Disusun Oleh :
2018/2019
KATA PENGANTAR
Penyusunan makalah ini diajukan dalam rangka untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Maternitas khususnya dan menambah pengetahuan pembaca pada
umumnya.
1. Suyanta S.Pd, S.Kep, MA, selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan
Magelang.
2. Wiwin Renny Rahmawati ,SPd, SST, M.Kes, selaku guru pembimbing Mata
Kuliah Maternitas.
3. Bapak, Ibu, dan kakak penulis yang selalu memberikan dorongan baik moril,
spiritual, dan materi, selalu menasehati dan menjadi penyemangat dalam
penyusunan makalah ini.
4. Sahabat penulis dan teman-teman seperjuangan satu angkatan yang selalu
menyemangati dan membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu berbagai kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes merupakan salah satu gangguan kesehatan dengan jumlah
penderita yang cukup besar didalam populasi penduduk dunia. Diabetes
merupakan suatu bentuk kelainan atau gangguan metabolisme tubuh, dimana
tubuh penderita diabetes mengalami gangguan mengolah karbohidrat
dikarenakan kurangnya hormon insulin atau mengalami kekurangan transporter
glukosa. Adapun penanganan diabetes melitus pada ibu hamil memerlukan
perhatian yang serius karena menyangkut 2 nyawa yaitu : nyawa sang ibu serta
janin yang tengah dikandung. Ibu hamil memiliki resiko mengalami diabetes
gestational yang biasanya diakibatkan karena obesitas dan hipertensi.
Semua ibu hamil pada suatu waktu dalam masa kehamilannya akan
menjalani pemeriksaan untuk men-screening diabetes gestasional. terutama pada
ibu hamil yang usianya diatas 35 tahun, berat badan berlebih, atau yang
memiliki riwayat diabetes dalam keluarga dapat menjalani pemeriksaan ini lebih
awal dan lebih sering. Ibu hamil yang sebelum masa kehamilan tidak menderita
diabetes melitus juga berisiko untuk menderita diabetes melitus gestasional pada
masa kehamilan.
Mengalami gangguan diabetes disaat hamil dapat mengakibatkan
dampak buruk bagi sang ibu dan juga janin yang tengah dikandungnya.
Melakukan pemeriksaan teratur guna mengecek kondisi gula darah merupakan
tindakan yang sangat dianjurkan dan juga teratur mengunjungi dokter guna
menjalani konsultasi medis. Adapun penangan diabetes melitus pada ibu hamil
sebagai usaha menjaga kestabilan kondisi tubuh seperti melakukan pengaturan
pola makan guna mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas, dalam makalah ini maka penulis akan
membahas mengenai :
1. Bagaimana Konsep Dasar Pada Ibu Hamil Dengan Diabetes Melllitus?
2. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Diabetes
Mellitus?
C. Tujuan
Karya Tulis Ilmiah tentang Ibu Hamil Dengan Diabetes Mellitus ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui tentang Konsep Dasar Pada Ibu Hamil dengan Diabetes
Mellitus.
2. Untuk mengetahui tentang Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan
Diabetes Mellitus.
D. Manfaat
Manfaat Karya Tulis Tentang Ibu Hamil Dengan Diabetes Mellitus ini
khususnya bagi Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang Kampus V antara
lain :
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Konsep Dasar Pada Ibu Hamil Dengan
Diabetes Mellitus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu
Hamil Dengan Diabetes Mellitus.
BAB II
PEMBAHASAN
-Mempunyai hyperkolestonemia.
