Robbin 1. The standard circulating neutrophil count is above 1.5 x 10/L. Neutrophils play an essential
role in immune defenses because they ingest, kill, and digest invading microorganisms, including fungi
and bacteria. Failure to carry out this role leads to immunodeficiency, which is mainly characterized by
the presence of recurrent infections. Defects in neutrophil function can be quantitative, as seen in
neutropenia or qualitative, as seen in neutrophil dysfunction.
Penurunan jumlah granulosit dalam darah Jumlah standar neutrophil yang bersirkulasi adalah pada
angka diatas 1,5X10/L.
Neutrofil menjalankan peran penting dalam sistem imun karena, neutrophil memfagositosis, melisiskan,
dan menyerang mikroorganisme, termasuk fungi dan bakteri. Kegagalan dalam menjalankan peran
tersebut akan berujung pada immunodeficiency, yang kebanyakan ditandai dengan adanya infeksi yang
berulang. Kelainan pada fungsi neutrophil dapat terjadi secara kuantitatif seperti neutropenia, atau
secara kualitatif seperti pada disfungsi neutrofil
Etiologi
Robbin 2
Leukocyte adhesion deficiency has an autosomal recessive inheritance, and its functional defect is
a failure of neutrophils to adhere to endothelial cells and so to traverse into tissues to ingest and
kill bacteria. Chediak-Higashi syndrome is also an autosomal recessive problem, characterized by
abnormal chemotaxis, so neutrophils fail to reach bacteria, and reduced microbicidal activity as
lysosomes fail to fuse with phagosomes.[9]
Penurunan perlekatan leukosit merupakan hal yang diturunkan secara autosomal resesif, dan
kelainan fungsi tersebut akan menyebabkan kegagalan neutrofil untuk melekat pada sel endotel
dan untuk bergerak menuju jaringan untuk fagositosis dan membunuh bakteri. Sindrom Chediak-
Higashi juga merupakan masalah autosomal resesif, dapat dikenali dengan kemotaksis yang
abnormal, sehingga neutrofil gagal untuk sampai pada bakteri, dan menurunkan aktivitas
mikrobisidal seperti penggabungan lisosom dan fagosom.
Tatalaksana
Application of granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) can improve neutrophil functions and
number.[17][7] Prophylactic use of antibiotics and antifungals is reserved for some forms of alteration in
neutrophil function such as chronic granulomatous disease CGD).[13][18] The utilization of
antimicrobials is compulsory if recurrent infections exist. Interferon-gamma has been successfully used
to improve the quality of life of the patient suffering from neutropenia. Allogenic bone marrow
transplantation from an HLA-matched related donor can cure CGD but has a high mortality rate [19],
and gene therapy is also a therapeutic option for treating disorders with neutropenia. Furthermore,
intravenous immunoglobulins can be another option in the management of these disorders.[13]
Pengaplikasian G-CSF (Granulocyte-colony Stimulating Factor) dapat meningkatkan fungsi neutrofil dan
juga jumlahnya. Pencegahan menggunakan antibiotic dan antijamur tersedia untuk beberapa bentuk
perubahan fungsi neutrofil seperti CGD (Chronic Granulomatous Disease). Pemanfaatn dari obat
antimikroba diwajibkan jika terjadi infeksi berulang. IFN gamma telah berhasil digunakan dalam
peningkatan kualitas hidup dari seorang pasien dengan neutropenia. Transplantasi sumsum tulang
alogenik dari donor dengan kecocokan HLA (Human Leukocyte Antigen) dapat menyembuhkan CGD
namun memiliki tingkat risiko kematian yang tinggi, dan terapi gen juga termasuk opsi dalam menangani
neutropenia. Selanjutnya, Immunoglobulin melalui jalur intra vena dapat menjadi peilihan lain untuk
menanganti penyakit ini.