Anda di halaman 1dari 3

Nama : Miftakhul Janah

NIM : I1A017029

Mata Kuliah : Patofisiologi

SYOK

A. Pengertian
Syok adalah keadaan yang disebabkan oleh hipoperfusi jaringan dimana jumlah darah
yang dialirkan ke jaringan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya.
Seseorang dikatakan syok bila terdapat ketidakcukupan perfusi oksigen dan zat gizi ke sel-
sel tubuh. Kegagalan memperbaiki perfusi menyebabkan kematian sel yang progressif,
gangguan fungsi organ dan akhirnya kematian penderita (Boswick, John, 1997). Syok
sulit didefinisikan, hal ini berhubungan dengan sindrom klinik yang dinamis yang ditandai
dengan perubahan sirkulasi volume darah yang menyebabkan ketidaksadaran dan
memyebabkan kematian (Skeet, 1995).
Organ yang berpengaruhi akibat dari terjadinya syok antara lain
1. Paru yaitu respiratory distress syndrome
2. Gastrointestinal yaitu iskemia mukosa shg erosi/ulserasi dan akhirnya perdarahan
3. Ginjal yaitu nekrosis tubuler
4. Hati yaitu nekrosis centrilobuler
5. Otak yaitu iskemia (klinis spt stroke)
6. Kelenjar adrenal yaitu nekrosis cortex dan perdarahan
Berdasarkan bermacam-macam sebab dan kesamaan mekanisme terjadinya, syok dapat
dikelompokkan menjadi empat macam yaitu syok hipovolemik, syok distributif, syok
obstruktif, dan syok kardiogenik (Hardisman, 2013)
1. Syok hipovolemik
Syok hipovolemik yang disebabkan oleh terjadinya kehilangan darah secara
akut (syok hemoragik) sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian
tertinggi di negara-negara dengan mobilitas penduduk yang tinggi. Salah satu
penyebab terjadinya syok hemoragik tersebut diantaranya adalah cedera. akibat
kecelakaan. Menurut World Health Organization (WHO) cedera akibat kecelakaan
setiap tahunnya menyebabkan terjadinya 5 juta kematian diseluruh dunia. Angka
kematian pada pasien trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit
dengan tingkat pelayanan yang lengkap mencapai 6%. Sedangkan angka kematian
akibat trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit dengan peralatan
yang kurang memadai mencapai 36% (Diantoro, 2014). Syok ini terjadi karena
perdarahan masif atau hilangnya cairan tubuh yang berlebihan.
2. Syok distributif
Status syok yang terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi (perubahan tahanan
perifer) masif dan hebat sebagai kebalikan dai hipovolema atau disfungsi jantung,
mengacu pada tahanan rendah atau syok distributif. Istilah syok distributif digunakan
karena volume darah sentral didistribusikan kembali ke vaskular perifer khususnya
vena.
Gejala syok distributif terkadang sulit dideteksi, gejalanya mencakup hipotensi,
takikardia, kulit dingin lembab berkeringat, demam, oliguria, bising usus hipoaktif,
peningkatan kadar hematokrit, anssietas, dan takipnea. (Tambayong, 2000).
3. Syok obstruktif
Syok ini merupakan ketidakmampuan ventrikel untuk mengisi selama diastole,
sehingga secara nyata menurunkan volume sekuncup (Stroke Volume) dan
berakhirnya curah jantung. Penyebab lain bisa karena emboli paru masif.
4. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik disebabkan pleh gangguan fungsi jantung sebagai pompa
seperti pada infark miokardium akut, tamponade jantung atau emboli pulmoner atau
setelah operasi jantung terbuka. Aritmia dapat juga banyak menurunkan curah
jantung dan tekanan darah.
B. Stadium Syok
Stadium syok terdiri dari 3 yaitu
1. Stadium Kompensasi
Komposisi tubuh dengan meningkatkan reflek syarpatis yaitu meningkatnya
resistensi sistemik dimana hanya terjadi detruksi selektif pada organ penting. TD
sistokis normal, dioshalik meningkat akibat resistensi arterial sistemik disamping TN
terjadi peningkatan skresi vaseprsin dan aktivasi sistem RAA. Menitestasi khusus
talekicad, gaduh gelisah, kulit pucat, kapir retil > 2 dok.
2. Stadium Dekompensasi
Bila kompensasi gagal, syok berlanjut, ditandai dengan:
a. Hipotensi
b. Takhipneu dan dispneu  kompensasi paru terhadap hipoksia
c. Oliguri (produksi urin <500 cc/hari)
d. Asidosis  akibat menurunnya fungsi ginjal dan paru
3. Stadium Ireversibel
Kolaps sirkulasi serta hipoperfusi organ vital, hilangnya fungsi vital serta
kegagalan berbagai organ:
a. Hipotensi dan takikardi hebat
b. Respiratori distress
c. Menurunnya kesadaran hingga koma
d. Anuria
e. Asidosis hebat
f. Berujung pada kematian

C. Daftar Pustaka
Boswick, John. A. 1997. Perawatan Gawat Darurat. Jakarta: EGC.
Skeet, Muriel. 1995. Tindakan Paramedis Terhadap Kegawatan dan Pertolongan
Pertama. Jakarta: EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai