Anda di halaman 1dari 15

TUGAS : KEPERAWATAN ANAK I

ASKEP HENTI JANTUNG

DISUSUN OLEH : KELOMPOK V


WA ODE HENI

WA ODE RENIYATI

2009.049
:

2009.052

YENI FITRIANI

2009.055

WA ODE ALMA

2009.047

WA ODE NURITNA
WA RAPIA

:
:

WA ODE ASRIANI

2009.054
:

ZUHLIATI

WA LENI

WA ETA

2009.051

2009.048

2009.056
2009.046
2009.045

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)


KABUPATEN BUTON
TAHUN AKADEMIK 2010-2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih berkenan
menyatukan roh dan jasad kita. Dan Nabi Muhammad yang telah mengubah sebuah pandangan
menjadi new paradigma sehingga kami dapat menyelesaikan askep ini. Dalam hal ini penyusun
mencoba meramu dari berbagai literatur menjadi sebuah askep, sehingga dengan tersedianya
buku dalam jumlah yang cukup merupakan faktor penting dalam penyusun askep ini.
Askep yang berjudul HENTI JANTUNG ini bertujuan agar mahasiswa Akademi
Keperawatan Kab. Buton dapat lebih memahami bagaimana bahaya dan cara penanganan pasien
yang menderita penyakit tersebut.
Penyusun telah berupaya maksimal agar askep ini dapat terselesaikan dengan baik
walaupun demikian tentu masih ada kekurangan. Untuk itu penyusun menerima dengan tangan
terbuka kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama dosen pembimbing mata kuliah
KEPERAWATAN ANAK I demi penyempurnaan askep ini pada tugas berikutnya.

Bau-Bau, Oktober 2010

Tim penyusun

BAB I
KONSEP MEDIS

1.1 DEFENISI
Henti Jantung adalah suatu keadaan dimana jantung berhenti sehingga tidak dapat
memompakan darah mengakibatkan kerusakan organ karena suplai darah ke seluruh organ
tubuh berhenti atau tidak tercapai. Organ yang paling pertama menerima efek buruk dari
keadaan ini adalah Otak.keseluuh tubuh. Pada keadaan ini, jantung tidak dapat
memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga aliran darah sistemik berhenti. Hal ini dapat
Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa
keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka oksigen tidak ada
sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya terjadi
keadaan yang disebut henti jantung.
Merupakan suatu kondisi dimana jantung berhenti memompakan darah (berkontraksi)
yang ditandai dengan ketidaksadaran yang terjadi sebagai kolaps yang tiba-tiba, tidak ada
denyut nadi yang teraba pada nadi karotis, radialis dan femoralis, apnoe atau gerakan napas
tidak efektif, pupil dilatasi, kulit keabuan atau putih atau sianosis, tampak seperti mati.
(Skeet, 1995 & Jusrafli).
Jantung merupakan organ vital yang bertugas memompa darah untuk semua organ-organ
badan. Henti jantung atau cardiac arrest adalah suatu keadaan berhentinya sirkulasi normal
dari darah dalam kaitannya dengan kegagalan jantung untuk berkontaksi secara efektif
selama systole. Kegagalan untuk berkontraksi dapat mengakibatkan kematian yang
mendadak, bahkan dapat terjadi kematian seketika (Instantaneous Death) dan disebut sudden
cardiac death (SCD).
1.2 ETIOLOGI

Penyakit dan keadaan yang dapat menyebabkan henti jantung adalah:


1. Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis.
2. Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan.
3. Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada.

4. Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak.


5. Strees fisik (perdarahan yang banyak, kekurangan oksigen)
6. Gangguan listrik dalam jantung
7. Aritmia
8. Obat-obatan
9. Gangguan temponade jantung
10. Tension pneumothoaks
1.3 PATOFISIOLOGI
Patofisiologi cardiac arrest tergantung dari etiologi yang mendasarinya. Namun,
umumnya mekanisme terjadinya kematian adalah sama. Sebagai akibat dari henti jantung,
peredaran darah akan berhenti. Berhentinya peredaran darah mencegah aliran oksigen untuk
semua organ tubuh. Organ-organ tubuh akan mulai berhenti berfungsi akibat tidak adanya
suplai oksigen, termasuk otak. Hypoxia cerebral atau ketiadaan oksigen ke otak,
menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas normal. Kerusakan otak
mungkin terjadi jika cardiac arrest tidak ditangani dalam 5 menit dan selanjutnya akan terjadi
kematian dalam 10 menit (Sudden cardiac death).

