Disusun Oleh :
Nama Nim
Nurul Hikmah Indri Arianti 20160811024091
Redi Wandik
KATA PENGANTAR
25
Puji dan syukur saya panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan dalam proses pembuatan makalah ini. Yang merupakan suatu kajian untuk
melengkapi tugas individu dalam mata kuliah Sistem Perkemihan. Dalam penyusunan
makalah ini saya mengharapkan saran dan masukkan untuk makalah ini sehingga bisa
digunakan sebagai referensi untuk mata kuliah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
26
A. LATAR BELAKANG
Urolithiasis atau batu ginjal merupakan batu pada saluran kemih. Urotialisis sudah
dikenal sejak zaman Babilonia dan mesir kuno dengan ditemukannya batu pada kandung
kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari
system kaliks ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau memang terbentuk
di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine seperti pada batu buli-buli karena
hyperplasia prostat atau batu uretra yang terbentuk di dalam divertikel uretra. Batu ginjal
adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis
ginjal, dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu
saluran kemih yang paling sering terjadi.
Penyakit batu saluran kemih menyebar ke seluruh dunia dengan perbedaan di Negara
berkembang banyak ditemukan batu buli-buli, sedangkan di Negara yang lebih maju lebih
banyak dijumpai batu saluran kemih di bagian atas ( ginjal dan ureter), perbedaan ini
dipengaruhi status gizi dan mobilitas a penduduk aktivitas sehari- hari. Angka prevalensi
rata-rata seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
Penyakit Urolithiasis di masyarakat luas pada umumnya dikenal dengan batu ginjal.
Penyakit ini akan menjadi kronik bila tidak mendapat pengobatan secara dini yaitu
terjadinya kerusakan ginjal yang akut ditandai dengan tidak berfungsinya ginjal.
Selain itu penyakit yang muncul karena gaya hidup yang kurang sehat adalah batu pada
saluran kencing, yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Karena hal
tersebut di atas sebagai perawat kita ikut berperan dalam mengatasi masalah ini antara lain
dengan rasa memberikan penyuluhan pada pasien dan keluarga untuk meningkatkan
pengetahuan tentang urolithiasis dan vesikolithiasis/batu buli-buli khususnya serta cara
pencegahannya.
27
Gejala awal terbentuknya batu jarang dirasakan oleh penderita, mungkin hanya perubahan
dalam pola perkemihan, namun bila tidak ditindaklanjuti maka dapat menimbulkan keadaan
yang parah, seperti nyeri yang hebat, terjadi penyumbatan saluran kemih bahkan terjadi
kerusakan ginjal.
Peran perawat dalam hal ini adalah memberikan penyuluhan tentang pencegahan terjadinya
batu, seperti mengkonsumsi cairan dalam jumlah banyak (3 – 4 liter/hari), diit yang
seimbang/sesuai dengan jenis batu yang ditemukan, aktivitas yang cukup serta segera
memeriksakan diri bila timbul keluhan pada saluran kemih agar dapat segera ditangani. Bagi
penderita yang mengalami batu pada saluran kemih agar selalu menjaga kesehatannya agar
tidak terjadinya pembentukan batu yang baru. Hal yang harus diperhatikan oleh penderita
adalah diet makanan dan pemeliharaan kesehatan seperti berobat ke dokter, minum obat
secara teratur dan menghindari penyakit infeksi yang menjadi salah satu penyebab timbulnya
urolithiasis.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
BAB II
KONSEP PENYAKIT
A. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem perkemihan terdiri atas :
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung kemih
4. uretra
29
Ginjal mengeluarkan sekret urine; ureter mengeluarkan urine dari ginjal ke kandung kemih;
kandung kemih berkerja sebagai penampung urine dan uretra mengeluarkan urine dan
kandung kemih.
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di sebelah kanan
dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, dibelakang peritoneum, atau
di luar peritoneum. Ketinggian ginjal dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari
ketinggian vertebra torakalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan sedikit lebih
rendah dari kiri karena letak hati yang menduduki ruang lebih banyak di sebelah kanan.
Panjang ginjal pada orang dewasa sekitar 6-7,5 cm, tebal 1,5-2,5 cm, dan berat sekitar 140
gram. Pada bagian atas terdapat kelenjar suprenalis atau kelenjar adrenal.
Struktur struktur setiap ginjal diselubungi oleh kapsul tipis dan jaringan fibrus dan
membentuk pembungkus yang halus. Didalamnya terdapat struktur ginjal berwarna ungu tua
yang terdiri atas korteks disebelah luar dan medula di sebelah dalam. Bagian medula
tersusun atas 15-16 massa piramid yang disebut piramid ginjal. Puncaknya mengarah ke
hilum dan berakhir di kalises (kaliks). Kalises menghubungkannya dengan pelvis ginjal.
Nefron adalah struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan
fungsional ginjal. Jumlahnya sekitar 1.000.000 pada setiap ginjal. Setiap nefron dimulai
sebagai berkas kapiler (badan malphigi atau glomerulus) yang tertanam pada ujung atas
yang lebar pada urinefrus atau nefron. Dari sini tubulus berjalan berkelok-kelok dan
sebagian lurus. Bagian pertama berkelok-kelok dan sesudah itu terdapat sebuah simpa yang
disebut simpai henle. Kemudian, tubulus itu berkelok-kelok lagi, disebut kelokan kedua atau
tubulus distal, yang tersambung dengan tubulus penampung yang berjalan melintasi korteks
medula, lalu berakhir di salah satu piramidalis.
Pembuluh arteri yaitu arteri renalis membawa darah murni dari aorta abdominalis ke ginjal.
Cabang arteri memiliki banyak ranting di dalam ginjal dan menjadi arteriola aferen serta
masing-masing membentuk simpul dari kapiler-kapiler di dalam salah satu badan malphigi,
yaitu glomerulus. Arteriola aferen membawa darah dari glomerulus, kemudian dibagi ke
dalam jaringan peritubular kapiler. Kepiler ini menyuplai tubulus dan menerima materi yang
direabsopsi oleh struktur tubular. Pembuluh eferen menjadi arteriola eferen yang becabang-
cabang membentuk jaringan kapiler di sekeliling tubulus uriniferus. Kapiler ini bergabung
membentuk vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior. Kapiler
30
arteriola eferen lainya membentuk vasa vecta yang berperan dalam mekanisme kosentrasi
ginjal.
Fungsi Ginjal :
Sekresi urine dan mekanisme kerja ginjal, glomerulus berfungsi sebagai saringan. Setiap
menit, kira-kira satu liter darah yang mengandung 500 cc plasma mengalir melalui semua
glomerulus, dan sekitar 100 cc (10%), disaring keluar. Plasma yang berisi semua garam,
glukosa, dan benda halus lainya disaring. Namun, sel dan protein plasma terlalu besar untuk
dapat menembus pori saringan dan tetap tinggi dalam darah. Cairan yang disaring, yaitu
filtrat glomerulus, kemudian mengalir melalui tubulus renalis dan sel-selnya menyerap
semua bahan yang diperlukan tubuh serta membuang yang tidak diperlukan. Dalam keadaan
normal, semua glukosa dan sebagian besar air diabsorpsi kembali, sedangkan produk
buangan dikeluarkan. Faktor yang mempengaruhi sekresi adalah filtrasi glomerulus,
reabsorpsinya tubulus, dan sekresi tubulus.
Tabel 1.1
Sumber : Peace E.C, Anatomi Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia pustaka utama,1995,
hal 249.
31
Berat jenis urine tergantung dari jumlah zat yang larut atau terbawa dalam urine.
Berat jenis plasma (tanpa protein) adalah 1.010. bila ginjal mengencerkan urine ( misalnya
sesudah minum air), maka berat jenisnya kurang dari 1.010. Bila ginjal memekatkan urine,
maka berat jenis (BJ) urine lebih dari 1.010. Daya pemekatan ginjal diukur menurut berat
jenis tertinggi.
Kandung kemih (vesika Urinaria-VU) berfungsi sebagai penampung urine. Organ ini
berbentuk seperti buah pir atau kendi. Kandung kemih terletak di dalam punggul besar, di
depan isi lainnya, dan di belakang simpisis pubis. Pada bayi letaknya lebih tinggi. Bagian
terbawah adalah berbasis sedangkan bagian atas adalah fundus. Puncaknya mengarah ke
depan bawah dan ada di belakang simpisis. Dinding kandung kemih terdiri atas lapisan serus
sebelah luar, lapisan berotot, lapisan submukosa, dan lapisan mukosa dari epitelium
transisional. Tiga saluran bersambung dengan kandung kemih. Dua ureter bermuara secara
oblik di sebelah basis, letak oblik menghindarkan urine mengalir kembali ke dalam ureter.
Uretra keluar dari kandung kemih sebelah depan. Daerah segitiga antara dua lubang ureter
dan uretra disebut segitiga kandung kemih (trigonum vesica urinarius). Pada wanita,
kandung kemih terletak di antara simpisis pubis, utrus, dan vagina. Dari uretrus, kandung
kemih dipisahkan oleh lipatan peritoneu ruang uterovesikal atau ruang dounglas.
Uretra adalah sebuah saluran yang berjalan dari leher andung kemih ke lubang luar,
dilapisi oleh membran mukosa yang bersambung dengan membran yang melapisi kandung
kemih. Meatus urinarius terdiri atas serabut otot melingkar, membentuk sfingter uretra.
Panjang uretra pada wanita sekitar 2,5-3,5 cm, sedangkan pria 17-22,5 cm.
170-230 ml. Mikturisi merupakan gerakan yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-
pusat persyarafan. Kandung kemih dikendalikan oleh syaraf pelvis dan serabut saraf
simpatik dari pleksus hipogastrik.
B. PENGERTIAN
C. ETIOLOGI
Sampai saat sekarang penyebab terbentuknya batu belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor predisposisi terjadinya batu :
1. Ginjal
Tubular rusak pada nefron, mayoritas terbentuknya batu.
2. Immobilisasi
33
D. KLASIFIKASI
Teori Intimatriks
Terbentuknya Batu Saluran Kencing memerlukan adanya substansi organik
Sebagai inti. Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein A yang
mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentukan batu.
Teori Supersaturasi
Terjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urine seperti sistin, santin,
asam urat, kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu.
Teori Presipitasi-Kristalisasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine.
Urine yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin dan garam urat, urine alkali
akan mengendap garam-garam fosfat.
Teori Berkurangnya Faktor Penghambat
34
Jenis Batu-batu renal :
1. Batu kalsium
Terutama dibentuk oleh pria pada usia rata-rata timbulnya batu adalah dekade
ketiga. Kebanyakan orang yang membentuk batu lagi dan interval antara batu-batu
yang berturutan memendek atau tetap konstan. Kandungan dari batu jenis ini terdiri
atas kalsium oksalat, kalsium fosfat atau campuran dari kedua jenis batu tersebut.
Faktor yang menyebabkan terjadinya batu kalsium adalah :
a. Hiperkalsiuria
Dapat disebabkan oleh pembuangan kalsium ginjal primer atau sekunder
terhadap absorbsi traktus gastrointestinal yang berlebihan. Hiperkalsiuria
absorptif dapat juga disebabkan oleh hipofosfatemia yang merangsang
produksi vitamin D3.
Tipe yang kurang sering adalah penurunan primer pada reabsorbsi kalsium di
tubulus ginjal, yang mengakibatkan hiperkalsiuria di ginjal.
b. Hipositraturia
Sitrat dalam urin menaikkan kelarutan kalsium dan memperlambat
perkembangan batu kalsium oxalat. Hipositraturia dapat terjadi akibat
asidosis tubulus distal ginjal, diare kronik atau diuretik tiazid.
c. Hiperoksalouria
Terdapat pada 15% pasien dengan penyakit batu berulang (> 60
mg/hari). Hiperoksaluria primer jarang terjadi, kelainana metabolisme
kongenital yang merupakan autosan resesif yang secara bermakna
meningkatkan ekskresi oksalat dalam urin, pembentukan batu yang berulang
dan gagal ginjal pada anak.
d. Hiperurikorsuria
Kadar asam urat urin melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat urin dapat
bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya batu kalsium
35
oksalat asam urat dalam urin dapat bersumber dari konsumsi makanan yang
kaya purin/ berasal dari metabolisme endogen.
e. Hipomagnesiuria
Seperti halnya dengan sitrat magnesium bertindak sebagai penghambat
timbulnya batu kalsium karena di dalam urine magnesium akan bereaksi
dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan
dengan kalsium dengan oksalat.
Batu asam urat merupakan penyebab yang paling banyak dari batu-batu radiolusen di
ginjal. Batu-batu tersebut dapat terbentuk jika terdapat hiperurikosuria dan urin asam yang
menetap. Batu asam urat batu ini dijumpai pada pasien gout, Ph Urin yang rendah Adalah
factor Kritis dalam membantu pembentukan batu asam urat. Batu ini jarang terbentuk dalam
urin basa. Batu terbentuk pada PH dibawah 5,5.
3. Batu struvit
Sering ditemukan dan potensial berbahaya. Batu ini terutama pada wanita,
diakibatkan oleh infeksi saluran kemih oleh bakteri-bakteri yang memiliki urease, biasanya
dari psesies proteus. Batu ini dapat tumbuh menjadi besar dan mengisi pelvis ginjal dan
kalises untuk menimbulkan suatu penampilan seperti “tanduk rusa jantan”. Dalam urin,
kristal struvit berbentuk prisma bersegi empat yang menyerupai tutup peti mati.obat
antibiotik.
E. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis adanya batu dalam traktus urinarius bergantung pada adanya obstruksi,
infeksi dan edema.
- Infeksi (pielonefritis dan sistitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat
terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu menyebabkan sedikit gejala
namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal.
- Nyeri berasal dari area renal menyebar secara anterior dan pada wanita nyeri ke bawah
mendekati kandung kemih sedangkan pada pria mendekati testis.
- Bila nyeri mendadak menjadi akut, disertai nyeri tekan di area kostoveterbal, dan
muncul Mual dan muntah.
- Diare dan ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi. Gejala gastrointestinal ini akibat
dari reflex renoinstistinal dan proksimitas anatomic ginjal ke lambung pancreas dan usus
besar.
- Menyebabkan gelombang Nyeri yang luar biasa, akut, dan kolik yang menyebar ke
paha dan genitalia.
- Biasanya batu bisa keluar secara spontan dengan diameter batu 0,5-1 cm.
- Biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius
dan hematuri.
- Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih akan terjadi retensi urine.
F. PATOFISIOLOGI
37
Berdasaran tipe batu, proses pembentukan batu melalui kristalisasi. 3 faktor yang
mendukung proses ini yaitu saturasi urin, difisiensi inhibitor dan produksi matriks protein.
Pada umumnya Kristal tumbuh melalui adanya supersaturasi urin. Proses pembentukan dari
agregasi menjadi partikel yang lebih besar, di antaranya partikel ini ada yang bergerak
kebawah melalui saluran kencing hingga pada lumen yang sempit dan berkembang
membentuk batu. Renal kalkuli merupakan tipe Kristal dan dapat merupakan gabungan
dari beberapa tipe. Sekitar 80% batu salurn kemih mengandung kalsium fosfat dan kalsium
Menurut Raharjo dan Tessy dalam Suharyanto dan Madjid, 2009 menyatakan
bahwa sebagian batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat bersifat simtomatik ataupun
Substansi organik ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan mukoprotein yang
Teori supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk batu dalam urin seperti sistin, santin,
Teori presipitasi-kristalisasi
urin yang bersifat asam akan mengendap sistin,, santin, asam dan garam urat.
Sedangkan pada urin yang bersifat alkali akan mengendap garam-garam fosfat.
saluran kemih.
38
G. Pathway
G. PEMERIKSAAN FISIK
FISIK
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Urinalisa : warna kuning, coklat gelap, berdarah. Secara umum menunjukkan adanya sel
darah merah, sel darah putih dan kristal(sistin,asam urat, kalsium oksalat), serta serpihan,
mineral, bakteri, pus, pH urine asam(meningkatkan sistin dan batu asam urat) atau alkalin
meningkatkan magnesium, fosfat amonium, atau batu kalsium fosfat.
2. Urine (24 jam) : kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat atau sistin meningkat.
4. Survei biokimia : peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein dan
elektrolit.
5. BUN/kreatinin serum dan urine : Abnormal ( tinggi pada serum/rendah pada urine)
sekunder terhadap tingginya batu okkstuktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis.
6. Kadar klorida dan bikarbonat serum : peningkatan kadar klorida dan penurunan kadar
bikarbonat menunjukkan terjadinya asidosis tubulus ginjal.
9. Hb, Ht : abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia terjadi ( mendorong
presipitas pemadatan) atau anemia(pendarahan, disfungsi ginjal).
10. Hormon paratiroid : mungkin meningkat bila ada gagal ginjal. (PTH merangsang
reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urine).
11. Foto rontgen : menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomik pada area ginjal
dan sepanjang ureter.
40
12. IVP : memberikan konfirmasi cepat urolithiasis, seperti penyebab nyeri abdominal atau
panggul. Menunjukan abdomen pada struktur anatomik ( distensi ureter) dan garis bentuk
kalkuli.
13. Sistoureterokopi : visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu
dan efek obstruksi.
14. Stan CT : mengidentifikasi/ menggambarkan kalkuli dan massa lain, ginjal, ureter, dan
distensi kandung kemih.
I. PENATALAKSANAAN
1. Tujuannya :
a. Menghilangkan Batu
b. Menentukan jenis Batu
c. Mencegah kerusakan nefron
d. Mengendalikan infeksi
e. Mengurangi obstuksi yang terjadi
f. Mengurangi kemungkinan terjadinya rekurensi (terulang kembali).
2. Cara penanganan :
a. Pengurangan nyeri, mengurangi nyeri sampai penyebabnya dapat
dihilangkan, morfin diberikan untuk mencegah sinkop akibat nyeri luar biasa.
Mandi air hangat di area panggul dapat bermanfaat. Cairan yang diberikan,
kecuali pasien mengalami muntah atau menderita gagal jantung kongestif
atau kondisi lain yang memerlukan pembatasan cairan. Ini meningkatkan
tekanan hidrostatik pada ruang belakang batu sehingga mendorong passase
batu tersebut ke bawah. Masukan cairan sepanjang hari mengurangi
kosentrasi kristaloid urine, mengencerkan urine dan menjamin haluaran urine
yang besar.
b. Pengangkatan batu, pemeriksaan sistoskopik dan passase kateter ureteral
kecil untuk menghilangkan batu yang menyebabkan obstruksi ( jika
41
J. PENCEGAHAN
Usahakan diuresis yang adekuat: minum air 2-3 liter per hari dapat di capai diuresis
1,5 liter/hari.
Pelaksanaan diet bergantung dari jenis penyakit batu (rendah kalsium tinggi sisa
asam, diet tinggi sisa basa, dan diet rendah purin).
Eradikasi infeksi saluran kemih khususnya untuk batu struvit.
K. KOMPLIKASI
1. Pengkajian
Pengumpulan data
Anamnese
Identitas penderita
Keluhan Utama
renal atau bladder tanpa batu yang keluar, riwayat trauma saluran
kemih.
26
lainnya.
kapur, perlu dikaji juga daerah tempat tinggal dekat dengan sumber
Kebutuhan Oksigenasi
bantu pernapasan
Kebutuhan Eliminasi
pola berkemih.
hospitalisasi.
Kebutuhan Kenyamanan
nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi
atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.
28
Kebutuhan Informasi
Pengkajian Fisik
Pemeriksaan Kepala
Pemeriksaan Mata
anemis.
Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan Telinga
keluaran.
29
Pemeriksaan Leher
Pemeriksaan Jantung
kardiomegali.
Pemeriksaan Paru
napas abnormal
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Genitalia
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Muttaqin dan Sari (2011), Putri dan Wijaya (2013) dan
Retensi urin berhubungan dengan stimluasi kandung kemih oleh batu, iritasi
diagnostik.