Sifat-sifat diet B2
Sifat diet B3
2) Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya
tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan,
yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang
sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis
yang sama dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda
bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan
dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan asidosis
tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu
ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan
pedoman pada 140 mg/dl.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a) Humulin
o Komposisi : Humulin R Reguler soluble human insulin
(rekombinant DNA origin). Humulin N isophane human
insulin (rekombinant DNA origin). Humulin 30/70 reguler
soluble human insulin 30% & human insulin suspensi 70%
(rekombinant DNA origin).
o Indikasi : IDDM
o Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Diberikan secara injeksi SK, IM, Humulin R dapat diberikan
secara IV. Humulin R mulai kerja ½ jam, lamanya 6-8 jam,
puncaknya 2-4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam, lamanya
18-24 jam, puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70 mulai kerja
½ jam, lamanya 14-15 jam, puncaknya 1-8 jam.
o Kontraindikasi : Hipoglikemik.
o Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit atau
gangguan emosi, diberikan bersama obat hiperglokemik aktif.
o Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten terhadap
insulin, reaksi alergi local atau sistemik.
o Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
b) Insulatard Hm/ Insulatard Hm Penfill
o Komposisi : Suspensi netral isophane dari monokomponen
insulin manusia. Rekombinan DNA asli.
o Indikasi : DM yang memerlukan insulin
o Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya
diberikan 1-2x/hari (SK). Onset: ½ jam. Puncak: 4-12 jam.
Terminasi: setelah 24 jam. Penfill harus digunakan dengan
Novo pen 3 dengan jarum Novofine 30 G x 8mm.
o Kontraindikasi : Hipoglikemia.
o Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
c) Actrapid Hm/Actrapid Hm Penfill
o Komposisi : Larutan netral dari monokomponen insulin
manusia. Rekombinan DNA asli
o Indikasi : DM
o Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal, biasanya
diberikan 3 x atau lebih sehari. Penfill SK, IV, IM. Harus
digunakan dengan Novo Pen 3 & jarum Novofine 30 G x 8
mm. Tidak dianjurkan untuk pompa insulin. Durasi daya
kerja setelah injeksi SK: ½ jam, puncak: 1-3 jam. Terminasi
setelah 8 jam.
o Kontraindikasi : hipoglikemia, insulinoma. Pengunaan pada
pompa insulin.
o Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit lain yang
meningkatkan kebutuhan insulin. Hamil.
o Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
o Interaksi obat : MAOI, alcohol, bloker meningkatkan efek
hipoglikemik. Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral,
diuretic meningkatkan kebutuhan insulin.
o Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
d) Humalog/Humalog Mix 25
o Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix
25 insulin lispro 25%, insulin lispro protamine suspensi 75%.
o Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk
memelihara homeostasis normal glukosa. Humalog stabil
awal untuk DM, dapat digunakan bersama insulin manusia
kerja lama untuk pemberian pra-prandial.
o Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK aktivitas kerja
cepat dari obat ini, membuat obat ini dapat diberikan
mendekati waktu makan (15 menit sebelum makan)
o Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk
pemberian IV.
o Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit
atau gangguan emosional. Gagal ginjal atau gagal hati.
Perubahan aktivitas fisik atau diet. Hamil.
o Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local
& sistemik.
o Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi
sulih tiroid dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin
meningkat. Obat hipoglikemik oral, salisilat, antibiotik sulfa,
dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin menurun.
o Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
e) Mixtard 30 Hm/Mixtard Hm Penfill
o Komposisi : Produk campuran netral berisi 30% soluble HM
insulin & 70% isophane HM insulin (monokomponen
manusia). Rekombinan DNA asli.
o Indikasi : DM yang memerlukan terapi insulin.
o Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya
diberikan 1-2 x/hari. Onset: ½ jam. Puncak 2-8 jam.
Terminasi setelah 24 jam. Penfill harus digunakan dalam
Novo Pen 2 dengan jarum Novofine 30 G x 8 mm.
o Kontraindikasi : Hipoglikemia, insulinoma.
o Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit yang dapat
meningkatkan kebutuhan insulin. Hamil.
o Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
o Interaksi obat : MAOI, alkohol, ? bloker meningkatkan efek
hipoglikemik. Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi
oral, diuretic meningkatkan kebutuhan insulin.
o Faktor resiko : pada kehamilan kategori B.
3) Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai
direkomendasikan untuk memperbaiki sensitivitas insulin dan
kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga dapat
membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat
badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake
kalori.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN
DIABETES MELLITUS
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu mendeita Diabetes
melitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat
komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.
b. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan
berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri,
nyeri tekan abdomen dan retinopati.
c. Riwayat Kehamilan
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM
bersifat keturunan.
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya,
baunya , keluhan waktu haid, HPHT
2) Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa,
Usia mulai hamil
3) Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada
abortus, retensi plasentadan perlu dikaji apakah ada riwayat Diabetes
mellitus gestasional, Hipertensi karena kehamilan, Infertilitas, Bayi
low gestasional age, Riwayat kematian janin, Lahir mati tanpa sebab
jelas, Anomali congenital, Aborsi spontan, Polihidramnion,
Makrosomia atau berat bayi lebih dari 4000 gram.
4) Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan,
penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan
anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktu
lahir.
5) Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan,
ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri,
kontraksi, dan adanya infeksi.
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
1) Hamil muda, keluhan selama hamil muda.
2) Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan,
tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah,
keadaan gizi akibat mual, keluhan lain.
g. Riwayat Antenatal Care meliputi :
Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya
yang didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga
kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar gula darah dan perawatan
yang diberikan.
2. Pola Pengkajian Fungsional Gordon
a. Pola Nutrisi
Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar
dan haus.
b. Pola Eliminasi
BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering
berkemih.
BAB : biasanya tidak ada gangguan.
c. Pola Istirahat dan Tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan
yang berlebihan.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan
rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah,
pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu
akan rentan terhapad cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan
menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa
lemah dan letih.
b. Tekanan Darah : ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya
karena komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan
eklamsia.
c. Nadi : pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
d. Respirasi : pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis
biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
e. Suhu : tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada
kondisi hipoglikemi.
f. Berat badan : ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih,
dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.
g. Kepala : tidak ada gangguan.
h. Wajah : Pasien pada keadaan hipoglikemi biasanya terlihat pucat.
i. Mata : Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh pandangan
kabur atau ganda dan pada keadaan hiperglikemi pasien akan mengeluh
pandangan redup.
j. Hidung : Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan dangkal,
napas bau keton.
k. Keadaan mulut : Tidak ada gangguan.
l. Telinga : Tidak ada gangguan.
m. Leher : Tidak ada gangguan.
n. Dada dan payudara
1) Dada
Pasien dengan hiperglikemia pernafasan cepat dan dangkal, napas
bau keton.
2) Sirkulasi Jantung
Perlu dikaji peningkatan tekanan darah dan nadi pasien.
3) Payudara
Pada umumnya tidak ada gangguan.
o. Ekstremitas dan kulit
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringat dan kulit pasien
lembab.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan
nutrisi kurang tepat.
b. Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia.
c. Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.
d. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin
berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal,
makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
5. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Resiko tinggi Setelah Timbang berat Penambahan
terhadap dilakukan badan setiap berat badan
perubahan nutrisi tindakan kunjungan adalah kunci
kurang dari keperawatan prenatal. petunjuk untuk
kebutuhan selama 3x24 jam memutuskan
berhubungan dapat tercapai : penyesuaian
dengan Mempertahankan kebutuhan kalori.
ketidakmampuan kadar gula darah Observasi Membantu
mencerna dan puasa antara 60- masukan kalori dalam
menggunakan 100 mg/dl dan 2 dan pola makan mengevaluasi
nutrisi kurang jam sesudah dalam 24 jam. pemahaman
tepat. makan tidak lebih pasien tentang
dari 140 mg/dl. aturan diet
Perhatikan Mual dan muntah
adanya mual dan dapat
muntah mengakibatkan
khususnya pada defisiensi
trimester karbohidrat yang
pertama. dapat
mengakibatkan
metabolisme
lemak dan
terjadinya
ketosis.
Ajarkan pasien Kebutuhan
tentang metode insulin dapat
finger stick untuk dinilai
memantau berdasarkan
glukosa sendiri. temuan glukosa
darah serum
secara periodic
Diskusikan Pembagian
tentang dosis , dosis insulin
jadwal dan tipe mempertimbang
insulin. kan kebutuhan
basal maternal
dan rasio waktu
makan.
Kolaborasi Diet secara
dengan ahli spesifik pada
gizi. individu perlu
untuk
mempertahanka
n
normoglikemi.
Observasi Insiden
kadar Glukosa abnormalitas
darah. janin dan bayi
baru lahir
menurun bila
kadar glukosa
darah antara 60
– 100 mg/dl,
sebelum makan
antara 60 -105
mg/dl, 1 jam
sesudah makan
dibawah 140
mg/dl dan 2 jam
sesudah makan
kurang dari 200
mg/dl.
2 Resiko cedera Setelah dilakukan Jelaskan pada Dengan
berhubungan tindakan pasien, suami meningkatnya
dengan keperawatan atau keluarga pengetahuan ibu,
hiperglikemia selama 3x24 jam mengenai suami dan
tidak terjadi hiperglikemia keluarga kondisi
resiko cedera termasuk hipoglikemi dan
dengan kriteria : penyyebab dan hiperglikemi
-Pasien dapat tanda gejalanya. dapat dicegah
memverbalisasi sehingga dapat
pemahaman meminimalkan
mengenai resiko cedera.
hiperglikemia Anjurkan pasien Dimungkinkan
termasuk sebab untuk membawa jika pada keadaan
dan tanda insulin spuit, hipoglikemia atau
gejalanya. juga gula kerja- hiperglikemi
-Pasien cepat saat dapat dilakukan
dapat bepergian jauh penanganan
mengidentifi dari rumah. cepat.
kasi Diskusikan Latihan fisik dan
konsekuensi hubungan kepatuhan diet
potensial latihan fisik dan dan stres sangat
dari diet dan efek berpengaruh pada
hiperglikemi keduanya pada kondisi ibu
pada dirinya stres. maupun janin,
dan maka dari itu
janinnya. perlunya
membatasi
-Hiperglikemia kegiatan fisik
dapat dicegah yang berlebih dan
atau kepatuhan diet
diminimalkan. sangat berperan
dalam menjaga
kondisi ibu dan
janin.
3 Resiko Tinggi Setelah dilakukan Observasi Pengontrolan
cidera janin tindakan control diabetik secara ketat
berhubungan keperawatan sebelum sebelum konsepsi
dengan selama 3x24 jam konsepsi. membantu
peningkatan tidak terjadi menurunkan
kadar glukosa resiko cidera resiko mortalitas
maternal, janin dengan janin dan
perubahan pada kriteria : abnormal
sirkulasi. Menunjukan konginental.
reaksi Non stress Observasi Terjadi
test dan Oxytocin gerakan janin insufisiensi
Challenge Test dan denyut plasenta dan
negative atau janin setiap ketosis maternal
Construction kunjungan. mungkin secara
Stress Test secara negatif
normal. mempengaruhi
gerakan janin dan
denyut jantung
janin.
Observasi tinggi Untuk
fundus uteri mengidentifikasi
setiap pola pertumbuhan
kunjungan. abnormal
Tinjau ulang Aktifitas dan
prosedur dan pergerakan janin
rasional untuk merupakan
Non stress Test petanda baik dari
setiap minggu. kesehatan janin.
Observasi kadar Tes serum
albumin albumin glikosilat
glikosilat pada menunjukkan
getasi minggu glikemia lebih
ke 24 sampai ke dari beberapa
28 khususnya hari.
pada ibu dengan
resiko tinggi.
Dapatkan kadar Insiden kerusakan
serum alfa tuba neural lebih
fetoprotein pada besar pada ibu
gestasi minggu diabetik dari pada
ke 14 sampai non diabetik bila
minggu ke 16. kontrol sebelum
kehamilan sudah
buruk.
Siapkan untuk Ultrasonografi
ultrasonografi bermanfaat dalam
pada gestasi memastikan
minggu ke 8, tanggal gestasi
12, 18, 28, 36 dan membantu
sampai minggu dalam evaluasi
ke 38. retardasi
pertumbuhan intra
uterin.
4 Resiko tinggi Setelah dilakukan Tinjau ulang Hiperglikemia
terhadap trauma, tindakan riwayat pranatal maternal pada
gangguan keperawatan dan kontrol periode pranatal
pertukaran gas selama 3x24 jam maternal. meningkatkan
pada janin pasien tidak makrosomia,
berhubungan mengalami membuat janin
dengan trauma dan berisiko terhadap
ketidakadekuatan gangguan cedera kelahiran
kontrol diabetik pertukaran gas karena distosia
maternal, pada janin atau disporsia
makrosomnia dengan kriteria : sefalopelvis.
atau retardasi -Kehamilan Periksa adanya Kadar glukosa
pertumbuhan cukup bulan. glukosa atau maternal yang
intra uterin. -Meningkatkan keton dan tinggi pada
keberhasilan albumin dalam kelahiran
kelahiran dari urin ibu dan meransang
bayi usia gestasi pantau tekanan pankreas janin,
yang tepat. darah. mengakibatkan
-Bebas cedera. hiperinsulinemia.
-Menunjukkan Periksa adanya Peningkatan
kadar glukosa glukosa atau glukosa dan kadar
normal, bebas keton dan keton
tanda albumin dalam menandakan
hipoglikemia urin ibu dan ketoasidosis yang
pantau tekanan dapat
darah dan mengakibatkan
observasi tanda- asidosis janin dan
tanda vital. potensial cedera
susunan syaeaf
pusat.
Anjurkan posisi Meningkatkan
rekumben perfusi plasenta
lateral selama dan meningkatkan
persalinan. kesediaan oksigen
untuk janin.
Tinjau hasil tes Memberikan
pranatal seperti informasi tentang
profil biofisikal, cadangan pada
tes nonstres dan plasenta untuk
tes stres oksigenasi janin
kontraksi. selama periode
intrapartal.
Observasi Tacikardi,
frekuensi bradikardi atau
denyut jantung deselerasi lambat
janin. pada penurunan
variabilitas
menandakan
kemungkinan
hipoksia janin.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diabetes Mellitus adalah kelainan metabolisme karbohidrat, dimana
glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga
menyebabkan keadaan hiperglikemia. Diaetes kehamilan atau diabetes
gestational adalah diabetes yang terjadi karena faktor kehamilan, diabetes
kehamilan dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi yang
dapat menimbulkan masalah bagi penderita, dan dapat mengancam
kesehatan bayi yang belum lahir. Diabetes kehamilan dapat dikelola
dengan baik dengan makan makanan yang sehat, berolahraga secara
teratur dan jika perlu minum obat. Lalu bisa diberikan pengobatan
dengan cara pengolahan medis dan pengolahan pengolahan obstetrik, lalu
bisa jga diberikan asuhan kepada ibu hamil tersebut mengenai diabetes
mellitus. Diabetes mellitus dikenal dengan berbagai tipe yaitu tipe I, yang
disebabkan faktor genetik atau karena keturunan, tipe II, sebagian besar
disebabkan oleh gya hidup, dan tipe III yaitu diabetes yang dialami oleh
ibu hamil.
B. SARAN
Penulis berharap semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan Diabetes Mellitus, dan paham
bagaimana patofisiologi yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami
Diabete Mellitus. Sehingga, bisa berpikir kritis dalam melakukan
tindakan keperawatan. Namun penulis juga menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini, dengan demikian penulisan makala ini bisa bermanfaat bagi
penulis atau pihak lain yang membutuhkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi
4. Jakarta: EGC