BLOK MUSKULOSKELETAL
MODUL NYERI SENDI
LAPORAN TUTORIAL
Menyetujui,
Tutor,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama kepada Dokter
Pembimbing Tutorial Modul 1 Nyeri Sendi. Tak lupa pula kami sampaikan rasa
terimakasih kami kepada teman-teman yang telah mendukung, memotivasi, serta
membantu kami dalam menyelesaikan laporan hasil tutorial Perdarahan.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami juga
menyadari bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran, masukan maupun kritikkan dari semua
kalangan demi kesempurnaan laporan yang kami susun ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..…i
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………….……ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………….iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..….………iv
I. SKENARIO………………………………………………………………..1
II. KATA/KALIMAT SULIT………………………………………………...1
III. KATA/KALIMAT KUNCI……………………………………………….1
IV. PERTANYAAN…………………………………………………………...1
V. PEMBAHASAN…………………………………………………………........2
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…..57
MODUL NYERI SENDI (SKENARIO I)
I. Skenario
b. Fisiologi
Keausan pada sendi dapat terjadi pada usia berapa pun. Walau
begitu, keadaan ini lebih sering terjadi pada orang yang sudah tua atau
orang yang mengalami obesitas. Sejalan dengan bertambahnya usia sendi
seseorang, tulang rawan yang merupakan bantalan pada sendi akan
mengering dan menegang. Selain itu, sendi juga dapat kehilangan
pelumasan.
Penyebab rasa sakit itu dapat juga berupa akibat dari dilepasnya
mediator kimiawi seperti kinin dan prostaglandin yang menyebabkan
radang sendi, peregangan tendon atau ligamentum serta spasmus otot-
otot ekstraartikuler akibat kerja yang berlebihan. Sakit pada sendi juga
diakibatkan oleh adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks
saraf yang berasal dari medulla spinalis serta kenaikan tekanan vena
intrameduler akibat stasis vena intrameduler karena proses remodelling
pada trabekula dan subkondral.
6. Apakah ada hubungan antara kencing manis, status gizi, dan umur
berdasarkan skenario ?
a. Hubungan IMT dengan keluhan nyeri sendi yang diderita
c. Riwayat Penyakit
Deformitas
Perubahan kulit
Bengkak sendi
Yang dimaksud dengan kaki yaitu mid foot yang terdiri dari
5 tulang- tulang tarsal selain talus dan kalkaneus dan fore foot
mempunyai struktur melengkung ke dorsal yang memungkinkan
penyebaran berat badan ke kalkaneus di posterior dan ke-2 tulang
sesamoid pada tulang metatarsal I dan kaput metatarsal II-V di
anterior. Nyeri pada tumit sering disebabkan oleh platar, spur,
sedangkan peradangan pada MTP I, sering disebabkan oleh artritis
gout.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Indikasi diagnosis :
Indikasi terapeutik :
- Artrosentesis saja
1) Evakuasi kristal untuk mengurangi inflamasi pada
pseudogout akut dan crystal induced artritis yang lain
2) Evakuasi serial pada artritis septik untuk mengurangi
destruksi sendi
- Pemberian kortikosteroid intaartikular
1) Mengontrol inflamasi steril pada sendi, bila obat anti
inflamasi nin steroid telah gagal, kemungkinan akan gagal
atau merupakan kontraindikasi
2) Mempersingkat periode nyeri pada artritis gout
3) Menghilangkan nyeri inflamasi dengan cepat
4) Membantu terapi fisik pada kontraktur sendi
Kontaindikasi diagnostik
Kontraindikasi terapeutik
- Kontraindikasi diagnostik
- Instabilitas sendi
- Nekrosis avaskuler
- Artritis septik
- Analisis cairan sendi
d. Pemeriksaan Makroskopik
1) Bekuan
2) Volume
3) Viskositas
2) Kristal
f. Pemeriksaan Mikrobiologi
g. Pemeriksaan radiologi
1) Foto polos
Pemeriksaan foto polos merupakan titik tolak sebagian
besar pemeriksaan pencitraan penyakit- penyakit rematik walaupun
mungkin setelah itu skan dilakukan pemeriksaan MRI. Biayanya
murah dan resolisi spatial tinggi, sehingga detil trabekula dan erosi
kecil tulang dapat dilihat dengan baik. Jika di perlukan, resolusi
dapat diangkatkan dengan dengan teknik pembesaran. Resolusi
kontransnya memang tidak sebaik CT Scan dan MRI. Keterbatas
ini terutama dirasakan jika ingin mengevaluasi jaringan lunak.
Meskipun foto polos merupakan sarana yang berguna untuk
menilai pengaruh masa jaringan lunak terhadap tulang yang
berdekatan atau untuk mendeteksi kalsifikasi dalam jaringan lunak,
teknik ini tidak cocok untuk mengevaluasi jaringan lunak.
2) CT-Scan
3) MRI
4) USG (Ultrasonografi)
5) Manifestasi Klinis
b. Reumatoid Arthritis
1) Definisi
Artritis Reumatoid atau Rheumatoid arthritis (RA) adalah
penyakit autoimun sistemik. RA merupakan salah satu kelainan
multisistem yang etiologinya belum diketahui secara pasti dan
dikarateristikkan dengan destruksi sinovitis. Penyakit ini
merupakan peradangan sistemik yang paling umum ditandai
dengan keterlibatan sendi yang simetris. Penyakit RA ini
merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan inflamasi sendi
yang berlangsung kronik dan mengenai lebih dari lima sendi
(poliartritis)
2) Epidemiologi
2) Epidemiologi
3) Etiologi
4) Patologi
5) Manifestasi Klinis
Gambaran klinis artritis gout terdiri dari artritis gout
asimptomatik, artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout
menahun dengan tofus. Nilai normal asam urat serum pada pria
adalah 5,1 ± 1,0 mg/dl, dan pada wanita adalah 4,0 ± 1,0 mg/dl.
Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10 mg/dl pada seseorang
dengan artritis gout.
6) Penatalaksanaan
Ada tiga pilihan obat untuk artritis gout akut, yaitu NSAID,
kolkisin, kortikosteroid, dan memiliki keuntungan dan
kerugian.Pemilihan untuk penderita tetentu tergantung pada
beberapa faktor, termasuk waktu onset dari serangan yang
berhubungan dengan terapi awal, kontraindikasi terhadap obat
karena adanya penyakit lain, efikasi serta resiko potensial.
NSAID biasanya lebih dapat ditolerir disbanding kolkhisin
dan lebih mempunyai efek yang dapat diprediksi. Untuk penderita
artritis gout yang mengalami peptic ulcers , perdarahan atau
perforasi sebaiknya mengikuti standar atau guideline penggunaan
NSAID.
a. Latihan
Hidroterapi
Air sebagai terapi digunakan terutama dalam
memberikan latihan. Dayaapung air akan membuat ringan
bagian atau ekstremitas yang direndam sehingga sendi lebih
muda digerakkan. Selain itu, suhu air yang hangat membantu
mengurangi rasa nyeri. Tujuan dari hidroterapi adalah untuk
mempertahankan lingkup gerak sendi, kekuatan atau ketahanan.
Manfaat latihan dalam kolam yaitu mengeliminasi gaya tarik
(gravitasi) serta efek positif daya apung air yang dapat
mengurangi penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi dan
menambah relaksasi otot.
c. Okupasi Terapi
e. Psikologis
Atlas anatomi manusia Sobotta jilid 1 edisi 21 oleh R. Putz & R. Pabst
Nyoman Kertia : Nutritional status was positively associated with joint pain score
in patients with knee osteoarthritis