Anda di halaman 1dari 4

MATA KULIAAH : OBSTETRI

DOSEN : BD. NURIAH ARMA,SST,M.KEB


NAMA : IFKA JULIA
NIM : 220103231

1. BAGAIMANA PERENCANAAN PERSALINAN JIKA IBU INPARTU DI


DETEKSI MEMILIKI PENYULIT?
Jawaban :
program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah kegiatan yang di
fasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan
terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas, termasuk perencanaan menggunakan
metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai
media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
bagi ibu dan bayi baru lahir. P4K menggunakan stiker adalah terobosan percepatan penurunan
angka kematian ibu. Stiker P4K berisi data tentang nama ibu hamil, taksiran persalinan,
penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transportasi yang digunakan dan
calon donor darah. Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi melalui
pemasangan stiker pesalinan pada semua rumah ibu hamil. Orientasi stiker P4K untuk pengelola
program dan stakeholder terkait di tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota dan puskesmas.
Sosialisasi di tingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK serta
lintas sektor di tingkat desa, pertemuan bulanan di tingkat desa (forum desa siaga, forum KIA,
pokja psyandu, dll) yang melibatkan kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader dengan
difasilitas oleh bidan desa, yang dipimpin oleh kades membahas tentang pendataan ibu hamil di
wilayah desa membahas dan menyepakati calon donor darah, transportasi dan pembiayaan
jamkesmas serta tabulin Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil
dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam
merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya
kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat.

2. APA SAJA JENIS JENIS KOMPLIKASI YANG TERDAPAT SELAMA


KEHAMILAN?

Jawaban :

a. Hiperemisis gravidarum yaitu mual dan muntah pada hiperemesis gravidarum


akan berlangsung lebih lama, bahkan bisa sampai trimester kedua atau ketiga.
Keluhannya pun lebih parah hingga membuat ibu hamil mengalami dehidrasi dan
sulit untuk makan atau minum.
b. Keguguran yaitu diartikan sebagai kematian janin saat usianya belum mencapai 20
minggu. Kondisi ini dapat ditandai dengan perdarahan melalui vagina, kram perut
maupun sakit punggung yang hebat, tubuh terasa lemas, dan kadang disertai demam
pada ibu hamil.Sebagian besar komplikasi kehamilan ini terjadi akibat kelainan pada
kromosom atau komponen genetik yang berujung pada gangguan pertumbuhan
janin.Selain itu, keguguran juga bisa terjadi karena gangguan hormon, kelainan
rahim, kelemahan leher rahim, kondisi terlalu lelah, merokok, dan mengkonsumsi
alkohol,Risiko keguguran juga akan meningkat pada ibu hamil yang memiliki
penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan tiroid, dan tekanan darah tinggi.
c. Anemia yaitu Tubuh memerlukan zat besi, vitamin B12, dan asam folat untuk
membentuk hemoglobin yaitu protein pada sel darah merah yang berfungsi
mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Saat hamil, kebutuhan darah pada
ibu hamil akan meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin. Namun, anemia bisa
terjadi jika tubuh ibu hamil tidak mampu memproduksi lebih banyak
hemoglobin. Anemia saat hamil umumnya ditandai dengan pucat, letih, pusing, sulit
berkonsentrasi, bahkan sesak napas.Komplikasi kehamilan ini merupakan hal yang
perlu diwaspadai. Pasalnya, anemia yang tidak ditangani bisa menyebabkan bayi lahir
dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, hingga cacat lahir. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami morning sickness, hamil kembar, atau
memiliki pola makan tidak sehat.
d. Pendarahan yaitu wanita hamil mengalami perdarahan di trimester
pertama.Perdarahan ini dapat disebabkan oleh proses melekatnya sel telur yang telah
dibuahi pada dinding rahim (implantasi).Namun, perdarahan juga bisa menjadi
komplikasi kehamilan yang serius, seperti kehamilan ektopik Hal ini terjadi jika
perdarahan disertai dengan nyeri atau kram perut yang hebat, hingga perdarahan
banyak dari vagina. Perdarahan saat hamil tidak boleh diremehkan meskipun hanya
berupa bercak darah yang jumlahnya sedikit,. Saat mengalaminya, segeralah
periksakan diri ke dokter kandungan untuk mendapat penanganan yang tepat.
e. Di dalam rahim, janin akan tumbuh dan berkembang di dalam kantung berisi cairan
ketuban. Fungsi cairan ini adalah melindungi janin dari benturan dan infeksi, menjaga
suhu rahim stabil, serta mengoptimalkan perkembangan organ-organ janin. Jumlah
cairan ketubani akan terus berkurang mulai usia kehamilan 38 minggu hingga
akhirnya janin lahir. Namun, penurunan volume cairan ketuban yang terlalu cepat
perlu diwaspadai. Hal ini bisa menyebabkan komplikasi, seperti perkembangan organ
janin yang tidak sempurna dan persalinan prematur. Selain 5 komplikasi di atas, ada
beberapa komplikasi kehamilan lain yang juga perlu diwaspadai, yaitu preeklamsia
gangguan plasenta, diabetes gestasional, dan infeksi saat hamil. Agar komplikasi-
komplikasi tersebut dapat dicegah dan dideteksi sejak awal, ibu hamil perlu
melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Jika ditemukan adanya komplikasi
kehamilan, dokter akan memberikan penanganan sesuai gangguan yang terjadi. Agar
komplikasi kehamilan dapat dicegah, ibu hamil dapat mengonsumsi makanan bergizi
seimbang, mencukupi waktu istirahat, serta melakukan pemeriksaan kehamilan
ke dokter secara rutin. Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk tidak merasa
cemas berlebihan. Kecemasan pada ibu hamil akan mengganggu tumbuh kembang
janin.
3. APA YANG MENYEBABKAN PREEKLAMSIA DAN BAGAIMANA CARA
MENCEGAHNYA?

Jawaban :

Penyebab preeklamsia yaitu


masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat kelainan
perkembangan dan fungsi plasenta, yaitu organ yang berfungsi menyalurkan darah dan nutrisi
untuk janin. Kelainan tersebut menyebabkan pembuluh darah menyempit dan muncul reaksi
yang berbeda dari tubuh ibu hamil terhadap perubahan hormon. Akibatnya, terjadi gangguan
pada ibu hamil dan janin.Meski penyebabnya belum diketahui, ada beberapa faktor yang diduga
memicu preeklamsia, yaitu:

 Riwayat penyakit ginjal, diabetes, hipertensi, penyakit autoimun, dan gangguan darah
 Riwayat preeklamsia sebelumnya
 Riwayat preeklamsia dalam keluarga
 Kehamilan pertama
 Kehamilan selanjutnya setelah jeda kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun
 Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
 Mengandung bayi kembar
 Obesitas saat hamil
 Kehamilan yang sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (in vitro
 fertilization)

pencehannya

 Melakukan kontrol rutin selama kehamilan


 Mengontrol tekanan darah dan gula darah jika menderita hipertensi dan diabetes
 Menjaga berat badan ideal sebelum dan selama kehamilan
 Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang
 Membatasi konsumsi makanan tinggi garam
 Berolahraga rutin, baik sebelum maupun selama hamil
 Tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol
 Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral sesuai saran dokter

4. APA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN GEJALA GEJALA TERSEBUT DAN


APA YANG HARUS DI LAKUKAN?

Jawaban :

Gejalanya: Gejala utama preeklamsia adalah tekanan darah tinggi (hipertensi)dan adanya
protein dalam urine (proteinuria). Gejala tersebut umumnya bisa terdeteksi saat
pemeriksaan kehamilan rutin.

Gejala lain preeklamsia yang umum terjadi adalah:

 Sakit kepala berat


 Gangguan penglihatan, seperti pandangan kabur atau sensitif terhadap cahaya
 Nyeri ulu hati atau perut kanan atas
 Pusing dan lemas
 Sesak nafas
 Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun
 Mual dan muntah
 Bengkak pada tungkai, tangan, wajah, dan beberapa bagian tubuh lain
 Berat badan naik secara tiba-tiba
Yang harus di lakukan yaitu segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala
preeklamsia . Pemeriksaan dan penanganan perlu segera dilakukan untuk mencegah komplikasi
dan agar tidak berkembang menjadi eklamsia.
Pada kehamilan normal, jadwal pemeriksaan rutin ke dokter adalah sebagai berikut:

 Minggu ke-4 sampai ke-28: 1 bulan sekali


 Minggu ke-28 sampai ke-36: 2 minggu sekali
 Minggu ke-36 sampai ke-40: 1 minggu sekali

Ibu hamil yang didiagnosis mengalami preeklamsia disarankan untuk lebih sering melakukan
pemeriksaan kehamilan ke dokter. Hal ini perlu dilakukan agar dokter dapat memantau kondisi
ibu dan janin.Pemeriksaan rutin juga perlu dilakukan apabila ibu hamil memiliki kondisi yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia, seperti hipertensi dalam kehamilan atau
pernah mengalami preeklamsia sebelumnya

5. APA YANG SEBAIKNYA DI LAKUKAN UNTUK MENGATASI KONDISI INI


DAN APA SAJA KEMUNGKINAN RESIKO BAGI JANIN?

Jawaban :

bila preeklamsia yang dialami ibu hamil cukup berat atau makin parah, perawatan di rumah sakit
diperlukan agar kondisinya tetap terpantau. Selama perawatan, dokter akan melakukan tes darah,
NST, dan USG secara rutin.
Resiko untuk janin yaitu janin usia 7 bulan pun akan terganggu ketika preeklamsia
menyerang. Dampak utamanya adalah janin kekurangan nutrisi karena tidak memadainya
aliran darah rahim ke plasenta. Hal ini berakhir pada keterlambatan pertumbuhan bayi
dalam kandungan, kelahiran prematur, hingga bayi lahir mati. Lebih parah lagi,
preeklamsia juga bisa meningkatkan risiko masalah jangka panjang yang berhubungan
dengan kelahiran prematur, seperti gangguan belajar, epilepsy, tuli, celebral palsi, dan
kebutaan. Jadi, akan lebih baik jika Bunda bisa mencegah datangnya preeklamsia.

Anda mungkin juga menyukai