Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS


A. Pengertian
Penyakit gula dapat merupakan penyakit keturunan dengan cirri kekurangan
atau tidak terbentuknya insulin, yang sangat penting untuk metabolism gula dan
pembentukan glikogen. Akibatnya kadar gula dalam darah akan tinggi yang dapat
mempengaruhi metabolism tubuh secara menyeluruh dan mempengaruhi pula
pertumbuhan dan perkembangan janin. Kejadian penyakit gula sekitar 0,3%
samapi 0,7%.
Kemungkinan atau dugaan penyakit makin tinggi terjadi pada:
1. Umur penderita makin tua.
2. Pada multiparitas
3. Penderita gemuk.
4. Kelainan anak lebih besar dari 4000gr.
5. Riwayat kehamilan yang mengalami sering meninggal dalam rahim,
sering mengalami lahir mati, sering mengalami keguguran.
6. Bersifat keturunan.
7. Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urin.
Kejadian penyakit gula dalam kehamilan sering memberikan pengaruh yang
kurang menguntungkan dan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengaruh kehamilan, persalinan, dan nifas terhadap penyakit gula
diantaranya:
a. Keadan pre-diabetes lebih lebih jelas menimbulkan gejala pada
kehamilan, persalinan, dan kala nifas.
b. Penyakit diabetes (gula) makin berat.
c. Saat persalinan, karena meerlukan tenaga yang besar, dapat terjadi
koma diabetikum.
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:
a. Dapat terjadi gangguan pertumbuhan janin dalam rahim: terjadi
keguguran, persalinan premature, kematian dalam rahim, lahir mati
atau bayi yang besar.
b. Dapat terjadi hidramnion.
c. Dapat menimbulkan pre-eklampsia-eklampsia.
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan diantaranya:
a. Gangguan kontraksi otot rahim yang menimbulkan persalinan lama
atau terlantar.
b. Janin besar dari sering memerlukan tindakan opersai.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta yang menimbulkan asfiksia sampai
lahir mati.
d. Perdarahan postpartum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Postpartum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hipoglisemia postpartum dan dapat menimbulkan
kematian.
4. Pengaruh penyakit gula terhadap kala nifas diantaranya:
a. Mudah terjadi infeksi postpartum.
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar.
5. Pengaruh penyakit terhadap janin (bayi) diantaranya:
a. Dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, kematian janin dalam
rahim (setelah minggu 36) dan lahir mati.
b. Bayi dengan dismaturitas.
c. Bayi dengan cacat bawaan.
d. Bayi yang potensial mengalami kelainan saraf dan jiwa.
e. Bayi yang dapat menjadi potensial mengidap penyakit gula.

B. Klasifikasi Diabetes Melitus pada Kehamilan


Pada ibu hamil dengan diabetes mellitus dapat dikemukakan beberapa
bentuk klasifikasi sesuai dengan pengamatan ahli. Klasifikasi pertama
berdasarkan apakah memerlukan insulin atau tidak sehingga disebut dependen
insulin/nondependent insulin sebagai berikut.
White (1965) membagi diabetes berdasarkan kemungkinan komplikasi ibu
hamil dengan diabetes mellitus. Pembagian berdasarkan fungsional diabetes
mellitus gestasional adalah:
1. D.M. Gestasional
a. Kelas A Diabetes kimiawi, disebut juga diabetes laten, subklinis atau diabetes
kehamilan; tes toleransi glukosa tidak normal. Penderita tidak memerlukan
insulin, cukup diobati dengan diet saja. Prognosis bagi ibu dan anak baik.
b. Kelas B Diabetes dewasa, diketahui secara klinis setelah umur 19 tahun dan
berlangsung kurang daripada 10 tahun, dan tidak disetai kelainan pembuluh darah.
c. Kelas C Diabetes yang diderita antara 10-19 tahun atau timbul pada umur antara
10-19 tahun, dan tampa kelainan pembuluh darah.
d. Kelas D Diabetes telah diderita lama; 20 tahun atau lebih; atau diderita sebelum
umur 10 tahun; atau disertai kelainan embuluh darah, termasuk arteroskelrosis
pada retina dan tungkai, dan retinitis.
e. Kelas E Diabetes yang disertai pengapuran pada pembuluh-pembuluh darah
penggul, termasuk arteria uterine.
f. Kelas F Diabetes dengan nefropatia, termasuk glumeluronefritis.

2. Prekonsepsi dan D.M.


a. Tanpa komplikasi :
1) Tipe I: dependen insulin.
2) Tipe II: nondependen insulin.
b. Disertai komplikasi dalam bentuk:
1) Retinopati lanjut
2) Nefropati.
3) Neuropati autonomic.
4) Penyakit jantung koroner.

Dasar klasifikasi ibu hamil dengan diabetes mellitus adalah:


1. Umur saat terjadi diabetes mellitus adalah makin muda terjdi, komplikasi semakin
besar. Tatalaksana pemberian terapi semakin sulit.
2. Lamanya menderita diabetes mellitus makin lama menderita, komplikasi akan
semakin berat. Dampaknya terjadi morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan
janinnya semakin besar.
3. Komplikasi penyakit: kombinasi umur muda dan lamanya menderita akan
memperbesar komplikasi ibu hamil/janin. Terapi akan semakin sulit karena harus
memerhatikan fungsi organ vital yang diharapkan dapat mendukung
kesembuhannya.
4. Kebutuhan insulin:
a. Membutuhkan insulin berarti penyakitnya cukup serius disertai komplikasi.
b. Pemberian insulin seharusnya dikonsultasikan dengan ahli penyakit dari subdivisi
endokrinologi.

Dengan memerhatikan klasifikasi dan dasar pembuatan klasifikasi berarti


bahwa ibu hamil dengan diabetes mellitus memerlukan konsultasi dalam bentuk
tim. Dengan demikian, terapi dapat diteruskan dengan perencanaan bersama,
termasuk persalinan tepat waktu dan tepat tindakan untuk mencapai konsep well
born baby dan well health mother.
Upaya terapi untuk ibu hamil dengan diabetes mellitus kelas A.1 adalah
dengan melakukan diet seperti yang dijabarkan sebagai berikut.
BB saat ini dan Kebutuhan kalori/kg Harapan ideal
tendensi kenaikan untuk mencapai BB pertambahan BB ibu
untuk mencapai BB ideal hamil
ideal
<80-90% 36-40 14-20 kg
Ideal, 80-120% 36 12-17 kg
120-150% 24 7-13 kg
≥ 150% 12-18 7-13 kg

Diet dilakukan walapun ibu hamil memerlukan kalori yang di butuhkan


untuk hal-hal berikut:
1. Pertumbuhan janin intrauteri.
2. Persiapan laktasi.
3. Penyangga metabolisme umum.
4. Tingginya estrogen/progesterone menimbulkan retensi air dan garam.
5. Persiapan organ reproduksi untuk menyangga hamil:
a. Persiapan laktasi mama.
b. Deposit lemak, glukosa protein untuk energy inpartu
c. Persiapan untuk inpartu. Kenaikan idealnya harus mendapat perhatian khusus.

Nutrisi dan kenaikan berat badan yang berlebihan akan menimbulkan


komplikasi, diantaranya diabetes mellitus gestasional dengan segala manifestasi
klinik.
Secara umum kebutuhan kalori ibu hamila yang didapatkan dari berbagai
sumber dalah:
1. Ibu hamil normal: 2.000-2.500 kalori/24 jam.
2. Ibu hamil gemuk: 1.600-2.000 kalori/24 jam

Kalori dalam jumlah tersebut diharapkan dapat memenuhi semua


kebutuhan ibu hamil dan janin intrauteri dengan proposi wajar dan kenaikan berat
badan ideal.

C. Komplikasi Diabetes Melitus Terhadap Kehamilan


Diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil dan janin
intrauteri.
Komplikasi ibu hamil dengan dibetes mellitus yang terjadi dalam berbagai
manifestasi klinik dapat bersumber dari :
1. Lamanya menderita diabetes mellitus.
2. Konsentrasi kolesterol darah yang tinggi.
3. Hiperglikemi glukosuria.
4. Banyak dan lamanya terdapat badan keton dalam darah.

Hal-hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan sebagai berikuut:


1. Kerusakan pembuluh darah.
2. Viskositas darah meningkat, sehingga distribusi dan suplai O2 ke jaringan makin
menurun.
3. Pembuluh darah mengalami aterosklerosis sekunder dapat menimbulkan
hipertensi.
4. Hipertensi menimbulkan gangguan organ vital terkait melalui:
a. Diabetika endarteritis.
b. Mikrokoagulasi.
c. Ekstravasasi cairan menimbulkan edema.

D. Bentuk-bentuk Kelainan Kongenital


1. Kardiovaskuler
a. Transposisi pembuluh darah besar.
b. Defek septum ventrikuler.
c. Defek septum atrial.
d. Hipoplastik ventrikel kiri.
e. Situs invrsus.
f. Anomaly aorta
2. System saraf pusat
a. Anensefalus.
b. Ensefalokel.
c. Meningomielokele.
d. holoprosensefale.
e. Mikrosefali.
3. Penulangan
a. Sindrom regresi kuadalis.
b. Spina bifida
4. Genitourinari
a. Tanpa ginjal (Potter syndrome)
b. Polikistik ginjal.
c. Ureter ganda.
5. Gastrointestinal
a. Fistula trakeo-oesophagus.
b. Atresiaani
c. Anus inforferata.
E. Pengaruh kehamilan pada diabetes
Glukosuria renal sering dijumpai dalam kehamilan. Kelainan ini terdapat
tidak karena kadar glukosa darah tinggi, melainkan karena ambang ginjal terhadap
glukosa rendah. Karena itu diabetes dalam kehamilan tidak bisa dinilai dari
pemeriksan reduksi urin.
1. Pengaruh kehamilan
Telah diuraikan di atas bahwa pre-diabetes dapat menjadi manifest, atau
penyakitnya menjadi lebih berat dan lebih sukar dikendalikan dalam kehamilan,
sehingga pengobatan lebih sulit. Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan-
perubahan itu ialah:
a. Hiperemesis gravidarum dapat mengubah metabolismus hidrat arang
b. Pemakaian glikogen bertambah karena miometrium dan jaringan-jaringan lain
bertambah
c. Janin yang bertumbuh memerlukan makin lama makin banyak bahan makanan,
termasuk hidrat arang
d. Adanya pancreas dan adrenal janin yang sudah berfungsi in uteron
e. Meningkatnya metabolisme basal dengan pertukaran zat yang lebih cepat dalam
hati ibu mengurangi banyaknya glikogen cadangan
f. Sebagian insulin ibu dimusnahkan oleh enzim insulinasi dalam plasenta
g. Khasiat insulin dalam kehamilan dikurangi oleh plasenta laktogen, dan mungkin
juga oleh estrogen dan progesterone.
2. Pengaruh persalinan
Kegiatan otot rahim dan usaha meneran mengakibatkan pemakaian glukosa lebih
banyak, sehingga dapat terjadi hioglikemia, apalagi jikalau wanita muntah-
muntah.
3. Pengaruh nifas
Laktasi menyebabkan keluarnya zat-zat makanan, termasuk hidrat-arang dari
tubuh ibu.
4. Pengaruh pada bayi
Diabetes mempunyai pengaruh tidak baik terhadap hasil konsepsi, dan
dapat terjadi penyulit sebagai berikut:
a. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus
b. Cacat bawaan terutama pada kelas D keatas
c. Dismaturitas terutama pada kelas D keatas
d. Janin besar (makrosomia) terutama pada kelas A sampai C
e. Kematian dalam kandungan, biasanya pada kelas D keatas
f. Kematian neonatal
g. Kelainan neurologi dikemudian hari
F. Penatalaksaan Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus
Pengelolan ibu hamil dengan diabetes mellitus bertujuan untuk
mengendalikan kadar gula dalam darah sehingga tercapai keadaan euglukosa.
Dengan mempertahankan gula darah dalam posisi euglukosa maka:
1. Komplikasi pada ibu hamil tidak akan terjadi.
2. Komplikasi pada janin dapat ditekan sebanyak mungkin sehingga mordibitas dan
mortalitas perinatal menjadi minimal.
Kemajuan teknologi dan kerjasam antar bidang ilmu dalam upaya
pengelolaan ibu hamil dengan diabetes mellitus dapat menekan mordibitas dan
mortalitas sampai nol.
Masalah pertumbuhan janin intrauteri dalam suasana:
1. Kelebihan nutrisi peningkatan suasana keton bodi
2. Peningkatan suasana insulinnya
3. Mungkin kekurangan suplai O2
Perlu evaluasi dengan cermat sehingga dapat ditetapkan:
1. Waktu persalin yang tepat
2. Komplikasi minimal dalam proses persalinan.
3. Tercapai well born baby dan well health mother.
Persalinan umumnya dilakukan:
1. Umur hamil 37-38 minggu
2. Paru telah matur
3. Kemungkinan komplikasi: IUFD/ makrosomia pada ibu hamil yang sulit
dikendalikan kadar konsentrasi glukosa.

G. Evaluasi Postpartum
Evalusi post partum pada bayi perlu dilakukan oleh karena:
1. Bayi dalam suasana hiperinsulin, sehingga metabolism dengan cepat dapat
menurunkan glukosa darah menjadi hipoglikemia.
2. Hiperglikemia yang berlangsung lama postpartum dapat menimbulkan gangguan
perubahan metabolism dari glukosa menuju asam lemak dan protein, sehingga
menimbulkan gangguan siklus Kerb.
3. Kegagalan siklus Kerb menimbulkan:
a. Badan keton bayi menungkat
1) Aseton
2) Aseto-asetat
3) Beta hidroksi karbonil.
b. Terjadi penuruna pH darah menjadi asidosis dengan segala akibatnya.
Keterlambatan melakuakan evaluasi bayi dengan berat 4.000 gr atau ibu
hamil dengan diabetes mellitus akan berakibat fatal, yaitu terjadi kematian
neonates.
Kendalipun bayi dengan makrosomia, dalam pengelolaannya, dianggap
berstatus premature sehingga memerlukan intensive care unit. Dengan evaluasi
ketat dan teratur maka gejala dini-hipoglikemia-akan dapat dikenali dan terapi
untuk mengatasinya segera dapat diberikan.
Sepertii dikemukakan bahwa kini ibu hamil dengan diabetes mellitus sudah
jarang dijumpai, demikian juga dengan morbiditas dan mortalitas bagi maternal
dan perinatalnya oleh karena kasus jarang terjadi tetapi harus mencapai tujuan
umum obstetri dan pengawasan intensif dilakukan dengan melibatkan berbagai
disiplin ilmu kedokteran dan teknologi.
Dengan demikian, ibu hamil dengan DM merupakan kasus multi disipliner
sehingga laboratorium obstetric hanya sebagi pelaksana pertolongan dengan
rekomendasi:
1. Persalina letak belakng kepala.
2. Mungkin dilakuakn outlet vakum dan forceps.
3. Seksio sesarea.

