PENDAHULUAN
30, 86 % (137 dari 444 kasus). Penyebab kematian ibu paling sering pada
(Chhabra, 2007).
Sehat 2010 menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup adalah cukup
primi para, usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, riwayat
serta ras dan etnis (Rozikhan, 2007). Pre-eklampsia berat merupakan risiko
1
Setiap tahun sekitar 50.000 ibu meninggal di dunia karena preeklampsia.
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia telah turun menjadi 307 per 100.000
atau persalinan. Oleh karena itu, pencapaian target MDG untuk menurunkan
AKI akan sulit terwujud kecuali apabila dilakukan upaya yang lebih intensif
paling umum di Indonesia yang terjadi pada 24% kehamilan (Negara, 2014).
Insiden ini nyata dipengaruhi oleh paritas yang berhubungan dengan ras dan
sedikit penurunan risiko untuk wanita Asia Timur, risiko yang sama untuk
wanita Afrika Utara, dan peningkatan risiko untuk semua kelompok etnis
2
RSUD Dr. Soetomo, pada tahun 2013 angka preeklampsia pada ibu bersalin
yaitu sebesar 35,76% dengan rincian cara persalinan seksio caesar 20,78%,
spontan 13,23%, ekstrasi vakum 1, 35%, dan ekstrasi forsep 0,4%. RSUD
3
1.2 Rumusan Masalah
Soetomo.
Soetomo.
4
7. Mengetahui komplikasi janin berdasarkan faktor etnis di RSUD Dr.
Soetomo.
1. Bagi masyarakat
preeklampsia.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Preeklampsia
tingginya angka kematian dan kesakitan pada ibu hamil, fetus, dan
neonatus.
(Cunningham, 2001).
6
kali lebih tinggi di negara berkembang (2,8% dari kelahiran hidup)
(28,2%) dari 414 kematian ibu pada tahun 2007 (Selamat, 2012).
1) Faktor genetik
bukti bahwa ada peran genetik pada kejadian preeclampsia (Chesley &
Cooper, 1986)
2) Faktor imunologis
7
terjadinya preeklampsia/eklampsia. Hipotesis yang populer saat ini
antigen dari ayahnya yang asing bagi ibu yang sedang hamil tersebut.
3) Faktor graviditas
hasil bahwa proporsi primigravida lebih tinggi dari wanita yang pernah
hamil sebelumnya.
terjadinya preeklampsia.
8
mendapatkan hasil bahwa primigravida tidak berhubungan dengan
preeklampsia.
4) Faktor umur
untuk hamil adalah 20-35 tahun (Depkes RI, 2000). Royston &
merupakan umur yang paling aman bagi wanita untuk hamil dan
melahirkan. Wanita usia remaja yang hamil untuk pertama kali dan
wanita yang hamil pada usia >35 tahun akan mempunyai risiko yang
1994).
berusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun (Agudelo, 2000).
penyakit trofoblastik.
9
dibandingkan dengan wanita yang berat badannya ideal dan kurus
(Zhang, 1997).
7) Faktor bayi
dan aktivitas fisik), perawatan medis, dan latar belakang genetik yang
10
lebih sering pada wanita yang berpendidikan rendah dibandingkan
preeklampsia meliputi:
tidak sama sekali dan nutrisi yang buruk terutama dengan diet
kurang protein
vili korion:
Kehamilan ganda
Mola hidatidosa
Diabetes Mellitus
Hidrops fetalis
Sampai saat ini belum ada teori yang dapat menjelaskan tentang
2) Reaksi antigen-antibodi
11
5) Ketidakseimbangan antara protasiklin dan tromboksan
preeklampsia adalah teori disfungsi sel endotel. Pada teori ini, preeklampsia
growth restriction).
plasenta. Tahap kedua terjadi efek iskemia plasenta pada bagian ibu dan
janin akan tetapi teori ini tidak dapat menjelaskan semua hal yang berkaitan
dengan penyakit ini, banyak faktor yang sering kali ditemukan dan sering
kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat (Prawiroharjo
S, 2002).
12
2.1.5 Patofisiologi dan Komplikasi Preeklampsia
gejala, bagaimana gejala terjadi tidak pada semua ibu hamil, dan
hubungan dari kedua tahap ini masih belum jelas (Roberts & Gammil,
2005).
13
perjalanan sinyal pada sistem syaraf. NCAM memicu pelekatan matriks
prematur hebat, 3 neonatus lahir mati, dan 53% nenonatus lahir dengan
14
2.1.6 Gambaran Klinis Preeklampsia
1) Gejala Subjektif
dan atau muntah. Gelaja ini sering ditemukan pada preeklampsia yang
Tekanan darah pun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria
2) Pemeriksaan Fisik
3) Diagnosis Preeklampsia
15
utama, yaitu hipertensi kronis, preeklampsia dan eklampsia,
hipertensi gestasional.
memiliki tanda khas proteinuria dan tekanan darah sistolik > 140 mmHg
tekanan darah sistolik > 160 mmHg, atau tekanan darah diastolik > 110
4 jam), atau oliguria < 500 ml urin dalam waktu 24 jam, atau gangguan
16
hipertensi sebelumnya dan tidak ditemukan proteinuria, maka didiagnosa
protenuria (baru, atau lebih berat dari sebelumnya) dan jika disertai
atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih pada usia
sebelumnya normal.
Proteinuria > 0,3 gr per liter atau kuantitatif 1 plus atau 2 plus
di epigastrium.
17
Terdapat edema paru dan sianosis
Trombositopeni
berdampak pada ibu dan janin yang dikandungnya. Pada ibu dapat terjadi
dan masuknya isi lambung ke dalam pernafasan saat kejang. Pada janin
(Wiknjosastro, 1999)
PREEKLAMPSIA
PE RINGAN PE BERAT
EKLAMPSIA HELLP
HIDUP MATI
18
Gambar 2.1 Alur prognosis ibu dan bayi pada kasus preeklampsia
(Wiknjosastro, 2006)
1) Preeklampsia Ringan
2) Preeklampsia Berat
19
Pantau kemungkinan edema paru
40 mg intravena.
(2) Antikonvulsan
yang efektif tanpa menimbulkan susunan syaraf pusat baik bagi ibu
(Cunningham, 2006).
(3) Antihipertensi
20
Nifedipin dosis oral 10mg yang diulang tiap 30 menit
(Cunningham, 2006).
(4) Persalinan
2.1.10 Pencegahan
(Prawiroharjo, 2002).
21
preeklampsia/eklampsia apabila terdapat faktor predisposisi,
(Mochtar, 1998).
riwayat tersebut terdapat pada ibu mertua atau saudara ipar perempuannya
jumlah penduduk telah mencapai sekitar 201,092 juta jiwa yang terdiri
dari 1071 kelompok etnis. Dilihat dari aspek jumlah dua pertiga (64,99%)
pulau Jawa dan Madura, yaitu etnis Jawa, Sunda, Madura, Betawi,
Banten,, dan Cirebon. Sekitar 11,16% dari penduduk Indonesia terdiri dari
22
dengan luas daerah hanya 6,6% dari luas wilayah Indonesia
yang terkecil Bali. Apabila etnis Jawa dan Sunda dianggap sebagai dua
seperti Minangkabau, Bali, dan Madura. Hal yang menarik adalah pada
23
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Proses imunologis
terhadap trofoblas
Gangguan
remodeling
Iskemia
Preeklampsia
Faktor Genetik
Ibu Janin
Antigen paternal
Kerusakan endotel
24 pembuluh darah
Permeabilitas pembuluh
darah
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
riwayat preeklampsia, indeks massa tubuh, usia gestasi, genetik, dan etnis.
Pada kesempatan kali ini, peneliti lebih memfokuskan pada faktor etnis pada
membawa gen preeklampsia dan faktor suami yaitu antigen paternal, sehingga
komplikasi ibu berupa solusio plasenta, gagal ginjal akut, gagal jantung,
HELPP sindrom, edema paru, DIC, ruptur hepar serta komplikasi janin berupa
25
BAB IV
METODE PENELITIAN
yang jelas, terarah, dan menyeluruh dari masalah yang menjadi objek
penelitian.
menjadi sampel.
Kriteria Inklusi
26
4.2.2 Teknik Pengambilan Sampel
4.3 Variabel
Umur
Paritas
Riwayat preeklampsia
Usia gestasi
Komplikasi ibu
Komplikasi janin
Cara persalinan
Etnis
27
4.4 Definisi Operasional Variabel
di bawah ini :
preeklampsia berdasarkan faktor etnis di RSUD dr. Soetomo pada tahun 2014
28
berpotensi reversible.
Sedangkan gagal ginjal
kronis berlangsung
perlahan-lahan selama
setidaknya tiga bulan dan
dapat menyebabkan gagal
ginjal yang permanen
3. Gagal jantung adalah
keadaan dimana jantung
sudah tidak mampu lagi
memberikan darah kaya
oksigen ke organ-organ
tubuh yang membutuhkan.
4. Sindroma HELLP
merupakan suatu kerusakan
multisistem dengan tanda-
tanda : hemolisis,
peningkatan enzim hati, dan
trombositopenia yang
diakibatkan disfungsi
endotel sistemik.
5. Edema paru adalah
pembengkakan dan/atau
akumulasi cairan dalam
paru
6. DIC (Disseminated
Intravascular Coagulation)
adalah suatu keadaan
dimana bekuan-bekuan
darah kecil tersebar di
seluruh aliran darah,
menyebabkan penyumbatan
pada pembuluh darah kecil
dan berkurangnya faktor
pembekuan yang diperlukan
untuk mengendalikan
perdarahan
7. Ruptur Hepar merupakan
adanya lesi pada hepar yang
tanda dan gejlaanya
dikaitkan dengan tanda-
tanda syok, iritasi
peritoneum dan nyeri nyeri
pada epigastrium kanan.
8. Tanpa Komplikasi adalah
ibu dengan preeclampsia
tanpa komplikasi
7. Komplikasi Masalah kegawat daruratan pada 1: IUGR Nominal
29
janin janin yang timbul pasca persalinan 2: IUFD
dengan preeklampsia 3:Tanpa Komplikasi
1. IUGR (Intrauterine Growth
Restriction) adalah kondisi
dimana janin lebih kecil dari
yang diharapkan untuk
jumlah bulan kehamilan.
2. IUFD (Intrauterine Fetal
Death) adalah keadaan tidak
adanya tanda-tanda
kehidupan janin dalam
kandungan baik pada
kehamilan yang besar dari 20
minggu atau kurang dari 20
minggu
3. Tanpa komplikasi adalah
janin yang dilahirkan tanpa
preklampsia
peneliti dari rekam medik medik pasien dengan memperhatikan gambaran ibu
kerja.
30
Peneliti membagi 4 tahap dalam teknik pengumpulan data, yaitu tahap
laporan. Oleh karena itu, peneliti menggunakan time table untuk memudahkan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada periode Februari 2016 – April 2016.
Formulir isian yang digunakan untuk mencatat identitas dan profil klinik
pasien
scoring, entry, dan cleaning data. Analisa data dengan menghitung jumlah
dalam periode satu tahun. Dalam penelitian ini, jumlah kasus adalah jumlah
pecahan ini dengan 100%. Dalam penelitian ini, proporsi kasus adalah
31
Data hasil observasi dari rekam medik yang telah terkumpul, kemudian
Kehamilan dengan PE
Analisis data
Kesimpulan
April 2016. Jadwal kegiatan secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.
BAB V
HASIL PENELITIAN
32
5.1 Gambaran Umum Penelitian
medis dibagi menjadi delapan variabel. Variabel tersebut terdiri dari etnis
ibu, umur ibu, usia gestasi, paritas, Body Mass Index (BMI), riwayat
5.2.1 Etnis
Dari data tersebut didapatkan pasien yang beretnis Jawa, Madura, dan
Etnis N Presentase
Madura 48 18,46%
Melayu 1 0,39%
Lain-lain 0 0%
yaitu sebanyak 211 orang (81,15%) dan yang paling sedikit yaitu Melayu
33
Surabaya periode tahun 2014 yang termasuk kriteria lain-lain yang
meliputi etnis Bugis, Banjar, Bali, Minangkabau, Betawi, Batak, Sunda dll.
5.2.2 Umur
Pada variable umur terdapat tiga kriteria yaitu < 20, 20-35, dan >35 tahun.
Etnis Presentas
Umur N
Jawa Madura Melayu Lain-lain e
1
20-35 143 (55%) 32 (12,3%) 0 (0%) 176
(0,38%) 67.69%
60
>35 12 (4,62%) 0 (0%) 0 (0%) 72
(23,08%) 27,69%
Jumla 211 1
48 (18,46%) 0 (0%) 260
h (81,15%) (0,39%) 100%
umur paling tua yaitu 45 tahun. Dari ketiga kriteria umur tersebut
176 orang (67,69%) dan yang paling sedikit kriteria umur < 20 tahun
5.2.3 Paritas
dan multipara (anak ke - > 1). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel
5.3.
34
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Paritas pada Pasien dengan Preeklampsia
Etnis
Paritas Lain- N Presentase
Jawa Madura Melayu
lain
211
Jumlah 48 (18,46%) 1 (0,39%) 0 (0%) 260 100%
(81,15%)
Terdapat empat kriteria pada variabel Body Mass Index (BMI) yaitu
Tabel 5.4 Distribusi Body Mass Index (BMI) pada Pasien dengan
Preeklampsia
Etnis
Presentas
BMI Lain- N
Jawa Madura Melayu e
lain
35
t
1
Overweight 65 (23,85%) 23 (8,85%) 0 (0%) 89
(0,39%) 34,23%
211 1
Jumlah 48 (18,46%) 0 (%) 260
(81,15%) (0,39%) 100%
dengan BMI obesitas yaitu > 30 sebanyak 96 orang (36,92%) dan yang
paling sedikit adalah pasien dengan BMI underweight dibawah 18,5 yaitu
Usia Gestasi dibagi menjadi dua, yaitu < 34 minggu (early onset) dan > 34
minggu (late onset). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.5.
Etnis
Usia Presentas
Lain- N
Gestasi Jawa Madura Melayu e
lain
<34 103 0
17 (6,53%) 0 (0%) 120
minggu (39,62%) (0%) 46,15%
36
minggu (41,53%) (11,93%) (0%)
211 48 0
Jumlah 1 (0,39%) 260
(81,15%) (18,46%) (0%) 100%
ini didominasi oleh usia gestasi > 34 minggu (late onset).Baik pada etnis Jawa,
Ada dua kriteria pada variabel ini yaitu pasien dengan riwayat
Etnis
Riwayat Presentas
Lain- N
PE Jawa Madura Melayu e
lain
37
(66,92%) (0,38%)
211 1
Jumlah 48 (18,46%) 0 (0%) 260 100%
(81,15%) (0,39%)
sebanyak 213 orang (81,93%). Baik Jawa, Madura, maupun Melayu, yang
yaitu solusio plasenta, gagal ginjal akut/ kronis, gagal jantung, HELPP
sindrom, edema paru, DIC, dan ruptur hepar, adapun kriteria tanpa
Etnis
Komplikasi Ibu Lain- N Presentase
Jawa Madura Melayu
lain
38
GGA / GGK 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 0%
sindrom yaitu sebanyak 100 orang (%) kemudian diikuti oleh edema paru
orang (48,85%).
39
Etnis
Komplikasi
Lain- N Presentase
Janin Jawa Madura Melayu
lain
Tanpa 184 1
47 (18,07) 0 (0%) 232 89,23%
komplikasi (70,77%) (0,39%)
211 48 1
Jumlah 0 (0%) 260 100%
(81,15%) (18,46%) (0,39%)
Terdapat dua jenis kriteria cara persalinan yaitu pervaginam dan seccio
Etnis
Cara Presentas
Lain- N
Persalinan Jawa Madura Melayu e
lain
40
211 48 1 (0,39%) 0 (0%) 26
Jumlah
(81,15%) (18,46%) 0 100%
sectio caesarea yaitu sebanyak 163 orang (62,69%). Baik Jawa, Madura,
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1.1 Umur
41
Pada penelitian ini didapatkan umur ibu bersalin dengan preeklampsia
terbanyak oleh pasien berumur 20 tahun sampai 35 tahun. Usia termuda yaitu 16
tahun dan usia paling tua yaitu 45 tahun. Hasil ini berbeda dari Manuaba (2008)
yg menyebutkan bahwa usia kurang dari 20 tahun dan usia 35 tahun atau lebih alat
reproduksi belum siap untuk menerima kehamilan sehingga pada usia tersebut
jalan lahir yang tidak lentur lagi. Selain itu juga diakibatkan karena tekanan darah
yang meningkat seiring dengan pertambahan usia sehingga pada usia 35 tahun
2005).
terbanyak oleh usia kehamilan aman ( >20 dan < 35 tahun). Hal ini dapat
disebabkan oleh dominasi pasien usia kehamilan aman di RSUD Dr. Soetomo
serta tidak didapatkan data yang mencakup kesuluruhan pasien yang bersalin di
RSUD Dr. Soetomo sehingga tidak dapat dihitung prevalensinya sesuai masing-
6.1.2 Paritas
multipara. Hasil ini berbeda dari penelitian di rumah sakit di Bandung yang
42
Preeklampsia terutama terjadi pada kehamilan primipara dan pada usia < 20
tahun (Hermawan, 2015). Pada penelitian ini tidak sesuai teori, di RSUD Dr.
Soetomo justru didominasi oleh pasien dengan kehamilan multipara, hal ini dapat
disebabkan oleh data seluruh sampel pasien dengan preeklampsia yang dirawat
RSUD Dr. Soetomo terbanyak adalah pasien berusia reproduktif (20-35 tahun).
6.1.3 Etnis
terbanyak beretnis Jawa. Ada tiga jenis etnis yang didapatkan yaitu Jawa, Madura,
dan Melayu, hal ini menunjukkan bahwa pasien preeklampsia di RSUD Dr.
Soetomo pada tahun 2014 tidak terdistribusi rata secara etnis. Disini tidak dapat
kurangnya data yang diambil seperti tekanan darah dan hasil lab.
pada etnis yang berbeda. Penelitian dilakukan pada wanita yang didiagnosis
dengan preeklamsia berat di sebuah pusat perawatan tersier dari tahun 1993
sampai 2003. Data yang dibandingkan adalah antara Kaukasia, Afrika Amerika,
hemolisis, peningkatan enzim hati dan sindrom trombosit rendah (Goodwin &
Mercer, 2005).
Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) ibu bersalin
dengan preeklamsia terbanyak oleh kelompok obesitas. Hasil ini sesuai dengan
43
penelitian yang dilakukan di Magelang yang menunjukkan keterkaitan yang
Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa obesitas merupakan salah satu
faktor dalam kejadian preeklampsia. Wanita dengan status gizi rendah atau biasa
dikatakan BMI rendah, memilik efek negatif pada hasil kehamilan, biasanya berat
bayi baru lahir rendah dan kelahiran preterm. Sedangkan wanita dengan status gizi
minggu (late onset). Hal ini sesuai dengan Huppertz (2008) bahwa prevalensi
resistensi perifer pembuluh darah plasenta, sistolik dan diastolik dari arteri
umbilikalis meningkat. Walaupun presentasinya lebih kecil dari late onset, pada
early onset preeklampsia mempunyai outcome ibu dan janin yang lebih jelek
(Hermawan, 2015).
44
riwayat preeklampsia. Hasil ini berbeda dari Riset Kesehatan Dasar 2007 yang
Penelitian ini tidak sesuai dengan teori bahwa pasien yang pernah
sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan karena adanya faktor riwayat keluarga yang
tidak didapatkan dari penelitian ini, adapun faktor lain yang belum dapat
diketahui.
preeklampsia terbanyak adalah HELPP sindrom lalu diikuti oleh edema paru. Hal
ini sesuai dengan Hermawan (2015) bahwa komplikasi terbanyak adalah HELPP
pencetusnya. Yang ditemukan pada penyakit ini adalah kelainan tonus vaskuler,
vasospasme dan kelainan koagulasi. Sindrom ini merupakan akhir dari kelainan
45
Disfungsi endothel pada preeklampsia merupakan disfungsi endothel di
dalam tubuh penderita secara keseluruhan, Bila prosesnya berlanjut dapat terjadi
disfungsi dan kegagalan organ seperti edema paru akibat perubahan permeabilitas
Hal ini sesuai dengan Setyorini (2011) dimana janin dengan IUGR lebih banyak
pembuluh darah rusak, sehingga plasma darah bergeser dari ruang intravaskuler
ke jaringan semakin berkurang, yang dapa menyebabkan gangguan pada ibu dan
pertumbuhan janin terhambat karena terjadi gangguan pada perjalanan nutrisi dari
46
Pada penelitian ini didapatkan kriteria terbanyak untuk cara persalinan
oleh cara persalinan seccio caesar, lebih banyak bila dibandingkan dengan cara
secara sectio caesarea disini dapat disebabkan karena faktor lain seperti janin
persalinan pervaginam lebih baik bila dibandingkan dengan sectio caesarea. Jika
perjalanan penyakit pada ibu hamil semakin memburuk, maka kehamilan harus
segera dihentikan tanpa memandang usia kehamilan yaitu dengan sectio caesarea
(Roeshadi, 2006).
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
terbanyak adalah pada usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 176 pasien
47
(67,69%). Didapatkan hal yang sama baik pada etnis Jawa, Madura,
maupun Melayu.
Didapatkan hal yang sama baik pada etnis Jawa, Madura, maupun
Melayu.
namun berbeda dari etnis Madura dan Melayu dimana yang terbanyak
terbanyak adalah usia gestasi > 34 minggu (late onset) sebanyak 140
pasien (53,85%). Didapatkan hal yang sama baik pada etnis Jawa,
sebanyak 213 pasien (81,93%). Didapatkan hal yang sama baik pada
Didapatkan hal yang sama pada etnis Jawa dan Madura, sedangkan
48
7. Komplikasi janin yang dilahirkan oleh ibu dengan preeklampsia di
sebanyak 163 pasien (62,69%). Didapatkan hal yang sama pada etnis
7.2 Saran
dan tepat.
dihitung prevalensinya.
didukung oleh teori yang ada, seperti umur ibu dimana hasil yang
49
50