Anda di halaman 1dari 3

Definisi

Robbin 1. The standard circulating neutrophil count is above 1.5 x 10/L. Neutrophils play an essential
role in immune defenses because they ingest, kill, and digest invading microorganisms, including fungi
and bacteria. Failure to carry out this role leads to immunodeficiency, which is mainly characterized by
the presence of recurrent infections. Defects in neutrophil function can be quantitative, as seen in
neutropenia or qualitative, as seen in neutrophil dysfunction.

Penurunan jumlah granulosit dalam darah Jumlah standar neutrophil yang bersirkulasi adalah pada
angka diatas 1,5X10/L.

Neutrofil menjalankan peran penting dalam sistem imun karena, neutrophil memfagositosis, melisiskan,
dan menyerang mikroorganisme, termasuk fungi dan bakteri. Kegagalan dalam menjalankan peran
tersebut akan berujung pada immunodeficiency, yang kebanyakan ditandai dengan adanya infeksi yang
berulang. Kelainan pada fungsi neutrophil dapat terjadi secara kuantitatif seperti neutropenia, atau
secara kualitatif seperti pada disfungsi neutrofil

Etiologi

Robbin 2

Drugs known to cause neutropenia include:


 Quinidine
 Aminopyrine
 Cephalosporin
 Sulfonamides
 Hydralazine
 Penicillins
 Heavy metals
 Phenothiazine
Angka yang rendah dari neutrofil dapat disebabkan oleh sumsum tulang hipoplastik, infeksi,
paparan radiasi, infiltrasi tumor pada sumsum tulang, myelofibrosis, penggunaan obat jangka
Panjang, atau kelainan yang bersifat herediter. Neutropenia kongenital atau sindrom Kostmann
adalah hal yang diturunkan secara autosomal resesif.
Obat-obatan yang diketahuo dapat menyebabkan neutropenia adalah sebagai berikut:
 Kuinidin
 Aminofenazon
 sefalosporin
 Sulfonamida
 Hidralazin
 Penisilin
 Heavy metals
 Fenotiazin
Almost any infection can cause neutropenia. The condition is also seen with folate, vitamin B12,
and copper deficiency.
Hampir pada semua infeksi dapat menyebabkan neutropenia. Kondisi ini juga disertai dengan
defisiensi asam folat, vitamin b12, dan besi
Patofisiologi

Neutrophils play a role in the immune defense against extracellular bacteria,


including Staphylococci, Streptococci, and Escherichia coli, among others. They also protect
against fungal infections, including those produced by Candida albicans. Once their count is
below 1 x 10/L recurrent infections start. As compensation, the monocyte count may increase. In
primary neutropenia disorders such as chronic granulomatous disease presents with recurrent
infections affecting many organs since childhood. It is caused from a failure to produce toxic
reactive oxygen species so that the neutrophils can ingest the microorganisms, but they are unable
to kill them, as a significant consequence granuloma can obstruct organs such as the stomach,
esophagus, or bladder. Patients with this disease are very susceptible to opportunistic infections
by certain bacteria and fungi, especially with Serratia and Burkholderia.[8]
Neutrofil memainkan peran dalam system imun terhadap bakteri ekstraseluller, dan melakukan
pertahanan terhadap infeksi jamur. Saat jumlahnya dibawah 1 x 10/L maka akan mulai terjadi
infeksi yang berulang. Sebagai kompensasi, jumlah monosit akan meningkat. Pada neutropenia
yang sering terjadi seperti penyakit granulomatous kronik akan disertai dengan infeksi yang
berulang dengan menginfeksi sejumlah organ sejak usia dini. Hal ini disebabkan oleh kegagalan
dalam produksi ROS (Reactive Oxygen Species) yang menyebabkan neutrofil dapat
mamfagositosis mikroorganisme, tetapi pada kasus ini hal tersebut tidak dapat dilakukan, sehingga
konsekuensi yang didapatkan adalah terjadinya kelainan berupa granuloma yang dapat
mengakibatkan obstruksi pada sejumlah organ. Pasien dengan kelainan tersebut akan sangat rentan
terhadap infeksi oportunistik oleh sejumlah bakteri dan jamur, khususnya
Serratia and Burkholderia.
The causes of primary defects of neutrophil function include failure of the following[3][4]:
 Adhere to endothelial cells
 Migrate into inflammation sites (abnormal chemotaxis)
 Ingest and kill bacteria
 Produce microbicidal compounds to kill fungi and other pathogens
 Form phagolysosomes
 Make high concentrations of toxic reactive oxygen species
Penyebab utama dari kelainan pada fungsi neutrophil dapat berakibat kegagalan dalam hal
berikut:
 Perlekatan pada sel endothelial
 Migrasi menuju titik inflamasi
 Fagositosis dan membunuh bakteri
 Produksi komponen mikrobisidal untuk membunuh jamur dan pathogen lainnya
 Pembentukan fagolisosom
 Peningkatan konsentrasi ROS (reactive Oxygen species)

Leukocyte adhesion deficiency has an autosomal recessive inheritance, and its functional defect is
a failure of neutrophils to adhere to endothelial cells and so to traverse into tissues to ingest and
kill bacteria. Chediak-Higashi syndrome is also an autosomal recessive problem, characterized by
abnormal chemotaxis, so neutrophils fail to reach bacteria, and reduced microbicidal activity as
lysosomes fail to fuse with phagosomes.[9]
Penurunan perlekatan leukosit merupakan hal yang diturunkan secara autosomal resesif, dan
kelainan fungsi tersebut akan menyebabkan kegagalan neutrofil untuk melekat pada sel endotel
dan untuk bergerak menuju jaringan untuk fagositosis dan membunuh bakteri. Sindrom Chediak-
Higashi juga merupakan masalah autosomal resesif, dapat dikenali dengan kemotaksis yang
abnormal, sehingga neutrofil gagal untuk sampai pada bakteri, dan menurunkan aktivitas
mikrobisidal seperti penggabungan lisosom dan fagosom.
Tatalaksana

Application of granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) can improve neutrophil functions and
number.[17][7] Prophylactic use of antibiotics and antifungals is reserved for some forms of alteration in
neutrophil function such as chronic granulomatous disease CGD).[13][18] The utilization of
antimicrobials is compulsory if recurrent infections exist. Interferon-gamma has been successfully used
to improve the quality of life of the patient suffering from neutropenia. Allogenic bone marrow
transplantation from an HLA-matched related donor can cure CGD but has a high mortality rate [19],
and gene therapy is also a therapeutic option for treating disorders with neutropenia. Furthermore,
intravenous immunoglobulins can be another option in the management of these disorders.[13]

Pengaplikasian G-CSF (Granulocyte-colony Stimulating Factor) dapat meningkatkan fungsi neutrofil dan
juga jumlahnya. Pencegahan menggunakan antibiotic dan antijamur tersedia untuk beberapa bentuk
perubahan fungsi neutrofil seperti CGD (Chronic Granulomatous Disease). Pemanfaatn dari obat
antimikroba diwajibkan jika terjadi infeksi berulang. IFN gamma telah berhasil digunakan dalam
peningkatan kualitas hidup dari seorang pasien dengan neutropenia. Transplantasi sumsum tulang
alogenik dari donor dengan kecocokan HLA (Human Leukocyte Antigen) dapat menyembuhkan CGD
namun memiliki tingkat risiko kematian yang tinggi, dan terapi gen juga termasuk opsi dalam menangani
neutropenia. Selanjutnya, Immunoglobulin melalui jalur intra vena dapat menjadi peilihan lain untuk
menanganti penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai