Anda di halaman 1dari 50

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS

DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAN


REKAM MEDIS KEPADA PIHAK KETIGA DI RSUD
Dr.R.M.DJOELHAM BINJAI TAHUN 2022

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

NURUL ANTIKA
Nim. 1913462128

PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)
T.A 2020/2021
TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS
DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAN
REKAM MEDIS KEPADA PIHAK KETIGA DI RSUD
Dr.R.M.DJOELHAM BINJAI TAHUN 2022

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Ahli Madya

Oleh:

NURUL ANTIKA
NIM. 1913462128

PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


UNIVERSITAS IMELDA MEDAN (UIM)
T.A 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS


DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAN
REKAM MEDIS KEPADA PIHAK KETIGA DI RSUD
Dr.R.M.DJOELHAM BINJAI TAHUN 2022

OLEH :

NURUL ANTIKA
NIM. 1913462128

Penelitian ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing Sebagai Persyaratan


Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Program Studi D-III Perekam dan
Informasi Kesehatan Universitas Imelda Medan
Disetujui :

Dosen Pembimbing

(Puput Melati Hutahuruk, SKM, M.K.M)

Diketahui Oleh
Ka. Prodi

(dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes)

i
LEMBAR PERSETUJUAN

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS


DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAN
REKAM MEDIS KEPADA PIHAK KETIGA DI RSUD
Dr.R.M.DJOELHAM BINJAI TAHUN 2022

OLEH :

NURUL ANTIKA
NIM. 1913462128

Penelitian ini telah Disetujui oleh Dosen Pembimbing Sebagai Persyaratan


Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Program Studi D-III Perekam dan
Informasi Kesehatan Universitas Imelda Medan
Disetujui :

Dosen Pembimbing

(Puput Melati Hutahuruk, SKM, M.K.M)

Diketahui Oleh
Ka. Prodi

(dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes)

PERNYATAAN

vi
PERNYATAAN

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS


DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAN
REKAM MEDIS KEPADA PIHAK KETIGA DI RSUD
Dr.R.M.DJOELHAM BINJAI TAHUN 2022

TUGAS AKHIR

Saya yang bertandatangan dibawah ini mengakui bahwa Karya Tulis Ilmiah ini

adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang

masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, September 2022

NURUL ANTIKA
NIM. 1913462128

vi
LEMBAR PENGUJIAN

Penelitian dengan judul:

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS


DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAN
REKAM MEDIS KEPADA PIHAK KETIGA DI RSUD
Dr.R.M.DJOELHAM BINJAI TAHUN 2022

OLEH

NURUL ANTIKA
NIM. 1913462128

Telah Diuji dan Dipertahankan Tim Penguji

Pada Tanggal 2022

1. Penguji 1 : Puput Melati Hutahuruk, SKM, M.K.M ( )

2. Penguji 2 : Siddik Karo-Karo,S.Kom, M.Kom ( )

3. Penguji 3 : Achamd Zulfikar Siregar S.Pd.I, M.Pd ( )

Disahkan Oleh

Ka. Prodi D-III Perekam dan Informasi Kesehatan

Universitas Imelda Medan

(dr.Suheri Parulian Gultom, M.Kes)

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Nurul Antika

Tempat/Tanggal Lahir : Penggalangan,02 Mei 2002

Agama : Islam

Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

Alamat : Dusun III Desa Penggalangan

II. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Suriadi

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Rosmawati

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Dusun III Desa Penggalangan

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

200-2013 : SD Negeri 104299 Penggalangan

2013-2016 : SMP Negeri 1 Sei Bamban

2016-2019 : SMA Negeri 1 Sei Rampah

2019-2022 : Universitas Imelda Medan Prodi D-III

Perekam dan Informasi Kesehatan

vi
PROGRAM STUDI D-III PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

NAMA : NURUL ANTIKA


NIM : 1913462128
JUDUL : TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS
DALAM MENJAMIN ASPEK HUKUM KERAHASIAN REKAM
MEDIS KEPADA PIHAK KETIGA DI RSUD Dr. R.M.
DJOELHAM BINJAI TAHUN 2022

ABSTRAK
Sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk melindungi informasi
kesehatan yang terdapat didalam rekam medis terhadap kemungkinan hilang,
rusak, pemalsuan dan akses yang tidak sah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui prosuder sistem pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga sudah
sesuai dengan standar prosuder operasional (SPO) dalam menjamin kerahasiaan
kerahasiaannya di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai. Metode penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai pada
bulan Mei-Juni 2022. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah adalah 4 petugas
rekam medis yaitu 2 bagian penyimpanan, 1 bagian pelepasan informasi, dan 1
yaitu kepala ruang rekam medis di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai . Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan informasi medis dengan keperluan
klaim asuransi sebanyak 50 permintaan dengan persentase (40%) . Penggunaan
informasi untuk Pendidikan/Penelitian sebanyak 20 permintaan yaitu 15 dokumen
dengan presentase 16% sesuai dengan SPO dan 5 dokumen dengan presentase 4%
tidak sesuai SPO. Pada pelepasan informasi medis untuk pendidikan, sudah
terdapat SOP, Pada pelepasan informasi medis untuk asuransi, belum terdapat
SOP, dan Pada pelepasan informasi medis untuk kepolisian/pengadilan, belum
terdapat SOP.
Kata Kunci : Pelepasan Informasi Rekam Medis, Aspek Hukum, Pihak ke 3.

Referensi : 14 (2008-2021)

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
“Tinjauan Prosedur Pelepasan Informasi Medis Dalam Menjamin Aspek Hukum
Kerahasian Rekam Medis Kepada Pihak Ketiga Di RSUD Dr.R.M.Djoelham
Binjai Tahun 2022”.
Selama penelitian dan terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materi. Oleh
karena itu, mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu :
1. dr. H.R.I. Ritonga, M.Sc selaku Ketua Yayasan Imelda Medan
2. Dr.dr Imelda L. Ritonga, S.Kp, MN selaku Rektor Universitas Imelda Medan
3. Sarida Surya Manurung, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Wakil Rektor I Universitas
Imelda Medan
4. Aureliya Hutagaol, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Wakil Rektor II Universitas
Imelda Medan
5. Mira Indrayani, SST,M.KM selaku Wakil Rektor III Universitas Imelda
Medan
6. dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Perekam dan
Informasi Kesehatan Universitas Imelda Medan
7. Esraida Simanjuntak, SKM, M.Kes selaku Sekretaris Prodi D-III Perekam
dan Informasi Kesehatan Universitas Imelda Medan.
8. Yeyi Gusla Ningsih, S.Kom, M.Kom selaku wali kelas yang telah
memberikan masukan dan arahan demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah
ini
9. Puput Melati Hutauruk, SKM, M.KM Selaku Dosen Pembimbing, Penguji I
yang telah memberikan masukan dan arahan demi terselesaikannya Karya
Tulis Ilmiah ini
10. Siddik Karo-Karo, S.Kom, M.Kom Selaku Penguji II yang telah memberikan
masukan dan arahan demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini

vi
11. Achmad Zulfikar Siregar, S.Pd.I, M.Pd Selaku Penguji III yang telah
memberikan masukan dan arahan demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah
ini
12. Seluruh staf dosen D-III Perekam dan Informasi Kesehatan yang telah
membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama ini
13. Direktur dan seluruh staf pegawai Rumah Sakit di RSUD Dr.R.M.Djoelham
Binjai khususnya Kepala Instalasi dan Staf pegawai Rekam Medis yang telah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
14. Teristimewa kepada Ayahanda Suriadi dan Ibunda Rosmawati yang selalu
mendukung dalam bentuk moril dan materi, serta jeripayah dalam mengasuh
dan mendidik, kasih sayang, doa restu, nasehat, pengorbanan dan Kepada
saudara/saudari saya tercinta Agung Sukma, Andrian Yuda yang selalu
memberikan semangat dalam penulis dalam penyusunan Karya Ilmiah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak terdapat keterbatasan. Semoga Karya Tulis Ilmiah Ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan dapat meningkatkan mutu Profesi Perekam dan Informasi
Kesehatan.
Medan, September 2022

Penulis

NURUL ANTIKA

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL.......................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................ii

PERNYATAAN..............................................................................................................iii

LEMBAR PENGUJIAN.................................................................................................iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................................v

ABSTRAK.......................................................................................................................vi

KATA PENGANTAR....................................................................................................vii

DAFTAR ISI...................................................................................................................ix

DAFTAR TABEL...........................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................4

1.4 Manfaat Penlitian...............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................6

2.1 Pelepasan Informasi Medis.................................................................................8

2.1.2 Persetujan Pelepasan Informasi Medis.......................................................9

2.1.3 Pihak Ketiga Dalam Pelepasan Informasi Medis......................................11

2.2 Aspek Hukum Kerahasian Rekam Medis.........................................................13

2.3 Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam Pelaksanaan Pelepasan Informasi


Medis Pasien Kepada Pihak Ketiga................................................................................6

2.4 Kerangka Konsep.............................................................................................15

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................16

vi
3.1 Jenis Penelitian.................................................................................................16

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................16

3.2.1 Waktu Penelitian......................................................................................16

3.3 Subjek, Informan, dan Teknik Sampling..........................................................17

3.3.1 Subjek.......................................................................................................17

3.3.2 Informan...................................................................................................18

3.3.3 Teknik Sampling......................................................................................18

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional..................................................18

3.4.1 Variabel Penelitian...................................................................................18

3.4.2 Definisi Operasional.................................................................................19

3.5 Instrumen Penelitian.........................................................................................21

3.5.1 InstrumenPenelitian..................................................................................21

3.5.2 Cara Pengumpulan Data...........................................................................21

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data......................................................22

3.6.1 Teknik Pengolahan...................................................................................22

3.6.2 Teknik Analisis Data................................................................................22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................23

4.1 Hasil Penelitian................................................................................................23


4.1.1 Permintaan pelepasan informasi rekam medis oleh pihak ke-3.................23

4.1.2 Prosedur Pelepasan Informasi Rekam Medis............................................24

4.2 Pembahasan......................................................................................................27

4.2.1 Permintaan pelepasan informasi rekam medis pada pihak 3.....................27

4.2.2 Prosedur Pelepasan Informasi Rekam Medis............................................28

5.1 Kesimpulan......................................................................................................33

5.2 Saran................................................................................................................34

vi
DAFTAR TABEL

Table 4.1 Pelepasan informasi Medis Bulan Mei- Juli tahun 2022.......................22

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Izin Survey Awal dari D3 Perekam dan Informasi


Kesehatan Universitas Imelda Medan
Lampiran II Surat Balasan Izin Survey Awal dari Rumah Sakit Umum
Mitra Sejati Medan
Lampiran III Surat Izin Penelitian dari D3 Perekam dan Informasi Kesehatan
Universitas Imelda Medan
Lampiran IV Surat Balasan Penelitian Dari Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
Medan
Lampiran VI Lembar Pedoman Wawancara
Lampiran VII Lembar SOP

Lampiran VIII Master Tabel

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rekam Medis menurut PERMENKES RI No.269/MENKES/PER/III/ 2008

pasal 1 adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas

pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien. Rekam Medis memiliki peran dan fungsi yang sangat

penting, yaitu sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien,

bahan pembuktian dalam perkara hukum, bahan untuk keperluan penelitian dan

pendidikan, dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan terakhir sebagai

bahan untuk membuat statistik kesehatan

Informasi medis bersifat rahasia, maka dalam pelepasan informasi kepada

pihak lain, sarana kesehatan bertanggung jawab untuk melindungi informasi

kesehatan yang terdapat didalam rekam medis yang kemungkinan hilang, rusak,

pemalsuan dan akses yang tidak sah. Secara keseluruhan keamanan, privasi,

kerahasiaan dan keselamatan adalah perangkat yang membentengi informasi

dalam rekam medis. Rumah sakit selaku pemiliki informasi dalam rekam medis,

prosuder pelepasan informasi rekam medis juga harus disertai dengan izin tertulis

dari pasien begitu pula dengan pemaparan isi rekam medis, haruslah dokter yang

merawat pasien tersebut. Ini sejalan dengan Per Menkes No.269 /MENKES

/PER/III/2008, pasal 11 ayat (1), “Penjelasan tentang isi Rekam Medis hanya

1
boleh dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin

tertulis pasien atau berdasarkan peraturan perudang-undangan”.

Berdasarkan uraian diatas prosuder pelepasan informasi rekam medis

harus disertai dengan izin tertulis dari pasien selaku pemilik informasi dalam

rekam medis, begitu pula dengan pemamparan isi rekam medis haruslah dokter

yang merawat pasien tersebut.

Menurut hasil penelitian Ita La Tho & Fenita Purnama (2017) tentang

Analisa Pelepasan Informasi Rkam Medis Dalam Menjamin Aspek Kerahasian

Rekammedis Di RSU Kota Tangerang Selatan dikatakan pihak unit rekam medis

melakukan pelepasan informasi rekam medis kepada pihak ke-3 sedikitnya dari

bulan Januari-Mei Tahun 2017 sudah terjadi 120 permintaan visum dan 25

permintaan resume. Akan tetapi, dalam pelepasanya setidaknya ada 40%

persyarataan dari pihak ke-3 yang kurang memenuhi standar yang sudah

ditentukan .

