Anda di halaman 1dari 40

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS MALIGNA

Dosen Pembimbing:
dr. Meilina Wardhani, Sp.THT-KL
Okta Isviyanti
712018074
Bab I : Pendahuluan

2
Otitis media ialah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga bagian tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media
supuratif dan otitis media non supuratif.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan otitis


media akut menjadi otitis media kronis yaitu terapi
yang terlambat diberikan, terapi tidak adekuat,
virulensi kuman yang tinggi, daya tahan tubuh yang
rendah (gizi buruk) atau hygiene buruk2.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Secara Anatomi Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga
tengah dan telinga dalam.
TELINGA LUAR

Telinga luar terdiri aurikula, meatus akustikus eksernus,


dan membran timpani.
TELINGA TENGAH

Auris media terletak di dalam pars petrosa ossis


temporalis.
Auris media terdiri dari kavum timpani, yakni rongga
yang terletak langsung di sebelah dalam membran
timpani, dan recessus epitimpanikus.
--Ke depan auris media berhubungan dengan nasofaring
melalui tuba auditiva.
--Ke arah posterosuperior kavum timpani berhubungan
dengan cellulae mastoidea melalui antrum mastoideum.
Kavum timpani dilapisi membran mukosa yang
bersinambungan dengan membran mukosa pelapis tuba
auditiva, cellulae mastoidea, dan antrum mastoideum
. Di dalam auris media terdapat :
Ossikula auditoris (malleus, incus, stapes)
Muskulus stapedius dan muskulus tensor timpani
Korda timpani, cabang nervus kranialis VII
Pleksus timpanikus pada promontorium
TELINGA DALAM

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang


berupa dua setengah lingkaran dan vestibulir yang terdiri
dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak
koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa
skala timpani dengan skala vestibuli.
FISIOLOGI TELINGA
Telinga luar berfungsi mengumpulkan suara dan
mengubahnya menjadi energi getaran sampai ke gendang
telinga.

Telinga tengah menghubungkan gendang telinga sampai


ke kanalis semisirkularis yang berisi cairan. Di telinga
tengah ini, gelombang getaran yang dihasilkan tadi
diteruskan melewati tulang-tulang pendengaran sampai
ke cairan di kanalis semisirkularis; adanya ligamen antar
tulang mengamplifikasi getaran yang dihasilkan dari
gendang telinga.

Telinga dalam merupakan tempat ujung-ujung saraf


pendengaran yang akan menghantarkan rangsangan suara
tersebut ke pusat pendengaran di otak manusia.
Fisiologi Pendengaran
OTITIS MEDIA

Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis di


telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan
sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau
hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening
atau berupa nanah.
ETIOLOGI

OMSK Benigna

OMSK Maligna

Gambar. Klasifikasi Otitis media


Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi
yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman
tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene
buruk.
--Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis atau berulang.
--Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.
-Obstruksi anatomik tuba Eustachius parsial atau total
--Perforasi membran timpani yang menetap.
--Terjadinya metaplasia skumosa atau perubahan patologik menetap
lainya pada telinga tengah.
--Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga atau rongga mastoid.
--Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten
di mastoid.
LETAK PERFORASI

SENTRAL-- terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi


perforasi masih ada sisa membran timpani.
MARGINAL-- sebagian tepi perforasi langsung berhubungan
dengan anulus atau sulkus timpanikum
ATIK-- Terjadi pada pars flasida
EPIDEMIOLOGI

OMSK lebih sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika,
anak-anak aborigin Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan.
Walaupun demikian, lebih dari 90% beban dunia akibat OMSK ini
dipikul oleh negara-negara di Asia Tenggara, daerah Pasifik Barat,
Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik. Kehidupan sosial
ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta
gizi yang jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk
meningkatnya prevalensi OMSK pada negara yang sedang berkembang
ETIOLOGI

--Lingkungan - Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain


dipengaruhi, kondisi sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat,
hygiene dan nutrisi yang jelek

--Otitis media sebelumnya.

--Infeksi - Bakteri yang sering ditemui pada OMSK adalah


Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus
--Infeksi saluran nafas atas

--Autoimun
--Alergi
--Gangguan fungsi tuba eustachius.
PATOFISOLOGI
KLASIFIKASI
EPIDEMIOLOGI

Insiden kolesteatoma tidak diketahui, tetapi kolesteatoma merupakan


indikasi yang relatif sering pada pembedahan otologi (kira-kira setiap
minggu di praktek otologi tersier). Kematian akibat komplikasi
intrakranial dari kolesteatoma sekarang jarang terjadi, yang berkaitan
dengan diagnosis dini, intervensi bedah tepat waktu, dan terapi
antibiotik yang adekuat. Akan tetapi kolesteatoma tetap menjadi
penyebab umum relatif tuli konduktif sedang pada anak-anak dan
orang dewasa
KLASIFIKASI & PATOFISOLOGI

Banyak teori dikemukakan oleh para ahli tentang patogenesis


kolesteatoma, antara lain teori invaginasi, teori migrasi, teori
metaplasi dan teori implantasi. Teori tersebut akan lebih mudah
dipahami bila diperhatikan definisi kolesteatoma menurut Gray
(1964) yang mengatakan bahwa kolesteatoma adalah epitel kulit yang
berada pada tempat yang salah. Epitel kulit liang telinga merupakan
suatu daerah cul-de-sac sehingga apabila terdapat serumen padat di
liang telinga dalam waktu yang lama, maka dari epitel kulit yang
berada medial dari serumen tersebut seakan terperangkap sehingga
membentuk kolesteatoma.
Kolesteatoma dapat dibagi atas dua jenis menurut etiologinya:

1.Kolesteatoma kongenital
Kolesteatoma kongenital terbentuk sebagai akibat dari epitel
skuamosa terperangkap di dalam tulang temporal selama
embriogenesis, ditemukan pada telinga dengan membran timpani
utuh tanpa ada tanda-tanda infeksi. Lokasi kolesteatoma biasanya di
mesotimpanum anterior, daerah petrosus mastoid. Kolesteatoma
kongenital paling sering diidentifikasi pada anak usia dini (6 bulan –
5 tahun). Saat berkembang, kolesteatoma dapat menghalangi tuba
Eustachius dan menyebabkan cairan telinga tengah kronis dan
gangguan pendengaran konduktif.

2. Kolesteatoma akuisital, jenis ini terbagi dua :


A. Kolesteatoma akuisital primer
Kolesteatoma yang terbentuk tanpa didahului oleh perforasi membran
timpani. Kolesteatoma timbul akibat proses invaginasi dari membran
tymphani pars flaksida karena adanya tekanan negatif di telinga tengah
akibat gangguan tuba (Teori Invaginasi). Kolesteatoma akuisital primer
timbul sebagai akibat dari retraksi membran timpani.
B. Kolesteatoma akuisital sekunder
Merupakan kolesteatoma yang terbentuk setelah adanya perforasi
membran timpani. Kolesteatom terbentuk sebagai akibat masuknya epitel
kulit dari liang telinga atau dari pinggir perforasi membran timpani ke
telinga tengah (Teori Migrasi) atau terjadi akibat metaplasi mukosa kavum
tymphani karena iritasi infeksi yang berlangsung lama ( Teori Implantasi).
Kolesteatoma akuisital sekunder terjadi sebagai akibat langsung dari
beberapa jenis cedera pada membran timpani.
Gejala klinis
O M
OMSK S K
Maligna
1. Telinga berair
2. Gangguan
pendengaran
3. Otalgia Diagnosis
4. Vertigo 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan klinis
• Otoskopi
• Audiologi
• Radiologi -- Radiologi konvensional, foto
polos radiologi, posisi Schüller berguna
untuk menilai kasus kolesteatoma,
sedangkan pemeriksaan CT scan dapat
lebih efektif menunjukkan anatomi
tulang temporal dan kolesteatoma.
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI

Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas


aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada
OMSA Streptokokus pneumonie, H. influensa, dan Morexella
kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid,
Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp
Terapi

Prinsip terapi OMSK tipe maligna atau bahaya ialah pembedahan,


yaitu mastoidektomi. Jadi, bila terdapat OMSK tipe bahaya, maka
terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi dengan
atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa
hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal retroaurikuler, maka
insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi.

26
Terapi

Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada

OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe aman atau bahaya, antara lain:

1. Mastoidektomi sederhana: Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman

dengan pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini

dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah

supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi

pendengaran tidak diperbaiki.

27
Terapi

2. Mastoidektomi Radikal

Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe bahaya dengan infeksi atau kolesteatoma

yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani

dibersihkan dari semua jaringan patologik. Tujuan operasi ini ialah untuk

membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi ke intrakranial.

28
Terapi

3. Mastoidektomi Radikal dengan Modifikasi

Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatoma didaerah atik, tetapi

belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan dan dinding

posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah untuk membuang

jaringan patologik dari rongga mastoid dan mempertahankan pendengaran yang

masih ada.

29
Terapi

4. Miringoplasti

Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan dikenal juga

dengan nama timpanoplasti Tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada

membrane timpani. Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi

telinga tengah pada OMSK tipe aman dengan perforasi yang menetap.

30
Terapi

5. Timpanoplasti

Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan yang lebih berat

atau OMSK tipe aman yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan

medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta

memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini selain rekonstruksi membrane

timpani sering kali harus dilakukan juga rekonstruksi tulang pendengaran.

31
Terapi

6. Timpanoplasti dengan pendekatan ganda

Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus

OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe aman dengan jaringan granulasi yang luas.

Tujuan operasi untuk menyembuhkan serta memperbaiki pendengaran tanpa

melakukan teknik mastoidektomi radikal (tanpa meruntuhkan dinding posterior

liang telinga). Teknik operasi ini pada OMSK tipe bahaya belum disepakati oleh

para ahli, oleh karena sering terjadi kambuhnya kolesteatoma kembali.

32
Komplikasi

Komplikasi operasi pada mastoidektomi dan timpanoplasti dibagi


berdasarkan komplikasi segera dan komplikasi lambat.

Komplikasi segera termasuk parese nervus fasialis, kerusakan korda timpani, tuli
saraf, gangguan keseimbangan, fistel labirin, trauma pada sinus sigmoid, bulbus
jugularis, likuor serebrospinal. Infeksi pasca-operasi juga dapat dimasukkan
sebagai komplikasi segera.

Komplikasi lambat termasuk kolesteatoma rekuren, reperforasi, lateralisasi


tandur, stenosis liangg telinga luar, displasi atau lepasnya prostesis tulang
pendengaran yang dipasang.

33
Prognosis

Mengeliminasi kolesteatoma hampir selalu berhasil, namun mungkin memerlukan

beberapa kali pembedahan. Karena pada umumnya pembedahan berhasil,

komplikasi dari pertumbuhan tidak terkendali dari kolesteatoma sekarang ini

jarang terjadi.

34
Bab III : Kesimpulan
kesimpulan
1. Otitis media supuratif kronis (OMSK) atau yang
sehari-hari disebut congek adalah infeksi kronis di
telinga tengah dengan perforasi membran timpani
dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-
menerus atau hilang timbul, mungkin encer atau
kental, bening, atau berupa nanah.
kesimpulan

2. Penyebab OMSK secara umum ialah lingkungan,


otitis media sebelumnya, infeksi saluran nafas atas,
autoimun, alergi dan gangguan fungsi tuba
eustachius.
kesimpulan
3. Otitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi
otitis media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2
bulan.
kesimpulan
4. Letak perforasi di membran timpani penting untuk
menentukan tipe/jenis OMSK.

5. Prinsip terapi OMSK tipe maligna atau bahaya ialah


pembedahan, yaitu mastoidektomi.

6. Komplikasi operasi pada mastoidektomi dan timpanoplasti


dibagi berdasarkan komplikasi segera dan komplikasi lambat.

7. Mengeliminasi kolesteatoma hampir selalu berhasil, namun


mungkin memerlukan beberapa kali pembedahan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai