G. Evaluasi Postpartum
Evalusi post partum pada bayi perlu dilakukan oleh karena:
1. Bayi dalam suasana hiperinsulin, sehingga metabolism dengan cepat dapat
menurunkan glukosa darah menjadi hipoglikemia.
2. Hiperglikemia yang berlangsung lama postpartum dapat menimbulkan gangguan
perubahan metabolism dari glukosa menuju asam lemak dan protein, sehingga
menimbulkan gangguan siklus Kerb.
3. Kegagalan siklus Kerb menimbulkan:
a. Badan keton bayi menungkat
1) Aseton
2) Aseto-asetat
3) Beta hidroksi karbonil.
b. Terjadi penuruna pH darah menjadi asidosis dengan segala akibatnya.
Keterlambatan melakuakan evaluasi bayi dengan berat 4.000 gr atau ibu
hamil dengan diabetes mellitus akan berakibat fatal, yaitu terjadi kematian
neonates.
Kendalipun bayi dengan makrosomia, dalam pengelolaannya, dianggap
berstatus premature sehingga memerlukan intensive care unit. Dengan evaluasi
ketat dan teratur maka gejala dini-hipoglikemia-akan dapat dikenali dan terapi
untuk mengatasinya segera dapat diberikan.
Sepertii dikemukakan bahwa kini ibu hamil dengan diabetes mellitus sudah
jarang dijumpai, demikian juga dengan morbiditas dan mortalitas bagi maternal
dan perinatalnya oleh karena kasus jarang terjadi tetapi harus mencapai tujuan
umum obstetri dan pengawasan intensif dilakukan dengan melibatkan berbagai
disiplin ilmu kedokteran dan teknologi.
Dengan demikian, ibu hamil dengan DM merupakan kasus multi disipliner
sehingga laboratorium obstetric hanya sebagi pelaksana pertolongan dengan
rekomendasi:
1. Persalina letak belakng kepala.
2. Mungkin dilakuakn outlet vakum dan forceps.
3. Seksio sesarea.
H. Prognosis
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik,
dan apabila penyakitnya lekas diketahui dan segera diobati oleh dokter yang ahli,
serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan.
Kematian sangat jarang terjadi, dan apabila penderita sampai meninggal, hal ini
biasanya dijumpai pada diabetes yang sudah lama dan berat. Terutama yang
disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya prognosis bagi anak
jauh lebih buruk dan dipengaruhi oleh 1) berat dan lamanya penyakit, terutama
apabila disertai asetonuria, 2) insufisiensi plasenta, 3) prematuritas, 4) gawat
nafas, 5) cacat bawan, dan 6) komplikasi persalinan.
Laporan tentang kematian perinatal berbeda-beda, yang disebabkan oleh
belum adanya kebulatan pendapat mengenai ukuran bagi diagnosis diabetes dalam
kehamilan, belum ada keseragaman dalam penanganan kehamilan dan persalinan,
dan/atau tidak adanya fsilitas perawatan neonates oleh dokterspesialis kesehatan
anak.
Pada umumnya anak kematian perinatal diperkirakan anak 10-15%, dengan
pengertian bahwa sangat tinggi ditemukan pada para penderita diabetes kelas D,
E, F, dan G. tidak saja angka kematian perinatal maningkat, melainkan dalam
jangka panjang pula terjadi kelainan-kelainan neuro-psikologik dan kelainan
dalam pertumbuhan anak.
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES
MELITUS
A. Pengkajian
1. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu mendeita Diabetes
melitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi
yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.
2. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan berat
badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri, nyeri tekan
abdomen dan retinopati.
3. Riwayat Kehamilan
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat
keturunan.
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya
, keluhan waktu haid, HPHT
b. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai
hamil
c. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus,
retensi plasentadan perlu dikaji apakah ada riwayat Diabetes mellitus
gestasional, Hipertensi karena kehamilan, Infertilitas, Bayi low gestasional
age, Riwayat kematian janin, Lahir mati tanpa sebab jelas, Anomali
congenital, Aborsi spontan, Polihidramnion, Makrosomia atau berat bayi
lebih dari 4000 gram.
d. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong,
tempat bersalin, apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati,
berat badan anak waktu lahir, panjang waktu lahir
e. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup
atau tidak dan kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri, kontraksi, dan adanya
infeksi.
6. Riwayat Kehamilan sekarang
a. Hamil muda, keluhan selama hamil muda
b. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan,
suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual,
keluhan lain.
7. Riwayat antenatal care meliputi :
Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang
didapat. Pada saat antenatalcare perlu diobservasi secara ketat juga kepatuhan
ibu dalam menjalani diet, kadar gula darah dan perawatan yang diberikan.
8. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola nutrisi
1) Frekuensi makan : pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar dan
haus.
b. Pola eliminasi
BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih.
BAB : biasanya tidak ada gangguan.
c. Pola personal hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas.
d. Pola istirahat dan tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang
berlebihan.
e. Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa
lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan
dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhapad
cedera dan jika rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet
ibu.
9. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa lemah
dan letih
TD : ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya
karena komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
Nadi : pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan
cepat.
Respirasi : pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis
biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
Suhu : tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien
lembab pada kondisi hipoglikemi.
Berat badan : ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan
berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Resiko cedera berhubungan dengan hipoglikemia atau hiperglikemia
3. Resiko Tinggi cidera janin berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa
maternal, perubahan pada sirkulasi.
4. Resiko tinggi terhadap trauma, gangguan pertukaran gas pada janin
berhubungan dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal,
makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin.
