Anda di halaman 1dari 39

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN KESEHATAN

DOSEN PEMBIMBING : TAUFAN ASRISYAH ODE, SKM., M.Kes.


SUPARMAN SUPARDI, S.Si.,M.Si.

Identifikasi Pelayanan Perekam Medis Pada Tpprj

di Puskesmas Wajo Tahun 2019

DI SUSUN OLEH:

SAPTA ANUGRAH (41480217037)

PROGRAM STUDI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

POLITEKNIK BAUBAU

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat rumah sakit atau

puskesmas tidak hanya di tuntut untuk melengkapi fasilitas pelayanan

medis dan sumber daya yang ahli pada bidangnya seperti dokter, perawat

dan bidan tetapi juga harus memiliki fasilitas pendukung lainnya yang

harus dapat diandalkan. Fasilitas pendukung seperti rekam medis.

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes RI Nomor

269/MENKES/ Per/III/2008 tentang Rekam Medis).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 512/Menkes/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan

Praktik Kedokteran BAB I pasal 1 ayat 10 Standar Prosedur Operasional

adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk

menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, dimana Standar Prosedur

Operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan

konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi

pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan

standar profesi.

Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kebijakan dan

prosedur harus tersedia yang mencerminkan pengelolaan unit rekam


medis dan menjadi acuan bagi staf rekam medis yang bertugas (Wijono,

2000).

Penerapan prosedur sering menjadi hal yang sulit, meliputi 3 hal

(Sabarguna, 2005) : 1. Adanya prosedur sering memerlukan perdebatan

panjang, sehingga prosedur tidak pernah selesai. 2. Penerapannya perlu

benar-benar berjalan, tidak hanya jadi tulisan saja. 3. Pengawasan dan

evaluasi harus secara terus-menerus dijalankan agar prosedur benar-

benar berjalan semakin baik, bukan hanya sekedar ada.

Penerapan hendaknya diupayakan Prosedur secara resmi dibuat,

dalam arti ada Surat Keputusan (SK) direktur, Ada petugas yang secara

periodik bertugas mengawasi agar petugas benar-benar berjalan, Ada

kegiatan evaluasi tahunan bagi prosedur yang terprogram, sehingga

upaya peningkatan dapat berjalan.

Peningkatan Prosedur Prosedur tidak ada yang sempurna, apalagi

keadaan teknologi dan peralatan yang semakin maju, maka tentunya

prosedur harus mengikuti, maka harus diperhatikan hal-hal dibawah ini

(Sabarguna, 2005) ; Jenis teknologi yang ada, Jenis peralatan,Pergantian

petugas.

Prosedur adalah sebuah rangkaian dari mendesain tugas-tugas

untuk menyelesaikan pekerjaan pada tempat yang rutin. Kepala bagian

rekam medis bertanggung jawab untuk merencanakan dan memikirkan

sebagian besar dari prosedur departemen, yang berisi standar dari tugas-
tugas. Penelitian yang cermat dari tata kerja menghasilkan hasil pekerjaan

yang besar dengan waktu dan usaha yang sedikit.

Prosedur yang istimewa dalam rekam medis termasuk analisa

masuk dan keluar, analisa diagram, mengumpulkan data, mengindeks

penyakit dan opearasi dan asuransi serta surat-surat.

Kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan dirumuskan

dalam peraturan menteri kesehatan nomor 377 tahun 2007 tentang

kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan adalah sebagai

berikut : Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit, Masalah-masalah yang

Berkaitan dengan Kesehatan dan Tindakan Medis : Perekam medis

mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat sesuai

klasifikasi internasional tentang penyakit dan tindakan medis dalam

pelayanan dan manajemen kesehatan, Aspek hukum dan etika profesi :

Perekam medis mampu melakukan tugas dalam memberikan pelayanan

rekam medis dan informasi kesehatan yang bermutu tinggi dengan

memperhatikan perundangan dan etika profesi yang berlaku, Manajemen

rekam medis dan informasi kesehatan : Perekam medis mampu

mengelola rekam medis dan informasi kesehatan untuk memenuhi

kebutuhan pelayanan medis, administrasi dan kebutuhan informasi

kesehatan sebagai bahan pengambilan keputusan dibidang kesehatan,

Menjaga mutu rekam medis : Perekam medis mampu mengelola,

merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menilai mutu rekam

medis, Statistik kesehatan : Perekam medis mampu menggunakan


statistik kesehatan untuk menghasilkan informasi dan perkiraan yang

bermutu tinggi sebagai dasar perncanaan dan pengambilan keputusan di

bidang pelayanan kesehatan, Manajemen unit kerja rekam medis dan

informasi kesehatan : Perekam medis mampu mengelola sumber daya

yang tersedia di unit kerja rekam medis untuk dapat mengikuti kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang informasi kesehatan, Kemitraan

profesi : Perekam medis mampu berkolaborasi inter dan intra profesi yang

terkait dalam pelayanan kesehatan.

Instalasi rekam medis mempunyai hubungan koordinatif dengan

instalasi lain seperti instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi

gawat darurat, serta instalasi penunjang medis yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan rekam medis di rumah sakit. Tata cara peneriman

pasien yang akan berobat ke poli klinik ataupun yang akan dirawat adalah

bagian dari sistem prosedur pelayanan rumah sakit. Dapat dikatakan

bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien

tiba dirumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di

dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan

baik ataupun tidak baik dari pelayanan suatu puskesmas. Tata cara

melayani pasien dapat dinilai baik bilamana dilaksanakan oleh petugas

dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuhi tanggung jawab

(Depkes RI, 2006).

Berdasarkan penelitian saat ini masih banyak keluhan masyarakat

keluarga pasien dan pasiennya sendiri terhadap kualitas pelayanan yang


diberikan oleh pihak rumah sakit. Sering didengar dan dibaca di media

cetak berbagai keluhan tentang sikap, pelayanan dan tindakan yang

kurang simpatik, seperti sikap dan ekspresi yang galak dan judes baik

terhadap pasien maupun keluarga pasien, kurangnya perhatian yang

diberikan terhadap pasien, kurang proaktif, apatis dan lamban serta

kurang memadai dalam menjalankan tugas di puskesmas.

Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan Sarana prasarana

pelayanan kesehatan dapat didefinisikan sebagai proses kerjasama

pendayagunaan semua sarana dan prasarana kesehatan secara efektif

dan efisien untuk memberikan layanan secara profesional dibidang sarana

dan prasarana dalam proses pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien

pula. (Muhammad:2010).

Kelengkapan sarana prasarana yang baik merupakan hal yang

sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan. Clow (1998).

Menurut Dr. Avedis Donadebian QAm adalah semua penataan dan

kegiatan yang dimaksudkan untuk menjaga keselamatan, memelihara dan

meningkatkan mutu pelayanan.

Menurut Wirts et al dalam Riski Asriani Putri (2015) petugas yang

berhadapan langsung dengan masyarakat saat memberikan pelayanan

merupakan sumber utama dalam melaksanakan pelayanan prima, untuk

itu petugas perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal tersebut

dikarenakan sebagian besar penyebab ketidakpuasan pelanggan


terhadap pelayanan kesehatan adalah perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan.

Menurut Wirdaningsih,dkk dalam azmi (2015) Pelayanan prima

adalah memberikan pelayanan kepada semua orang, khususnya kepada

pelanggan dengan perilaku dan sikap yang baik. Pelayanan prima tidak

cukup hanya dengan memberikan rasa puas dan perhatian terhadap

pelanggan saja, tetapi juga bagaimana cara merespon keinginan

pelanggan sehingga dapat menimbulkan kesan positif pelanggan.

Menurut barata dalam Riski Asriani Putri (2015) bahwa untuk dapat

memberikan pelayanan prima (servis excellence) petugas harus

memperhatikan beberapa pokok yaitu kemampuan (ability), sikap

(attitude), penampilan (appearance), perhatian (attention), tindakan

(action) dan tanggung jawab (accountability).

Berdasarkan penelitian saat ini masih banyak keluhan masyarakat

keluarga pasien dan pasiennya sendiri terhadap kualitas pelayanan yang

diberikan oleh pihak puskesmas. Sering didengar dan dibaca di media

cetak berbagai keluhan tentang sikap, pelayanan dan tindakan yang

kurang simpatik, seperti sikap dan ekspresi yang galak dan judes baik

terhadap pasien maupun keluarga pasien, kurangnya perhatian yang

diberikan terhadap pasien, kurang proaktif, apatis dan lamban serta

kurang memadai dalam menjalankan tugas di puskesmas.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan kepada beberapa pasien

yang berkunjung di Puskesmas Wajo Kota Baubau, 10 diantaranya


mengatakan masih kurang puas dengan pelayanan yang diberikan

petugas yang kurang senyum, ramah sehingga bisa dikatakan tidak ada

nilai tambah ke dalam pelayanan tersebut dan 4 diantaranya mengatakan

cukup puas dengan pelayanan yang diberikan petugas di rawat jalan.

Selain dari suvei terhadap 10 orang pasien yang di lakukan di

pendaftaran pasien rawat jalan tentang kepuasan pelayanan di

pendaftaran juga di dapatkan waktu tunggu di pendaftaran rawat jalan

rata-rata 20 menit untuk pasien lama dan untuk pasien baru ratarata 15

menit. Sedangkan menurut Depkes RI waktu tunggu untuk pasien lama

selama 7 menit sedangkan pasien baru selama 10 menit. Hal ini

dikarenakan kurangnya petugas Rekam Medis di Puskesmas Wajo Kota

Baubau yang membuat petugas harus merangkap tugasnya.

Selain melayani pendaftaran pasien rawat jalan petugas juga

melaksanakan tugasnya untuk mengambil berkas rekam medis (Retrivel),

hal ini yang menyebabkan pelayanan menjadi lama dan kepuasan pasien

tidak tercapai dengan maksimal.

Berdasarkam uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Identifikasi Pelayanan Perekam Medis Pada

Tpprj di Puskesmas Wajo Tahun 2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar Belakang penelitian di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu :


Untuk mengetahui identifikasi pelayanan perekam medis pada Tpprj di

Puskesmas Wajo.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan

penelitian yaitu:

1. Tujuan Umum

Untuk Mengatahui bagaimana pelayanan perekam medis pada

Tpprj.

2. Tujuan Khusus

a) Mengatahui sumber daya manusia ( Perekam Meids ) pada

Tpprj di Puskesmas Wajo.

b) Mengatahui Fasilitas Pelayanan Perekam Medis Pada Tpprj di

Puskesmas Wajo.

c) Mengatahui standar oprasional prosedur pada Tpprj di

Puskesmas Wajo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Dapat Menambah wawasan secara teori yang di pelajari maupun

keterampilan dunia kerja dan sebagai tolak ukur untuk memasuki

dunia kerja yang sesungguhnya.

2. Mamfaat Bagi Institusi


a. Penelitian ini di harapkan dapat menjadi sarana komunikasi

langsung antara pihak institusi untuk memperoleh masukan dan

umpan balik, guna memperbaiki dan mengembangkan serta

meningkatkan penyelenggaraan pendidikan Manajemen

Informasi Kesehatan agar dapat disesuaikan dengan

kebutuhan masyarakat.

3. Manfaat Bagi Tempat Penelitian dan Masyarakat

a. Penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai bahan

acuan atau informasi dan penilaian (evaluasi) bagi pelayanan

kesehatan, evaluasi dalam pengembalian berkas rekam medis

ke ruang unit rekam medis dan peningkatan kinerja petugas

rekam medis di masa yang akan datang dan menciptakan

pelayanan kesehatan yang bermutu dan efisien bagi

Puskesmas Wajo.

b. Penelitian ini di harapkan dapat menghimbau masyarakat untuk

memberikan informasi yang lengkap dalam bentuk identitas

pasien maupun informasi lainnya, agar memperlancar dalam

suatu pelayanan terutama dalam pengembalian berkas rekam

medis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Instalasi rekam medis mempunyai hubungan koordinatif dengan

instalasi lain seperti instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap,

instalasi gawat darurat, serta instalasi penunjang medis yang

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan rekam medis di rumah

sakit. Tata cara peneriman pasien yang akan berobat ke poli klinik

ataupun yang akan dirawat adalah bagian dari sistem prosedur

pelayanan rumah sakit. Dapat dikatakan bahwa disinilah

pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien tiba

dirumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di

dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan

kesan baik ataupun tidak baik dari pelayanan suatu puskesmas.

Tata cara melayani pasien dapat dinilai baik bilamana

dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib

dan penuhi tanggung jawab (Depkes RI, 2006).


2. Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes RI

Nomor 269/MENKES/ Per/III/2008 tentang Rekam Medis).

3. Sistem Kesehatan Nasional adalah bentuk dan cara

penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan

berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna

menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan (Depkes

RI, 2009). Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Terciptanya

masyarakat Indonesia seperti ini ditandai oleh penduduknya yang

hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan (Adisasmito,

2010).

4. Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes RI

Nomor 269/MENKES/ Per/III/2008 tentang Rekam Medis).

