SYOK
Disusun oleh:
KELAS : PARIKESIT
JAWABAN :
1. EBV = 70 ml x BB (Kg)
= 70 x 50
= 3500
2. EBL = presentase x EBV
= 30% x 3500
=1,05 liter
3. Kristaloid
Cairan ini adalah cairan yang paling sering digunakan sebagai cairan
resusitasi, karena memiliki molekul yang kecil, mudah digunakan, harganya
lebih murah dan cepat menggantikan cairan yang hilang.
Meski begitu, karena lebih mudah diserap oleh tubuh, pemberian kristaloid
dalam jumlah terlalu banyak dapat menyebabkan edema atau bengkak akibat
penimbunan cairan di jaringan tubuh. Cairan kristaloid yang umum digunakan
adalah normal saline (NS) dan ringer laktat (RL).
Koloid
Cairan koloid mengandung zat-zat dengan molekul yang lebih berat, seperti
albumin dan gelatin. Cairan koloid akan bertahan lebih lama di dalam
pembuluh darah.
Koloid dapat digunakan sebagai cairan resusitasi pada pasien yang mengalami
kekurangan cairan parah, seperti syok hipovolemik dan perdarahan berat.
Namun jika penggunaannya tidak tepat, koloid dapat memicu reaksi alergi,
gangguan pembekuan darah, dan kegagalan fungsi ginjal.
4. Pemilihan jenis, jumlah, dan durasi pemberian cairan resusitasi tergantung
pada kondisi pasien dan ketersediaan cairan ini di fasilitas perawatan.
5. Syok
a. Definisi
Syok adalah kondisi di mana tekanan darah turun secara drastis, sehingga
terjadi gangguan aliran darah dalam tubuh. Aliran darah yang terganggu
membuat pasokan nutrisi dan oksigen yang berperan pada sel dan organ
tubuh agar berfungsi secara normal, menjadi terhambat. Syok dapat
memburuk dengan cepat, maka penanganannya harus segera dilakukan.
Jika tidak, syok dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian
b. Klasifikasi
1. Syok obstruktif
Jenis syok ini muncul ketika darah tidak bisa beredar ke bagian-bagian
tubuh tertentu. Syok obstruktif bisa disebabkan oleh sesuatu yang
menghalangi aliran darah, seperti emboli paru.Di samping itu,
penumpukan udara atau cairan dalam rongga dada juga bisa menyebabkan
syok obstruktif. Mulai dari pneumothorax, hemothorax, serta tamponade
jantung.
2. Syok kardiogenik
Jika mengalami kerusakan jantung, aliran darah dalam tubuh Anda akan
berkurang sehingga Anda berpotensi mengalami syok kardiogenik.
Penyebab umum dari jenis syok ini meliputi detak jantung yang tidak
beraturan, kerusakan pada otot jantung, dan detak jantung yang sangat
pelan.
3. Syok distributive
4. Syok hipovolemik
Jenis syok ini terjadi ketika organ-organ vital kekurangan asupan darah
maupun oksigen. Akibatnya, organ-organ tersebut takkan bisa berfungsi
dengan normal.Syok hipovolemik bisa dipicu oleh perdarahan hebat saat
seseorang mengalami cedera. Namun dehidrasi yang parah juga bisa
menyebabkan syok jenis ini.
c. Tahapan
Dalam kasus ini apabila penanganan pada penderita tidak tepat dan cepat
dapat mengakibatkan darah mengalir sangat lambat, sehingga denyut
jantung dan tekanan darah akan menurun drastis. Biasanya tubuh akan
mengutamakan aliran darah pada bagian otak dan jantung sehingga organ
lain seperti hati dan ginjal mengalami kekurangan darah. Jika dibairkan
maka kerusakan permanen dapat terjadi mesipun sudah diobati dengan
baik. Kondisi ini berada di syok tahap ketiga yaitu ireversibel.
d. Jenis
Syok hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling sering dijumpai.Ini
merupakan syok terjadi karena kekurangan jumlah cairan atau darah di
dalam tubuh (hipovolemia).Syok hipovolemik dapat terjadi karena
perdarahan (syok hemoragik), maupun proses yang mengakibatkan
hilangnya cairan tubuh dan dehidrasi.Sebagai kompensasi atas cairan
tubuh atau darah yang hilang, tubuh akan berusaha mempertahankan
tekanan darah.Macam-macam tanda serta geala yang ditimbulkan dari
syok hipovolemik adalah:
Syok distributif
Syok distributif terjadi saat pembuluh darah tidak dapat mempertahankan
kekuatannya sehingga terjadilah vasodilatasi (pelebaran pembuluh
darah).Ketika pembuluh darah melemas dan melebar, tekanan darah
menjadi turun.Dua penyebab utama dari jenis syok distributif adalah reaksi
alergi berat (syok anafilaksis) dan infeksi berat (sepsis).Macam-macam
tanda dan gejala di bawah ini dapat terjadi pada jenis syok distributive.
Syok kardiogenik
Syok kardiogenik terjadi pada saat jantung tidak dapat memompa darah ke
seluruh tubuh.Berikut ini beberapa tanda khas dari syok jenis kardiogenik:
Syok obstruktif
Syok obstruktif merupakan jenis syok yang jarang terjadi. Syok obstruktif
terjadi karena adanya tekanan di pembuluh darah, misalnya pada tension
pneumothorax.Macam-macam tanda dan gejala yang dapat timbul pada
jenis syok obstruktif ad:alah
1) Hipotensi mendadak
2) Denyut nadi yang cepat
3) Suara napas yang abnormal
4) Gangguan pernapasan, apabila syok disebabkan tension pneumothorax
e. Patofisiologi
Secara patofisiologis syok merupakan gangguan hemodinamik yang
menyebabkan tidak adekuatnya hantaran oksigen dan perfusi jaringan.
Gangguan hemodinamik tersebut dapat berupa penurunan tahanan
vaskuler sitemik terutama di arteri, berkurangnya darah balik, penurunan
pengisian ventrikel dan sangat kecilnya curah jantung. Gangguan faktor-
faktor tersebut disbabkan oleh bermacam-macam proses baik primer pada
sistim kardiovaskuler, neurologis ataupun imunologis. Diantara berbagai
penyebab syok tersebut, penurunan hebat volume plasma intravaskuler
merupakan faktor penyebab utama. Terjadinya penurunan hebat volume
intravaskuler dapat terjadi akibat perdarahan atau dehidrasi berat, sehingga
menyebabkan yang balik ke jantung berkurang dan curah jantungpun
menurun. Penurunan hebat curah jantung menyebabkan hantaran oksigen
dan perfusi jaringan tidak optimal dan akhirnya menyebabkan syok. Pada
tahap awal dengan perdarahan kurang dari 10%, gejala klinis dapat belum
terlihat karena adanya mekanisme kompensasi sisitim kardiovaskuler dan
saraf otonom. Baru pada kehilangan darah mulai 15% gejala dan tanda
klinis mulai terlihat berupa peningkatan frekuensi nafas, jantung atau nadi
(takikardi), pengisian nadi yang lemah, penurunan tekanan nadi, kulit
pucat dan dingin, pengisian kapiler yang lambat dan produksi urin
berkurang. Perubahan tekanan darah sistolik lebih lambat terjadi akibat
adanya mekanisme kompensasi tadi, sehingga pemeriksaan klinis yang
seksama harus dilakukan.