Jawaban :
Jawaban :
Riwayat penyakit ginjal, diabetes, hipertensi, penyakit autoimun, dan gangguan darah
Riwayat preeklamsia sebelumnya
Riwayat preeklamsia dalam keluarga
Kehamilan pertama
Kehamilan selanjutnya setelah jeda kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun
Hamil di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 40 tahun
Mengandung bayi kembar
Obesitas saat hamil
Kehamilan yang sedang dijalani merupakan hasil metode bayi tabung (in vitro
fertilization)
pencehannya
Jawaban :
Gejalanya: Gejala utama preeklamsia adalah tekanan darah tinggi (hipertensi)dan adanya
protein dalam urine (proteinuria). Gejala tersebut umumnya bisa terdeteksi saat
pemeriksaan kehamilan rutin.
Ibu hamil yang didiagnosis mengalami preeklamsia disarankan untuk lebih sering melakukan
pemeriksaan kehamilan ke dokter. Hal ini perlu dilakukan agar dokter dapat memantau kondisi
ibu dan janin.Pemeriksaan rutin juga perlu dilakukan apabila ibu hamil memiliki kondisi yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia, seperti hipertensi dalam kehamilan atau
pernah mengalami preeklamsia sebelumnya
Jawaban :
bila preeklamsia yang dialami ibu hamil cukup berat atau makin parah, perawatan di rumah sakit
diperlukan agar kondisinya tetap terpantau. Selama perawatan, dokter akan melakukan tes darah,
NST, dan USG secara rutin.
Resiko untuk janin yaitu janin usia 7 bulan pun akan terganggu ketika preeklamsia
menyerang. Dampak utamanya adalah janin kekurangan nutrisi karena tidak memadainya
aliran darah rahim ke plasenta. Hal ini berakhir pada keterlambatan pertumbuhan bayi
dalam kandungan, kelahiran prematur, hingga bayi lahir mati. Lebih parah lagi,
preeklamsia juga bisa meningkatkan risiko masalah jangka panjang yang berhubungan
dengan kelahiran prematur, seperti gangguan belajar, epilepsy, tuli, celebral palsi, dan
kebutaan. Jadi, akan lebih baik jika Bunda bisa mencegah datangnya preeklamsia.