Penelitian Warijan & Afifah (2019) tentang Tinjauan Pelaksanaan

Pelepasan Informasi Medis yaitu Dalam menjamin aspek hukum kerahasiaan

rekam medis dalam pelaksanaan pelepasan informasi medis, di RSUD Kota

Salatiga sudah memiliki tiga Standar Prosedur yaitu Standard Prosedur Pelepasan

Informasi Rekam Medis, Standard Prosedur Kerahasiaan Dan Keamanan Rekam

Medis, serta Standar Prosedur Peminjaman Dokumen Rekam Medis Namun,

dalam pelaksanaannya masih ada yang belum sesuai dengan Standar Prosedur

Operasional yang ada.

2
Menurut penelitian Aisy dan Trisna (2021) tentang Tinjauan Pelaksanaan

Pelepasan Informasi Medis Kepihak Ke-3 di RS PMC Tahun 2021 yaitu (1)

pelepasan informasi medis untuk pendidikan, belum terdapat SOP. Kemudian,

pada alur pelaksanaanya,mahasiswa harus memberikan survey awal penelitian

kepada Direktur rumah sakit dan diberikan kepada secretariat lalu dikaji oleh tim

etik rumah sakit. Jika disetujui petugas akan menghubungi mahasiswa dan

membayar biaya penelitian dan kemudian mahasiswa tersebut diserahkan kepada

unit terkait. (2) Pada pelepasan informasi medis untuk asuransi, belum terdapat

SOP, kemudian pada alur pelaksanaanya peminta infomasi medis membawa

fotocopy KTP, bukti dirawat seperti kwintasi atau surat control. Bagi peminta

informasi seperti keluarga pasien/pihak lain harus membawa surat kuasa pasien.

(3) Pada pelepasan informasi medis untuk kepolisian, belum terdapat SPO,

kemudian alur pelaksaanya pelepasan informasi medis untuk permintaan visum er

repertum. Hal tersebut dapat dilakukan jika aparat hokum membawa surat

permintaan dari kepolisian yang ditandatanganin oleh pejabat yang berwewenang.

Berdasarkan survey awal dan wawancara pada petugas di RSUD

Dr.R.M.Djoelham Binjai ditemukan permasalahan pelepasan informasi medis

kepada Pendidikan/peneliti yang beberapa berkas yang dilepaskan informasi

medis tidak tercatatat atau tidak dicatatat dengan baik yang menyebabkan jika

terjadi tuntunan tidak ada bukti tertulis.

Berdasarkan survey diatas dan berdasarkan data yang diatas dengan

pentingnya kerahasian, privasi, dan keamana berkas rekam medis dalam

3
meningkatakan mutu pelayanana dan pelepasan inforrmasi dirumah maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Tinjauan Prosedur Pelepasan

Informasi Medis Dalam Menjamin Aspek Hukum Kerahasian Rekam Medis

Kepada Pihak Ketiga Di Rsud Dr.R.M.Djoelham Binjai Tahun 2022’’.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas penulis

mengajukan permasalahan yaitu ‘’ Apakah system pelepasan informasi medis

kepada pihak ketiga sudah sesuai dengan standar prosuder operasional (SPO) di

Rumah Sakit dan sudah menjamin kerahasiannya?’’

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah ‘’ untuk mengetahui prosuder

sistem pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga sudah sesuai dengan

standar prosuder operasional (SPO) dalam menjamin kerahasiaan kerahasiaannya.

1.4 Manfaat Penlitian

1. Bagi Rumah Sakit

Untuk lebih mengetahui hukum rekam medis saat pelepasan informasi

berkas rekam medis di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Untuk menambah refensi pustaka yang akan digunakan untuk penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

4
Untuk menambah ilmu, wawasan dan pengalaman serta sebagai sarana

untuk menerapkan ilmu yang diperoleh khususnya dalam bidang aspek

hukum kerahasiaan pasien.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Tinjauan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tinjauan berasal dari kata

tinjau yang berarti melihat, menjenguk, memeriksa dan meneliti untuk kemudian

menarik kesimpulan. Kemudian tinjauan adalah hasil dari kegiatan meninjau,

pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki atau mempelajari) Ada berbagai

macam karya ilmiah, yaitu laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, surat

pembaca, laporan kasus, laporan tinjauan, resensi. Laporan tinjauan adalah tulisan

yang berisi tinjauan karya ilmiah dalam kurun waktu tertentu. Tugas akhir

biasanya berupa hasil penelitian dari bidang tertentu (sesuai jurusan atau program

studi yang diambil) yang kemudian diujikan secara lisan untuk memperoleh

derajat kelulusan dan kelayakan karya tersebut.

2.2 Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam Pelaksanaan Pelepasan

Informasi Medis Pasien Kepada Pihak Ketiga

Menurut Perbub No 21 Tahun 2020 tentang Pendoman Penyususnan SOP,

yaitu Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP adalah

serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses

penyelenggaraan administrasi pemerintahan, bagaimana dan kapan harus

dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

Rekam medis sangat berpengaruh kepada rumah sakit dan juga kepada

pasien karena berkas rekam medis memiliki nilai terhadap pihak administrasi,

6
hukum, penelitian, dokumentasi, dan medis yang terkait dalam Standar Prosedur

Operasional (SPO). Pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas atau

pekerjaan yang sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja di instansi

pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan juga

prosedural yang sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja di unit

kerja yang bersangkutan yang merupakan pengertian dari Standar Prosedur

Operasional (SPO) adalah. (Sulisna, 2018: 88).

Menurut Rano (2018) mengenai Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam

Medis, “Penyampaian informasi rekam medis kepada orang atau badan yang

diberi kuasa pasien, misalnya pihak asuransi yang menanggung biaya pengobatan,

diperlukan surat kuasa pasien atau yang bertanggungjawab terhadap pasien

tersebut (bila pasien tak kuasa membuat surat kuasa). Surat kuasa ini dapat

disediakan oleh sarana kesehatan atau rumah sakit yang bersangkutan.

Selanjutnya pemegang kuasa harus menunjukkan identitas diri.

Didalam SPO tentang pelepasan informasi medis khususnya bagian

ketentuan dan tata laksana sudah dijelaskan cara berinteraksi dan tata cara

melakukan pelepasan informasi dimulai dari:

a. Pelepasan informasi medis diberikan apabila ada permintaan

informasi medis oleh pasien sendiri ataupun pihak ketiga

b. Formulir pelepasan informasi medis pada bagian identitas sosial diisi

dan ditanda tangani oleh pasien sendiri atau wali yang

bertanggungjawab atas pasien

7
c. Jenis informasi medis yang diminta jelas dan terdapat keterangan

tujuan dari permintaan informasi medis

d. Jelaskan ketentuan pelepasan informasi medis oleh pasien

e. Minta pasien mengisi formulir pelepasan medis, seperti bagian

identitas pasien dan surat kuasa

f. Periksa kembali kelengkapan dan kesesuaian isian

g. konfirmasi ulang kepada pasien untuk melengkapi dan memperbaiki

apabila terdapat isian yang kurang jelas, tidak lengkap atau tidak

sesuai dengan ketentuan

h. Periksa jenis informasi yang diterima dan tentukan waktu

penyelesaian penyajian informasi medis

i. Pinjam KTP pasien dan copy

j. Jelaskan waktu penyelesaian penyajian informasi medis sesuai dengan

ketentuan

2.3 Pelepasan Informasi Medis

2.3.1 Pengertian Pelepasan Informasi Medis

Menurut Gunarti dan Muchtar (2019), Pelepasan Informasi adalah data

rekam medis yang diminta oleh baik pasien, dokter dan tenaga kesehatan lainnya,

guna untuk menentukan pengobatan dan tindakan selanjutnya, serta kepada pihak

BPJS Kesehatan untuk keperluan asuransi guna mengajukan klaim asuransi biaya

perawatan dan pengobatan pasien supaya bisa dipastikan asuransi yang diajukan

sudah sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui. Informasi medis yang

8
terdapat dalam berkas rekam medis dapat diberikan kepada pihak-pihak terkait

seperti asuransi, pasien atau keluarga pasien, rumah sakit yang menjadi tempat

rujukan, dokter lain yang merawat pasien, pendidikan, kepolisian dan untuk

keperluan pengadilan.

Menurut pembukaan rahasia kedokteran dalam PERMENKES RI No.

269/MENKES/PER/III/2008 BAB IV Pasal 10 Ayat (2): Informasi tentang

identitas diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat

pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, tenaga kesehatan

tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. “ Informasi

tentang identitas, diagnosa, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan, dan riwayat

pengobatan dapat dibuka dalam hal :

a. Memenuhi permintaan aperatur penegak hukum dalam rangka

penegakan hukum atas perintah pengadilan.

b. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri.

c. Permintaan istitusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang

undangan dan

d. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis sepanjang

tidak menyebutkan identitas pasien.

2.3.2 Persetujan Pelepasan Informasi Medis

Menurut petunjuk teknis penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit

dalam Gunarti dan Muchtar (2019), mengatur bahwa seorang pasien dapat

memberikan persetujuan untuk memeriksa isi rekam medis dengan memberi surat

9
kuasa. Orang-orang yang membawa surat kuasa harus menunjukkan tanda

pengenal (identitas) yang sah kepada pimpinan rumah sakit sebelum mereka

meneliti isi rekam medis yang diminta.

Meskipun rekam medis dapat dibuka tetapi pelepasan informasi harus

melalui persetujuan tertulis dari pasien ataupun orang yang diberi kuasa oleh

pasien. Hal ini digunakan untuk melindungi hak privasi pasien dan melindungi

sarana pelayanan kesehatan dalam tindak hukum perlindungan hak kerahasiaan

informasi pasien. Ijin tertulis harus disetai dengan tanda tangan pasien.

Ijin tertulis atau persetujuan pelepasan informasi medis ini harus

dilengkapi dengan tanda tangan pasien. Selanjutnya Huffman menyebutkan bahwa

formulir pelepasan informasi setidaknya memuat unsur-unsur yang meliputi :

a. Nama institusi yang akan membuka informasi.

b. Nama perorangan atau institusi yang akan menerima informasi

c. Nama lengkap pasien, alamat terakhir dan tanggal lahir.

d. Maksud dibutuhkannya informasi.

e. Jenis informasi yang diinginkan termasuk tanggal pengobatan pasien.

Hati-hati perkataan “apapun dan semua” jenis informasi tidak

dibenarkan.

f. Tanggal yang tepat, kejadian, kondisi hingga batas waktu ijin yang

ditetapkan, kecuali dicabut sebelumnya.

g. Pernyataan bahwa ijin dapat dicabut dan tidak berlaku bagi masa

lampau maupun mendatang.

10
h. Tanggal ijin ditanda tangani

Tanggal tanda tangan harus sebelum tanggal membuka informasi.

i. Tanda tangan pasien/kuasa

Jika anak termasuk kategori telah dewasa/mandiri maka membuka

informasi harus berdasarkan ijin anak.

Kemudian WHO (2002) dalam Medical Record Manual menjelaskan

apabila suatu permintaan dibuat untuk pelepasan informasi, permintaan tersebut

harus mengandung hal-hal sebagai berikut :

1. Nama lengkap pasien, alamat dan tanggal lahir

2. Nama orang atau lembaga yang akan meminta informasi

3. Tujuan dan kebutuhan informasi yang diminta

4. Tingkat dan sifat informasi yang akan dikeluarkan, termasuk tanggal

keluar informasi

5. Ditandatangani oleh pasien atau wakilnya yang sah (misalnya, orang

tua atau anak)

2.3.3 Pihak Ketiga Dalam Pelepasan Informasi Medis

Pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga yaitu tidak serta merta

mendapatkan informasi pasien secara langsung, dimana informasi medis pasien

bersifat rahasia (confidential). Menurut teknis penyelenggaraan Gunarti dan

Mutchar (2019) rekam medis di rumah sakit, mengatur bahwa pasien dapat

memberikan persetujuan untuk memeriksa isi rekam medis dengan memeberi

surat kuasa. Izin tertulis harus disertai dengan tanda tangan pasien. Sebelum

11
meneliti isi rekam medis yang diminta orang-orang yang membawa surat kuasa

harus menunjukkan tanda pengenal (identitas) yang sah kepada pimpinan rumah

sakit. Hal ini digunakan untuk melindungi hak privasi pasien dan melindungi

sarana pelayanan kesehatan dalam tindak hukum perlindungan hak kerahasiaan

informasi pasien. Pelepasan informasi rekam medis diantara yaitu :

1) Pelepasan rekam medis untuk keperluan administrasi, pembayaran asuransi

atau jaminan pembiayaan kesehataan sebagaiman diatur dalam Permenkes RI

No.36 tahun 2012 tentang kerahasiaan kedokteraan pasal 6 ayat (3)

pembukaan rahasia kedokteraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

b telah dilakukan dengan persetujuan dari pasien baik secara tertulis maupun

system informasi elektronik. (4) persetujuan dari pasien sebagaimaan

dimaksud pada ayat (3) dinyatakan telah diberikan pada saat pendaftaran

pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.

2) Pelepasan informasi rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian

yang diatur didalam Permenkes RI No.269/MENKES/PER/III/2008 pasal 13

ayat (2) pemanfaatan rekam medis yang dimaksud pada ayat (1) huruf c yang

menyebutkan identitas pasien harus mendapatkan persetujuan secara tertulis

dari pasien atau ahli warisnya dan harus dijaga kerahasiaanya. (3)

pemanfaatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak

diperlukan persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan Negara.

3) Pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga yaitu (asuransi, pendidikan,

pengadilan dan kepolisian (visum et repertum)) tidak serta merta

12
mendapatkan informasi pasien secara langsung, dimana informasi medis

pasien bersifat rahasia (confidential).

2.4 Aspek Hukum Kerahasian Rekam Medis

Pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga yaitu (asuransi,

pendidikan, pengadilan dan kepolisian (visum et repertum)) tidak serta merta

mendapatkan informasi pasien secara langsung, dimana informasi medis pasien

bersifat rahasia (confidential). Apabila terjadi pelanggaran atau kesalahan baik

disengaja atau tidak disengaja dalam melaksankan pelepasan informasi maka

risiko yang ditimbulkan apabila pihak yang bertanggung jawab dalam menjaga

kerahasiaan informasi kesehatan pasien melakukan pelanggaran atau kesalahan

yaitu:

1. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Bab VII Kewajiban dan Hak pada bagian kesatu kewajiban pasal 29 ayat

(2) bahwa: pelanggaran atas kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dikenakan sanksi administratif berupa: a. teguran; b. teguran tertulis; c.

denda dan pencabutan izin rumah sakit.

2. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran Bab VIII Disiplin Dokter dan Dokter Gigi pada bagian kedua

Pengaduan pasal 66 ayat (1) menyatakan setiap orang yang mengetahui

atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam

menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada

ketua majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia. Pasal 67

13
menyatakan bahwa “Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia

memeriksa dan memberikan keputusan terhadap pengaduan yang berkaitan

dengan disiplin dokter dan dokter gigi”. Pasal 68 “apabila dalam

pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika, Majelis Kehormatan Disiplin

Kedokteran Indonesia meneruskan pengaduan pada organisasi profesi.

Serta pada pasal 69 ayat (1) keputusan Majelis Kehormatan Disiplin

Kedokteran Indonesia mengikat dokter, dokter gigi, dan Konsil

Kedokteran Indonesia. (2) keputusan sebagaimana dimaksuh pada ayat (1)

dapat berupa dinyatakan tidak bersalah atau pemberian sanksi disiplin. (3)

sanksi disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa: a.

pemberian peringatan tertuli; b. rekomendasi pencabutan surat tanda

registrasi atau surat izin praktik; dan/atau c. kewajiban mengikuti

pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran dan

kedokteran gigi.

3. Berdasarkan PerMenKes RI No. 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan

Pekerjaan Perekam Medis Bab IV Pembinaan dan Pengawasan pasal 21

bahwa: (1) Dalam pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam

pasal 19, Menteri, pemerintah daerah provinsi atau kepala dinas kesehatan

provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota, kepala dinas kesehatan

kabupaten/kota dapat memberikan tindakan administratif kepada Perekam

Medis yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan

pekerjaan Perekam Medis dalam Peraturan Menteri ini. (2) Tindakan

14
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: a. teguran lisan;

b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan SIK Perekam Medis. Kerangka

Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu konsep atau kaitan antara konsep satu

terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Berdasarkan uaraian

diatas maka keterkaitan kedua variabel diatas dapat dilihat pada table

Prosedur pelepasan informasi medis


sesuai aspek kerahasian informasi
Pelaksanaan Pelepasan
medis
informasi medis yang menjamin
- Asuransi
kerahasiaan dan privasi pasien
- Pendidikan/penelitian
sesuai dengan aspek hukum.
- Kepolisian/pengadilan

Variabel Dependen Variabel Independen

Tabel 2.1 Kerangka Konsep

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk

melihat pelaksanaan pelepasan informasi berkas rekam medis dalam aspek hukum

kerahasiaan isi berkas rekam medis sesuai dengan SPO Di RSUD

Dr.R.M.Djoelham Binjai.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei – Agustus 2022 dengan kegiatan :

1. 25 Mei 2022 ACC Judul dari dosen Pembimbing

2. 26 Mei 2022 Survei Awal di RSUD Dr.RM Djoelham Binjai

3. 04 Juni 2022 Konsul Bab 1,bab 2,bab 3 dengan dosen pembimbing

4. 16 Juli 2022 ACC bab 1,2,3 dari dosen pembimbing.

5. 31 Agustus – 02 september 2022 Penelitian di RSUD Dr.RM Djoelham

Binjai

6. 12 september 2022 ACC Sidang Meja Hijau dari dosen Pembimbing

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat yang dipilih menjadi penelitian adalah RSUD Dr.R.M.Djoelham

Binjai Tahun 2022.

16
3.3 Subjek, Informan, dan Teknik Sampling

3.3.1 Subjek
Subjek penelitian (Arikunto, 2016) adalah batasan penelitian dimana

peneliti bisa menentukannya dengan benda, hal atau orang untuk melekatnya

variabel penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yaitu

Pelaksanaan pelepasan informasi yang sudah sesuai atau tidak sesuai dengan SPO.

17
3.3.2 Informan

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah adalah 4 petugas rekam

medis yaitu 2 bagian penyimpanan, 1 bagian pelepasan informasi, dan 1 yaitu

kepala ruang rekam medis di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan dalam menentukan sampel

penelitian. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampling

jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel dimana semua

anggota populasi digunakan menjadi sampel (Sugiyono,2017).

3.4 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Variabel

dalam peneltian ini adalah Variabel Independen dan Variabel Dependen.

1. Variabel Dependen

Pelaksanaan pelepasan informasi medis yang menjamin kerahasiaan dan

privasi pasien sesuai dengan aspek hukum.

2. Variable Independen

Prosedur pelepasan informasi medis sesuai aspek kerahasian informasi

medis

- Asuransi

18
- Pendidikan/penelitian

- Kepolisian/pengadilan

3.4.2 Definisi Operasional

Defenisi Operasional dalam variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2019).

No Defenisi Operasional Cara ukur Alat ukur

1. Permintaan informasi rekam Wawancara Pendoman

medis oleh pihak asuransi Wawancara

adalah upaya yang dilakukan

oleh pihak asuransi untuk

mendapatkan informasi rekam

medis dengan tujuan

pengklaiman biaya perawatan

pasien

2. Permintaan informasi rekam Wawancara Pendoman

medis oleh pendidikan Wawancara

/penelitian adalah upaya yang

dilakukan oleh institusi

pendidikan ataupun penelitian

19
untuk mendapatkan informasi

rekam medis dengan tujuan

digunakan sebagai referensi

pembelajaran.

3. Permintaan informasi rekam Wawancara Pendoman

medis oleh Kepolisian Wawancara

/Pengadilan adalah upaya yang

dilakukan oleh pihak

Kepolisian/Pengadilan untuk

mendapatkan informasi rekam

medis dengan harapan guna

memperoleh informasi sebagi

bukti otentik di pengadilan.

4. Kebijakan/SOP tentang Observasi Pendoman

pelepasan informasi rekam Observasi

medis kepada asuransi,

Pendidikan/Penelitian dan

Kepolisian/Pengadilan adalah

peraturan atau aturan yang

dikeluarkan oleh pihak rumah

20
sakit dalam hal pelepasan

informasi rekam medis kepada

pihak Asuransi, Pendidikan

/Penelitian dan Kepolisian

/Pengadilan.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 InstrumenPenelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah

pedoman wawancara dan observasi.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Data yang akan dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama melalui

observasi dan wawancara langsung di lapangan.

b. Data sekunder, data yang diperoleh dari sumber sumber tertulis

dokumen rekam medis, yang berkaitan dengan strategi peningkatan

kompetensi petugas rekam medis untuk sumber daya manusia aparatur.

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

3.6.1 Teknik Pengolahan

Dalam pengolahan data yang telah terkumpulkan, ada beberapa

langkahpengolahan data yang terdiri dari:

21
1. Collecting, Penulis mengumpulkan dari hasil wawancara yang

didapatkan dan hasil observasi

2. Editing Data, Mengoreksi jawaban yang telah diberikan responden,

apabila ada datayang salah atau kurang segera dilengkapi.

3.6.2 Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu

menggambarkan atau menguraikan penelitian dengan memaparkan hasilnya,

kemudian membandingkan dengan teori dan selanjutnya diambil kesimpulan.

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Permintaan pelepasan informasi rekam medis oleh pihak ke-3

Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai “Tinjauan Prosuder

Pelepasan Informasi Medis Dalam Menjamin Aspek Hukum Kerahasian Rekam

Medis Kepada Pihak Ketiga Di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai Tahun 2022”.

Table 4.1 Pelepasan informasi Medis Bulan Mei- Juli tahun 2022.

NO Keperluan penggunanan Jumlah Presentase %


informasi medis
1. Klaim Asuransi 50 40%

2. Pendidikan/penelitian 20 20%

3. Kepolisian/Pengadilan 50 40%

Total 120 100%

Sumber : Data primer di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai Tahun 2022

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Unit Rekam Medis di

RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai, pengguna informasi medis periode Mei - Juli

2022 menunjukkan bahwa penggunaan informasi medis dengan keperluan klaim

asuransi sebanyak 50 permintaan dengan persentase 40% . Penggunaan

informasi untuk Pendidikan/Penelitian sebanyak 20 permintaan dengan

presentase 20% . Dan Kepolisian/Pengadilan 50 permintaan dengan persentase

40%.

23
4.1.2 Prosedur Pelepasan Informasi Rekam Medis

Berdasarkan hasil wawancara pada petugas rekam medis prosedur

pelepasan informasi medis sudah memiliki SOP, tetapi belum berjalan dengan

baik. Hal tersebut terjadi karena masih ada beberapa pengeluaran informasi medis

pasien kepada pihak asuransi memang belum memiliki penggunaan ijin tertulis

dari pasien tetapi kita meminta untuk melengkapi persyaratan. pasien yang

mendaftar dengan cara pembayaran menggunakan asuransi dan telah

mendapatkan surat jaminan dari pihak ke-3 dianggap telah menyerahkan

kepercayaan kepada petugas dalam hal informasi medis dan pembayaran biaya

perawatan yang telah diberikan. Serta dapat diketahui alur pelaksanaan pelepasan

informasi medis untuk asuransi. Dalam permintaan pelepasan informasi untuk

asuransi ini, rumah sakit boleh memberikan informasi medis yang dibutuhkan

kepada pasien atau keluarga pasien. Dimana pasien atau keluarga pasien wajib

melampirkan KTP atau surat kuasa pasien agar petugas marketing dapat

memeriksa keaslian identitasnya. Jika tidak bisa melampirkan dua hal tersebut

maka petugas tidak dapat memberikan informasi medis yang diminta. Lalu, juga

harus melampirkan kwitansi atau surat kontrol sebagai bukti pernah dirawat di

rumah sakit.

Berdasarkan hasil wawancara di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai dalam

kasus pelepasan informasi medis pada pihak ke 3 sering terjadi pelepasan

informasi medis kepada Pendidikan/peneliti yang beberapa berkas yang

dilepaskan informasi medis tidak tercatatat atau tidak dicatatat dengan baik. Serta

24
dapat diketahui alur pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk pendidikan

yaitu pertama, mahasiswa harus membawa surat data awal penelitian dari kampus

yang ditujukan kepada direkturrumah sakit ke bagian sekretariat. Lalu, penelitian

tersebut akan dikaji terlebih dahulu oleh tim etik rumah sakit. Penelitian yang

diizinkan adalah penelitian yang tidak bersifat klinis. Jika sudah disetujui,

mahasiswa akan dihubungi dan dilanjutkan dengan membayar biaya penelitian.

Setelah itu, peneliti dapat menuju unit terkait dengan penelitiannya. Peneliti harus

mematuhi menaati etika penelitian seperti menjaga kerahasiaan identitas pasien,

dan tidak menyebarluaskan informasi pada rekam medis.

Berdasarkan hasil wawancara pada petugas rekam medis prosedur

pelepasan informasi medis sudah memiliki SOP, tetapi belum berjalan dengan

baik. Hal tersebut terjadi karena masih ada beberapa pengeluaran informasi medis

pasien kepada pihak kepolisian/pengadilan yang tidak membawa kartu tanda

pengenal mereka sehingga tidakdapat dilakukan pelepasan informasi Dalam

pelepasan informasi medis untuk kepolisian, biasanya melayani untuk keperluan

visum et repertum. Peminta harus membawa surat permintaan resmi dari

kepolisian yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, lalu diserahkan ke

bagian marketing. Setelah itu, permintaan akan diproses oleh dokter. Jika sudah,

dilanjutkan ke bagian HRD karena akan ada formulir yang akan distempel.

Berikut kutipan wawancaranya :

“...Untuk SOP dek kita sudah belum ada SOP untuk pelepasan

informasi medis(Informen 1)

25
“....Kalo SOP ada tapi kalo persyaratnnya tidak lengkap kami tidak

melepaskan informasi.” (Informen 2)

“....sudah ada dek.” (Informen 3)

“....sudah memiliki.” (Informen 4)

“...Pihak nya itu pengadilan, asuransi dan untuk penelitian .”

(Informen 1)

“....Biasanya itu pengadilan, asuransi dan untuk penelitian.”

(Informen 2)

“....Pihak pengadilan, asuransi dan untuk penelitian .” (Informen 3)

“....Pihak pengadilan, bagian asuransi dan untuk penelitian .”

(Informen 4)

“....Kalau untuk pelepasanya kalo gak lengakap kami minta di

lengkapi dulu.” (Informen 1)

“...ya, harus memenuhi persyaratan. “(Informen 2)

“....harus sesuai persyaratan. “(Informen 3)

“....Kalau tidak lengkap sesuai persyartan kami tidak melepasakan

informasi. “(Informen 4)

“...Diserahkan kepada pihak yang meminta .”(Informen 1)

“...Ya, diserahkan kepada pihak ke 3 yang meminta”(informen 2)

“...Suratnya diserahkan kepada pihak ke 3 yang meminta”(informen

3)

“...Diserahkan kepada pihak ke 3 yang meminta”(informen 4)

26
“..Kita memiliki buku khusus untuk pelepasan.” (Informen 1)

“... Ada buku nya” (Informen 2)

“....Kita sudah memiliki buku khusus untuk pelepasan.” (Informen 3)

“....Ya, memiliki buku khusus untuk pelepasan.” (Informen 4)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Permintaan pelepasan informasi rekam medis pada pihak 3

Pelepasan informasi rekam medis di Sub Bagian Rekam Medis dimana

dalam Mei - Juli 2022 menunjukkan bahwa penggunaan informasi medis dengan

keperluan klaim asuransi sebanyak 50 permintaan dengan persentase (40%) .

Penggunaan informasi untuk Pendidikan/Penelitian sebanyak 20 permintaan yaitu

15 dokumen dengan presentase 16% sesuai dengan SPO dan 5 dokumen dengan

presentase 4% tidak sesuai SPO. Dan Kepolisian/Pengadilan 50 permintaan

dengan persentase (40%). Pada dasarnya setiap pengguna informasi medis baik

untuk Kepolisian/Pengadilan, klaim asuransi, Penelitian dilakukan

pendokumentasian ataupun pencatatan tetapi kurang baik , sehingga apabila suatu

saat terjadi gugatan atas informasi medis pasien, Rumah Sakit dapat menjadikan

dokumentasian tersebut sebagiai alat pelindung Rumah Sakit akan gugatan

hukum.Pelepasan informasi kepada pihak ketiga masih ada beberapa belum

menggunakan ijin tertulis dari pasien.

27
4.2.2 Prosedur Pelepasan Informasi Rekam Medis

Pada dasarnya alur prosedur pelepasan informasi medis kepada pihak ketiga

di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai sudah optimal karena harus

mempertimbangkan aspek kerahasiaan informasi medis yang terdapat dalam

rekam medis pasien yang merupakan rahasia kedokteran dan wajib dijaga

kerahasiaannya yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan seperti yang tercantum

dalam Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia

Kedokteran dan tidak adanya bukti formulir pelepasan berkas rekam medis.

1. Prosedur Pelepasan Informasi Medis untuk Asuransi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa di RSUD

Dr.R.M.Djoelham Binjai belum ada Standar Operasional Prosedur (SOP)

tentang pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk asuransi. Kemudian,

dapat diketahui alur pelaksanaannya, dimana peminta informasi medis

membawa fotocopy KTP, bukti dirawat seperti kwitansi atau surat kontrol ke

bagian marketing. Bagi peminta informasi adalah keluarga pasien/pihak lain,

harus membawa surat kuasa pasien.

Hal tersebut sudah sesuai dengan hasil penelitian oleh Marijan dan

Martha Marshynta Nur’Afifah (2019) di RSUD Kota Salatiga ditemukan alur

pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk keperluan asuransi, dimulai

dari pihak pasien atau keluarga pasien yang membawa surat atau blangko

permintaan pelepasan informasi medis ke Bagian Tata Usaha/ Sekretariat

RSUD Kota Salatiga dilengkapi dengan pengisian formulir permintaan atau

28
surat kuasa apabila yang meminta bukan pasien sendiri, fotocopy rincian

biaya atau surat kematian. Surat permintaan pelepasan informasi untuk

keperluan asuransi tersebut didisposisikan ke Instalasi Rekam Medis untuk

selanjutnya di proses oleh rekam medis.

Peneliti berasumsi bahwa pelepasan informasi rekam medis kepada pihak

asuransi di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai secara prinsip sudah sesuai

dengan teori, tetapi belum lengkapnya syarat seperti fotokopi peserta asuransi

karena banyaknya asuransi yang bekerjasama dengan rumah sakit, hal itu

akan membuktikan bahwa pasien tersebut memang benar menjadi peserta

asuransi yang dimilikinya

2. Prosedur Pelepasan Informasi Medis untuk Pendidikan/Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian terkait pelepasan informasi medis untuk

pendidikan, di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai belum mempunyai Standar

Operasional Prosedur (SOP). Kemudian, dapat diketahui alur pelaksanaanya,

yakni mahasiswa yang hendak melakukan penelitian di RSUD

Dr.R.M.Djoelham Binjai, harus memberikan surat data awal penelitian

kepada direktur rumah sakit dan diberikan ke sekretariat lalu dikaji oleh tim

etik rumah sakit. Jika disetujui, petugas akan menghubungi mahasiswa dan

membayar biaya penelitian. Lalu mahasiswa tersebut diserahkan kepada unit

terkait untuk mendapatkan data atau keperluan lain yang berkaitan dengan

penelitiannya.

29
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian oleh Marijan dan Martha

Marshynta Nur’Afifah (2019) di RSUD Kota Salatiga ditemukan alur

pelaksanaan pelepasan informasi medis hampir sama dengan di RSUD

Dr.R.M.Djoelham Binjai. Dimulai dari mahasiswa atau instansi pendidikan

yang menyerahkan surat permohonan penelitian ke Bagian Tata Usaha/

Sekretariat. Setelah di proses, suratperijinan penelitian dari direktur

didisposisikan ke Bagian Diklat dan Instalasi Rekam Medis. Mahasiswa/

instansi pendidikan dapat meminta data yang dibutuhkan kepada petugas

pengolahan data dengan persyaratan membayar administrasi terlebih dahulu.

Dalam Permenkes No 269/Menkes/PER/III/2008 bab IV pasal 10 ayat (2)

bahwa informasi tentang identitas, diagnosa, riwayat penyakit, riwayat

pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal : untuk

kepentingan penelitian, pendidikan dan audit medis, sepanjang tidak

menyebutkan identitas pasien. Kemudian, pada ayat (3) dikatakan bahwa

permintaan rekam medis untuk tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

harus dilakukan secara tertulis kepada pimpinan pelayanan kesehatan. Peneliti

berasumsi bahwa pelaksanaan pelepasan informasi medis untuk pendidikan

sudah terlaksana dengan baik. Tetapi, belum adanya surat balasan persetujuan

penelitian oleh RS tersebut, dan juga belum adanya pengarsipan surat

mahasiswa yang akan meneliti di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai. Lalu,

untuk menjaga terjalannya pelaksanaan pelepasan inforrmasi medis untuk

pendidikan yang baik, maka diperlukan pula Standar Operasional Prosedur.