Pohon masalah berdasarkan penyimpangan KDM

Suplei O2 ke paru menurun

Dispnea

Pola Napas Inafektif

Multi factor

Perubahan status keehatan

Plak pada dinding arteri

Otot-otot tubuh lemah

Obstruksi arteri koroner

Kondisi tubuh lemah

Suplai O2 ke jantung menurun


Infark miokard

Resiko Cedera
Edema pada paru

Impuls dihantarkan keotak

Nyeri pada pembuluh darah

Nyeri Akut

Henti jantung

Ancaman kematian

Edema pada seluruh tubuh

Gangguan Konsep Diri

Ansietas

1.4 MANIFESTASI KLINIS


Keadaan keadaan yang mendahului terjadinya henti jantung adalah :
-

Nyeri dada hebat mendadak


Sesak nafas hebat
Bradicardia ataupun Tachicardia menetap yang lama
Penurunan kesadaran progresif cepat ataupun mendadak

Sedangkan keadaan keadaan yang biasanya ditemukan saat terjadinya


henti jantung adalah :
-

Pingsan mendadak
Apnea
Otot otot seluruh tubuh lemas

1.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Ct scean
Autopsy

1.6 PENATALAKSANAAN MEDIS

Hal-hal yang harus atau mungkin untuk dilakukan pada klien yang mengalami henti
jantung adalah:
Resusitasi jantung untuk mengembalikan fungsi jantung

Beri pernapasn dengan cara dari mulut ke mulut


Beri masase jantung

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN

2.1 PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
- Klien mengatakan bahwa ia merasakan sakit pada daerah yang terdapat benjolan
jika disentuh atau ditekan
- Klien tampak merintih
- Klien tampak mengelak bila disentuh
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak berkeringat
- Adanya laporan sesak napas baik dari keluarga maupun klien
- Takikardi
- Tampak dispnea
-

Klien mengatakan bahwa ia cemas akan keadaan dirinya

Keluarga klien mengatakan bahwa sesekali klien kelihatan menangis

Klien mengatakan bahwa ia belum bisa menghadapi kondisi terburuk yang


akan menimpa dirinya

Klien tampak gelisah

Klien tampak sesekali menangis

Klien mengatakan bahwa ia tidak menyukai bentuk tubuhnya

Klien mengungkapkan penolakan terhadap kondisi tubuhnya


- Klien tampak malas merawat diri
- Klien tidak ingin menemui orang lain
- Klien tampak menangis, mengurung diri dan malu untuk bersosialisasi dengan
orang lain
B. Klasifikasi Data

N
o
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

DS

No

Klien
mengatakan
bahwa
ia
merasakan sakit pada daerah yang
terdapat benjolan jika disentuh atau
ditekan
Adanya laporan sesak napas baik
dari
keluarga
maupun
klien
Klien mengatakan bahwa ia cemas
akan keadaan dirinya
Keluarga klien mengatakan bahwa
sesekali klien kelihatan menangis
Klien mengatakan bahwa ia belum
bisa menghadapi kondisi terburuk
yang akan menimpa dirinya
Klien mengatakan bahwa ia tidak
menyukai bentuk tubuhnya
Klien mengungkapkan penolakan
terhadap kondisi tubuhnya

1.
2.

DO

Klien tampak merintih


Klien tampak mengelak bila
disentuh
3. Klien tampak gelisah
4. Klien tampak berkeringat
5. Tampak dispnea
6. Takikardi
7. Klien tampak gelisah
8. Klien tampak sesekali menangis
9. Klien tampak malas merawat diri
10 Klien tidak ingin menemui orang
.
lain
Klien tampak menangis, mengurung
11. diri dan malu untuk bersosialisasi
dengan orang lain

C. Analisa Data
No
1.

Sign/Symptom
DS:
-

Klien mengatakan bahwa


ia merasakan sakit pada
daerah
yang
terdapat
benjolan jika disentuh atau
ditekan

Etiologi
Nyeri pada pembuluh darah
Impuls dihantarkan ke otak

DO:
-

Klien tampak
merintih

Klien tampak

Infark miokard

Problem
Nyeri Akut

mengelak bila disentuh


Klien tampak
gelisah
Klien tampak
berkeringat
2.

3.

DS:
DO:
DS:
-

DO:
-

Dispnea

Adanya laporan sesak


napas baik dari keluarga
maupun klien
Tampak dispnea
Takikardi
Klien mengatakan bahwa
ia cemas akan keadaan
dirinya
Keluarga
klien
mengatakan
bahwa
sesekali klien kelihatan
menangis
Klien mengatakan bahwa
ia belum bisa menghadapi
kondisi terburuk yang
akan menimpa dirinya
Klien tampak gelisah
Klien tampak sesekali
menangis

Pola Napas
Inafektif

Suplai oksigen kejantung


menurun
Ancaman kematian

Ansietas

Henti jantung
Infark miokard
Suplei oksigen keparu menurun
Obstruksi arteri koroner
Plak dnding arteri

4.

DS:
DO:
-

Klien mengatakan bahwa


ia tidak menyukai bentuk
tubuhnya
Klien
mengungkapkan
penolakan
terhadap
kondisi tubuhnya

Gangguan
Konsep Diri
Edema seluruh tubuh
Edema pada paru

Klien
tampak
malas
merawat diri
Suplei
Klien tidak ingin menemui
menurun
orang lain
Klien tampak menangis,
mengurung diri dan malu
untuk
bersosialisasi
dengan orang lain

oksigen

kejantung

5.

DS:
DO:
-

Kondisi tubuh lemah

Resiko Cedera

Otot-otot tubuh lemah


Perubahan status kesehatan

2.2 DIAGNOSA
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya penyakit
DS:
- Klien mengatakan bahwa ia merasakan sakit pada daerah yang terdapat benjolan
jika disentuh atau ditekan
DO:
-

Klien tampak merintih

Klien tampak mengelak bila disentuh

Klien tampak gelisah

Klien tampak berkeringat

2. Pola napas inafektif berhubungan dengan kurangnya oksigen diparu-paru


DS:
-

Adanya
DO:

laporan

Tampak dispnea

Takikardi

sesak

napas

baik

dari

3. Ansietas berhubungan dengan kecemasan akan kematian


DS:

keluarga

maupun

klien

Klien mengatakan bahwa ia cemas akan keadaan dirinya

Keluarga klien mengatakan bahwa sesekali klien kelihatan menangis

Klien mengatakan bahwa ia belum bisa menghadapi kondisi terburuk yang akan
menimpa dirinya

DO:
-

Klien tampak gelisah

Klien tampak sesekali menangis

4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya edema


DS:
-

Klien mengatakan bahwa ia tidak menyukai bentuk tubuhnya

Klien mengungkapkan penolakan terhadap kondisi tubuhnya


DO:

Klien tampak malas merawat diri

Klien tidak ingin menemui orang lain


-

Klien tampak menangis, mengurung diri dan malu untuk bersosialisasi dengan
orang lain

5. Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan otot-otot


DS:
DO:
2.3 INTERVENSI

1. Diagnose I
Nyeri akut berhubungan dengan adanya penyakit

Tujuan: Klien menunjukkan tanda-tanda toleransi terhadap nyeri, dengan kriteria:

Nyeri berkurang atau hilang

Tidak ada laporan nyeri


Kaji skala nyeri (skala 1-10)
Rasional: untuk mengetahui lokasi nyeri dan untuk tindakan selanjutnya
Ajarkan penggunaan tehnik relaksasi
Rasional: suasana rileks dapat mengurangi rasa nyeri
Beri tindakan kenyamanan seperti perubahan posisi, masase
Rasional: tindakan alternative mengontrol nyeri
Kolaborasi pemberian obat analgesic
Rasional: obat analgesic dapat mengurangi nyeri

2. Diagnose II
Pola napas inafektif berhubungan dengan kurangnya oksigen diparu-paru
Tujuan: Klien menujukkan tanda-tanda pernapasan yang normal, dengan kriteria :

Tidak ada dispnea


Kaji frekwensi pernapasan, irama dan kedalaman
Rasional: untuk mengetahui data actual tentang kondisi klien
Tempatkan klien pada posisi yang nyaman dengan meninggikan bagian kepala
tempat tidur.
Rasional: memaksimalkan ekspansi paru, menurunkan kerja pernapasan dan
menurunkan resiko aspirasi
Anjurkan tehnik nafas dalam
Rasional: membantu meningkatkan difusi gas
Kolaborasi untuk pemberian oksigan

Rasional: memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk kebutuhan dan menurunka


resiko hipoksia

3. Diagnose III
Ansietas berhubungan dengan kecemasanakan kematian
Tujuan: Ansietas menurun sampai batas yang dapat ditangani, dengan kriteria:

tidak ada laporan cemas


penampilan rileks dengan aktivitas sewajarnya
Pantau darajat kecemasan
Rasional: indikasi tingkat keparahan kecemasan dan kestabilan control emosi
Dorong klien untuk mengeluarkan perasaannya atau emosi pada perawat atau
keluarga
Rasional: dengan mengeluarkan perasaanya akan membantu menurunkan tingkat
kecemasan
Beri tindakan kenyamanan
Rasional: membantu menurunkan strees dan meningkatkan relaksasi
Kolaborasi untuk pemberian obat
Rasional: pemberian obat ansietas mungkin dibutuhkan

4. Diagnose IV
Gangguan konsep diri berhubungan dengan adanya edema

Tujuan: untuk mengembalikan rasa percaya diri klien, dengan criteria hasil:

Klien mau membuka diri bagi semua orang

Klien bisa menerima kondisi dirinya saat itu


Kaji factor penyebab
Rasional: untuk melakukan tindakan selanjutnya

Anjurkan pada klien untuk selalu berpikir positif


Rasional: dengan berpikir positif klien bisa lebih rileks dan mau menerima
kondisinya saat itu

Beri penjelasan tentang kondisi klien dan masalah yang dihadapi klien
Rasional: agar klien bisa lebih tenang dan mengerti bahwa kondisi itu hanya
berlangsung sesaat sampai proses penyembuhan

Hindari kritikan yang bersifat negatif


Rasional: agar pasien tidak merasa tertekan dan terpojok

Siapkan orang terdekat terhadap perubahan fisik dan emosional


Rasional: Orang terdekat merupakan media untuk meluapkan perasaan yang lebih
baik bagi klien

Perjelas berbagai kesalahan konsep individu terhadap perawatan


Rasional: Memperluas wawasan klien tentang masalah yang sedang dihadapinya

5. Diagnose V
Resiko cedera berhubungan dengan kelemahan otot-otot

Tujuan: untuk mengurangi factorfaktor yang dapat memicu terjadinya cedera, dengan
criteria hasil:

Klien mampu mengidentifikasikan factor-faktor yang meningkatkan


kemungkinan untuk cedera

Mampu melakukan tindakan-tindakan pencegahan

Kaji hal-hal yang dapat memicu terjadinya resiko cedera


Rasional: untuk tindakan pencegahan dan intervensi lebih lanjut

Awasi pasien saat ingi melakukan sesuatu


Rasional: untuk menjaga keamanan dan menghindari adanya cedera

Ajarkan klien untuk bisa menghindari daerah-daerah yang membahayakan klien


Rasional: untuk meningkatkan kewaspadaan pada klien

Berikan alat pengaman pada bagian tempat tidur klien


Rasional: untuk menghindari klien dari segala bentuk bahaya yang mengancam
dan memberi rasa aman pada klien

DAFTAR PUSTAKA

Janet M. Torpy, MD. The journal of the american medical assosiation. JAMA [serial online]
2006, Januari [cited 2008 July 18]; 295(1):[2 screen]. Availabel from: URL:http://jama.amaassn.org/cgi/citmgr?gca=jama;295/1/124
Cardiac arrest. [Online]. 2008 July 14 [cited 2008 july 18];[ 13screens]. Availabel from:
URL:http://en.wikipedia.org/wiki/Sudden_cardiac_death
Mutahal, Apuranto H. Kematian mendadak. In: Apuranto H, Hoediyanto, editors. Buku ajar ilmu
kedokteran forensik dan medikolegal. Edisi 3. Surabaya: Airlangga; 2007. p.185-8.
Cardiac arrest, first aid. [Online]. 2007 August [cited 2008 july 18];[3 screens]. Available from:
URL: http://www.merck.com/mmhe/sec24/ch299/ch299a.html
Sudden cardiac death. [Online]. 2006 July 16 [cited 2008 july 18];[21 screens]. Available from:
URL: http://www.emedicine.com/med/topic276.htm#section~Differentials
Definition of cardiac arrest. [Online]. 2001 November [cited 2008 Jully 23];[2 screens].
Available from: URL: [http://www.medicinenet.com/script/main/hp.asp
Sudden cardiac arrest(SCA). [Online]. 2008 March [cited 2008 july 18];[4 screens]. Available
from: URL: http://www.medic8.com/blood-disorders/index.htm

Faiz O, Moffat D, editors. The heart II. In: Anatomi at a glance

Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Wizcars

Anda mungkin juga menyukai