Tn. N, 41 tahun, datang ke IGD RSMH dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 jam sebelum masuk RS.
Dari anamnesis didapatkan bahwa 6 jam sebelum masuk RS pasien mengeluh nyeri hilang timbul pada
pinggang kiri dan kanan seperti diperas, nyeri dirasakan menjalar sampai ke perut disertai mual tanpa muntah
dan kencing berbau jengkol. Pasien merasakan ingin terus BAK dan BAK sedikit-sedikit, setelah urin keluar
diikuti dengan keluarnya benda putih disertai tetesan darah. Satu jam sebelum masuk RS pasien mengeluh tidak
bisa BAK. Diketahui juga bahwa pasien makan jengkol 5 biji 12 jam sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum:
Kesadaran kompos mentis, tampak sakit sedang.
TD 130/80 mmHg, HR 118x/menit, regular, RR 22x/menit, Temp. 37,4oC.
Keadaan spesifik:
Mulut dan napas berbau jengkol.
Abdomen: nyeri tekan suprapubik (+), nyeri ketok CVA (+), ballotment (-), bising usus normal.
Urogenital: dilakukan pemasangan kateter urin: keluar urin sebanyak 800 cc berwarna kemerahan.
Laboratorium:
Hb 13,4 g/dl
Ureum 57 mg/dl
Creatinin 2,0 mg/dl
Natrium 135 mmol/l
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Tn. N, 41th, dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 jam SMRS.
2. Dari anamnesis: 6 jam SMRS pasien mengeluh nyeri hilang timbul pada pinggang kiri dan kanan seperti
diperas, nyeri dirasakan menjalar sampai ke perut disertai mual tanpa muntah dan kencing berbau jengkol.
3. Pasien merasakan ingin terus BAK dan BAK sedikit-sedikit, setelah urin keluar diikuti dengan keluarnya
benda putih + tetesan darah.
4. Satu jam SMRS pasien mengeluh tidak bisa BAK. Diketahui juga bahwa pasien makan jengkol 5 biji 12
jam sebelumnya.
5. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: tampak sakit sedang, TD 130/80 mmHg, HR 118x/menit.
Keadaan spesifik:
Mulut dan napas berbau jengkol.
Abdomen: nyeri tekan suprapubik (+), nyeri ketok CVA (+)
Urogenital: kateter: keluar urin 800cc berwarna kemerahan.
6. Laboratorium: Ureum 57 mg/dl, Creatinin 2,0 mg/dl.
PRIORITAS MASALAH
Masalah nomor 2
Dari anamnesis diketahui 6 jam SMRS pasien mengeluh nyeri hilang timbul pada pinggang kiri dan kanan
seperti diperas, nyeri dirasakan menjalar sampai ke perut disertai mual tanpa muntah dan kencing berbau
jengkol.
Alasan:
Karena dalam kasus ini pasien mengalami nyeri, apabila nyeri tersebut tidak segera diatasi dikhawatirkan dapat
terjadi syok neurogenik.
ANALISIS MASALAH
1. Tn. N, 41th, dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 jam SMRS.
a. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yang dialami oleh Tn. N?
Jawab:
Laki-laki > perempuan, usia 30-50 th>>>
tidak berkemih
sfingter uretra interna secara
mekanik terbuka jika kandung
kemih berkonraksi
berkemih
2. Dari anamnesis: 6 jam SMRS pasien mengeluh nyeri hilang timbul pada pinggang kiri dan kanan seperti
diperas, nyeri dirasakan menjalar sampai ke perut disertai mual tanpa muntah dan kencing berbau jengkol.
a. Apa penyebab dari nyeri hilang timbul/nyeri kolik?
Jawab:
Urolithiasis, pielonefritis akut, tumor ginjal, cholelithiasis, apendisitis akut.
3. Pasien merasakan ingin terus BAK dan BAK sedikit-sedikit, setelah urin keluar diikuti dengan keluarnya
benda putih + tetesan darah.
a. Apa makna pasien merasakan ingin terus BAK dan BAK sedikit-sedikit, setelah urin keluar
diikuti dengan keluarnya benda putih + tetesan darah?
Jawab:
Ingin BAK dan BAK sedikit-sedikit = polakisuria
Keluar benda putih + tetesan darah = kristal asam jengkolat melukai dinding traktus urinarius.
4. Satu jam SMRS pasien mengeluh tidak bisa BAK. Diketahui juga bahwa pasien makan jengkol 5 biji 12
jam sebelumnya.
a. Apa kandungan dari buah jengkol?
Jawab:
Karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, fosfor, kalsium, dan besi. Namun, selain kandungan nutrisi
tersebut terdapat kandungan senyawa dalam jengkol yang berisiko dapat menimbulkan keracunan yaitu
asam jengkolat.