5. Penyelenggaraan rekam medis disebutkan bahwa rekam medis

pada sebuah institusi pelayanan kesehatan merupakan salah satu

indikator penting menyangkut mutu pelayanan pada lembaga


tersebut. Berdasarkan data yang terdapat pada rekam medis akan

dapat diketahui bagaimana mutu pelayanan yang diberikan kepada

seorang pasien, atau apakah pelayanan kesehatan yang diberikan

kepada seorang pasien dianggap memenuhi standar atau tidak,

dengan demikian bisa dikatakan bahwa mutu pelayanan rekam

medis bisa berdampak kepada puas atau tidaknya pasien terhadap

pelayanan yang diterima (Nongki, 2011).

6. Kepuasan adalah tingkat keadaan yang dirasakan seseorang yang

merupakan hasil dari membandingkan penampilan atau outcome

yang dirasakan dalam hubungannya dengan harapan seseorang

(Wijono, 2000). Kepuasan pasien adalah nilai subyektif terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan. Walaupun subyektif tetap ada

dasar objektifnya. Penilaian itu dilandasi oleh hal seperti :

pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi psikhis waktu itu dan

pengaruh lingkungan waktu itu (Sabarguna, 2004). Aspek

kepuasan meliputi ; kenyamanan, hubungan pasien dengan

petugas rumah sakit, kompetensi teknis petugas dan biaya.

7. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 512/Menkes/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktik

dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran BAB I pasal 1 ayat 10

Standar Prosedur Operasional adalah suatu perangkat

instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan


suatu proses kerja rutin tertentu, dimana Standar Prosedur

Operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik

berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai

kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan

kesehatan berdasarkan standar profesi.

8. Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Kebijakan dan prosedur harus tersedia yang mencerminkan

pengelolaan unit rekam medis dan menjadi acuan bagi staf rekam

medis yang bertugas (Wijono, 2000).

9. Penerapan Prosedur

Penerapan prosedur sering menjadi hal yang sulit, meliputi 3 hal

(Sabarguna, 2005) :

1) Adanya prosedur sering memerlukan perdebatan panjang,

sehingga prosedur tidak pernah selesai.

2) Penerapannya perlu benar-benar berjalan, tidak hanya jadi

tulisan saja.

3) Pengawasan dan evaluasi harus secara terus-menerus

dijalankan agar prosedur benar-benar berjalan semakin baik,

bukan hanya sekedar ada.

Penerapan hendaknya diupayakan :

1) Prosedur secara resmi dibuat, dalam arti ada Surat Keputusan

(SK) direktur
2) Ada petugas yang secara periodik bertugas mengawasi agar

petugas benar-benar berjalan

3) Ada kegiatan evaluasi tahunan bagi prosedur yang terprogram,

sehingga upaya peningkatan dapat berjalan.

10. Peningkatan Prosedur

Prosedur tidak ada yang sempurna, apalagi keadaan teknologi dan

peralatan yang semakin maju, maka tentunya prosedur harus

mengikuti, maka harus diperhatikan hal-hal dibawah ini

(Sabarguna, 2005) ;

1) Jenis teknologi yang ada

Teknologi yang berubah dan semakin canggih perlu

penyesuaian prosedur yang relevan dan dapat mengikutinya.

2) Jenis peralatan

Peralatan khusus yang berbeda, tentunya perlu prosedur yang

berbeda pula, maka penyesuaian harus dilakukan.

3) Pergantian petugas

Petugas yang diganti atau petugas baru harus dilatih, jangan

sampai menjadi ganjalan atau meracuni yang lain karena

ketidaktahuannya.

11. Prosedur Rekam Medis


Prosedur adalah sebuah rangkaian dari mendesain tugas-tugas

untuk menyelesaikan pekerjaan pada tempat yang rutin. Kepala

bagian rekam medis bertanggung jawab untuk merencanakan dan

memikirkan sebagian besar dari prosedur departemen, yang berisi

standar dari tugas-tugas. Penelitian yang cermat dari tata kerja

menghasilkan hasil pekerjaan yang besar dengan waktu dan

usaha yang sedikit.

Dalam prosedur, beberapa usulan dibawah ini dapat membantu :

1) Menetapkan semua langkah-langkah yang diinginkan. Gunakan

hanya sejumlah kecil yang dibutuhkan untuk menunjang

prosedur.

2) Menetapkan rangkaian yang terbaik untuk kinerja dari langkah-

langkah tersebut. Yang mempunyai hubungan dekat atau

menkati satu dengan yang lain, ini harus dikelompokkan

menjadi satu.

3) Hindari mengambil dan menarik kembali rancangan formulir

yang mempunyai banyak salinan.

4) Mengulang kembali prosedur yang mungkin dapat

mempengaruhi perubahan pada prosedur lain.

5) Menguji prosedur sesudah ditetapkan sebagai prosedur yang

akan digunakan setiap hari, diusahakan untuk menemukan

kecacatan.
6) Evaluasi prosedur setelah prosedur tersebut digunakan

beberapa minggu. Pekerja yang bekerja dengan prosedur

adalah sumber daya yang baik untuk mengidentifikasi

kemungkinan masalah dan memberikan masukan untuk

kemajuan.

Prosedur yang istimewa dalam rekam medis termasuk analisa

masuk dan keluar, analisa diagram, mengumpulkan data,

mengindeks penyakit dan opearasi dan asuransi serta surat-surat.

12. Prosedur Pelayanan Instalasi Rekam Medis

1) TPPRJ

Tempat penerimaan pasien rawat jalan atau tempat

pendaftaran pasien rawat jalan (TPPRJ) disebut juga loket

pendaftaran pasien rawat jalan. Fungsi atau perannya dalam

pelayanan kepada pasien adalah sebagai pemberi pelayanan

akan dinilai disini. Mutu pelayanan meliputi kecepatan,

ketepatan, kelengkapan dan kejelasan informasi, kenyamanan

ruang tunggu dan lain-lain (Bambang Shofari, 2004).

Deskripsi pokok kegiatan pelayanan rekam medis di TPPRJ

(Bambang Shofari, 2004) :

a) Menyiapkan formulir dan catatan serta nomor rekam medis

yang diperlukan untuk pelayanan. Formulir dan catatan

yang perlu disiapkan yaitu :


1) Formulir-formulir dokumen rekam medis rawat jalan

baru yang telah diberi nomor rekam medis, yaitu formulir

rekam medis yang belum berisi catatan pelayanan

pasien yang lalu.

2) Buku register pendaftaran pasien rawat jalan, yaitu buku

yang berisi catatan identitas pasien sebagai catatan

pendaftaran.

3) Buku ekspedisi, yaitu buku yang digunakan untuk serah

terima dokumen rekam medis agar jelas siapa yang

menerimanya.

4) KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien), yaitu kartu indeks

yang digunakan sebagai petunjuk pencarian kembali

identitas pasien.

5) KIB/KTPP (Kartu Identitas Berobat/ Kartu Tanda

Pengenal Pasien), yaitu kartu identitas pasien yang

diserahkan kepada oa untuk digunakan kembali bila

dating berobat lagi.

6) Tracer, yaitu kartu yang digunakan untuk petunjuk

digunaknnya (keluarnya) dokumen rekam medis dari rak

filing sehingga dapat digunakan untuk peminjaman

dokumen rekam medis ke filing.


7) Buku catatan penggunaan nomor rekam medis, yaitu

buku yang berisi catatan penggunaan nomor rekam

medis.

8) Karcis pendaftaran pasien.

b) Menanyakan kepada pasien yang dating, apakah sudah

pernah berobat? Bila belum berarti pasien baru dan bila

sudah berarti pasien lama Pelayanan kepada pasien baru

meliputi :

1) Menanyakan identitas pasien secara lengkap untuk

dicatat pada formulir rekam medis pasien rawat jalan,

KIB danKIUP.

2) Menyerahkan Menyerahkan KIB kepada pasien dengan

pesan untuk membawa kembali bila dating berobat

berikutnya.

3) Menyimpan KIUP sesuai urutan abjat (alfabetik).

4) Menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan

mangarahkan pasien ke poliklinik yang sesuai.

5) Menanyakan apakah membawa surat rujukan. Bila

membawa :

i. Tempelkan pada formulir rekam medis pasien rawat

jalan.
ii. Baca isinya ditujukan kepada dokter siapa atau

diagnosisnya apa guna mengarahkan pasien menuju

ke poliklinik yang sesuai.

f) Mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu

poliklinik yang sesuai.

g) Mengirimkan dokumen rekam medis ke poloklinik yang

sesuai dengan menggunakan buku ekspedisi.

Pelayanan kepada pasien lama meliputi :

1) Menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau tidak.

2) Bila membawa KIB, maka catatlah nama dan nomor rekam

medisnya pada tracer untuk dimintakan dokumen rekam

medis lama ke bagian filing.

3) Bila tidak membawa KIB, maka tanyakanlah nama dan

alamatnya untuk dicari di KIUP.

4) Mencatat nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di

KIUP pada tracer untuk dimintakan dokumen rekam medis

lama ke bagian filing.

5) Mempersilahkan pasien baru atau membayar di loket

pembayaran.

6) Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan

peraturan dan prosedur asuransi penanggung biaya

pelayanan kesehatan.

c) Setelah akhir pelayanan kegiatannya adalah :


1) Mencatat identitas pada buku register pendaftaran pasien

rawat jalan.

2) Mencocokkan jumlah pasien dengan jumlah pendaftaran

pasien rawat jalan dengan kasir rawat jalan.

3) Membuat laporan harian tentang :

i. Penggunaan nomor rekam medis, agar tidak terjadi

duplikasi.

ii. Penggunaan formulir rekam medis, untuk pengendalian

penggunaan formulir rekam medis.

iii. Merekapitilasi jumlah kunjungan pasien baru dan lama,

untuk keperluan statistic instansi.

13. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dan

strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa.

Sdm yang baik dan berdaya saing tinggi merupakan pendukung

peningkatan pembangunan, baik dibidang ekonomi, kesehatan,

maupun di bidang sosial dan budaya.

Sumber daya manusia di bidang kesehatan merupakan komponen

strategis pembangunan kesehatan guna mempercepat pemerataan

pelayanan kesehatan dan pencapaian tujuan pembangunan

kesehatan.

Kompetensi perekam medis dan informasi kesehatan dirumuskan

dalam peraturan menteri kesehatan nomor 377 tahun 2007 tentang


kompetensi perkam medis dan informasi kesehatan adalah sebagai

berikut :

1) Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit, Masalah-masalah yang

Berkaitan dengan Kesehatan dan Tindakan Medis :

Perekam medis mampu menetapkan kode penyakit dan

tindakan dengan tepat sesuai klasifikasi internasional tentang

penyakit dan tindakan medis dalam pelayanan dan manajemen

kesehatan.

2) Aspek hukum dan etika profesi :

Perekam medis mampu melakukan tugas dalam

memberikan pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan

yang bermutu tinggi dengan memperhatikan perundangan dan

etika profesi yang berlaku.

3) Manajemen rekam medis dan informasi kesehatan :

Perekam medis mampu mengelola rekam medis dan

informasi kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan

medis, administrasi dan kebutuhan informasi kesehatan

sebagai bahan pengambilan keputusan dibidang kesehatan.

4) Menjaga mutu rekam medis :

Perekam medis mampu mengelola, merencanakan,

melaksanakan, mengevaluasi dan menilai mutu rekam medis.

5) Statistik kesehatan :
Perekam medis mampu menggunakan statistik kesehatan

untuk menghasilkan informasi dan perkiraan yang bermutu

tinggi sebagai dasar perncanaan dan pengambilan keputusan

di bidang pelayanan kesehatan.

6) Manajemen unit kerja rekam medis dan informasi kesehatan :

Perekam medis mampu mengelola sumber daya yang

tersedia di unit kerja rekam medis untuk dapat mengikuti

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang informasi

kesehatan.

7) Kemitraan profesi :

Perekam medis mampu berkolaborasi inter dan intra profesi

yang terkait dalam pelayanan kesehatan.

B. Kerangka Teoritis
Keamanan
Pelayanan

Standar Oprasional
Prosedur (SOP)
Pelayanan Perekam
Medis Pada Tpprj
Serta Kepuasan
Pasien

SDM Perekam Medis


di Tpprj

Sarana dan
Prasarana pada Tpprj

Kepuasan Pasien Terhadap Aspek Mutu


Pelayanan di Bagian Tpprj
(Zulfiana, Ernawati 2013)

C. Kerangka Konsep
Standar
Oprasional
Prosedur

Kompetensi Hambatan Perekam


Petugas Medis

Sarana dan
Prasarana

Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan : Untuk gambar kotak adalah Variabel Independen dan

untuk gambar bulat Variabel Dependen.

D. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Standar Oprasional Prosedur, Kompetensi Petugas, serta Sarana dan

Prasarana sangat mempengaruhi ketidakpuasan pasien terhadap

pelayanan pada tempat pendaftaran pasien rawat jalan (Tpprj), untuk

keamanan pelayanan petugas perekam medis sedikit berpengaruh dan

tidak menyebabkan kepuasan pasien, oleh karenanya peneliti mengambil

kerangka konsep tersebut.


E. Definisi Oprasional dan Kriteria Objektif

1. Definisi Oprasional

a. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 512/Menkes/PER/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan

Pelaksanaan Praktik Kedokteran BAB I pasal 1 ayat 10 Standar

Prosedur Operasional adalah suatu perangkat

instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan

suatu proses kerja rutin tertentu, dimana Standar Prosedur

Operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik

berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan

berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh

sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.

b. Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Kebijakan dan prosedur harus tersedia yang mencerminkan

pengelolaan unit rekam medis dan akan menjadi acuan bagi

perekam medis yang bertugas.

c. Prosedur Rekam Medis

Prosedur adalah sebuah rangkaian dari mendesain tugas-tugas

untuk menyelesaikan pekerjaan pada tempat yang rutin. Kepala

bagian rekam medis bertanggung jawab untuk merencanakan

dan memikirkan sebagian besar dari prosedur departemen,

yang berisi standar dari tugas-tugas. Penelitian yang cermat


dari tata kerja menghasilkan hasil pekerjaan yang besar

dengan waktu dan usaha yang sedikit.

Prosedur yang istimewa dalam rekam medis termasuk

analisa masuk dan keluar, analisa diagram, mengumpulkan

data, mengindeks penyakit dan opearasi dan asuransi serta

surat-surat.

d. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dan

strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan suatu

bangsa. Sdm yang baik dan berdaya saing tinggi merupakan

pendukung peningkatan pembangunan, baik dibidang

ekonomi, kesehatan, maupun di bidang sosial dan budaya.

Sumber daya manusia di bidang kesehatan merupakan

komponen strategis pembangunan kesehatan guna mempercepat

pemerataan pelayanan kesehatan dan pencapaian tujuan

pembangunan kesehatan.

e. Sarana dan Prasarana

Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan Sarana prasarana

pelayanan kesehatan dapat didefinisikan sebagai proses

kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana

kesehatan secara efektif dan efisien untuk memberikan layanan


secara profesional dibidang sarana dan prasarana dalam proses

pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien pula.

Kelengkapan sarana prasarana yang baik merupakan hal yang

sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan.

2. Kriteria Objektif

a. Motivasi

Sangat Tinggi :4

Tinggi :3

Rendah :2

Sangat Rendah :1

Skor Tertinggi (X) : jumlah pertanyaan X skor tertinggi

: 6 X 4 = 24

: 24/24 X 100% = 100%

Skor Terendah : jumlah pertanyaan X skor terendah

:6X1=6

: 6/24 X 100 % = 25 %

Range (X) : Skor Tertinggi – Skor Terendah

: 100 % - 25 %

: 75 %

Kategori :2

Interval : R/K = 75 % / 2 = 37, 5 %

Range Standar : 100 % - 37, 5 % = 62, 5 %


Kriteria Objektifnya :

1) Tinggi : Jika persentase total jawaban responden


memiliki nilai ≥ 62, 5 %
2) Rendah : Jika persentase total jawaban responden
memiliki nilai < 62, 5 %

Hasil Jawaban Reponden :

4 1 2 1 2 2 = 12

12/24 X 100 % = 50 %

b. Kinerja

Sangat Tinggi :4

Tinggi :3

Rendah :2

Sangat Rendah :1

Skor Tertinggi (X) : jumlah pertanyaan X skor tertinggi

: 12 X 4 = 48

: 48/48 X 100% = 100%

Skor Terendah : jumlah pertanyaan X skor terendah

: 12 X 1 = 12

: 12/48 X 100 % = 25 %

Range (X) : Skor Tertinggi – Skor Terendah

: 100 % - 25 %

: 75 %

Kategori :2

Interval : R/K = 75 % / 2 = 37, 5 %

Range Standar : 100 % - 37, 5 % = 62, 5 %


Kriteria Objektifnya :

3) Baik : Jika persentase total jawaban responden


memiliki nilai ≥ 58, 3 %
4) Buruk : Jika persentase total jawaban responden
memiliki nilai < 58, 3 %

Hasil Jawaban Reponden :

1 4 3 2 3 4 3 1 1 2 2 2 = 28

28/48 X 100 % = 58, 3 %


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya

merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci

yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.

Menurut Darmadi (2013:153), Metode penelitian adalah suatu

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan

tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciriciri

keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Berdasarkan

pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah

suatu cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Tohirin

(2013:2) penelitian kualitatif merupakan “penelitian yang berupaya

membangun pandangan orang yang diteliti secara rinci serta

dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik (menyeluruh dan

mendalam) dan rumit.”.

Menurut Afifuddin (2009:57) “metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang

alamiah , (lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti merupakan


instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.

Bagdon dan Taylor (dalam Moleong, 2007) menyebutkan metode

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati.

B. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada puskemas wajo kelurahan wajo

kacamatan wajo kota baubau provinsi selawesi tenggara.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan mulai pada bulan Juni sampai Juli

2019.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi.

Arikunto mendefinisikan bahwa: ”Populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik


kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah petugas pelayanan

tempat pendaftaran pertama rawat jalan (Tpprj) yang berjumlah

13 perekam medis.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel atau

teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang

representatif (mewakili) dari populasi. “Pengambilan sampel ini

harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang

benar benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan

populasi yang sebenarnya”.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah

skala interval dimana semua populasi di jadikan sampel kerena

subyek populasi kurang dari 30.

D. Metode Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009:224) teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena

tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Sugiyono

(2009:225) juga menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif

pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang


alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih

banyak pada observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pada

penelitian ini peneliti menggunakan 3 teknik penelitian, diantaranya :

1. Observasi

Menurut Widoyoko (2014:46) observasi merupaka “pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang

nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian”.

Menurut Sugiyono (2014:145) “observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis”.

Menurut Riyanto (2010:96) observasi merupakan metode

pengumpulan data yang menggunakan pengamatan secara langsung

maupun tidak langsung.

2. Wawancara

Menurut Riyanto (2010:82) interview atau wawancara merupakan

metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung

antara penyelidik dengan subyek atau responden.

Menurut Afifuddin (2009:131) wawancara adalah metode

pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada

seseorang yang menjadi informan atau responden.

Berdasarkan penjelasan para ahli dapat disimpulkan bahwa,

interview atau wawancara merupakan metode pengambilan data

dengan bertukan informasi dan ide melalui tanya jawab antara


penyelidik dengan subyek atau responden dalam suatu topic

tertentu.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006:158) adalah metode dokumentasi peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan

sebagainya.

Menurut Riyanto (2012:103) metode dokumentasi berarti cara

mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.

Berdasarkan penjelasan ahli maka dapat disimpulkan bahwa

metode dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data yang

dilakukan dengan menyelidiki benda-benda tertulis dan mencatat

hasil temuannya.

E. Pengelolahan dan Analisis Data

Seluruh data yang telah diperoleh dari penelitian dikumpulkan,

kemudian dilakukan deskripsi terhadap data-data tersebut dengan

cara membandingkan data analisis dengan standar terapi yang

digunakan lalu disusun dan dikelompokkan. Untuk analisis univariat

menggunakan program software uji statistik. Hasil penelitian nantinya

disajikan dalam bentuk tabel. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara

induksi yaitu menarik kesimpulan umum berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan diawal.


1. Pengelolahan Data

Pada Jenis penelitian kualitatif ini, pengolahan data tidak harus

dilakukan setelah data terkumpul atau pengolahan data selesai. Dalam

hal ini, data sementara yang terkumpulkan, data yang sudah ada

dapat diolah dan dilakukan analisis data secara bersamaan.

Pada saat analisis data, dapat kembali lagi ke lapangan untuk

mencari

tambahan data yang dianggap perlu dan mengolahnya kembali.

Suyanto dan Sutinah (2006: 173), mengatakan pengolahan data

dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengklasifikasikan

atau mengkategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai fokus

penelitannya.

Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari :

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan lapangan (Miles dan Huberman (1992:16).

Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis,

menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam tiap

permasalahan

melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data

yang di reduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan


penelitian.

Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih

spesifik dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data

selanjutnya serta mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama

peneliti berada di lapangan maka jumlah data akan semakin

banyak, semakin kompleks dan rumit. Oleh karena itu, reduksi data

perlu dilakukan sehingga data tidak bertumpuk agar tidak mempersulit

analisis selanjutnya.

2. Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke

dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Sugiyono (2014:244).

Teknik analisis data mempunyai prinsip yaitu untuk mengolah

data dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang

sistematis,teratur, terstruktur, dan mempunyai makna. Miles dan

Huberman dalam Sugiyono (2014: 246-253) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan


berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh.

F. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah

penyajian data. Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. (Miles dan Huberman, 1992 : 17).

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisaikan,

tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahami.

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif,

bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur. Penyajian data dalam

bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam memahami apa yang

terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang

relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki makna

tertentu untuk menjawab masalah penelitian.

Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting

menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.

Dalammelakukan penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan

secaranaratif, akan tetapi disertai proses analisis yang terus menerus

sampaiproses penarikan kesimpulan. Langkah berikutnya dalam


proses analisisdata kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan

temuan dan melakukan verifikasi data.

Anda mungkin juga menyukai