji 1 yang telah
memberikan arahan, masukan, dan krtik dan saran kepada penulis untuk
menyelesaikan proposal ini.
7. Ibu Widya Juliarti, M.Kes, Selaku dosen penguji II yang telah memberikan
arahan, masukan, dan krtik dan saran kepada penulis untuk menyelesaikan
proposal ini

iii
iv

8. Seluruh dosen pengajar sekolah tinggi ilmu kesehatan hang tuah pekanbaru yang
telah memberikan pengajaran dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
dibangku kuliah.
9. Bapak dr. Ade Fajri Kurnia, selaku direktur RSIA eria bunda pekanbaru yang
telah mengizinkan saya melakukan penelitian.
10. Sembah sujud buat kedua orang tua, dan seluruh keluarga yang telah
memberikan motivasi penulis hingga terbentuknya proposal ini
11. Sahabat-sahabat tercinta, Noviana Gusriyani, Tinur Manalu, Suci Istiqomah, dan
sahabat teristimewa Iqbal Mahatir serta teman-teman seperjuangan yang telah
memberikan do’a, dukungan, semangat serta bantuan dorongan sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan proposal ini.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan semoga proposal ini dapat


diterimaoleh penguji proposal dan menjadi bermanfaat bagi orang lain.

Pekanbaru, 26 Februari 2020

Penulis

iv
v

DAFTAR ISI

Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................................i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT......................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.....................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. LatarBelakang.....................................................................................1
B. RumusanMasalah................................................................................6
C. PertanyaanPenelitian..........................................................................6
D. TujuanPenelitian.................................................................................7
E. ManfaatPenelitian...............................................................................7
F. RuangLingkupPenelitian....................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................9


A. Rekam Medis......................................................................................9
B. Sistem Pengolahan Rekam Medis......................................................12
C. Rekam Medis......................................................................................14
D. SDM ...................................................................................................21
E. SOP ....................................................................................................22
F. Rumah Sakit.......................................................................................22
G. LandasanTeori....................................................................................25
H. KerangkaBerpikir...............................................................................26
I. PenelitianSejenis.................................................................................27

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................28


A. RancanganPenelitian..........................................................................29
B. LokasidanWaktuPenelitian.................................................................28
C. SubjekPenelitian.................................................................................28
D. VariabelPenelitiandanDefinisiIstilah..................................................29
E. InstrumenPenelitian............................................................................30
F. TeknikPengolahan Data......................................................................31

v
vi

G. Analisis Data.......................................................................................32
H. JadwalPenelitian.................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 PenelitianSejenis.....................................................................................27
Tabel 2 SubjekPenelitian......................................................................................28
Tabel 2 VariabelPenelitian Dan DefinisiIstilah....................................................29

vii
viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1 LandasanTeori.......................................................................................25
Gambar 2 KerangkaBerfikir..................................................................................26

viii
ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 IzinPenelitian

Lampiran 2 PermohonanBersediaMenjadiInforman

Lampiran 3 PersetujuanMenjadiInforman

Lampiran 4 PedomanWawancara

Lampiran 5 PedomanObservasi

xi
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan Kesehatan adalah Hak Setiap Orang Yang Dijamin Dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Hal Ini Sesuai Dengan
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, Yang menyebutkan
bahwasanya rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan (Undang-Undang No 44 Tahun
2009).
Sistem kesehatan di Indonesia sudah di atur dalam sistem kesehatan
nasional (SKN) Yang tertuang dalam peraturan presiden (perpres) RI nomor 72
tahun 2012. Sistem kesehatan nasional adalah pengelolaan kesehatan yang akan
diselenggarakan oleh komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya (perpres RI NOMOR 72 TAHUN 2012).
Menurut Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan No.
269/Menkes/Per/III/2008: Rekam Medis Sebagaimana Dimaksud Berkas Yang
Berisi Catatan Dan Dokumen Tentang Identitas Pasien, Pemeriksaan,
Pengobatan, Tindakan Dan Pelayanan Lain Yang Telah Diberikan Kepada
Pasien. Catatan merupakan tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang
mengenai seperti tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka
pelayanan kesehatan.
Rumah sakit mempunyai tugas dan fungsi. Rumah sakit memiliki
mempunyai tugas dalam memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna. Untuk menjalankan tugas sebagaimana maksud dalam UU. NO.44
2

tahun 2009 pasal 4, Adapun fungsi rumah sakit yaitu: adanya penyelenggaraan
pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan adanya standar
pelayanan rumah sakit, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan melalui upaya
pelayanan kesehatan secara paripurna melalui tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka untuk peningkatan kemampuan pemberian pelayanan
kesehatan, dan penyelenggaraan penelitian dalam pengembangan serta proses
untuk teknologi dalam bidang kesehatan untuk rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan adanya cara memperhatikan etika ilmu pengetahuan dalam
bidang kesehatan. Dengan adanya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No
034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah sakit untuk menyangkut kewajiban
untuk menyelenggarakan medical record.
Rumah sakit yang akan diselenggarakan yang berdasarakan pancasila
kepada nilai kemanusian, etika dan profesionalitas, Untuk menfaat ataupun
keadilan, persamaan hak dan anti diskrimainasi, Pemerataan, perlindungan dan
keselamatan pasien, Serta yang mempunyai fungsi sosial. setiap pasien
mempunyai hak untuk mempereoleh informasi mengenai adanya tata tertib dan
peraturan yang berlaku dirumah sakit. Untuk Memperoleh informasi tentang hak
dan kewajiban pasien yang harus memperoleh layanan yang manusiawi, adil,
jujur dan tanpa diskriminasi.memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar operasional. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi (UU RI No. 44 tahun
2009).
Rekam medis merupakan suatu keterangan baik yang tertulis ataupun
terekam tentang adanya identitas fisik, anamnesa, maupun pemeriksaan fisik,
laboraturium, dan terakhir diagnosa dengan pelayanan lain maupun tindakan
medis yang akan diberikan kepada pasien, Dan pengobatan untuk yang rawat
inap, rawat jalan maupun yang akan mendapatkan suatu pelayanan gawat darurat
(DepKes RI, 2006)
3

Adapun data petugas rekam medis dan kunjungan pasien di RSIA eria
bunda pekanbaru tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1
Petugas rekam medis
Di RSIA Eria Bunda Pekanbaru tahun 2020
Jenis Masa
No Nama Kelamin Umur Jabatan Kerja Pendidikan
Elmi
1 Syafrina PR 41 Staff MR 20 SMA
Flourida
2 Soeryanti PR 38 Staff MR 18 D1
Zainatul D3 Rekam
3 Iman LK 42 Kanit 11 Medis
4 Sumirah PR 46 Pelaporan 11 SMA
Maya D3 Rekam
5 Agustina PR 28 Staff MR 6 Medis
Norma D3 Rekam
6 Yunita PR 26 Staff MR 6 Medis
Muhammad D3 Rekam
7 Kudus LK 29 Staff MR 6 Medis
Siska S1
8 Azmayani PR 28 Staff MR 6 Ekonomi
D3 Rekam
9 Nurfitriana PR 27 Staff MR 4 Medis
Nurul Husna D3 Rekam
10 Dewi PR 26 Staff MR 4 Medis
Junianly
Zehra D3 Rekam
11 Anggraini PR 25 Staff MR 1 Medis
Sumber: rekam medis RSIA eria bunda pekanbaru, 2020
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat kita lihat bahwasanya jumlah tenaga
rekam medis berjumlah 11 0rang,dengan rata-rata tamatan D3 rekam medis
berjumlah 11 orang, dengan rata-rata tamatan pendidikan terakhir D3 rekam
medis berjumlah 7 0rang, tamatan SMA 2 orang, s1 ekonomi 1 orang, dan
tamatan D1 1 orang. Dibagian instalasi rekam medis di RSIA eria bunda
petugasnya bekerja dengan merangkap sehingga multifungsi, di RSIA eria bunda
4

belum adanya ketetapan petugas khususnya dan untuk pendaftaran pasien yang
mana petugas rekam medis ini hanya bekerja pada pagi hari dan sore hari(2 shift)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan staff unit
rekam medis ditemukan bahwasanya dalam pengolahan berkas rekam medis di
RSIA Eria Bunda Pekanbaru seperti assembling ditemukan adanya ruseme yang
tidak terisi oleh dokter,untuk pengkodingan terdapat tulisan dokter yang tidak
jelas dan pengkoding sudah menggunakan ICD 10.Dan dibagian sistem
penyimpanan (filling system) ditemukan adanya pengaruh aplikasi yang error
yang mengakibatkan salah penyimpanan dan bisa membuat nomor rekam medis
menjadi ganda.
Hasil penelitian Rizqiyah, dkk (2016) menunjukan bahwa masih terdapat
masalah mulai dari sistem pendaftaran pasien rawat inap sampai dengan
pelaksanaan filling berkas rekam medis Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.
Perlu adanya peningkatan komitmen dari seluruh tenaga medis baik itu dokter,
perawat maupun tenaga kesehatan lainnya untuk mengisi rekam medis dengan
lengkap dan tepat waktu. Selain itu, data rekam medis lebih diklola dengan baik
sehingga mudahkan pada saat dibutuhkan sewaktu-waktu.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Analisis sistem Terhadap Pengolahan Berkas Rekam Medis Di Rsia Eria
Bunda Pekanbaru Tahun 2020.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan observasi yang dilakukan, Maka rumusan
masalah penelitian yaitu bagaimanakah pengolahan berkas rekam medis di RSIA
Eria Bunda pekanbaru tahun 2020?

C. Pertanyaan penelitian
1. Bagaimana sistem pengolahan rekam medis dalam penataan assembling?
2. Bagaimana sistem pengolahan koding dalam rekam medis?
5

3. Bagaimana sistem pengolahan rekam medis dalam pelaopran rumah sakit?


4. Bagaimanasistem pengolahan rekam medis dalam penyimpanan?
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk Mengetahui pengelohan berkas rekam medis di RSIA Eria
Bunda pekanbaru tahun 2020?
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui sistem pengolahan rekam medis dalam penataan assembling
b. Mengetahui sistem pengolahan koding dalam rekam medis
c. Mengetahui sistem pengolahan rekam medis dalam pelaopran rumah sakit
d. Mengetahui sistem pengolahan rekam medis dalam penyimpanan
E. Menfaat penelitian
1. Bagi penulis
Merupakan sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat
dibangku kuliah dan menambah pengetahuan, memperluas informasi
mengenai pengolahan bekas rekam medis serta menambah pengalaman
penulis dalam membuat skripsi dan merupakan syarat menyelesaikan
pendidikan program S1 ilmu kesehatan masyarakat.
2. Bagi insitusi pendidikan
Sebagai bahan perbandingan antara teori dengan kenyataan yang
dihadapi dilapangan dan sebagai masukan untuk institusi pendidikan dalam
hal pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan serta keterampilan
bagi mahasiswa.
3. Bagi RSIA Eria Bunda
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi
ruamh sakit untuk perbaikan/meningkatkan penegtahuan petugas reakm
medis dalam meningkatkan mutu petugas rekam medis dalam pengolahan
berkas rekam medis.
6

F. Ruang lingkup penelitian


Penelitian ini dilakukan di RSIA Eria Bunda pekanbaru di bagian unit
rekam medis. Tujuan nya adalah agar peneliti mengetahui dalam pengolahan
rekam medis di eria bunda pekanbaru dan mendapatkan pengetahuan serta dapat
menerapkan ilmu yang diperoleh dalam melakukan penelitian ini.Waktu
penelitian dilakukan pada bulan januari-april tahun 2020. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam dengan desain
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskrptif, responden yang akan
diwawancarai adalah kepala unit rekam medis dan staf petugas rekam medis
berjumlah 4 orang. variable-variabel yang akan diteliti : assembling,
koding,pelaporan rumah sakit penyimpanan rekam medis.
BAB II
TELAAH PUSTAKA