C. Intervensi
N Diagnose Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
o Keperawatan Hasil
1 Resiko tinggi Setelah Mempertahan1. Timbang
1. Penambahan
terhadap dilakukan kan kadar berat badan berat badan
perubahan tindakan gula darah setiap adalah kunci
nutrisi kurang keperawat puasa antara kunjungan petunjuk
dari an nutrisi 60-100 mg/dl prenatal. untuk
kebutuhan pasien dan 2 jam memutuskan
berhubungan terpenuhi. sesudah penyesuaian
dengan makan tidak kebutuhan
ketidakmamp lebih dari 140
2. Observasi kalori.
uan mencerna mg/dl. masukan 2. Membantu
dan kalori dan dalam
menggunakan pola makan mengevaluas
nutrisi kurang dalam 24 i pemahaman
tepat. jam. pasien
tentang
3. Perhatikan aturan diet
adanya 3. Mual dan
mual dan muntah
muntah dapat
khususnya mengakibatk
pada an defisiensi
trimester karbohidrat
pertama. yang dapat
mengakibatk
an
metabolisme
lemak dan
terjadinya
4. Ajarkan
ketosis.
pasien
4. Kebutuhan
tentang
insulin dapat
metode
dinilai
finger stick
berdasarkan
untuk
temuan
memantau
glukosa
glukosa
darah serum
sendiri.
secara
periodic
5. Pembagian
5. Diskusikan
dosis insulin
tentang
dosis , mempertimb
jadwal dan angkan
tipe insulin. kebutuhan
basal
maternal dan
rasio waktu
6. Kolaborasi makan.
dengan ahli
6. Diet secara
gizi. spesifik pada
individu
perlu untuk
mempertaha
nkan
7. Observasi normoglikem
kadar i.
Glukosa 7. Insiden
darah.
abnormalitas
janin dan
bayi baru
lahir
menurun bila
kadar
glukosa
darah antara
60 – 100
mg/dl,
sebelum
makan antara
60 -105
mg/dl, 1 jam
sesudah
makan
8. Tentukan dibawah 140
hasil HbA1c mg/dl dan 2
setiap 2 – 4 jam sesudah
minggu. makan
kurang dari
200 mg/dl.
8. Memberikan
keakuratan
gambaran
rata rata
control
glukosa
serum
selama 60
hari .
Kontrol
glukosa
serum
memerlukan
waktu 6
minggu
untuk stabil.
5. Observasi
5. Tes serum
kadar albumin
albumin glikosilat
glikosilat menunjukka
pada getasi n glikemia
minggu ke lebih dari
24 sampai beberapa
ke 28 hari.
khususnya
pada ibu
6. Insiden
dengan kerusakan
resiko tuba neural
tinggi. lebih besar
6. Dapatkan pada ibu
kadar diabetik dari
serum alfa pada non
fetoprotein diabetik bila
pada kontrol
gestasi sebelum
minggu ke kehamilan
14 sampai sudah buruk.
minggu ke
7.
16. Ultrasonogra
fi bermanfaat
dalam
memastikan
7. Siapkan tanggal
untuk gestasi dan
ultrasonogr membantu
afi pada dalam
gestasi evaluasi
minggu ke retardasi
8, 12, 18, pertumbuhan
28, 36 intra uterin.
sampai
minggu ke
38.
4 Resiko tinggi Setelah 1. Kehamilan
1. Tinjau
1.
terhadap dilakukan cukup bulan. ulang Hiperglikemi
trauma, tindakan 2. riwayat a maternal
gangguan keperawat Meningkatkan pranatal pada periode
pertukaran an pasien keberhasilan dan kontrol pranatal
gas pada janin tidak kelahiran dari maternal. meningkatka
berhubungan mengalam bayi usia n
dengan i trauma gestasi yang makrosomia,
ketidakadekua dan tepat. membuat
tan kontrol gangguan3. Bebas janin
diabetik pertukara cedera. berisiko
maternal, n gas
4. Menunjukkan terhadap
makrosomnia pada kadar glukosa cedera
atau retardasi janin. normal, bebas kelahiran
pertumbuhan tanda karena
intra uterin. hipoglikemia distosia atau
disporsia
sefalopelvis.
Kadar
glukosa
maternal
yang tinggi
2. Periksa pada
adanya kelahiran
glukosa meransang
atau keton pankreas
dan janin,
albumin mengakibatk
dalam urin an
ibu dan hiperinsuline
pantau mia.
tekanan 2. Peningkatan
darah. glukosa dan
kadar keton
menandakan
ketoasidosis
yang dapat
mengakibatk
3. Observasi an asidosis
tanda vital. janin dan
potensial
cedera
susunan
syaeaf pusat.
4. Anjurkan
3. Peningkatan
posisi infeksi
rekumben asenden,
lateral dapat
selama mengakibatk
persalinan. an sepsis
neonatal.
4.
5. Tinjau Meningkatka
hasil tes n perfusi
pranatal plasenta dan
seperti meningkatka
profil n kesediaan
biofisikal, oksigen
tes nonstres untuk janin.
dan tes
5. Memberikan
stres informasi
kontraksi. tentang
cadangan
pada
plasenta
6. Observasi untuk
frekuensi oksigenasi
denyut janin selama
jantung periode
janin. intrapartal.
6. Tacikardi,
bradikardi
atau
deselerasi
lambat pada
penurunan
variabilitas
menandakan
kemungkina
n hipoksia
janin.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, lowdermik, dan Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi
4. Jakarta: EGC