OLEH :
Wahyu Suhendar
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil sangat berbeda dengan kebutuhan nutrisi
wanita pada umumnya, karena asupan nutrisi yang dibutuhkan bukan hanya
untuk dirinya, namun juga pada janin yang di kandungnya, bila makan ibu
terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi
kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.
Apabila makanan ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu,
terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan
ini dapat mengakibatkan abrotus, BBLR (Bayi Baru Lahir Prematur) atau bahkan
BBLM (Bayi Baru Lahir Mati). Sebaliknya, jika makanan berlebih akan
mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula
mengakibatkan terjadinya preklamasi.
Bila status gizi ibu kurang maka ibu hamil akan mengalami masalah gizi
seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia gizi akibat kekurangan
makanan bergizi yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan
timbulnya gangguan kesehatan.
Kekurangan gizi pada ibu hamil, dapat terjadi jika asupan nutrisi tidak
mencukupi dan tidak memenuhi persyaratan tubuh ibu hamil. Kurang gizi selama
kehamilan mungkin terjadi karena beberapa faktor seperti, diare, mual dan muntah
yang menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga tidak ada gizi yang masuk,
kehilangan nafsu makan karena kondisi kesehatan lainnya seperti infeksi kronis
atau depresi, penggunaan obat tertentu yang bisa mengganggu penyerapan nutrisi,
serta asupan gizi dan kalori yang tidak memadai.
BAB II
PEMBAHASAN
Seorang ibu yang hamil harus memperhatikan status gizinya, karena status
gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama
hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan
berat badan normal. Dengan kata lain, kualitas bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil. Namun sampai saat
ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang
seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia mempunyai kecenderungan
melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Status gizi yang
buruk muncul akibat faktor ekonomi, sosial, budaya, bencana alam maupun
buatan, dsb. Kesehatan seorang wanita tidak hanya ditentukan oleh keadaan
biologis dan reproduktif melainkan dipengaruhi oleh beban kerja, gizi, stres, dll.
Oleh karena itu, selama masa kehamilan kebutuhan gizi wanita mengalami
peningkatan.
Menurut Lubis (2003), apabila ibu mengalami kekurangan gizi selama
hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan
berikut ini.
1. Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi.
2. Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan
setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
3. Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu
hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur
Lingkar Lengan Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan
selama hamil sekitar 10 - 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari
1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat
badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran
LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi
Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu
apakah menderita anemia gizi.
1. Kram : kram di kaki adalah masalah ibu hamil yang paling umum
dilaporkan selama paruh kedua kehamilan pada ibu hamil, dan biasanya
timbul di malam hari.
Kualitas atau mutu gizi dan kelengkapan zat gizi dipengaruhi oleh
keragaman jenis pangan yang dikonsumsi. Semakin beragam jenis
pangan yang dikonsumsi maka semakin mudah tubuh memperoleh
berbagai zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan.
1. Tujuan :
1.Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang pemenuhan kebutuhan
gizi selama kehamilan serta mampu menerapkan dan menyediakan
dalam kehidupan sehari hari.
2.Mengubah sikap dan perilaku ibu hamil dalam pemenuhan kebutuhan
gizi sehari hari.
3.Meningkatkan peran serta ibu hamil dalam pemenuhan kebutuhan gizi
selama kehamilan serta dapat berdampak positif terhadap sekitarnya
sehingga terjadi perubahan perilaku secara lebih luas dengan begitu
dapat meningkatkan status kesehatan khususnya pada ibu hamil.
2. Sasaran :
a. Primer : ibu hamil usia 20 tahun sampai dengan 40 tahun.
b. Sekunder : pasangan (suami), keluarga inti yang lain, petugas
kesehatan (dokter, bidan, dll).
c. Tersier : Puskesmas, Kementerian Kesehatan.
5. Monitoring Evaluasi.
Bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian antara
rencana yang telah ditetapkan dalam perencanan program dengan hasil
yang dicapai melalui kegiatan dan/atau program secara berkala dan terus
menerus.
Evaluasi Hasil : diharapkan tujuan dan strategi tercapai dimana ibu hamil
sebagai audiens mampu memahami nutrisi yang baik selama masa
kehamilan serta manfaatnya untuk kesehatan ibu dan bayi.
Evaluasi Proses : diharapkan ibu hamil mampu memahami materi yang
disampaikan dan selama pemberian materi diharapkan ibu hamil sebagai
audiens ikut berperan aktif dan mempunyai respon yang baik.
Evaluasi Formatif : diharapakan ibu hamil sebagai audiens mempunyai
keingintahuan yang tinggi sebelum dan selama proses penyampaian
materi, pemberi materi mendapatkan umpan balik dari audiens sehingga
dapat diketahui sejauh mana program terlaksana.
6. Rencana Aksi
Kerangka acuan kegiatan terdiri dari :
- Judul Kegiatan : Promosi kesehatan gizi pada ibu hamil.
- Lokasi : di Rumah sakit Mayapada Lebak Bulus, pada hari senin,
19 november 2022.
- Susunan acara : Petugas kesehatan terdiri dari perawat dan bidan
sebagai pemberi materi dengan ibu hamil sebagai audiens.
- Metode yang digunakan : ceramah, yaitu cara penyampaian
materi pembelajaran dengan mengutamakan interaksi antara
pemberi materi dengan audiens. Dimana sang pemberi materi
menyampaikan materi pembelajaran melalui proses penerangan
dan penuturan secara lisan kepada audiens.
- Pesan Kunci : ibu hamil sebagai audiens mampu memahami dan
bersedia menerapkan pola gizi yang baik dan seimbang selama
masa kehamilan untuk kesehatan ibu dan bayi.
- Narasumber : Petugas kesehatan yang terlibat yang sudah
memahami dan sudah berpengalaman yakni : perawat dan bidan.
- Output : semua audiens yang hadir mempunyai sikap yang
responsif selama acara berlangsung, mampu memahami dan
memaparkan tentang gizi seimbang selama masa kehamilan serta
mampu berperan aktif di tengah masyarakat.
- Anggaran : diperoleh dari peran serta antara petugas kesehatan baik
swasta maupun pemerintah dan lintas sektor tanpa melibatkan
audiens.
- Pelaksanaan evaluasi : evaluasi dilakukan untuk mengetahui
apakah tujuan dan strategi tercapai atau tidak, dilakukan pada saat
proses berlangsung dan pada saat acara selesai.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada masa kehamilan, seorang ibu hamil memiliki berbagai masalah serta
kebutuhan gizi yang sangat berbeda dari masa ketika belum hamil. Pada masa ini,
ibu hamil harus benar-benar teliti dalam menjalankan berbagai aktivitasnya serta
dalam memilih berbagai bahan atau produk makanan atau minuman yang hendak
dikonsumsi, sebab jika sembarangan akan berdampak tidak hanya pada ibu tetapi
juga memiliki potensi besar akan berdampak pada janin yang tentu saja akan
membahayakan janin dalam kandungannya. Untuk itulah perlu suatu promosi
kesehatan. Promosi kesehatan merupakan upaya agar masyarakat memahami, mau
dan mampu memelihara kesehatannya, ssDalam melakukan promosi kesehatan
kemitraan sangat diperlukan untuk menghimpun sumberdaya dan memberikan
dampak yang lebih besar. Dalam penerapannya, promosi kesehatan memerlukan
pendekatan melalui teori, dan model perilaku untuk meningkatkan keefektifannya.
Perencanaan promosi kesehatan diawali oleh definisi masalah yang jelas dengan
mempelajari data epidemiologi dan demografi serta perilaku dan determinan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://kabupatensidrap.blogspot.com/2014/01/patofisiologi-kehamilan-ibu-
hamil.html
http://eprints.ums.ac.id/30915/1/BAB_I.pdf
http://gizi.fk.ub.ac.id/gizi-seimbang-ibu-hamil/