Asam amino yang mengandung sulfur yang ada dalam buah jengkol, phitecolobium lobatum. Asam
jengkolat merupakan merupakan turunan sistein, hanya sebagian kecilyang dapat larut dan yang tidak
larut dapat membentuk batu ginjal.
c. Apa makna pasien makan jengkol 5 biji 12 jam sebelumnya pada kasus ini?
Jawab:
Maknanya adalah pasien ini mengalami keracunan jengkol (asam jengkolat).
d. Bagaimana hubungan makan jengkol 5 biji 12 jam sebelumnya dengan keluhan tidak bisa BAK?
Jawab:
Konsumsi jengkol → absorbsi asam jengkolat oleh traktus digestivus → asam jengkolat masuk dalam
aliran darah → asam jengkolat bebas melewati membran glomerulus → proses reabsorbsi air di ansa
henle → oversaturated asam jengkolat → pembentukan endapan kristal-kristal berbentuk jarum yang
tajam → obstruksi traktus urinarius (ureter) → urin tidak bisa keluar → tidak BAK.
5. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: tampak sakit sedang, TD 130/80 mmHg, HR 118x/menit.
Keadaan spesifik:
Mulut dan napas berbau jengkol.
Abdomen: nyeri tekan suprapubik (+), nyeri ketok CVA (+)
Urogenital: kateter: keluar urin 800cc berwarna kemerahan.
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik?
Jawab:
Tampak sakit sedang
TD 130/80 mmHg = pre-hipertensi.
HR 118 x/menit = takikardi
Mulut dan napas berbau jengkol = efek kandungan sulfur yang ada dalam asam jengkolat.
Nyeri tekan suprapubik (+) = iritasi pada vesika urinaria
Nyeri ketok CVA (+) = iritasi pada ginjal
Urin 800 cc = poliuria (250-300 cc)
Urin berwarna kemerahan = hematuri (lecet pada traktus urinarius)
7. Cara mendiagnosis
Adanya riwayat makan jengkol, keluhan sakit perut, muntah, pernapasan dan urin berbau jengkol yang
khas, hematuria, disuria, anuria serta ditemukan kristal asam jengkol dalam urin yang merupakan kriteria
diagnosis yang cukup spesifik.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
8. Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan urin
USG dan Pielografi intravena (pelebaran ureter dan tanda-tanda hidronefrosis akibat obstruksi)
9. WD
GGA et causa keracunan jengkol.
10. Tatalaksana
Bantuan hidup dasar (BHD) pemantauan ABCD
Keracunan Jengkol Ringan : Diberikan minum yang banyak dengan penambahan air soda/ sodium
bikarbonat kira-kira 1-2 meq/kgbb/hari sebanyak 1-2 gram/ hari
Keracunan Jengkol Berat : ditandai dengan oliguria dan anuria ( dalam kasus ini pasien mengalami anuria
dan oliguria ). penderita harus dirawat dan diatasi seperti kasus gagal ginjal akut.
- Bila ditandai dengan retensi urin maka dilakukan kateterisasi urine, buli - buli dibilas dengan dengan
larutan sodium bikarbonat 1,5 %
- Sodium bikarbonat diberikan 1-2 mg/kgBB/hari sebaiknya disesuaikan dengan analisis gas darah
- Diuretik diberikan 1-2mg/kgBB/hari
- Bila dengan cara diatas belum berhasil lakukan tindakan dialisis segera
Tindakan Bedah
Bila terdapat obstruksi berat di Urethra distal, dilakukan tindakan punksi buli-buli dengan jarum sayap
ukuran besar atau jarum sistofik no.15 F, satu jari diatas simfisis pubis dengan garis tengah 45 derajat.
11. Komplikasi
Infeksi saluran kemih (ISK)
Gagal ginjal kronis
12. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
13. KDU
Keracunan makanan : 4A
lulusan doter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
tapi kompetensi ini dicapai saat lulus dokter.
Gagal Ginjal Akut : 3B (Gawat darurat )
lulusan dokter mampu mebuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat
darurat dan mampu menentukan rujukan yang paling tepat, mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
KESIMPULAN
Tn. N, laki-laki, 41 tahun mengalami gagal ginjal akut et causa keracunan jengkol.
Atau
Tn. N, laki-laki, 41 tahun mengalami nyeri kolik dipinggang, mual, anuria, hematuria, keluar benda putih di
urin karena mengalami keracunan jengkol sangat berat dan telah ada tanda gagal ginjal akut.
KERANGKA KONSEP
Konsumsi Jengkol