Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN SISTEM 1

DENGAN KASUS SYOK

Oleh :

NRC - WN
KELOMPOK 1

Karnia Ahmad Andi Mutmaina


Menis Mbali Dwi Ariyati
Jaka Sucita Hasliati
Hety Mulyati Hasma
Martin Eka Anas
Mila Putri W Jemi Alfred
Ayuzni Budi Irawan
Indah Herlina Asriadi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tubuh manusia merupakan suatu system dimana setiap organ saling bergantungan. Setiap
system organ pula merupakan suatu kesatuan dari system yang lain yang saling berkaitan. Apabila
satu organ dalam tubuh kita mengalami kerusakan maka ia tidak dapat bekerja secara normal atau
seperti biasanya.
Syok merupakan keadaan gagalnya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat gangguan
peredaran darah atau hilangnya cairan tubuh secara berlebihan. Sirkulasi darah berguna untuk
mengantarkan oksigen dan zat-zat lain ke seluruh tubuh serta membuang zat-zat sisa yang sudah
tidak diperlukan. Oleh karena itu, kegagalan sirkulasi sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan
kematian.
Syok merupakan salah satu penyebab utama meningkatnya angka morbiditas dan
mortalitasdi Instalasi Gawat Darurat (IGD) maupun Intensive Care Unit (ICU),mengakibatkan
kematian lebih dari 30 %,Jutaan penderita tersebar diseluruh dunia dan rata-ratasebanyak 1400
klien meninggal setiap hari. diperkirakan 6-20 juta kematian bayi dan anak-anak setiap tahun
diseluruhdunia doakibatkan oleh dehidrasidan syok. (Dhilon And Bittner, 2010).
Syok dapat disebabkan oleh kegagalan jantung dalam memompa darah, pelebaran
pembuluh darah yang abnormal, dan kehilangan volume darah dalam jumlah besar. Keadaan syok
akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat ditangani oleh tubuh),
dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan ireversibel (tidak dapat pulih).

B. TUJUAN
Adapun Tujuannya antara lain :
1. Mengetahui pengertian Syok
2. Mengetahui Klasifikasi syok
3. Mengetahui Etiologi Syok
4. Mengetahui Manifestasi klinis Syok
5. Mengetahui Patofisiologi syok
6. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien syok
BAB II
KAJIAN TEORI

A. DEFINISI
Syok merupakan syndrome klinis yang terjadi akibat menurunnya tekanan darah secara
persisten yang menyebabkan perfusi memburuk serta malfungsi organ vital yang disebabkan oleh
Hipovolemia, Kardiogenik, Sepsis, Anafilaksis steroid. (Patrick Davey)
Syok didefinisikan sebagai kondisi kompleks yang mengancam jiwa, yang ditandai
dengan tidak adekuatnya aliran darah kejaringan dan sel-sel tubuh. (Rice, 1991)
Syok adalah kondisi dimana tekanan darah turun secara drastic, sehingga terjadi gangguan
aliran darah dalam tubuh. Aliran darah yang terganggu membuat pasokan nutrisi dan oksigenyang
berperan pada sel dan organ tubuh agar berfungsi secara normal, menjadi terhambat. Syokdapat
menyebabkan komplikasi bahkan kematian.
Derajat Syok
1. Syok Ringan
Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan organ non vital seperti kulit, lemak, otot rangka
dantulang. Jaringan ini relative dapat hidup lebih lama dengan perfusi lebih rendah, tanpa
adanya perubahan jaringan yang menetap (irreversible). Kesadaran tidak terganggu, produksi
urin normal atau hanya sedikit menurun, asidosismetabolik tidak ada atau ringan.
2. Syok Sedang
Perfusi keorgan vital selain jantung dan otak menurun (hati, usus, ginjal).organ-organini dapat
mentoleransi hipoperfusi lebih lama seperti pada lemak, kulit dan otot. Pada keadaan ini
terdapat oliguri (urin kurang 0,5 mg/kg/jam) dan asidosis metabolic.akan tetapi kesadaran
relative masih baik.
3. Syok Berat
Perfusi kejaringan dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok beraksi untuk
menyediakan aliran darah ke dua organ vital. Pada syok lanjut terjadi vasokontriksi disemua
pembuluh darah lain. Terjadi oliguri dan asidosisberat, gangguan kesadaraan dan tanda-tanda
hipoksia jantung (EKG abnormal, curah jantung menurun).
B. KLASIFIKASI SYOK
1. Syok Kardiogenik
Disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi
berkurang atau berhenti sama sekali. Syok kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui
adanya tanda-tanda syok dan dijumpainya adanya penyakit jantung seperti infatk miokard yang
luas, gangguan irama jantung, rasa nyeri daerah toraks atau adanya emboli paru, temponade
jantung, kelainan katub atau sekat jantung.
2. Syok Neurogenik
Syok neurogenik disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok distributive, syok
neurogenik terjadi akibat kegagalan pusa vasomotor karena hilangnya tonus pembuluh darah
secara mendadak diseluruh tubuh, sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada
pembuluh tamping (capacitance vassels). Hasil dariperubahan resistensi pembuluh darah
sistemik ini diakibatkan oleh cidera pada system saraf seperti : trauma kepala, cidera spinal,atau
anestesi umum yang dalam.
3. Syok anafilaktik
Syok anafilaktik merupakan suatu reaksi alergi yang cukup serius. Penyebabnya bisa
bermacam-macam mulai dari makanan, obat-obatan, bahan-bahan kimia dan gigitan serangga.
Disebut serius karena kondisi ini dapat menyebabkan kematian dan memerlukan tindakan
medis segera.
4. Syok Septic
Syok septic adalah suatu keadaan dimana tekanan darah turun sampai tingkata yang
membahayakan nyawa sebagai akibat darisepsis, disertai adanya infeksi ( sumber infeksi).
Syok septic terjadi akibat racun yang dihasilkan oleh bakteritertentu dan akibat sitokinesis (zat
yang dibuat oleh system kekebalan untuk melawan infeksi). Racun yang dilepaskan oleh
bakteri bisa menyebabkan kerusakan jaringan dan gangguan peredaran darah.
5. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan cairan
dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh volume
sirkulasiyang tidak adekuat dan berakibat padaperfusi yang tidak adekuat. Peling sering
diakibatkan oleh kehilangan darah yang cepat (syok hemoragik). Syok hipovolemik dapat
merupakan akibat dari kehilangan cairan yang signifikan (selain darah).
C. ETIOLOGI
Klasifikasi penyebab syok didasarkan pada pertimbangan adanya kelainan pada tiga
mechanism eutama yang bertanggung jawab terhadap kecukupan sirkulasi. Ketiga mekanisme
tersebut meliputi :
1. Tonus pembuluh darah (distributive syok)
2. Volume intra vascular (hipovolume syok)
3. Kemampuan jantung bertindak sebagaipemompa(cardigenik syok)
Etiologi Syok berdasarkan klasifikasinya :
1. Syok kardiogenik (akibat penurunan volume darah)
a. Penyakit jantung iskemik, seperti infark
b. Obat-obatan yang mendepresi jantung, dan
c. Gangguan irama jantung
2. Syok Neurogenik (akibat kerusakan pada system saraf)
a. Cedera otak yang mengenai pusat cardiovascular diotak, cidera medulla spinalis,
danansietas umum yang mendalam
b. Stimulus parasimpatis kejantung yang memperlambat kecepatan denyut jantung,disertai
dengan penurunanstimulus simpatis kepembuluh darah
c. Jenis syok ini dapat menjelaskan pingsan mendadak akibat gangguan emosional
3. Syok Anafilaktik (akibat reaksi alergi)
a. Makanan
b. Obata-obatan
c. Bahan-bahan kimia
d. Gigitan serangga
4. Syok Septik (berhubungan dengan infeksi)
a. Infeksi bakteri gram negative
b. Malnutrisi
c. Luka besar terbuka
d. Iskemia saluran pencernaan
5. Syok Hipovolemik
a. Kehilangan darah, misalanya perdarahan
b. Kehilangan plasma, misalnya luka bakar
c. Dehidrasi,misalnya puasa lama, cairan keluar yang banyak,misalanya diare, muntah-
muntah.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Syok Kardiogenik
a. Hipotensi (< 90 mmHg)
b. gelisah
c. Pucat
d. Kulit dingin dan basah
e. Kesadaran menurun
f. Nadi : pengisian kurang,cepat 90-110/menit
g. Bradikardi
h. Pernafasan : takipnea
i. Produksi urin berkurang (<30 mg/jam)
2. Syok Neurogenik
a. Tekanan darah turun
b. Nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai dengan
adanya deficit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia
c. Sedangkan pada keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar, barulah nadi cepat
d. Karena terjadinya penggumpalan darah didalam arteri, kapiler dan vena, maka kulit terasa
agak hangat dan cepat berwarna kemerahan.
3. Syok Anafilaktik
a. Bercak kemerahan pada kulit yang disertai dengan rasa gatal
b. Bengkak pada tenggorokan dan atau organ tubuh yang lain
c. Sesak nafas
d. Rasa tidak nyaman pada dada (seperti ditekan)
e. Suara serak
f. Kehilangan kesadaran
g. Kesulitan menelan
h. Diare, sakit perut dan muntah-muntah
i. Kulit menjadi merah atau pucat
4. Syok Septik
a. Pernafasan cepat
b. Hipotensi
c. Menggil hebat
d. SB meningkat cepat
e. Kulit hangat dan kemerahan
f. Nadi lemah
g. TD naik turun
h. Oliguria
5. Syok Hipovolemik
a. Pucat
b. Kulit dingin
c. Takikardi
d. Oliguri
e. Hipotensi

E. PATOFISIOLOGI

Tiga faktor yang dapat mempertahankan tekanan darah normal:


Pompa jantung. Jantung harus berkontraksi secara efisien.
Volume sirkulasi darah. Darah akan dipompa oleh jantung ke dalam arteri dan
kapiler-kapiler jaringan. Setelah oksigen dan zat nutrisi diambil oleh jaringan,
sistem vena akan mengumpulkan darah dari jaringan dan mengalirkan kembali ke
jantung. Apabila volume sirkulasi berkurang maka dapat terjadi syok.
Tahanan pembuluh darah perifer. Yang dimaksud adalah pembuluh darah
kecil, yaitu arteriole-arteriole dan kapiler-kapiler. Bila tahanan pembuluh darah
perifer meningkat, artinya terjadi vasokonstriksi pembuluh darah kecil. Bila
tahanan pembuluh darah perifer rendah, berarti terjadi vasodilatasi. Rendahnya
tahanan pembuluh darah perifer dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah.
Darah akan berkumpul pada pembuluh darah yang mengalami dilatasi sehingga
aliran darah balik ke jantung menjadi berkurang dan tekanan darah akan turun.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kultur darah
2. Kimia serum termaksud Electrolit, BUN dan kreatinin
3. DPL dan profil koagulasi
4. AGD dan oksimetri nadi
5. Laktat serum
6. Urinalisis dengan berat jenis, osmolalitas dan electrolit urin
7. Elektrokardiogram (EKG), foto Thoraks, USG jantung

G. PENATALAKSANAAN
Dilakukan berdasarkan klasifikasi syok :
1. Syok Kardiogenik
a. Mensuplai tambahan oksigen
Pada tahap awal syok, oksigen diberikan melalui kanula nasal 3-5 Liter/menit.

b. Menontrolnyeri dada
Jika pasien mengalami nyeri dada, morfin sulfat diberikan melalui intravena untuk
menghilangkan nyeri,pemberian posisi semi fowler dapat membantu untuk memberikan
rasa nyaman dan meningkatkan ekspansi paru.
c. Pemberian obat-obatan vasoaktif
Terapi obat vasoaktif terdiri atas strategi farmakologi multiple untuk memulihkan dan
mempertahankan curah jantung yang adekuat. Pada syok kardiogenik koroner, terapi obat
ditujukan untuk memperbaiki kontraktilitas jantung, mengurangi preload dab afterload atau
menstabilkan frekuensi jantung seperti Dopamin dan nitrogliserin.
d. Dukungan cairan tertentu
Pemberian cairan harus dipantau dengan ketat oleh perawat untuk mendeteksi tanda
kelebihan cairan. Bolus cairan intravena yang terus ditingkatkan harus diberikan dengan
sangat hati-hati dimulai dengan jumlah 50 ml untuk menentukan tekanan pengisian
optimal untuk memperbaiki curah jantung.
2. Syok Neurogenik
a. Pengobatan spesifik syok neurogenik tergantung pada penyebabnya.jika penyebabnya
hipoglikemia (syok insulin) dilakukan pemberian cepat glukosa.
b. Syok neurogenik dapat dicegah pada pasien yang mendapatkan anestesi spinal atau
epidural dengan meninggikan bagian kepala tempat tidur 15-20 derajat untuk mencegah
penyebaran anestetik kemedula spinalis.
c. Pada kecurigaan medulla spinalis, syok neurogenik dapat dicegah melalui imobilisasi
pasien dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan medulla spinalis lebih lanjut.
d. Stocking elastic dan meningginya bagian kaki tempat tidur dapat meminimalkan
pengumpulan darah pada tungkai. Pengumpulan darah pada ekstremitas bawah
menempatkan pasien pada peningkatan resiko terhadappembentukan thrombus.
e. Pemberian heparin, stocking kompresi dan kompresi penumatik pada tungkai dapat
mencegah pembentukan thrombus.
3. Syok Anafilaktik
a. Pemberian obat-obatan yang akan memulihkan tonus vascular, dan mendukung
kedaruratan fungsi hidup dasar. Contoh :epineprin, aminofilin. Epineprin diberikan secara
intravena untuk mendapatkan efek vasokontriktifnya. Difenhidramin diberikan secara
intravena untuk melawan efek histamine, dengan begitu akan mengurangi
efekpermeabilitas kapiler. Aminofilin diberikan secara intravena untuk melawan
bronkospasme akibat histamine.
b. Jika terdapat ancaman atau terjadi henti jantung dan henti nafas , dilakukan
resusitasijantung paru (RJP).
4. Syok Septic
a. Pengumpulan specimen urin,darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan teknik
septic
b. Pemberian suplementasi nutrisi tinggi kandungan protein secara anggresif dilakukan
selama 4 hari dari awitan syok.
c. Pemberian cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termaksud antibiotic dan
obat-obatan vasoaktif untuk memulihkan volume vascular.
5. Syok Hipovolemik
a. Pengobatan penyebab yang mendasari
Jikapasien sedang mengalami hemoragik, upaya yang dilakukan untuk menghentikan
perdarahanmencakup : pemasangan tekanan pada tempat perdarahanatau.
b. Penggantian cairan dan darah
Pemasangan 2 jalurintravena dengan jarum besar dipasang untukmembuat akses intravena
guna pemberian cairan.maksudnya memungkinkan pemberian secara simultanterapi
cairan dan komponen darah jika diperlukan. Contohnya : RL dan NaCl 0,9 % , koloid
(albumin dan dextran 6 %).
c. Redistribusi cairan
Pemberian posisi trandelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan tungkai pasien,
sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, truncus horizontal dan kepala agak dinaikkan.
Tujuannya : untuk meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
d. Terapi Medikasi
Medikasi akan diresepkan untuk mengatasi dehidrasi jika penyebab yang mendasari
adalah dehidrasi. Contohnya :insulin akan diberikan pada pasien dengan dehidrasi
sekunder terhadap hiperglikemia, desmopresin (DDVP) untuk diabetes insipidus, preparat
anti diare untuk diare dan anti emetic untukmuntah-muntah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan
2. Aktivitas atau istirahat
kelemahan umum, keletihan.
3. Sirkulasi
hipotensi, nadi lemah atau lembut , takikardia
4. Eliminasi
konstipasi, atau kadang diare, penurunan volume urin, warna gelap atau pekat,
oliguria
5. Makanan atau cairan
Haus, anoreksia, mual / muntah, penurunan BB >2%-8% dari BB, haluaran urin
berkurang, membran mukosa kering, kulit kering tugor buruk atau pucat, lembab,
dingin (syok)
6. Neurosensoris
perubahan prilaku, gelisah, perubahan fungsi mental, sinkop
7. Pernapasan
Takipnea, pernapasan cepat dan dangkal
8. Keamanan
Suhu biasanya abnormal, meskipun demam mungkin terjadi
9. Aspek psikologis
Perlu dikaji apakah ada perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko
gangguan cairan dan elektrolit
10. Aspek sosiokultural
Pada aspek ini, faktor sosial, budaya, finansial, atau pendidikan yang
mempengaruhi terjadinya gangguan PKCnya
11. Aspek spiritual
Apakah klien mempunyai keyakinan, nilai-nilai yang dapat mempengaruhi
PKCnya, contoh: apakah klien mempunyai pantangan untuk tidak mnerima
transfusi darah manusia
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan ekspansi paru dan edema paru
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan b.d penurunan sirkulasi darah keperifer
3. Resiko kekurangan cairan b.d kehilangan cairan aktif

C. INTERVENSI
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan ekspansi paru dan edema paru
Tujuan : Pola nafas kembali efektif
Kriteria hasil : usaha nafas kembali normal dan meningkatnya suplai oksigen ke
paru-paru.
Intervensi :
a. Berikan posisi yang nyaman sekaligus dapat mengeluarkan sekret dengan
mudah.
b. Ciptakan dan pertahankan jalan nafas yang bebas.
c. Anjurkan pada keluarga untuk membawakan baju yang lebih longgar, tipis
serta menyerap keringat.
d. Berikan O2 dan nebulizer sesuai dengan instruksi dokter.
e. Berikan obat sesuai dengan instruksi dokter (bronchodilator).
f. Observasi tanda vital, adanya cyanosis, serta pola, kedalaman dalam
pernafasan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer yang menyebabkan
perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan zat makanan dan
membuang sisa metabolisme ( Theodore, 93 ), atau suatu perfusi jaringan yang
kurang sempurna. Perfusi organ secara langsung berhubungan dengan MAP yang
ditentukan oleh volume darah, curah jantung dan ukuran vaskuler.
Tanda dan gejala syock terlihat berbeda beda tergantung pada tahapan
syock yang dialami. Namun secara umum Diagnosa klinis syock dinyatakan bila :
sistolik kurang dari 80 mmhg, oliguria, asidosis metabolic, dan perfusi jaringan
jelek. Sedang ditingkat sel, fenomena akibat suplai oksigen yang tidak adekuat
yaitu terjadinya : metabolisme anaerob, akumulasi asam laktat mikokondria
bengkak, sel tidak mampu menggunakan substrat untuk membuat ATP, mikrosom
bengkak dan membran ruptur sehingga terjadi digesti intraseluler
Jenis syok dapat dikenal melalui penyebabnya yaitu syok hipovolemik, septic,
kardiogenik, neurogenik, dan anafilaktik.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami selaku penulis berpesan kepada semua
khusunya bagi tenaga kesehatan agar di dalam setiap tindakan keperawatan selalu
mendahulukan kebutuhan klien sebagaimana mestinya. Bagi seorang mahasiswa
perawat hendaknya dapat mempelajari lebih dalam tentag syok secara
teoritis.Aagar terwujud suatu lembaga kesehatan yang memiliki sarana dan
prasarana yang memadai maka penulis menyarankan kepada lembaga kesehatan
hendaknya lebih mengutamakan fasilitas kebutuhan oksigenasi sebagai kebutuhan
utama manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Elliott, doug dkk. 2007. Critical Care Nursing. Australia:.Elsevier.


Jevon Philip , Ewen Beverley.2008.Pemamntauan Pasien Kritis Edisi kedua.
Jakarta:Erlangga.
TIM PPGD. 2010. Penanggulangan Penderita Gawar Darurat Basic Trauma & Cardiac
Life Support. Bukittinggi.
O’Grady, Eileen. 2007. A Nurses’s Guide to Caring for Cardiac Intervention
Patients.England.
http://nursingbegin.com/penatalaksanaan-syok/. Diakses tanggal 28 Maret 2011
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Segala+Hal+tentang+Syok+Jantung
&dn=
20090307204557. Diakses tanggal 28 Maret 2011
Patrick, gaskins. 2010. “Asuhan Keperawatan pada Klien dengan syok hipovolemik”
http://jrpatrickgaskins.blogspot.com (diakses tgl: 28 Maret 2010)

Anda mungkin juga menyukai