PENDAHULUAN
Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman Babilonia dan
zaman Mesir kuno. Sebagai salah satu buktinya adalah diketemukan batu pada
kandung kemih seorang mumi. Berdasarkan lokasinya, batu saluran kemih ini
dapat dibagi menjadi empat yaitu batu ginjal, batu ureter, batu kandung kemih,
urine dari pielum (pelvis) ginjal ke dalam buli-buli. Dindingya terdiri atas 1)
mukosa yang dilapisi oleh sel transisional, 2) otot polos sirkuler, dan 3) otot polos
longitudinal. Kontraksi dan relaksasi kedua otot polos itulah yang memungkinkan
tempat penyempitan, yaitu 1) pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau
pelvi-ureter junction, 2) tempat pada saat ureter menyilang arteri iliaka di rongga
pelvis, dan 3) pada saat ureter masuk ke buli-buli. Jika ada batu di lumen ureter
sehingga menyumbat aliran urine, otot polos ureter akan berkontraksi secara
saluran kemih. Kontraksi itu dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara
1
kemih. Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak di bidang urologi di
2014 didapatkan 141 orang menderita batu saluran kemih, dengan proporsi batu di
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Ureter adalah organ berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine
dari pielum (pelvis) ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya
lebih kurang 25-30 cm, dan diameternya 3-4 mm. Dindingya terdiri atas 1)
mukosa yang dilapisi oleh sel transisional, 2) otot polos sirkuler, dan 3) otot polos
longitudinal. Kontraksi dan relaksasi kedua otot polos itulah yang memungkinkan
terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit daripada
tempat lain. Tempat penyempitan itu antara lain adalah 1) pada perbatasan antara
pelvis renalis dan ureter atau pelvi-ureter junction, 2) tempat pada saat ureter
menyilang arteri iliaka di rongga pelvis, dan 3) pada saat ureter masuk ke buli-
buli. Ureter masuk ke buli-buli dalam posisi miring dan berada di dalam otot buli-
buli (intramural); keadaan ini dapat mencegah terjadinya aliran balik urine dari
ureter pars abdominalis, yang membentang mulai dari pelvis renalis sampai
menyilang vasa iliaka, dan ureter pars pelvika yang membentang dari
Disamping itu secara radiologis ureter dibagi dalam tiga bagian, yaitu 1) ureter
1/3 proksimal mulai dari pelvis renalis sampai batas atas sakrum, 2) ureter 1/3
3
medial mulai dari batas atas sakrum sampai pada batas bawah sakrum, dan 3)
ureter 1/3 distal mulai batas bawah sakrum sampai masuk ke buli-buli1.
2.2. Etiologi
gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan
terjadinya batu saluran kemih pada seseorang. Faktor itu meliputi faktor instrinsik,
yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik, yaitu
1. Herediter (keturunan)
2. Umur
3. Jenis kelamin
Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien
perempuan.
4
Faktor ekstrinsik adalah 1:
1. Geografi
yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagi daerah
stone belt (sabuk batu), sedangkan daerah Bantu di Afrika Selatan hampir
3. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
4. Diet
5. Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
tempat-tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin (statis urin) seperti
pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada
5
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik
maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal-kristal tetap berada dalam
keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urin jika tidak ada keadaan-keadaan
yang lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar kristal tersebut bersifat rapuh
dan belum cukup membuntukan saluran kemih. Untuk itu agregat kristal
menempel pada epitel saluran kemih (membentuk retensi kristal) dan dari sini
bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu sehingga membentuk batu yang
di dalam urin, konsentrasi solute di dalam urin, laju aliran urin di dalam saluran
kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak
berikatan dengan oksalat maupun dengan fosfat, membentuk kalsium oksalat dan
kalsium fosfat; sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium
amonium fosfat (batu infeksi), batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya.
di dalam saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu tidak
sama. Dalam hal ini misalkan batu asam urat mudah terbentuk dalam suasana
asam, sedangkan batu magnesium amonium fosfat terbentuk karena urine bersifat
basa1.
2.4. Gambaran Klinis
6
Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada: posisi atau letak
batu, besar batu, dan penyulit yang telah terjadi. Keluhan yang paling dirasakan
oleh pasien adalah nyeri pada pinggang. Nyeri ini mungkin bisa berupa nyeri
kolik ataupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot
polos sistem kalises ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan
memberikan sensasi nyeri. Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal
nyeri pada saat kencing atau sering kencing. Batu dengan ukuran kecil mungkin
saat ureter menyilang vasa iliaka, dan saat ureter masuk ke dalam buli-buli.
Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa saluran
kedaruratan di bidang urologi. Dalam hal ini harus secepatnya ditentukan letak
kelainan anatomik pada saluran kemih yang mendasari timbulnya urosepsi dan
kostovertebra, teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis, terlihat tanda-
tanda gagal ginjal, retensi urine, dan jika disertai infeksi didapatkan
demam/menggigil1.
2.5. Pemeriksaan Penunjang1
1. Sedimen urine
7
Pemeriksaan sedimen urine dapat menunjukkan adanya leukosituria,
timbulnya batu saluran kemih (antara lain kadar: kalsium, oksalat, fosfat
adanya batu radio-opak disaluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan
kalsium fosfat bersifat radio-opak dan paling sering dijumpai diantara batu
jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat non-opak (radio-lusen). Foto
ginjal. Selain itu IVU dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun
non opak yang tidak dapat terlihat ole foto polos abdomen. Jika IVU
8
belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya
pielografi retrograd.
7. Ultrasonografi
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVU,
yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG
yang tersedia, ukuran cut-off yang tepat untuk batu yang kemungkinan lewat
estimasi terbaik. Oleh karena itu, diputuskan untuk tidak memasukkan ukuran
batu dalam rekomendasi ini dan lebih suka menyarankan ukuran batu <6 mm.
Batu yang hilang secara spontan berkurang dengan meningkatnya ukuran batu
dengan batu ureter yang diobati dengan α-blocker atau nifedipine melewati
9
episode kolik yang lebih sedikit daripada mereka yang tidak menerima terapi
tersebut.
Obat tamsulosin adalah salah satu dari a-blocker yang paling umum
batu ureter distal dengan kolik ginjal. Namun, tamsulosin secara signifikan
ureter distal. Dua penelitian menilai efek tamsulosin pada kalkulus ureter
proksimal <10 mm yang menunjukkan migrasi batu ke bagian yang lebih jauh
dari ureter dan tingkat pengeluaran batu yang secara signifikan lebih tinggi
dan waktu pengeluaran yang lebih pendek untuk batu <6 mm.
3. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)1
Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh
Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter
proksimal atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa
10
dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan batu yang sedang
mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan
langsung ke dalam saluran kemih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau
melalui insisi kecil pada kulit (perkutan). Proses pemecahan batu dapat
gelombang suara, atau dengan energi laser. Beberapa tindakan endourologi itu
adalah1:
a. Ureteroskopi (URS)3
URS dapat digunakan untuk seluruh ureter. Kontraindikasinya dapat
berupa misalnya, dengan general anestesi atau ISK yang tidak diobati.
pasien wanita dengan batu ureter distal. Antegrade URS adalah opsi untuk
kalkulus ureter proksimal yang besar dan terimpaksi. Tujuan dari URS
Balon dan dilator plastik tersedia jika perlu. Jika akses ureter tidak
11
Selubung akses ureter berlapis hidrofilik, yang tersedia dalam berbagai
d. Laparoskopi3
Beberapa penelitian telah melaporkan pengeluaran batu dengan
12
Di klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk
batu pada saluran ginjal, dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak
2.7. Pencegahan1
Setelah batu dikeluarkan dari saluran kemih, tindakan selanjutnya yang
kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50%
dalam 10 tahun.
13
Pencegahan yang dilakukan berdasarkan atas kandungan unsur yang
menyusun batu saluran kemih yang diperoleh dari analisis batu. Pada umumnya
diusahakan produksi urine sebanyak 2-3 liter per hari, 2) diet untuk mengurangi
kadar zar komponen pembentuk batu, 3) aktivitas harian yang cukup, dan 4)
pemberian medikamentosa.
Beberapa diet yang dianjurkan untuk mengurangi kekambuhan adalah 1)
rendah protein, karena protein akan memacu ekskresi kalsium urine dan
purin. Diet rendah kalsium tidak dianjurkan kecuali pada pasien yang menderita
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
14
Nama : Tn. F. P
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Namosain
3.2 Anamnesis
kiri yang memberat sejak ± 1 minggu SMRS dan nyeri yang dirasakan
sudah mengalami nyeri pinggang kiri sejak 1 tahun yang lalu, dimana
awalnya nyeri terjadi hilang timbul. Pasien berobat ke dokter dan telah
diberi obat minum namun gejala yang dirasakan tidak berkurang dan tetap
terasa sakit. Pasien juga mengatakan saat kencing terasa sakit namun
hanya terjadi sesekali saja. Pasien juga mengeluh mual dan pusing.
Riwayat penyakit dahulu : Pada tahun 2010, pasien pernah mengalami hal
yang sama dan terdiagnosis batu ureter dan telah dioperasi di Denpasar.
ginjal.
Riwayat pengobatan : Pasien mengkonsumsi obat natrium diklofenak dan
renalof.
15
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Tanda-tanda vital :
– RR : 20x/menit
– Suhu : 36,5 C
Abdomen
Inspeksi : dalam batas normal
Auskultasi : Bising usus (+), kesan normal
Palpasi : Hepar lien tidak teraba, masa (-)
Perkusi : Timpani seluruh lapang pandang abdomen
Ekstremitas : Edem (-), akral hangat
1.4. Pemeriksaan Urologi
Regio Kostovertebra Angle
Inspeksi : Dalam batas normal
Palpasi : Massa tidak teraba
Perkusi : Nyeri ketok CVA (-/+)
1.5. Pemeriksaan Laboratorium
16
Rujukan
WBC 7,8 10^3/uL 4,0 – 10,0
RBC 5,12 10^6/uL 3,5 – 5,0
HCT 46,8% 37,0 – 50,0
PLT 281 10^3/uL 100 – 300
Clothing Time 8,30 menit 5 – 15 menit
Bleeding Time 1,30 menit 1 – 3 menit
Ureum 22,4 mg/dl 10 - 50
Kreatinin 0,8 mg/dl 0,5 – 1,1
GDS 177,0 mg/dl 70 - 140
Kalium 3,6 mmol/l 3,5 – 5,6
Natrium 139,9 mmol/l 135 - 155
Makroskopis urine
Warna Kuning Kuning Muda -
Kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
Berat jenis urin 1.010 1.000-1.030
pH urin 6,0 7,0
Protein urin Negatif Negatif
Glukosa Urin (+) 1 Negatif
Keton urin Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif 0,2 mg/dl urnie
Nitrit Negatif Negatif
Eritrosit urin Negatif Negatif
Leukosit urin (+++) 3 Negatif
Leukosit sedimen urin > 80 sel/LPB 0-5 sel/LPB
Eritrosit sedimen urin 1-3 sel/LPB 0-3 sel/ LPB
Epitel sedimen urin 2-5 sel/LPB 0-3 sel/LPB
Bakteri sedimen urin Negatif Negatif
Silinder sedimen urin Hialin (+) Negatif
Kristal sedimen urin Negatif Negatif
Parasit sedimen urin Negatif Negatif
17
Hasil USG abdomen bawah
Ginjal kanan : terdapat kalsifikasi
Ginjal kiri : terdapat pelebaran ringan sistem pelviocalyceal
Buli : normal
Kesimpulan : - kalsifikasi ginjal kanan
-hydronephrosis sinistra ringan
18
Hasil BNO : - Tidak tampak bayangan batu opaque
- Tampak gambaran stent pada traktus urinarius sinistra
1.9. Assesment
Ureterolithiasis sinistra
1.10. Terapi
- Pro URS sinistra
- IVFD Nacl 0,9% 20 tpm
- Obat pre operasi (antibiotik profilaksis) Ceftriaxone inj 1x1 gram
1.11. Laporan Operasi (08 – 01 – 2019)
Sistoskopi : - Muara ureter sinistra cone
URS sinistra : - Batu ureter proximal sinistra
-Lithotripsi batu hancur sebagian retropulsi ke
ginjal
-Pasang DJ stent sinistra
3.10 Follow Up
IVFD RL 20 tpm
19
Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
BAB 4
DISKUSI
urine dari pielum (pelvis) ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa
panjangnya lebih kurang 25-30 cm, dan diameternya 3-4 mm. Dindingya terdiri
atas 1) mukosa yang dilapisi oleh sel transisional, 2) otot polos sirkuler, dan 3)
otot polos longitudinal. Anatomi ureter memiliki tiga tempat penyempitan, yaitu
1) pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvi-ureter junction, 2)
tempat pada saat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis, dan 3) pada saat
ureter masuk ke buli-buli. Jika ada batu di lumen ureter sehingga menyumbat
aliran urine, otot polos ureter akan berkontraksi secara berlebihan, yang bertujuan
dirasakan sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala, sesuai dengan irama
peristaltik ureter
Pada pasien kasus, pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang kiri yang
memberat sejak ± 1 minggu SMRS dan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-
tusuk yang terjadi secara terus menerus disertai saat kencing terasa sakit namun
hanya terjadi sesekali saja. Gejala ini dirasakan sejak 1 tahun dan sudah berobat
20
ke dokter, nyeri makin memberat terutama ± 1 minggu. Keluhan yang dialami
pemeriksaan USG (susp. batu ureter sinistra) dan pemeriksaan radiologi BOF
cone. Pada saat di URS didapatkan batu terletak di ureter proxima sinistra dan
setelah itu batu hancur namun sebagian retropulsi ke ginjal. Setelah URS
21
BAB 5
KESIMPULAN
SMRS dan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk yang terjadi secara terus
menerus disertai sakit saat kencing yang terjadi hanya sesekali saja. Gejala ini
dirasakan sejak 1 tahun dan sudah berobat ke dokter, nyeri makin memberat
proximal sinistra dan USG didapatkan susp. batu ureter sinistra. Pada Sitoskopi
didapatkan muara ureter cone. Dilakukan prosedur URS dan didapatkan batu
ureter proximal sinistra dan setelah URS dilakukan pemasangan DJ stent sinistra.
22
DAFTAR PUSTAKA
Medika. 2017
3. Turk, C. et al. Guidelines on Urolithiasis. European Association of Urology.
2015
23