1. Rekam Medis
a. Pengertian Rekam Medis
Menurut keputusan peraturan menteri kesehatan no.
269/Menkes/iii/2018: rekam medis yang dimaksud berkas yang berisi
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Menurut departemen kesehatan republik Indonesia catatan medis
(rekam medis) adalah :“adanya suatu keterangan baik yang tertulis ataupun
terekam tentang dengan adanya suatu identitas pasien, anamnesa, pemeriksa
fisik, laboraturium, dan untuk terakhir diagnosa segala pelayanan lain
maupun tindakan medis yang akan diberikan kepada pasien dan pengobatan
untuk yang ada dirawat inap, ataupun rawat jalan maupun yang mendapatkan
pelayanan gawat darurat” (dirjen yanmed,1997).
Sesuai dengan penjelasan pasal 46 ayat (1) UU NO. 29 tahun 2004
tentang praktik kedokteran menyebutkan bahwa,yang dimaksud rekam
medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
Rekam medis yaitu suatu keterangan baik yang tertulis maupun yang
terekam tentang adanya identitas pasien, anamnesa, pemeriksaan fisik,
laboraturium, dan terakhir diagnosa serta pelayanan lainnya dan tindakan
medis yang akan diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat
inap maupun rawat jalan, adapun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat dalam artian sederhana rekam medis hanya merupakan catatan dan
dokumen yang berisi tentang kondisi keadaan pasien, tetapi jika dikaji lebih
8

mendalam rekam medis mempunyai makna yang lebih kompleks tidak hanya
catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah tercermin segala
informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar didalam
menentukan tindakan medis lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun
tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya
yang diberikan kepada seorang pasien yang datang kerumah sakit (DepKes
RI, 2006).
b. Tujuan rekam medis
Menurut DepKes RI (2006) adanya tujuan rekam medis adalah
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan dirumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem
pengelolaan rekam medis yang baik dan benar,tidak akan tercipta
administrasi sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib
administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya
pelayanan kesehatan rumah sakit.
c. Kegunaan rekam medis
Kegunaan rekam medis menurut depkes RI (2006),dapat dilihat dari
beberapa aspek, antara lain:
1) Aspek administrasi
Didalam berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi,
karena isinya menyangkut tindakan berdasarakan wewenang dan
tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedic dalam mencapai
tujuan pelayanan keseahtan.
2) Aspek medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan
atau perawatan yang diberikan kepada seorang pasien dan dalam rangka
mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan
9

audit medis, manajemen risiko klinis serta keamanan/keselamatan


paasien dan kendali biaya.
3) Aspek hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karean isinya
menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha menegakkan keadilan.
4) Aspek keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, kareana isinya
mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
keuangan.
5) Aspek penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena
isinya menyangkut data dan informasi yang dapat dipergunakan seabgai
aspek pendukung penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dibidang keseahtan.
6) Aspek pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan,karena
isinya menyangkut data informasi tentang perkembangan kronologis
dari pelayana medis yang diberikan kepada pasien.
7) Aspek dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, kareana
isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan
dipakai sebagai bahan pertanngung jawaban dan laporan rumah sakit.
Adapun kegunaann rekam medis secara umum(Faida,dkk.2019)
adalah:
1) Sebagai alat komunikasi di antara dokter dengan tenaga ahli lainnya
yang ikut ambil bagian didalam proses pemberian pelayanan,
pengobatan, dan perawatan kepada pasien.
10

2) Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang


harus diberikan kepada seorang pasien.
3) Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan
pelayanan, pengobatan dan perkembangan penyakit selama pasien
berkunjung/dirawat dirumah sakit.
4) Sebagai bahan yang berguna untuk analisis, penelitian, dan evaluasi
terhdapa kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien

d. Sistem pengolahan Rekam Medis


Sistem pengolahan rekam medis menurut petunjuk teknis rekam medis,
DepKes RI 2006 dalam buku (Wilda,dkk2019).,dkk:
Sistem rekam medis:
a) Sistem penamaan
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada
seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien
yang lainnnya.Sehingga mempermudah/ memperlancarkan didalam
memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat
kerumah sakit.
Dalam sistem penamaan rekam medis diharapkan:
1) Nama tulisan dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang
disempurnakan
2) Sebagai pelengkap bagi pasien perempuan di akhir nama lengkap
ditambah Ny. Atau Nn. Sesuai dengan statusnya.
3) Pecantuman titel selalu diletakan sesudah nama lengkap pasien.
4) Perkataan tuan, saudara, bapak tidak dicantumkan dalam penulisan
nama pasien.
b) Sistem cara pemberian nomor (numbring system)
Ada tiga macam sistem pemberian nomor pasien masuk(admission
numbering system) yang umum dipakai yaitu:
11

1) Pemberian nomor cara seri (serial numering system)


Dengan sistem ini penderita mendapat nomor baru setiap
kunjungan kerumah sakit, jika ia berkunjung lima kali maka ia akan
mendapatka lima nomor yang berbeda.
2) Pemberian nomor cara unit (unit numering system)
Sistem ini memberikan memberikan satu nomor rekam medis baik
kepada pasien berobat jalan maupun pasien rawat inap pada saat
seeorang penderita berkunjung pertama kali kerumah sakit apakah
sebagai pasien rawat jalan atau rawat inap kepada nya diberikan satu
nomor (admitting number) yang akan dipakai selamanya untuk
kunjungan seterusnya. Sehinnga rekam medis penderita tersebut hanya
tersimpan didalam berkas dibawah nomor.
3) Sistem Pemberian nomor cara seri unit (serial unit)
Sistem ini merupakan sistesis antara sistem seri dan sistem unit.
Nomor baru, tetapi rekam medisnya yang terdahulu digabungkan dan
disimpan dibawah nomor yang paling baru.Satu rumah sakit biasanya
membuat satu bank nomor, nomor-nomor disusun dalam satu buku
induk atau buku register yang mana diberikan kepada satu orang yang
khusus menangani distribusi nomor.
c) Cara pembuatan kartu indek utama pasien (KIUP)
Kartu indeks utama pasien adalah salah satu cara untuk menunjang
kelancaran pealayanan terhadap pasien. Karena apabila seorang pasien lupa
membawa kartu berobat maka KIUP akan membantu untuk mecarikan data
pasien yang diperlukan. Karena KIUP merupakan sumber data yang
selamanya harus disimpan, maka harus dibuat selengkapnya dan jelas.
Dalam KIUP memuat data identitas pasien harus dibuat terperinci dan
lengkap antara lain:
1) Nama lengkap pasien
2) Nomor rekam medis
12