H. Prognosis
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik,
dan apabila penyakitnya lekas diketahui dan segera diobati oleh dokter yang ahli,
serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan.
Kematian sangat jarang terjadi, dan apabila penderita sampai meninggal, hal ini
biasanya dijumpai pada diabetes yang sudah lama dan berat. Terutama yang
disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya prognosis bagi anak
jauh lebih buruk dan dipengaruhi oleh 1) berat dan lamanya penyakit, terutama
apabila disertai asetonuria, 2) insufisiensi plasenta, 3) prematuritas, 4) gawat
nafas, 5) cacat bawan, dan 6) komplikasi persalinan.
Laporan tentang kematian perinatal berbeda-beda, yang disebabkan oleh
belum adanya kebulatan pendapat mengenai ukuran bagi diagnosis diabetes dalam
kehamilan, belum ada keseragaman dalam penanganan kehamilan dan persalinan,
dan/atau tidak adanya fsilitas perawatan neonates oleh dokterspesialis kesehatan
anak.
Pada umumnya anak kematian perinatal diperkirakan anak 10-15%, dengan
pengertian bahwa sangat tinggi ditemukan pada para penderita diabetes kelas D,
E, F, dan G. tidak saja angka kematian perinatal maningkat, melainkan dalam
jangka panjang pula terjadi kelainan-kelainan neuro-psikologik dan kelainan
dalam pertumbuhan anak.
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES
MELITUS

A. Pengkajian
1. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu mendeita Diabetes
melitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi
yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.
2. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan berat
badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan
abdomen dan retinopati.
3. Riwayat Kehamilan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat
keturunan.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya
, keluhan waktu haid, HPHT
b. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai
hamil
c. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus,
retensi plasentadan perlu dikaji apakah ada riwayat Diabetes mellitus
gestasional, Hipertensi karena kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional
age, Riwayat kematian janin, Lahir mati tanpa sebab jelas, Anomali
congenital, Aborsi spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi
lebih dari 4000 gram.
d. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati,
berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir
e. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup
atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri, kontraksi, dan adanya
infeksi.
6. Riwayat Kehamilan sekarang
a. Hamil muda, keluhan selama hamil muda
b. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan,
suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual,
keluhan lain.
7. Riwayat antenatal care meliputi :
Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang
didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga kepatuhan
ibu dalam menjalani diet, kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.
8. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola nutrisi
1) Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar dan
haus.
b. Pola eliminasi
BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.
BAB : biasanya tidak ada gangguan.
c. Pola personal hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.
d. Pola istirahat dan tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang
berlebihan.
e. Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa
lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan
dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhapad
cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet
ibu.
9. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa lemah
dan letih
TD : ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya
karena komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
Nadi : pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan
cepat.
Respirasi : pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis
biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
Suhu : tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien
lembab pada kondisi hipoglikemi.
Berat badan : ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan
berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.

a. Kepala dan rambut


Tidak gangguan
b. Wajah
Pasien pada keadaan hipoglekmia biasanya terlihat pucat.
c. Mata
Pada keadaan hipoglikemi pasien akan mengeluh pandangan kabur atau
ganda dan pada keadaan hiperglikemi pasien akan mengeluh pandangan
redup.
d. Hidung
Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan dangkal, napas bau
keton.
e. Keadaan mulut
Tidak ada gangguan.
f. Telinga
Tidak ada gangguan.
g. Leher
Tidak ada gangguan.
h. Dada dan payudara
1) Dada
Pasien dengan hiperglikemia pernapasana cepat dan dangkal, napas bau
keton.
2) Sirkulasi jantung
Perlu dikaji peningkatan tekanan darah dan nadi pasien.
3) Payudara
Pada umumnya tidak gangguan.
i. Ekstremitas dan kulit
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringat dan kulit pasien lembab.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia
3. Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin
berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal,
makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.