30
3. Prosedur Pelepasan Informasi Medis untuk Pengadilan/Kepolisian

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa di RSUD

Dr.R.M.Djoelham Binjai belum terdapat Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan pelepasan infomasi medis

untuk kepolisian. Kemudian, dapat diketahui alur pelaksanannya, dimana

pelepasan informasi medis untuk kepolisian dilaksanakan untuk permintaan

visum et repertum. Hal tersebut dapat dilakukan jika aparat hukum membawa

surat permintaan dari kepolisian yang ditandatangani oleh pejabat yang

berwenang dan diberikan ke bagian marketing. Lalu, diserahkan kepada

dokter yang bertanggungjawab terhadap pasien tersebut.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian oleh Marijan dan Martha

Marshynta Nur’Afifah (2019) di RSUD Kota Salatiga ditemukan alur

pelaksanaan pelepasan informasi medis kepadakepolisian untuk visum et

repertum. Dimulai dari pihak kepolisian yang menyerahkan surat permintaan

visum et repertum ke Bagian Tata Usaha/ Sekretariat RSUD Kota Salatiga

dengan membawapersyaratan surat permohonan resmidari kepolisian kepada

direktur rumah sakit. Surat permintaan visum etrepertum tersebut

didisposisikan keInstalasi Rekam Medis untuk selanjutnya diproses oleh

rekammedis.

Dalam Permenkes No 269/MENKES/PER/III/2008 bab IV pasal 10 ayat

(2) bahwa informasi tentang identitas, diagnosa, riwayat penyakit, riwayat

pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal : memenuhi

31
permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas

perintah pengadilan. Kemudian, untuk keperluan kepolisian/pengadilan, bila

rekam medis diminta untuk dibawa ke pengadilan hendaknya pengadilan

menerima salinan foto statik rekam medik yang dimaksud.Petugas rekam

medis jika diminta menjadi saksi, maka petugas bisa datang dan membawa

rekam medis yang diminta atau memberikan kesaksian di sidang. Apabila

hanya diminta rekam medis, pihak rumah sakit dapat membuat copy nya,

dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang (pimpinan rumah sakit) lalu

mengirimkan ke bagian Tata Usaha Pengadilan (Depkes, 2006). Peneliti

berasumsi bahwa pelepasan informasi rekam medis untuk kepolisian di RS

PMC sudah berjalan dengan baik.Tetapi, dalam pelaksanaan pelepasan

informasi medis untuk kepolisian di RSUD Dr.R.M.Djoelham Binjai, tidak

disebutkan jabatan kepolisian yang bisa mengajukan permohonan.Sehingga

dapat memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung

jawab untuk menyalahgunakan informasi pasien dan dapat menyebabkan

kerugian bagi rumah sakit.

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pelepasan informasi rekam medis di Sub Bagian Rekam Medis dimana

dalam bulan Mei - Juli 2022 pengguna informasi medis periode Mei - Juli

2022 menunjukkan bahwa penggunaan informasi medis dengan keperluan

klaim asuransi sebanyak 50 permintaan dengan persentase 40% .

Penggunaan informasi untuk Pendidikan/Penelitian sebanyak 20

permintaan dengan presentase 20% . Dan Kepolisian/Pengadilan 50

permintaan dengan persentase 40%.

2. Pada pelepasan informasi medis untuk asuransi, belum terdapat SOP.

Kemudian, pada alur pelaksanannya, peminta informasi medis membawa

fotocopy KTP, bukti dirawat seperti kwitansi atau surat kontrol. Bagi

pemintaan informasi adalah keluarga pasien/pihaklain, harus membawa

surat kuasa pasien.

3. Pada pelepasan informasi medis untuk pendidikan/penelitian , belum

terdapat SOP Kemudian, tetapi kurangnya pencatatan dan

pendokumentasian yang kurang baik. Pada alur pelaksanaannya,

mahasiswa harus memberikan surat data awal penelitian kepada direktur

rumah sakit dan diberikan ke sekretariat lalu dikaji oleh tim etik rumah

sakit. Jika disetujui, petugas akan menghubungi mahasiswa dan membayar

biaya penelitian. Lalu mahasiswa tersebut diserahkan kepada unit terkait.

33
4. Pada pelepasan informasi medis untuk kepolisian/pengadilan, belum

terdapat SOP. Kemudian, pada alur pelaksanaannya, pelepasan informasi

medis untuk kepolisian dilaksanakan untuk permintaan visum et repertum.

Hal tersebut dapat dilakukan jika aparat hukum membawa

5.2 Saran

Dalam menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi pasien di RSUD

Dr.R.M.Djoelham Binjai, sebaiknya didalam Sub Bagian Rekam Medis terdapat

buku pencatatan pengguna informasi rekam medis yang bertujuan untuk

mendokumentasikan pengguna informasi medis serta sebagai bentuk bukti apabila

terjadi tuntutan nantinya.

34
DAFTAR PUSTAKA

Aisy Datul Rihha., Trisna Via Wen. 2011 Tinjauan Pelaksanaan Pelepasan

Informasi Medis Ke Pihak Ke-3 Di RS PMC Tahun 2021 (online), Vol

01, No.02

Arikunto, S (2016) Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Pratik. Jakarta :

Rineka cipta

Gunarti, Rina dan Masrudi Muchtar, 2019, Rekam medis dan informasi

kesehatan , Yogyakarta: Thema Publishing

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2008 Pereturan Nomor :


269/MENKES/PER/III/2008, tentang Rekam Medis. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Permenkes RI No.36 tahun 2012 tentang Kerahasiaan Kedokteraan
Permenkes RI No. 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam
Medis
Rano. 2018. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis : Pelepasan Informasi
Data Rekam Medis. Jawa Tengah
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta, CV
Tho La Ita., Purnama Fenita 2017 Tinjauan Pelepasan Informasi Rekam Medis
Dalam menjamin Aspek Kerahasiaan Rekam Medis Di RSU Kota
Tanggerang Selatan
Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Bab VII Kewajiban
dan Hak pada bagian kesatu kewajiban
Undang-Undang RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Perbub No 21 Tahun 2020 tentang Pendoman Penyususnan SOP,
Warijan., Afifah’Nur. 2019 Tinjauan Pelaksanaan Pelepasan Informasi Medis
(online), Vol 02 No. 01
WHO. 2002. Medical Records Manual A Guide For Developing Countries, Word
Health Organization

Anda mungkin juga menyukai