DENGAN UROLITIASIS
DISUSUN OLEH :
1. THERESIA ANGEL LINE S (14023)
2. WIDYA MARIA
(14025)
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. YANTI ANGGRAINI,S.KEP.,M.KEP
AKADEMI KEPERAWATAN
YAYASAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan berkat sehingga makalah yang berjudul Konsep Dasar dan Asuhan
Keperawatan pada Pasien Urolitiasis ini dapat tersusun hingga selesai. Penulisan
makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak
lepas dari dorongan, bimbingan, bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkonstribusi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Penulis
i 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN ...................................................
1
2
PEMBAHASAN ......................................................
3
3
4
4
7
10
11
11
12
12
16
PENUTUP ...............................................................
22
A. Kesimpulan ........................................................
B. Saran ..................................................................
22
22
23
BAB II
BAB III
BAB I
PENDAHULUAN
ii
A.
Latar Belakang
Urolithiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius.
Urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu
terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium
oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat sedangkan nefrolitiasis adalah
adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal.
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih, sudah dikenal sejak zaman
Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih
mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai
dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin
terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah atau
memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine
seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang
terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di
kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh
kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi.
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan
di negara berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju
lebih banyak dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter),
perbedaan ini dipengaruhi status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka
prevalensi rata-rata di seluruh dunia adalah 1-12 % penduduk menderita batu
saluran kemih.
2
lain
yang
masih
belum
terungkap
(idiopatik).Secara
A Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah memberikan gambaran
asuhan keperawatan yang dilakukan pada Urolithiasis pendekatan proses
keperawatan sesuai dengan teori keperawatan.
B Tujuan Khusus
1 Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengertian Urolithiasis
2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi etiologi Urolithiasis
3 Mahasiswa mampu mengidentifikasi anatomi dan fisiologi Urolithiasis
4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi patofisiologi Urolithiasis
5 Mahasiswa mampu mengidentifikasi manifestasi klinis Urolithiasis
6 Mahasiswa mampu mengidentifikasi pemeriksaan penunjang Urolithiasis
7 Mahasiswa mampu mengidentifikasi komplikasi Urolithiasis
8 Mahasiswa mampu mengidentifikasi penatalaksanaan medis Urolithiasis
9 Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan keperawatan Urolithiasis
secara teoritis (pengkajian s.d evaluasi)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori
1 Pengertian
Kencing Batu (Urolitiasis) adalah klasifikasi di dalam system urine.
Umumnya disebut batu, yaitu batu (batu) yang terbentuk di dalam ginjal
(nefrolitiasis) namun dapat pula terbentuk di dalam atau migrasi ke system
urine bawah. (Joye & Jane, 2009)
3
Etiologi
Etiologi
urolitas
adalah
kondisi-kondisi
yang
mendukung
Faktor
endogen,
yaitu
faktor
genetik,
mislanya
primer.
Faktor eksogen, yaitu faktor lingkungan, makanan,infeksi,
Patofisiologi
Berdasarkan tipe batu, proses pembentukan batu melalui
kristalisasi. Tiga faktor yang mendukung proses ini yaitu saturasi
urin, defisiensi inhibitor, dan produksi matrik protein. Pada
umumnya kristal tumbuh melalui adanya supersaturasi urin. Proses
sistin,santin,
asam
urat,
kalsium
oksalat
akan
polifosfat,
sitrat,
magnesium,
asam
mengurangi
kemungkinan
terjadinya
batu,
5. Pathoflowdiagram
10
6. Manifestasi klinis
11
Gejala dan tanda utama dari adanya batu ginjal atau uretra adalah
serangan nyeri hebat yang tiba-tiba dan tajam. Berdasarkan bagian
organ yang terkena nyeri ini disebut kolik ureter atau kolik renal. Kolik
renal terasa di region lumbal menyebar ke samping dan kebelakang
menuju daerah testis pada laki-laki dan kandung kencing pada wanita.
Kolik uretra terasa nyeri disekitar genitalia dan sekitarnya. Saat nyeri
ditemukan mual, muntah, pucat, berkeringat, dan cemas serta sering
kencing. Nyeri dapat berakhir beberapa menit hingga beberapa hari.
Nyeri dapat dapat terjadi intermitten yang menunjukkan batu
berpindah-pindah. Nyeri yang disebabkan oleh batu pada ginjal tidak
selalu berat dan menyebabkan kolik kadang-kadang terasa nyeri
tumpul, atau terasa berat.
7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik utama yang dapat dilakukan pada pasien
urolitiasis adalah radiografi ginjal, ureter dan kandung kencing ( KUB
radiografh ). VIP juga sering dilakukan untuk mengetahui tempat
sumbatan dan keparahannya. Urinalisasi menunujukkan hematuri
mikroskopik atau gross, sel darah putih (SDP), perubahan pH , dan
kristal kalsium asam urat, atau sistin yang menunjukkan batu. Kultur
urine menandakan bakteri bila telah terjadi infeksi dan sel darah putih
meningkat. BUN serum dan kreatinin meningkat bila terjadi kerusakan
ginjal.
12
8.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi berupa kerusakan tubular dan iskemik
pertial.
9.
Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu,
menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron mengendalikan
infeksi, dan mengurangi obstruksi yan terjadi penatalaksanaan
1. Pengurangan nyeri
Tujuan segera dari penanganan kolik renal atau uretral adalah untuk
mengurangi nyeri sampai penyebabnya dapat di hilangkan
Pemberian morfin atau merperidin untuk mencegah syok
untuk
dilakukan
analisis
kimiawi
untuk
menentukan
13
reabsorsi kalsium
Garam meja dan makanan tinggi natrium, karena Na
bersaing dengan Ca dalam reabsorbsinya di ginjal
14
yang
terjadi
adalah
perdarahan,
infeksi,
dan
ekstravasasi urin.
6. Ureteroskopi
Ureteroskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan
memasukan suatu alat ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat
dihancurkan dengan menggunakan laser, lihotripsihidraulik, atau
ultrasound kemudian di angkat. Suatu stent dapat di masukkan dan
15
16
Rasional
ansietas berat.
17
2. Jelaskan
penyebab
pentingnya
terhadap
nyeri
melaporkan
perubahan
karakteristik nyeri.
3. Berikan tindakan
ke
kejadian
nyaman
seperti Meningkatkan
relaksasi,
menurunkan
bimbingan
imajinasi
kembali
perhatian
dan
aktifitasi teraupetik.
5. Bantu dengan ambulasi sering sesuai Hidrasi kuat memungkinkan lewatnya batu,
indikasi dan tingkatkan pemasukan mencengah statis urin, dan membantu
cairan sedikitnya 3-4 L/hr dalam mencengah pembentukan batu selanjutnya
toleransi jantung
6. Perhatikan
keluhan
peningkatan Obstruksi
lengkap
ureter
dapat
bedah akut
7. Berikan obat sesuai indikasi golongan Menurunkan kolik uretral meningkatkan
narkotik dan antispasmodik
patensi
kateter
18
Rasional
pemasukan
dan
3. Dorong
meningkatkan
pemasukan cairan.
4. Periksa
semua
urin.
Catat
suprapubik.
membilas
bakteri,
penuh,
berkemih segera
3. Peningkatan hidrasi,
distensi
Perhatikan
lewatnya btau
4. Penemuan batu memungkinkan identifikasi
tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi
5. Retensi urin dapat menyebabkan distensi
jaringan
kandung
kemih/ginjal,
potensi
6. Akumulasi
sisa
Ph
mencegah
askorbat.
pembentukan batu.
menggunakan
dan
uremik
statis
urin
urin
(alkalinitas),
dan
mencegah
19
pemasukan
Rasional
dan
pengeluaran
2. Catat
insiden/frekuensi
dan
muntah/diare,
yang menyertai
dan lambung
karakteristik
3-4
toleransi jantung
L/hr
dalam
3. Mempertahankan
keseimbangancairan
untuk
20
5. Perubahan
0,5
kg
menunjukkan
BB
dapat
perpindahan
keseimbangan cairan
6. Awasi pemeriksaan
laboratorium seperti Hb/Ht,
dan elektrolit
8. Berikan
diet
tepat,
cairan
toleransi
mempertahankan keseimbangancairan
dan keseimbangan nutrisi
9. Menurunkan muntah-muntah
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan
merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan
dengan cara melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan (Price
A, Sylvia, 2006). Evaluasi pada pasien dengan gangguan system
urolitiasis adalah :
a. Klien tetap merasa nyaman
b. Tidak mengalami tanda obstruksi
21
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Urolithiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam sistem urinarius.
Urolithiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) ditraktus urinarius. Batu
terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti kalsium
oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat sedangkan nefrolitiasis adalah
adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal.
Batu dapat ditemukan di setiap bagian ginjal sampai ke kandung kemih dan
ukurannya bervariasi dari deposit granuler yang kecil, yang disebut pasir atau
kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang berwarna orange.
Etiolgi dari urolithiasis dan nefrolitiasis terbagi dua, yaitu faktor instrinsik
dan ekstrinsik. Perjalanan penyakit urolithiasis dan nefrolitiasis hampir sama,
yang berawal dari faktor-faktor pada penyebab pembentukan batu yang dapat
berujung dapat terjadi penyakit ginjal kronis yang dapat menyebabkan kematian.
B.
Saran
Dalam hal urolithiasis bagi individu yang mempunyai faktor penyebab
pembentukan maka segeralah untuk melakukan pencegahan seperti pola makan
dan jenis-jenis makanan yang dibatasi. Namun pada pasien yang sudah
mengalami penyakit urolithiasis, maka perawat dan tim tenaga kesehatan lain
22
harus memperhatikan intervensi apa yang tepat dan sesuai sehingga tidak terjadi
komplikasi dan tujuan intervensi dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Toto Suharyanto, Abdul Madjid. (2009). Asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan system perkemihan. Jakarta : Trans Info Media
Doenges, Marilyn E. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC
Joyce M.& Jane. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis
Untuk Hasil yang Diharapkan. Singapura : Salemba Medika
Muttaqin, A. 2008. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Perkemihan. Penerbit Salemba Medika: Jakarta
23