C. Intervensi
N Diagnose Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
o Keperawatan Hasil
1 Resiko tinggi Setelah Mempertahan1. Timbang
1. Penambahan
terhadap dilakukan kan kadar berat badan berat badan
perubahan tindakan gula darah setiap adalah kunci
nutrisi kurang keperawat puasa antara kunjungan petunjuk
dari an nutrisi 60-100 mg/dl prenatal. untuk
kebutuhan pasien dan 2 jam memutuskan
berhubungan terpenuhi. sesudah penyesuaian
dengan makan tidak kebutuhan
ketidakmamp lebih dari 140
2. Observasi kalori.
uan mencerna mg/dl. masukan 2. Membantu
dan kalori dan dalam
menggunakan pola makan mengevaluas
nutrisi kurang dalam 24 i pemahaman
tepat. jam. pasien
tentang
3. Perhatikan aturan diet
adanya 3. Mual dan
mual dan muntah
muntah dapat
khususnya mengakibatk
pada an defisiensi
trimester karbohidrat
pertama. yang dapat
mengakibatk
an
metabolisme
lemak dan
terjadinya
4. Ajarkan
ketosis.
pasien
4. Kebutuhan
tentang
insulin dapat
metode
dinilai
finger stick
berdasarkan
untuk
temuan
memantau
glukosa
glukosa
darah serum
sendiri.
secara
periodic
5. Pembagian
5. Diskusikan
dosis insulin
tentang
dosis , mempertimb
jadwal dan angkan
tipe insulin. kebutuhan
basal
maternal dan
rasio waktu
6. Kolaborasi makan.
dengan ahli
6. Diet secara
gizi. spesifik pada
individu
perlu untuk
mempertaha
nkan
7. Observasi normoglikem
kadar i.
Glukosa 7. Insiden
darah.
abnormalitas
janin dan
bayi baru
lahir
menurun bila
kadar
glukosa
darah antara
60 – 100
mg/dl,
sebelum
makan antara
60 -105
mg/dl, 1 jam
sesudah
makan
8. Tentukan dibawah 140
hasil HbA1c mg/dl dan 2
setiap 2 – 4 jam sesudah
minggu. makan
kurang dari
200 mg/dl.
8. Memberikan
keakuratan
gambaran
rata rata
control
glukosa
serum
selama 60
hari .
Kontrol
glukosa
serum
memerlukan
waktu 6
minggu
untuk stabil.

2 Resiko cedera Setelah Pasien dapat1. Jelaskan1. Dengan


berhubungan dilakukan memverbalisa pada meningkatny
dengan tindakan si pemahaman pasien, a
hipoglikemia keperawat mengenai suami atau pengetahuan
atau an tidak hipoglekemia keluarga ibu, suami
hiperglikemia terjadi dan mengenai dan keluarga
resiko hiperglikemia hipoglikemi kondisi
cedera. termasuk a dan hipoglikemi
sebab dan hiperglikem dan
tanda ia termasuk hiperglikemi
gejalanya. penyyebab dapat
Pasien dapat dan tanda dicegah
mengidentifik gejalanya. sehingga
asi 2. Anjurkan dapat
konsekuensi pasien meminimalk
potensial dari untuk an resiko
hiperglikemi membawa cedera.
dan insulin 2.
hipoglkemia spuit, juga Dimungkink
pada dirinya gula kerja- an jika pada
dan janinnya. cepat saat keadaan
Hipoglikemia bepergian hipoglikemia
dan jauh dari atau
hiperglikemia rumah. hiperglikemi
dapat dicegah3. Diskusikan dapat
atau hubungan dilakukan
diminimalkan. latihan fisik penanganan
dan diet cepat.
dan efek3. Latihan fisik
keduanya dan
pada stres. kepatuhan
diet dan stres
sangat
berpengaruh
pada kondisi
ibu maupun
janin, maka
dari itu
perlunya
membatasi
kegiatan
fisik yang
berlebih dan
kepatuhan
diet sangat
berperan
dalam
menjaga
kondisi ibu
dan janin.
3 Resiko Tinggi Setelah Menunjukan 1. Observasi
1.
cidera janin dilakukan reaksi Non control Pengontrolan
berhubungan tindakan stress test dan diabetik secara ketat
dengan keperawat Oxytocin sebelum sebelum
peningkatan an tidak Challenge konsepsi. konsepsi
kadar glukosa terjadi Test negative membantu
maternal, resiko atau menurunkan
perubahan cidera Construction resiko
pada sirkulasi. janin. Stress Test mortalitas
secara janin dan
normal. abnormal
konginental.
2. Observasi
gerakan 2. Terjadi
janin dan insufisiensi
denyut plasenta dan
janin setiap ketosis
kunjungan. maternal
mungkin
secara
negatif
mempengaru
hi gerakan
janin dan
denyut
3. Observasi jantung
tinggi janin.
fundus uteri
setiap 3. Untuk
kunjungan. mengidentifi
kasi pola
4. Tinjau pertumbuhan
ulang abnormal
prosedur 4. Aktifitas dan
dan pergerakan
rasional janin
untuk Non merupakan
stress Test petanda baik
setiap dari
minggu. kesehatan
janin.

5. Observasi
5. Tes serum
kadar albumin
albumin glikosilat
glikosilat menunjukka
pada getasi n glikemia
minggu ke lebih dari
24 sampai beberapa
ke 28 hari.
khususnya
pada ibu
6. Insiden
dengan kerusakan
resiko tuba neural
tinggi. lebih besar
6. Dapatkan pada ibu
kadar diabetik dari
serum alfa pada non
fetoprotein diabetik bila
pada kontrol
gestasi sebelum
minggu ke kehamilan
14 sampai sudah buruk.
minggu ke
7.
16. Ultrasonogra
fi bermanfaat
dalam
memastikan
7. Siapkan tanggal
untuk gestasi dan
ultrasonogr membantu
afi pada dalam
gestasi evaluasi
minggu ke retardasi
8, 12, 18, pertumbuhan
28, 36 intra uterin.
sampai
minggu ke
38.
4 Resiko tinggi Setelah 1. Kehamilan
1. Tinjau
1.
terhadap dilakukan cukup bulan. ulang Hiperglikemi
trauma, tindakan 2. riwayat a maternal
gangguan keperawat Meningkatkan pranatal pada periode
pertukaran an pasien keberhasilan dan kontrol pranatal
gas pada janin tidak kelahiran dari maternal. meningkatka
berhubungan mengalam bayi usia n
dengan i trauma gestasi yang makrosomia,
ketidakadekua dan tepat. membuat
tan kontrol gangguan3. Bebas janin
diabetik pertukara cedera. berisiko
maternal, n gas
4. Menunjukkan terhadap
makrosomnia pada kadar glukosa cedera
atau retardasi janin. normal, bebas kelahiran
pertumbuhan tanda karena
intra uterin. hipoglikemia distosia atau
disporsia
sefalopelvis.
Kadar
glukosa
maternal
yang tinggi
2. Periksa pada
adanya kelahiran
glukosa meransang
atau keton pankreas
dan janin,
albumin mengakibatk
dalam urin an
ibu dan hiperinsuline
pantau mia.
tekanan 2. Peningkatan
darah. glukosa dan
kadar keton
menandakan
ketoasidosis
yang dapat
mengakibatk
3. Observasi an asidosis
tanda vital. janin dan
potensial
cedera
susunan
syaeaf pusat.
4. Anjurkan
3. Peningkatan
posisi infeksi
rekumben asenden,
lateral dapat
selama mengakibatk
persalinan. an sepsis
neonatal.
4.
5. Tinjau Meningkatka
hasil tes n perfusi
pranatal plasenta dan
seperti meningkatka
profil n kesediaan
biofisikal, oksigen
tes nonstres untuk janin.
dan tes
5. Memberikan
stres informasi
kontraksi. tentang
cadangan
pada
plasenta
6. Observasi untuk
frekuensi oksigenasi
denyut janin selama
jantung periode
janin. intrapartal.

6. Tacikardi,
bradikardi
atau
deselerasi
lambat pada
penurunan
variabilitas
menandakan
kemungkina
n hipoksia
janin.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi
4. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus Gede dan I N Chandranita Manuaba. 2007. Pemgantar


Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC

Purwaningsih, Wahyu dan Siti Fatmawati. 2010. Asuhan Keperawatan


Maternitas. Jogjakarta : Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai