Anda di halaman 1dari 4

Nomor 6 bagian C

Apa saja yang dapat menyebabkan gangguan pada pembekuan darah ?

Jawaban :

Kelainan pada setiap faktor yang terlibat dalam proses hemostasis baik kelainan
kwantitatif maupun kwalitatif dapat mengakibatkan gangguan hemostasis. Derajat
gangguan hemostasis sesuai dengan derajat kelainan faktor hemostasis sendiri. Pada
beberapa kasus, tidak disadari adanya kelainan bahkan baru diketahui setelah secara
kebetulan dilakukan pengujian hemostasis untuk keperluan lain, misalnya sebagai
pemeriksaan prabedah, tindakan obstetrik, dan lain-lain. Gejala yang membawa seorang
penderita memeriksakan diri biasanya perdarahan tidak wajar atau adanya perdarahan
bawah kulit yang timbul berulang kali secara spontan. Saat mulainya gejala perdarahan
sering memberikan petunjuk kearah diagnosis. Perdarahan yang berulang-ulang sejak
kecil menunjukkan kemungkinan kelainan kongenital, sedangkan bila terjadi mendadak
atau pada orang dewasa biasanya kelainan sekunder atau didapat.

Kelainan hemostassis biasanya digolongkan sesuai patogenesis, yaitu:


1. kelainan vaskuler
2. kelainan trombosit
3. kelainan sistem pembekuan darah

Kelainan vaskuler atau trombosit sering disebut kelainan purpura karena gejala
perdarahan pada kulit dan mukosa. Petechiae merupakan tanda spesifik untuk kelainan
vaskuler atau trombosit dan jarang dijumpai pada kelainan pembekuan darah. Lesi ini
merupakan perdarahan kapiler kecil, munculnya sekaligus dalam jumlah banyak begitu
pula menghilangnya. Pada kelainan purpura, petechiae sering dijumpai bersama
ekhimosis superfisial yang multipel.
Penyebab kelainan pada:
- struktur pembuluh darah yang abnormal
- adanya proses radang atau reaksi imun
- jaringan perivaskuler yang abnormal.

Pada kelainan trombosit atau vaskuler, perdarahan terjadi segera setelah trauma.
Walaupun darah yang keluar tidak sebanyak pada kelainan pembekuan darah, tetapi dapat
berlangsung lama sampai berhari-hari.
Perdarahan spontan seperti menorhagia, metrorhagia, hematuria, hematemesis,
melena dan epistaksis dapat terjadi pada kelainan purpura maupun kelainan pembekuan
darah, sedangkan hemoptisis jarang terjadi karena gangguan perdarahan.

Gambar 6.1 mimisan pada hidung

Pada kelainan pembekuan darah,


tanda yang karakteristik adalah hematoma
yang besar. Hematoma tersebut dapat timbul spontan atau setelah trauma ringan.
Hemarthrosis adalah perdarahan kedalam rongga sendi dan merupakan gejala yang
diagnostik untuk kelainan pembekuan darah yang bersifat bawaan. Sering tanpa
perubahan warna kulit, sehingga gejalanya seperti artritis.

Gambar 6.2 hematom pada area mata

Pada orang dengan gangguan perdarahan, bila mengalami trauma perdarahan


yang terjadi lebih banyak dan berlangsung lebih lama dari pada orang normal. Pada
kelainan pembekuan darah, mulainya proses perdarahan sering terlambat (delayed
bleeding). Setelah trauma, perdarahan dapat berhenti selama beberapa jam, tetapi
kemudian timbul perdarahan yang tidak dapat dihentikan dengan vasokonstriktor.
Penghentian perdarahan yang sementara disebabkan trombosit dapat membentuk sumbat
hemostatik.

Kelainan yang bersifat bawaan

Pada umumnya merupakan kekurangan dari satu faktor pembekuan darah.


Berdasarkan cara diturunkannya kelainan ini dapat dikelompokkan menjadi:
I. X-linked resesif :
- Hemofilia A
- Hemofilia B
II. Autosom dominan:
- Penyakit von Willebrand’s
- Dysfibrinogenemia
III. Autosom resesif:
- afibrinogenemia, hipofibrinogenemia
- defisisiensi protrombin
- defisiensi F V
- defisiensi F VII
- defisiensi F X
- defisiensi F XI
- defisiensi F XII
- defisiensi F XIII

Kelainan Pembekuan yang


didapat:
-Defisiensi faktor pembekuan yang tergantung vitamin K
-Penyakit hati
-Inhibitor pembekuan yang patologik
-Disseminated intravascular coagulation
-Fibrinogenolisis

Sumber :

Ludong, Mariana M., Jurnal “Kelainan Fungsi Hemostasis” Fakultas Kedokteran


Universitas Tarumanegara.

Sumber gambar :

http://rubrikherbal.blogspot.com/2017/04/cara-mengobati-mimisan-tanaman-untuk.html

https://ro.doctorforhelp.com/hematoma-74660

Anda mungkin juga menyukai