Intervensi keperawatan pada penderita sindrom nefrotik menurut Nurarif dan Kusuma (2013) dan Nurarif dan Kusuma
(2015) adalah :
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Nyeri akut NOC: NIC:
Definisi : pengalaman sensori dan 1. Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
emosional yang tidak menyenangkan yang Kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
muncul akibat kerusakan jaringan yang Melaporkan bahwa nyeri berkurang komperhensif termasuk lokasi,
aktual atau potensia ataudigambarkan dengan menggunakan manajemen karakteristik, durasi frekuensi,
dalam hal kerusakan sedemikian rupa nyeri kualitas dan factor presipitasi.
(international association for the study of Mampu mengenali nyeri (skala, 2. Observasi reaksi nonverbal dari
pain) : awitan yang tib-tiba atau lambat intensitas, frekuensi dan tanda ketidaknyamanan.
dari intensitas ringan hingga berat dengan nyeri) 3. Gunakan teknik komunikasi
akhir yang dpat diantisipasi atau terapeutik untuk mengetahui
diprediksi dan berlangsung <6 bulan. 2. Pengendalian Nyeri pengalaman nyeri pasien.
Batasan karasteristik : Kriteria hasil: 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
Perubahan selera makan Mampu mengontrol nyeri (tahu lampau.
Perubahan tekanan darah penyebab nyeri, mampu 5. Kontrol lingkungan yang dapat
Perubahan frekwensi jantung menggunakan tehnik mempengaruhi nyeri seperti suhu
Perubahan frekwensi pernapasan nonfarmakologi untuk mengurangi ruangan, pencahayaan dan
Laporan isyarat. nyeri, mencari bantuan kebisingan berulang).
33
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Perilaku distraksi (mis, berjalan 3. Tingkat Kenyamanan 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
mondar mandir mencari orang lain dan Kriteria hasil: menentukan intervensi.
atau aktifitas lain, yang berulang). Menyatakan rasa nyaman setelah 7. Ajarkan tentang tekniknon
Mengekspresikan perilaku (mis, mata nyeri berkurang farmakologi
kurang bercahaya, tmpak kacau, 8. Berikan analgetik untuk mengurangi
gerakan mata berpencar atau tetap nyeri
pada satu focus meringis) 9. Tingkatkan istirhat.
Sikap melindungi area nyeri
Focus menyempit
Perubahan posisi untuk menghindari
nyeri.
Sikap tubuh melindungi
Melaporkan nyeri secara verbal.
Retensi urin NOC: NIC:
Definisi : pengosongan kandung kemih 1. Eliminasi Urine Manajemen Eliminasi Urine
tidak komplit Kriteria hasil : 1. Monitor intake dan output
Batasan karasteristik : Pengeluaran urine tanpa nyeri, 2. Monitor penggunaan obat
Disuria kesulitan di awal, atau urgensi antikolionergik
Sensasi kandung kemih penuh Bau, jumlah dan warna urine dalam 3. Monitor derajat distensi bladder.
Distensi kandung kemih rentang yang diharapkan 4. Instruksian pada pasien dan
Urine menetes keluarga untuk menctat output
Inkontinensia 2. Kontinensia Urine urine.
Urine residu Kriteria hasil: 5. Sediakan privacy untuk eliminasi.
Haluaran urine sering dan sedikit atau Eliminasi secara mandiri 6. Stimulacy refles bladder dengan
ompres dingin pada abdomen.
34
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
tidak ada Mempertahankan pola berkemih 7. Kateterisasi jika perlumonitor tnda
yang dapat diduga dan gejala ISK.
Ansietas NOC : NIC :
Definisi : perasaan tidak nyaman atau 1. Tingkat Kecemasan Pengurangan Kecemasan
kekhawatiran yang samar disertai respon Kriteria hasil: 1. Gunakan pendekatan yang
autonom (sumber sering kali tidak spesifik Postur tubuh, ekspresi wajah, menenangkan
atau tidak diketahui oleh individu) ; bahasa tubuh dan tingkat aktivitas 2. Observasi tanda-tanda vital.
perasaan takut yang disebabkan oleh menunjukan berkurangnya 3. Jelaskan semua prosedur dan apa
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini kecemasan yang dirasakan selama prosedur.
merupakan isyarat kewaspadaan yang Vital sign dalam batas norman 4. Pahami perspektif pasien terhadap
memperingatkan individu akan adanya situasi stress.
bahaya dan memampukan individu untuk 2. Pengendalian-Diri Terhadap 5. Temani pasien untuk memberikan
bertindak menghadapi ancaman. Kecemasan eamanan dan mengurangi takut.
Batasan karasteristik : Kriteria hasil: 6. Dorong keluarga untuk menemani
Perilaku Mengindentifikasi, pasien laukan back/neck rub
- Gerakan yang ireleven mengungkapkan dan menunjukan 7. Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gelisah tehnik untuk mengontrol cemas 8. Identifikasi tingkat kecemasan
- Melihat sepintas 9. Bantu pasien mengenal situasi yang
- Insomnia 3. Koping menimbukan kecemasan.
- Kontak mata buruk Kriteria hasil: 10. Dorong pasien untuk
- Mengekspresikan kekhawatiran Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapan perasaan, ketakutan,
karena perubahan dalam peristiwa mengungkapkan gejala cemas persepsi.
hidup. 11. Instruksikan pasien menggunakan
Affektif teknik relaksasi.berikan obat untuk
- Gelisah, distress, Ketakutan mengurangi kecemasan.
35
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
- Perasaan tidak adekuat
- Bingung, menyesal, Khawatir
Fisiologis
- Wajah tegang
- Suara bergetar
Simpatik
- Anoreksia
- Jantung berdebar-debar
Defisiensi pengetahuan NOC : NIC:
Definisi : ketiadaan atau efisiensi 1. Pengetahuan : Proses Penyakit Pendidikan Kesehatan
informasi kognitif yang berkaitan dengan Kriteria hasil : 1. Berikan penilaian tentang tingkat
topik tertentu. Pasien dan keluarga menyatakan pengetahuan pasien tentang proses
Batasan karasteisrik: pemahaman tentang penyakit, penyakit yang spesifik.
Perilaku hiperbola. kondisi, prognosis dan program 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
Ketidakakuratan mengikuti perintah pengobatan dan bagaimana hal ini berhubungan
Ketidakakuratan melakukan tes Pasien dan keluarga mampu dengan anatomi fisiologi, dengan
Perilaku tidak tepat (misalnya histeria, menjelaskan kembali apa yang cara yang tepat.
bermusuhan, agitasi, apatis) dijelaskan perawat/tim kesehatan3. Gambarkan tanda dan gejala yang
Pengungkapan masalah lainnya biasa muncul pada penyakit
4. Sediakan informasi pada pasien
2. Pengetahuan : prilaku sehat tentang kondisi.
Kriteria hasil : 5. Diskusikan pilihan terapi atau
Pasien dan keluarga mampu penanganan.
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
36
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Batu saluran kemih dapat disebabkan oleh berbagai sebab diantaranya intake cairan yang
kurang, aktivitas yang kurang, iklim yang dingin atau panas serta makanan yang dapat
mencetuskan terbentuknya batu ginjal. tanda dan gejala yang khas pada penyakit ini tergantung
dari letak batu, besarnya batu. Gejala yang tersering adalah nyeri dan gangguan pola berkemih.
Disamping pengobatan yang diberikan untuk mengurangi nyeri harus pula diimbangi dengan
minum banyak 2-3 liter perhari, banyak melakukan aktivitas, olahraga secara teratur dan
mengurangi makanan yang tinggi kalsium, purin dan oksalat.
Pada dasarnya penyakit batu saluran kemih dapat disembuhkan secara total jika cepat mendapat
pertolongan dan penanganan dan juga bisa kambuh apabila tidak merubah kebiasaan yang salah
seperti : kurang minum, kurang bergerak/banyak duduk, mengkonsumsi makanan tinggi kalsium,
purin dan oksalat.
37