3) Tempat/tanngal lahir
4) Jenis kelamin
5) Alamat lengkap
6) Nama ayah
7) Nama ibu
8) Nama suami
9) Agama
10) Pekerjaan
11) Status
12) Penanggung jawab
13) Tanggal kunjungan awal

e. Pengolahan Rekam Medis


1) Penataan berkas rekam medis (assembling) penataan berkas yang ada
dalam rekam medis
Assembling merupakan tempat penerimaan yang belum lengkap,
dokumen yang tidak lengkap dikembalikan ke unit kerja pencatat data rekam
medis(gunarti, 2019)
a) Penataan berkas rekam medis pasien rawat jalan
meliputi(wilda,dkk.2019):
1) Pembatas poliklinik
2) Lembar dokumen pengantar
3) Lembaran poliklinik
4) Hasil pemeriksaan penunjang
5) Salinan resep
b) Penataan berkas rekam medis pasien rawat inap meliputi:
1) Ringksan ( diisi oleh petugas rekam medis)
2) Pembatas masuk
3) Ringkasan masuk dan keluar
13

4) Surat dokumen pengantar


5) Instruksi dokter
6) Lembar konsultasi
7) Catatan perawat
8) Catatan perkembangan
9) Grafik suhu, nadi dan pernafasan
10) Pengawasan khusus
11) Hasil pemeriksaan laboraturium
12) Hasil pemeriksaan radiodiagnostik
13) Salinan resep
14) Resume/laporan
c) Perakitan rekam medis rawat inap untuk pasien bedah
1) Ringkasan
2) Pembatas masuk
3) Surat dokumen pengantar
4) Instruksi pra/pasca bedah
5) Laporan pembedahan
6) Isntruksi dokter
7) Catatan perkembangan
8) Lembar konsultasi
9) Catatan perawat
10) Grafik suhu, nadi dan pernafasan
11) Hasil pemeriksaan laboraturium
12) Hasil pemeriksaan radiodiagnostik
13) Salinan resep
14) Resume/laporan kematian
d) Perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus kebidanan
1) Permbatas masuk
2) Ringkasan masuk dan keluar
14

3) Surat dokumen pengantar


4) Lembar obstetric
5) Catatan persalinan
6) Lembaran bayi baru lahir
7) Instruksi dokter
8) Catatan perkembangan
9) Lembar konsultasi
10) Catatan perawat
11) Grafik nifas (grafik ibu)
12) Pengawasan khusus
13) Hasil pemeriksaan laboraturium
14) Hasil pemeriksaan radiodiagnostik
15) Salinan resep
16) Resume/laporan kematian
e) Perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus bayi lahir
1) Pembatas masuk
2) Ringkasan masuk dan keluar
3) Riwayat kelahiran
4) Instruksi dokter
5) Catatan perkembangan
6) Lembar konsultasi
7) Catatan perawat
8) Grafik bayi
9) Pegawasan khusus
10) Hasil pemeriksaan laboraturium
11) Hasil radiodiagnostik
12) Salinan resep
13) Resume/laporan
15

2) Koding (coding)

Koding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf


atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakali komponen
data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada didalam rekam medis
harus diberikan kode dan selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan
pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen
dan riset bidang kesehatan(Wilda,dkk2019).

Kode klasifikasi penyakit oleh WHO ( wold health organization)


bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cedera,
gejala dan faktor yang mempengaruhi kesehatan, ketepatan dan kecepatan
koding dari suatau diagnosis sangat tergantung kepada pelaksana yang
menangani rekam medis tersebut yaitu:
a) Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis.
b) Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode
c) Tenaga kesehatan lain nya
Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan suatu kewajiban, hak
dan tanggung jawab dokter (tenaga medis) yang terkait tidak boleh diubah
oleh karenanya harus diagnosis yang ada dalam rekam medis di isi dengan
lengkap dan jelas sesuai dengan arahan yang ada pada buku ICD 10.
Kelancaran dan kelengkapan pengisisan rekam medis di unit rawat jalan dan
rawat inap atas kerjasama tenaga medis dan tenaga kesehatn lain yang ada
masing-masing unit kerja tersebut. Hal ini seperti dijelaskan pasal 3 dan 4
permenkes RI No. 794a/Menkes/per/XII/1989 tentang rekam medis.untuk
meningkatkan informasi dalam reka medis, petugas rekam medis harus
membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat. Disamping kode
penyakit berbagai tindakan lain juga harus dikoding sesuai klasifikasi
masing-masing sebagai berikut:(Wilda,dkk2019).
16

a) Koding penyakit(ICD10)
b) Pembedahan/tindakan(ICDPIM)
c) Koding obat-obatan
d) Laboraturium
e) Radiologi
f) Dokter
g) Alat-alat
h) Dan lain-lain
3) Pelaporan rumah sakit
Pelaporan rumah sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan
untuk dapat menghasilkan laporan secara cepta, tepat, dan akurat yang
secara garis besar jenis pelaporan rekam rumah sakit dapat dibedakan jadi
2kelompok(wilda,dkk.2019):
a. Laporan internal rumah sakit diisesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit:
1. Pasien masuk rumah sakit
2. Pasien meninggal dirumah sakit diklasifikasikan menjadi pasien
meningal kurang 48 jam, paasien meninggal lebih 48 jam,pasien
DOA.
3. Pembuatan LOS(length of stay)
4. Jumlah hari perawatan pasien rawat inap
5. Persentasi pemakaian tempat tidur (BOR)
6. Kegiatan persalinan
7. Kegiatan pembedahan dan tindakan medic lain yang diklasifikasikan
berdasarkan operasi besar, sedang dan kecil
8. Kegiatan rawat jalan meliputi jumlah kunjungan pasien
Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pembuatan pelaporan
rumah sakit yang kegiatannya dihitung mulai jam 00.oos/d 24.00 setiap
harinya.
17

b. Pelaporan eksternal rumah sakit


Laporan eksternal rumah sakit ditujukan kepada departemen
kesehatan RI, KANWIL DepKes, dinkes dati I.pelaporan eksternal rumah
sakit dibuat sesuai dengan kebutuhan departemen kesehatan RI yang
meliputi menurut (wilda,dkk.2019)dkk:
1. Data kegiatan rumah sakit(RL.1)
2. Data keadaan morbiditas sakit(RL.2a)
3. Data keadaan morbiditas penyakit khusus pasien rawat inap(RL.2a1)
4. Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan(RL.2b)
5. Data keadaan morbiditas pasien penyakit khusus rawat jalan(RL.2b1)
6. Data keadaan morbiditas pasien rawat inap terdiri dari:
a. Pasien umum(RL.2.1)
b. Pasien obsterrik(RL.2.2)
c. Pasien baru lahir/lahir mati(RL.2.3)
7. Data inventaris rumah sakit(RL.2.3)
8. Data keadaan keterangan rumah sakit(RL4)
9. Data individual keterangan rumah sakit(RL4a)
10. Data peralatan rumah sakit(RL5)
4) Sistem penyimpan rekam medis(filling system)
Sebelum menentukan sistem yang akan dipakai perlu terlebih dahulu
mengetahui bentuk penyimpanan yang dalam pengelolaan rekam medis.ada
dua cara pengurusan penyimpanan dalam penyenglenggaraan rekam
medis(wilda,dkk.2019)yaitu:
1) Senstralisasi
Sentralisasi ini diartikan menyimpan rekam medis seorang pasien
dalam satu ketentuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun
catatan-catatan selama pasien seorang pasien dirawat.sistem disamping
banyak kebaikannya juga ada kekurangan nya.
18

Kebaikannya:
a) Mengurangi terjadinya duplikassi dalam pemeliharaan dan
penyimpanan rekam medis.
b) Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk perlatan dan
ruangan.
c) Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis
mudah distandarisasikan.
d) Memungkinakan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan.
Kekurangannya:
a) Petugas menjadi lebih sibuk,karena harus menangani unit
rawatjalan dan unit rawat inap.
b) Tempat penerimaan pasien harus bertugas 24 jam
2) Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis
dipoliklinik dengan rekam medis penderita rawat. Rekam medis
disimpan disatu tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis pasien
dirawat disimpan dibagian pencatatan medis.
Kebaikannya:
a) Efisiensi waktu, sehinga pasien mendapat pelayanan lebih cepat.
b) Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
Kekurangannya:
a) Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis.
b) Biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak.
Sistem penyimpanan rekam medis menurut nomor, yang sering
dipraktekan(Wilda,dkk2019)yaitu:
1) Sistem nomor langsung (straight numerical)
Penyimpanan dengan nomor langsung adalah penyimpnanan
rekam medis dalam rak penyimpanan secara berurut sesuai dengan
urutan nomor. Misalnya 456023, 465024, 456025 dst.
19

2) Sistem angka akhir (terminal digit)


Penyimpanan dengan sistem angka lahir lazim disebut
terminal digit filling system.disini digunakan nomor-nomor dengan
6 angka yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok masing-masing
terdiri dari 2 angka.angka pertama adalah kelompok 2 angka yang
terletak paling kanan,ankga kedua adalah kelompok angka yang
terletak ditengah dan angka ketiga adalah kelompok 2 angka yang
terletak paling kiri.
3) Sistem angka tengah (middle digit filling system)
Disini penyimpanan rekam medis disusun dengan pasangan
angka-angka sama halnya dengan sistem angka akhir, namun angka
pertama, kedua, dan ketiga berbeda letaknya dengan sistem angka
akhir. Dalam hal ini angka pertama terletak ditengah-tengah
menjadi angka pertama, angka yang terletak paling kiri menjadi
kedua dan angka paling kanan menjadi angka ketiga.

f. SDM (sumber daya manusia)


Penyelenggaraan rekam medis menurut keputusan manteri pendayagunaan
aparatur Negara No.135/Kep/Menpen12/2002 dalam hatta (2008) adalah
kegiatan pelayanan penunjang secara professional yang berorientasi pada
kebutuhan informasi kesehatan bagi setiap pemberi pelayanan kesehatan dan
instansi lain yang berkepentingan berdasarkan pada ilmu penegtahuan rekam
medis. Terselenggaranya manajemen informasi kesehatan dimulai dengan
dibuatnya rekam medis secara baik dan benar oleh tenaga kesehatan pada sarana
pelayanan kesehatan yang kemudian dikelola secara terencana melalui teknologi
informasi dan komunikasi. Rekam medis yang baik bergantung pada petugas
rekam medis itu sendiri. Dengan terpenuhinya jumlah petugas rekam medis yang
20

sesuai dengan uraian pekerjaan di tiap-tiap unit kerja maka pelayanan akan
menjadi lebih maksimal(nuraini,2015)
Dalam pengolahan berkas rekam medis,perlu didukung dengan adanya
pelatihan dikarenakan pelatihan rekam medis dirasakan penting untuk petugas
rekam medis untuk menambah kinerja pettugas rekam medis(Sanggamale,dkk)

g. SOP (Standar Operasional Prosedur)


Bahwa dengan menerapkan dan memahami pedoman tentang SOP yang
efektif akan memastikan adanya acuan formal bagi setiap petugas. Pengetahuan
petugas tentang pengolahan rekam medis harus optimal, jika pengolahan petugas
rekam medis sudah menjalankan dengan optimal maka petugas dapat mudah dan
cepat dalam melaksanakan tugasnya(Nuraini,2015)

2. Rumah sakit
A. Pengertian rumah sakit
Menurut undang-undang Republik Indonesia no. 44 tahun 2009 rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik sendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
keseahtan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan lebih bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat agar terwujudnya derajat keseahatan yang
setinggi-tingginya.
Sedangkan menurut organisasi kesehatan dunia(WHO) rumah sakit
merupakan suatu bagian integral dari organiasi sosial dan medis yang
fungsinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
pada masyarakat, baik ddalam pencegahan maupun penyumbuhan dan
pelayanan pasien yang jauh dari keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya,
serta sebagai tempat pendidikan bagi tenaga dan tempat penelitian
biososial(Rustiyanto,2010)
21

B. Fungsi rumah sakit


Menurut undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang ruamh
sakit.ruamh sakit mempunyai fungsi:
1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
3) Penyelnggaran pendidikan dan penelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4) penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.(Herlambang,
2016)

C. Tujuan Rumah Sakit


Menurut Undnag-Undang RI No. 44 Thaun 2009 Tentang Rumah
Sakit :
1) Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2) Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
3) Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit.
4) Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit, dan rumah sakit.
22

D. Klasifikasi Rumah Sakit


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit yaitu :
1) Rumah Sakit Umum Kelas A
Rumah sakit kelas A umum kelas A harus mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan
Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik,
12 (dua belas) Pelayanan Medik Spesialis lain dan 13 (tiga belas)
Pelayanan Medik Sub Spesialis.
2) Rumah Sakit Umum Kelas B
Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan
Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang
Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis lainnya dan 2 (dua)
Pelayanan Medik Subspesialis Dasar.
3) Rumah Sakit Umum Kelas C
Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan
Medik Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik.
4) Rumah Sakit Umum Kelas D
Rumah sakit umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik
Spesialis Dasar.
23

B. Landasan teori
Kerangka teori analisis terhadap sistem pengolahan berkass rekam medis
di rumah sakit eria bunda pekanbaru tahun 2020 terlihat pada tabel dibawah ini :

1. Penataan rekam medis


(Assembling)
2. Koding(coding) Pengolahan Rekam
3. Pelaporan rumah sakit Medis
4. Penyimpanan rekam
medis

sumber: modifikasi dari wilda (2019) dan depkes RI (2006)

Gambar 1
Landasan teori
24

C. Kerangka berfikir
Adapun kerangka teori berfikir yang menjadi acuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :

Input Proses
Output
pengolahan
1. SDM rekam medis
1. Penataan Sistem
2. SOP rekam Pengolahan
medis(Assem berkas rekam
bling) medis di RSIA
2. Koding(codi eria bunda
ng)
3. Pelaporan
rekam medis
4. Sistem
Penyimpanan
rekam
medis(filling
sistem)

KETERANGAN :

= Yang Tidak Diteliti

= Yang Diteliti

Gambar 2
Kerangka berfikir
25

D. Penelitian sejenis
Tabel 3
Penelitian Sejenis

Keterangan Penelitian Rizqiyah,dkk Irza


Sekarang(2020) (2016) (2012)
Topik Analisis terhadap Analisis sistem Analisis sistem
penelitian sistem pengolahan pengolahan rekam pengelolaan
berkas rekam medis medis rawat inap rekam medis di
di RSIA Eria Bunda di Rumah Sakit RSUD
Pekanbaru tahun Islam Jemursari Bangkinang
2020 Surabaya Kabupaten
Kampar
Desain Deskriptif kualitatif Deskriptif Deskriptif
kualitatif kualitatif
Variable Pengolahan rekam Medical record, SDM, Sarana
medis,sistem rawat inap, rawat Prasarana, Alur
informasi jalan rekam medis, dan
SOP
Subjek Kepala unit rekam koordinator unit 1 Orang
medis, 3 petugas rekam medis dan koordinator
rekam medis petugas rekam medis, 4
pendaftaran pasien orang petugas
rawat inap rekam medis, 2
orang perawat
UGD, 1 orang
perawat rawat
inap.
Tempat RSIA Eria Bunda Rumahx Sakit RSUD
tahun 2020 Islam Jemursari Bangkinang
Surabaya tahun Kabupaten
2020 Kampar tahun
2012
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif untuk memperoleh informasi dengan jelas tetntang penyebab belum
optimalnya pengolahan berkas rekam medis, serta menggambarkan tentang suatu
keadaan secara objektif yaitu memaparkan tentang pengolahan berkas rekam
medis di RSIA eria bunda.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di RSIA eria bunda di bagian unit rekam medis
yang terletak di jalan K. H. ahmad dahlan No. 163 sukajadi pekanbaru, Riau.
Waktu penelitian pada bulan Februari-Maret tahun 2020.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian kualitatif disebut dengan
informan.Informan dalam penelitian ini ada 2, yaitu Informan Utama dan
Informan Penunjang.
1. Informan pertama berjumlah 1 orang kepala unit rekam medis di RSIA eria
bunda.
2. Informan pendukung berjumlah 3 orang yaitu staf petugas rekam medis di
RSIA Eria Bunda Pekanbaru.
27

Tabel 4
InformanPenelitian

No Subjek Kode Keterangan

1 Kepala unit rekam medis U1 Utama

2 Staff rekam medis P1 Pendukung

3 Staff rekam medis P2 Pendukung

4 Staff rekam medis P3 Pendukung

D. Variable penelitian dan definisi istilah


1. Input :SDM,SOP
2. Proses : Assembling, coding,pelaporan rekam medis,
penyimpanan rekam medis
3. Output : Sistem Pengolahan berkas rekam medis di RSIA Eria Bunda
28

Tabel 5
Variable penelitian dan definisi istilah

No Variabel Definisi Istilah Alat Ukur Cara Ukur


1 Assembling Langkah-langkah Pedoman Observasi
penerimaan dokumen observasi dan
rekam medis. dan wawancara
wawancara
2 Coding Kegiatan tindakan Pedoman Observasi
serta diagnosis yang observasi dan
ada didalam rekam dan wawancara
medis wawancara
3 Pelaporan rumah Langkah-langkah Pedoman Observasi
sakit untuk menghasilkan observasi dan
laporan secara dan wawancara
cepat,tepat dan akurat. wawancara
4 Penyimpanan Kegiatan untuk Pedoman Cek
melindungi rekam observasi dokumen
medis dari kerusakan dan dan
fisik wawancara wawancara

E. Instrumen penelitian
Instrument/alat pengumpulan data yang penuh penulis untuk penelitian ini
yaitu :
1. Pedoman observasi
2. Pedoman wawancara
3. Alat tulis
4. Kamera
5. Tape recorder
29

F. Teknik Pengolahan data


Pengolahan data merupakan salah satu bagian rangkaian kegiatan
penelitian setelah pengumpulan data (Hastono,2018). System pengolahan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik manual karena pengumpulan
data menggunakan metode wawancara mendalam terhadap inrorman,
pengumpulan dokumen terkait, serta observasi langsung.
Setelah data terkumpul dan diperiksa kelengkapan nya, selanjutnya secara
manual data dikelompokan menurut jenis penelitian, data diolah dan diproses
sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabshan data yang menfaatkan
sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah
pemeriksaan melalui sumber lain nya. Untuk menjaga keabsahan (validitasi) data
yang dikumpulkan, dilakukan triangulasi,yaitu:
1. Triangulasi sumber :dengan adanya cara membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda.
2. Triangulasi metode :menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan
data yaitu dapat dari wawancara mendalam, pengkajian data dan observasi
langsung dilapangan.
3. Trigulasi data :menfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan
data dapat dilakukan (moleong, 2018)
Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari informan
2. Membuat transkip wawancara mendalam
3. Tulisan wawancara mendalam direduksi keadaan matriks
4. Interprestasi data hasil penelitian(sugiyono,2014)

G. Analisis data
30

Analisis hubunganan atau perbedaan prevalens anatara kelompok-


kelompok yang observasi dilakukan setalah validasi dan penggelompokkan data
peneltian yang diperoleh.Analisis dapat berupa satu uji hipoteis ataupun analisis
untuk memperoleh rsisko relatif.Hal yang terakhir inilah yang lebih sering
dihitung dalam studi faktor risiko.
Didalam analisis data kualitatif, Bogdan&Biklen adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan mengoorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain (Moleong, 2018).

H. Jadwal penelitian

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun


1 Pembuatanproposal

2 Seminar proposal

3 Perbaikan proposal

4 Pengumpulan data

5 Pengolahan data

6 penulisan SKRIPSI

7 Ujian skripsi
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI, 2006,Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah


SakiT tingkat ,Provinsi, Kab/Kota, Jakarta :Direktorat Jendral Pelayanan
Medik.

DepKes RI, 2009, Sistem Kesehatan Nasional(SKN),Jakarta

Profil Rumah Sakit Ibu dan Anak Eria Bunda Pekanbaru tahun 2020

Eka, F.W,Muhadi(2019), Dasar Organisasi Dalam Manajemen Unit Kerja Rekam


Medis, Sidiarjo:IndonesiaPustaka

Gunarti,R,muchtar,M. (2019) Rekam Medis&Informasi Kesehatan. Yogyakarta:


Thema Publishing

Handani, M.R(2017)Analisis Bauran Pemasaran Dirumah Sakit Lancing


Kuning.Skripsi Kesehatan Masyarakat STIKEs Hantuah Pekanbaru

Hastono, S.P (2018). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan,Depok: PT. Raja
GrafindoPersada

Moleong, L.J. (2018). Metodelogi Penilaian Kualitatif ,Bandung:PT.Remeja


Rosdakarya

Nuraini,N(2015), Analisis Sistem Penyelenggaraan Rekam MedisRs”X”Tanggerang


Periode April-Meil 2015(Online) Vol.1. No.1 (Http//.Journal.Fkm.Ui.Ac.Iddi
AksesTanggal 18 Februari 2020)
27

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis.


Jakarta: Depkes RI

Rustiyanto, E. (2010).Statistik Rumah Sakit Untuk Pengambilan


Keputusan.Yogyakarta:GrahaIlmu

Sanggamale,C,dkk.(2018)Analisis Pengelolaan Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum


Pancaran Kasih Manado(https://ejournal.unsrat.ac.iddiakses 17 februari 2020)

Undang-Undang RI Nomor 44tahun 2009 tentang Rumah Sakit


28

Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA

Untuk informan RSIA Eria Bunda Pekanbaru tahun 2020


Tujuan penelitian : Diketahui pengolahan berkas rekam medis di RSIA eria bunda
pekanbaru tahun 2020.
Identitas informan 1
Nama :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
Jabatan/pekerjaan :
Masa kerja :
Informan Utama :kepala unit rekam medis
1. Menurut bapak/ibu, bagaimana kemampuan petugas dalam melakukan
pengolahan rekam medis?
2. Menurut bapak/ibu, apakah bapak/ibu mengetahui latar belakang pendidikan
petugas rekam medis?apaka udah sesuai dengan pekerjaan nya?
3. Menurut bapak/ibu, apakah petugas rekam medis sering mengikuti pelatihan?
4. Menurut bapak/ibu, apakah ada SOP tentang rekam medis?sebutkan?
5. Menurut bapak/ibu, apakah SOP dalam pengolahan rekam medis telah
dilaksanakan dengan baik?
6. Menurut bapak/ibu, bagaimana ketersedian SDM dibagian rekam medis dari
segi kualitas dan kuantitas dirumah sakit?
29

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk informan RSIA Eria Bunda Pekanbaru tahun 2020


Tujuan penelitian : Diketahui pengolahan berkas rekam medis di RSIA eria bunda
pekanbaru tahun 2020.
Identitas informan 2
Nama :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
Jabatan/pekerjaan :
Masa kerja :
Informan pendukung :staf rekam medis
Assembling
1. Bagaimana menurut bapak/ibu, bagaimana pengolahan rekam medis
dibagian assembling?
2. Bagaimana menurut bapak/ibu, jika dibagian pengolahan rekam medis
pada assembling ada dokumen yg tidak lengkap apa tindakan yang
dilakukan?
3. Menurut bapak/ibu, apa yang dihasilkan didalam bagian proses
pengolahan rekam medis pada assembling?
Koding
1. Menurut bapak/ibu, bagaimana kemampuan petugas rekam medis
dalam ketetapan pemberian koding diagnosa pasien?apakah alur
perkodingan pasien rawat inap dan jalan berbeda?
2. Menurut bapak/ibu, apa saja kendala dalam pemberian koding?
3. Menurut bapak/ibu, berapa dokumen rekam medis yang dapat
dikoding setiap hari?
Pelaporan rumah sakit
30

1. Menurut bapak/ibu, bagaimana pelaporan rumah sakit dalam rekam


medis?
2. Menurut bapak./ibu, pelaporan rumah sakit dibedakan menjadi 2 yaitu
internal dan eksternalnya. apa saja perbedaan di antara dua itu?

Penyimpanan rekam medis


1. Menurut bapak/ibu, Bagaimana prosedur penyimpanan rekam medis?
2. Menurut bapak/ibu, adakah kendala dalam melakukan penyimpanan?
31

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk informan RSIA Eria Bunda Pekanbaru tahun 2020


Tujuan penelitian : Diketahui pengolahan berkas rekam medis di RSIA eria bunda
pekanbaru tahun 2020.
Identitas informan 3
Nama :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
Jabatan/pekerjaan :
Masa kerja :
Informan pendukung:staf rekam medis
Assembling
1. Bagaimana menurut bapak/ibu, bagaimana pengolahan rekam
medis dibagian assembling?
2. Bagaimana menurut bapak/ibu, jika dibagian pengolahan rekam
medis pada assembling ada dokumen yg tidak lengkap apa
tindakan yang dilakukan?
3. Menurut bapak/ibu, apa yang dihasilkan didalam bagian proses
pengolahan rekam medis pada assembling?
Koding
1. Menurut bapak/ibu, bagaimana kemampuan petugas rekam medis
dalam ketetapan pemberian koding diagnosa pasien?apakah alur
perkodingan pasien rawat inap dan jalan berbeda?
2. Menurut bapak/ibu, apa saja kendala dalam pemberian koding?
3. Menurut bapak/ibu, berapa dokumen rekam medis yang dapat
dikoding setiap hari?
Pelaporan rumah sakit
32

1. Menurut bapak/ibu, bagaimana pelaporan rumah sakit dalam


rekam medis?
2. Menurut bapak./ibu, pelaporan rumah sakit dibedakan menjadi
2 yaitu internal dan eksternalnya. apa saja perbedaan di antara
dua itu?

Penyimpanan rekam medis


1. Menurut bapak/ibu, Bagaimana prosedur penyimpanan rekam
medis?
2. Menurut bapak/ibu, adakah kendala dalam melakukan
penyimpanan?
33

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk informan RSIA Eria Bunda Pekanbaru tahun 2020


Tujuan penelitian : Diketahui pengolahan berkas rekam medis di RSIA eria bunda
pekanbaru tahun 2020.
Identitas informan 4
Nama :
Jenis kelamin :
Pendidikan terakhir :
Jabatan/pekerjaan :
Masa kerja :
Informan pendukung:staf rekam medis
Assembling
1. Bagaimana menurut bapak/ibu, bagaimana pengolahan rekam medis
dibagian assembling?
2. Bagaimana menurut bapak/ibu, jika dibagian pengolahan rekam medis
pada assembling ada dokumen yg tidak lengkap apa tindakan yang
dilakukan?
3. Menurut bapak/ibu, apa yang dihasilkan didalam bagian proses
pengolahan rekam medis pada assembling?
Koding
1. Menurut bapak/ibu, bagaimana kemampuan petugas rekam medis
dalam ketetapan pemberian koding diagnosa pasien?apakah alur
perkodingan pasien rawat inap dan jalan berbeda?
2. Menurut bapak/ibu, apa saja kendala dalam pemberian koding?
34

3. Menurut bapak/ibu, berapa dokumen rekam medis yang dapat


dikoding setiap hari?
Pelaporan rumah sakit
1. Menurut bapak/ibu, bagaimana pelaporan rumah sakit dalam rekam
medis?
2. Menurut bapak./ibu, pelaporan rumah sakit dibedakan menjadi 2 yaitu
internal dan eksternalnya. apa saja perbedaan di antara dua itu?

Penyimpanan rekam medis


1. Menurut bapak/ibu, Bagaimana prosedur penyimpanan rekam medis?
2. Menurut bapak/ibu, adakah kendala dalam melakukan penyimpanan?
35

PEDOMAN OBSERVASI

ANALISIS TERHADAP SISTEM PENGOLAHAN BERKAS REKAM MEDIS


DI RSIA ERIA BUNDA PEKANBARU TAHUN 2020
No Variabel Penelitian Ada Tidak

1 Apakah kegiatan assembling sudah sesuai


dengan SOPnya?
2 apakah ada ketetapan ketetapan dalam
pemberian kode dalam rekam medis?
3 Apakah ada pelaporan rumah sakit dalam
pengolahan rekam medis?
4 Adakah fasilitas penyimpanan dalam
pengolahan rekam medis?
5 Apakah penyusunan dalam penyimpanan
rekam medis sudah rapi?

Anda mungkin juga menyukai