PENDAHULUAN
I.1
Pendahuluan
Modul syok hipovolemik ini merupakan bagian dari Sistim Kegawat daruratan dan
Traumatologi diberikan pada anda yang mengambil mata kuliah tersebut. TIU dan TIK
untuk modul ini disajikan pada permulaan buku agar anda dapat mengerti secara
menyeluruh tentang semua aspek syok yang diakibatkan karena trauma / perdarahan .
Modul ini membicarakan insiden, definisi syok , patofisiologi syok , macam-macam
syok, derajat syok dan penatalaksanaannya. Diskusi bukan hanya difokuskan pada inti
permasalahan tetapi juga akan dibicarakan semua hal yang ada hubungannya dengan hal
tersebut. Anda diharapkan mampu menjelaskan semua aspek penilaian dan pengelolaan
awal syok pada kasus trauma
I.2
Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari modul ini, anda diharapkan dapat menjelaskan bagaimana
BAB II
PERMASALAHAN
II.1 Skenario
Laki-laki 31-tahun dengan riwayat memanjat tebing dengan dua teman-teman di sebuah
taman nasional 14 km jauhnya dari rumah sakit terdekat ketika ia tiba-tiba kehilangan
pijakan dan jatuh 10 m dari tanah . Terdapat jejas di bagian depan dan luka terbuka yang
luas di atas paha bagian depan tepat di pangkal paha yang berdarah-darah.
II.2 Kata Sulit
II.3 Kata / Kalimat Kunci
Laki-laki 31 tahun memanjat tebing yang jauhnya 14 km dari rumah sakit terdekat
Terjatuh 10 m dari tanah, terdapat jejas di bagian depan dan luka terbuka luas di
atas paha bagian depat tepat di pangkal paha.
II.4 Pertanyaan
1. Jelaskan definisi Syok !
2. Sebutkan dan menjelaskan berbagai penyebab syok !
3. Jelaskan gejala dan tanda syok yang dapat mengancam jiwa !
4. Jelaskan derajat/ kelas syok hipovolemik !
5. Jelaskan bagaimana cara tindakan awal penanganan syok hipovolemik !
6. Jelaskan bagaimana cara memberikan tindakan lanjut apabila terjadi kegagalan pada
tindakan awal dan memonitor keberhasilan penatalaksanaan !
7. Jelaskan bagaimana cara memberikan resusitasi apabila terjadi kegagalan sirkulasi.
8. Jelaskan bagaimana cara pemakaian obat-obat darurat !
9. Jelaskan bagaimana cara menstabilisasi penderita syok hipovolemik
disebabkan oleh trauma !
10. Jelaskan syarat-syarat melakukan transportasi dan rujukan pada penderita !
11. Jelaskan tatalaksana terkait skenario !
yang
BAB III
ISI
Kehilangan darah
a Hematom subkapsular hati
b Aneurisma aorta pecah
c Perdarahan gastrointestinal
d Trauma
Kehilangan plasma
a Luka bakar luas
b Pankreatitis
c Deskuamasi kulit
d Sindrom Dumping
Kehilangan cairan ekstraselular
a Muntah (vomitus)
b Dehidrasi
c Diare
d Terapi diuretik yang agresif
e Diabetes insipidus
f Insufisiensi adrenal
III. 3. Jelaskan Gejala dan Tanda Syok yang Dapat Mengancam Jiwa !
Tanda dan Gejala Syok Hipovolemik :
a. pucat
b. kulit dingin
c. takikardi
d. oliguri
e. hipotensi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan cara mengaktifkan 4
sistem major fisiologi tubuh: sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan
sistem neuroendokrin.system hematologi berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi
kulit,
otot,
dan
GI.
System urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan rennin
dari apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi
pembentukan angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan
pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal. Adrenal
bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secra aktif dan konservasi air.
System neuro endokrin merespon hemoragik syok dengan meningkatkan sekresi ADH.
ADH dilepaskan dari hipothalmus posterior yang merespon pada penurunan tekanan darah
dan penurunan pada konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air
dan garam (NaCl) pada tubulus distal.
III.4 Jelaskan derajat/kelas syok hipovolemik!
Derajat Perdarahan
a.
Biasanya tidak terjadi perubahan tekanan darah, tekanan nadi, dan frekuensi pernapasan.
Perlambatan pengisian kapiler lebih dari 3 detik sesuai untuk kehilangan darah sekitar 10%
b.
Gejala klinisnya, takikardi (frekuensi nadi>100 kali permenit), takipnea, penurunan tekanan
nadi, kulit teraba dingin, perlambatan pengisian kapiler, dan anxietas ringan .
Penurunan tekanan nadi adalah akibat peningkatan kadar katekolamin, yang menyebabkan
peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan selanjutnya meningkatkan tekanan darah
diastolik.
c.
Pasien biasanya mengalami takipnea dan takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, oligouria,
dan perubahan status mental yang signifikan, seperti kebingungan atau agitasi.
Pada pasien tanpa cedera yang lain atau kehilangan cairan, 30-40% adalah jumlah kehilangan
darah yang paling kecil yang menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik.
Sebagian besar pasien ini membutuhkan transfusi darah, tetapi keputusan untuk pemberian
darah seharusnya berdasarkan pada respon awal terhadap cairan.
d.
Gejala-gejalanya berupa takikardi, penurunan tekanan darah sistolik, tekanan nadi menyempit
(atau tekanan diastolik tidak terukur), berkurangnya (tidak ada) urine yang keluar, penurunan
status mental (kehilangan kesadaran), dan kulit dingin dan pucat.
Untuk menjaga tekanan darah : terjadi peningkatan denyut jantung dan kontraktilitasnya;
meningkatnya vasokontriksi perifer
Sirkulasi terjaga, tetapi hanya bisa dipertahankan dalam waktu singkat tanpa membahayakan
jaringan
Penyebab yang mendasari syok harus diketahui dan dikoreksi atau akan berlanjut ke stadium
berikutnya
b.
-
buangan.
Tubuh meningkatkan denyut jantung dan vasokontriksi
Jantung dan otak menjadi hipoksia
Efek yang lebih berat terhadap jaringan lainnya yang menjadi : iskemia dan anoksia
Status asidosis dengan hiperkalemia terjadi
Memerlukan penanganan yang cepat
c.
Tanda-tanda bahwa kondisi pasien sudah stabil atau sudah ada perbaikan sebagai
berikut
1)
2)
3)
4)
III.6 Jelaskan bagaimana cara memberikan tindakan lanjut apabila terjadi kegagalan
pada tindakan awal dan memonitor keberhasilan penatalaksanaan?
Pada penatalaksanaan awal pasien selain diberikan posisi yang sesuai, pasien juga akan
diberikan terapi cairan garam isotonus yang ditetesi dengan cepat, untuk pentesan ini dapat
di monitor dengan pengukuran tekanan nadi. Pemeriksaan tekana baji paru
dengan
menggunakan kateter swan- ganz dimana dapat dilakukan untuk mengetahui cairan yang
sudah memenuhi kebutuhan untuk meningkatkan tekanan pengisian ventrikel. Bila
hemodinamik tetap tidak stabil, berarti perdarahan atau kehilangan cairan belum teratasi.
Kehilangan darah yang berlanjut dengan kadar hemoglobin < 10 g/Dl perlu penggantian
darah dengan transfusi. Jenis darah transfusi tergantung kebutuhan. Disarankan agar darah
yang digunakan telah menjalani tes cross-match (uji silang), bila sangat darurat maka dapat
digunakan packed red cells tipe darah yang sesuai atau o negatif,
Pada keadaan yang berat atau hipovolemia yang berkepanjangan, dukungan inotropik
dengan dopamin, vasopresin atau dobutamin dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan
kekuatan ventrikel yang cukup setelah volume darah dicukupi dahulu. Pemberian
norepinefrin infus tidak banyak memberikan manfaat pada hipovolemik
Resusitasi
tentunya
mengandung
dimaksudkan
arti
harfiah
usaha-usaha
yang
Menghidupkan
dapat
kembali
dilakukan
untuk
b.
c.
atau hidung.
d.
2. Breathing (Pernafasan)
Dalam
melakukan
pernafasan
mulut
ke
mulut
penolong
b.
mengembang
c.
d.
secara
tiba-tiba,
pada
seseorang
yang
tadinya
tidak
apa-apa;
b.
Serangan jantung
c.
Syok listrik
d.
Obat-obatan
e.
Reaksi sensitifitas
f.
Kateterasi jantung
g.
Anestesi.
Manajemen resusitasi cairan adalah penting dan kekeliruan
manajemen
dapat
berakibat
fatal.
Untuk
mempertahankan
bukan
untuk
kesempurnaan
keseimbangan
cairan,
tetapi
pada
fungsi
merupakan
kardiovaskuler.
Syok
hipovolemik
akibat
Pada
keadaan
lanjut.
karena
demikian,
itu
intraseluler
penggunaannya
seperti
pada
ditujukan
dehidrasi
kepada
kronik
kehilangan
dan
pada
cairan
kelainan
hati.
Laktat
dimetabolisme
menjadi
piruvat
kemudian
dikonversi menjadi CO2 dan H2O (80% dikatalisis oleh enzim piruvat
dehidrogenase)
karboksilase).
atau
glukosa
Kedua
proses
(20%
ini
dikatalisis
akan
oleh
piruvat
membentuk
HCO3.
bisa
mengganti
pemakaian
Ringer
Laktat.
d. NaCl 0,9%
Cairan fisiologis ini terdiri dari 154 mEq/L Natrium dan 154 mEq/L
Klorida, yang digunakan sebagai cairan pengganti dan dianjurkan
sebagai awal untuk penatalaksanaan hipovolemia yang disertai
dengan hiponatremia, hipokloremia atau alkalosis metabolik. Cairan
ini
digunakan
pada
demam
berdarah
dengue
dan
renjatan
Albumin
meningkatkan
isi
25%
bila
intravaskuler
diberikan
intravaskuler
mendekati
5x
jumlah
akan
yang
yang
cukup
tinggi
salah
satu
cabang
polimer
glukosa.8
yang
cukup
efektif.
Efek
intarvaskulernya
dapat
dari
beberapa
ribu
sampai
jutaan
Dalton.
konsentrasi
fisiologis.
Dextran
6%
ini
lebih
dalam
lambat
dieksresikan
volume
ekspander
dan
merupakan
pilihan
terbaik
menghasilkan
perubahan
hemodinamik
berupa
yaitu:
cairan merupakan
terpenting
dari
antara
5-15%
BB.
Biasanya
kehilangan
cairan
yang
Kehilangan cairan ini bisa terjadi melalui muntah dan diare yang
masih tetap berlangsung, pengisapan lendir, parasentesis dan lainnya.
Jumlah kehilangan CWL ini diperkirakan 25 ml/kgBB/24 jam untuk semua
umur.
Untuk
mengatasi
keadaan
diatas
diperlukan
terapi
cairan.
Bila
tidak
mencukupi
atau
membahayakan
keadan
dengan
hiponatremik,
hipokhloremia
atau
alkalosis
Prinsip :
koreksi hipoksia
mempertahankan sirkulasi spontan pada kondisi tekanan darah (TD) yang adekuat
menghilangkan nyeri
koreksi asidosis
oksigen
meningkatkan TD : epinefrin/adrenalin, vasopresin, dopamin
meningkatkan denyut jantung/nadi (HR : Heart Rate) : atropin
menurunkan/mengatasi aritmia ventrikel : amiodaron, lidokain/lignokain,
prokainamid, magnesium sulfat
Ephinefrin
Indikasi : henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA) , bradikardi, reaksi atau
syok anfilaktik, hipotensi.
Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 35 menit, dapat diberikan intratrakeal
atau transtrakeal dengan dosis 22,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi atau syok
anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi
bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg =
1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 g/mnt dititrasi sampai
menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 g/mnt
Pemberian dimaksud untuk merangsang reseptor adrenergic dan meningkatkan
aliran darah ke otak dan jantung
Phinev Phapros- (K)
Ephinefrin
Indikasi: terapi anafilaksis akut pada kondisi Gawat darurat ; obstruksi saluran napas yag
reversible
Dosis : IM/SK 0,2- 1 ml, dapat diulangi. Max 0,5 mg.
Kemasan : dus, 5 ampul @4ml Inj 1 mg/ml
Lidokain
Pemberian ini dimaksud untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF, VT,
Ventrikel Ekstra Sistol yang multipel, multifokal, konsekutif/salvo dan R on T
Dosis 1 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 5 menit sampai dosis
total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam
dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 22,5 kali dosis intra
vena
Kontra indikasi : alergi, AV blok derajat 2 dan 3, sinus arrest dan irama
idioventrikuler
Lidodex bernofarm (K)
Lidokain HCL 50mg/ml
Indikasi : anestetika lokal
Kontraindikasi: hipotensi
Perhatian: penderita kerusakan hati dosis lidokain sekecil mungkin, penderita renal
insufisiensi
Dosis: 1 ampul, maks 2 ml
Kemasan L dus 5 amp 2 ml
Sulfas Atropin
Dopamin
Untuk merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar kontraktilitas miokard, curah
jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat
Dosis 2-10 g/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2 ampul
dopamine dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk orang dewasa
Dobutamin
Dobutamin pertiwi agung- (K)
Dobutamin HCL 250 mg/5ml
Indikasi : memberikan support inotropik pada miokardium dalam pengobatan gagal jantung
kongestif atau syok kardiogenik
Kontraindikasi : kardiomiopati obstruktid, hipersensitif terhadap dengan idiopatik
hipertrofik subaortik stenosi
Efeksamping : mual,sakit kepala, palpitasi, dispnea dan nyeri dada
Dosis: dewasa: 2.5 10 mcg/kg/min dalam cairan infus
kemasan : dus, 5 ampul x 5 ml
Natrium bikarbonat
Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang timbul pada
henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia (kelas III) dan overdosis
antidepresi trisiklik.
Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya.
Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.
Indikasi
Epinefrin/adrenali
n
Henti
Sediaa
n
jantung
: Ampul
fibrilasi ventrikel (VF), 1 ml = 1
takikardi ventrikel tanpa mg
denyut
nadi
Dosis
dewasa Perhatian
dan
cara
pemberian
IV/IO : 1 mg
diberikan/diulang
setiap 3 5 menit
Endotrakeal : 2
peningkata
n tekanan darah
dan frekuensi
nadi
dapat
(pulselessVT),
asistol,
PEA (Pulseless Electrical
Activity)
bradikardia
simtomatis
hipotensi berat
anafilaksis,
reaksi
alergi berat : kombinasi
bersama sejumlah besar
cairan,
kortikosteroid,
antihistamin
Amiodaron
henti
2,5 mg (2 2,5
kali dosis IV/IO),
dilarutkan dalam
10 ml PZ/NS
Infus kontinyu :
1 mg dilarutkan
dalam 500 ml NS
atau
D5%,
kecepatan inisial
1
g/menit
dititrasi sampai
mencapai efek
jantung
tak Ampul
respon (refrakter) terhadap 3 ml =
RJP,
shock,
dan 150 mg
vasopresor
aritmia
ventrikel
berulang
mengancam
nyawa (VF atau VT
dengan hemodinamik tak
stabil)
henti
menyebabkan
iskemia
miokard,
angina,
dan
peningkatan
kebutuhan
oksigen
miokard
dosis besar
tidak
meningkatkan
perbaikan
kesudahan
(outcome)
status
neurologis,
bahkan
bisa
menyebabkan
disfungsi
miokard postresusitasi
waktu
jantung : 300
mg (dalam 20
ml 30 ml
D5%) IV/IO
bolus,
diikutiSATU
KALI150 mg
IV
bolus
dalam
3
paruh
sangat
panjang
(sampai
40
hari)
interaksi
sampai
5
menit
aritmia
(pada
pemberian
berulang)
ventrikel :150
obat
yang
kompleks dan
multipel
hipotensi
mg IV dalam
10 menit (15
mg/menit)
Maintenance :
1 mg/menit IV
dalam 6 jam,
kemudian
0,5 mg/menit
IV dalam 18 jam
dosis
maksimal : 2,2
g/hari
Lidokain
multipel
multifokal
bigemini
salvo/run
R on T
VT
stabil
dengan
Hati-hati
Henti jantung
karena
pada penderita :
VF/VT
:dosis
syok
inisial 1 1,5 kardiogenik
mg/kg
IV/IO
dekompensa
bolus
si kordis
VF refrakter :
0,5 0,75 mg/kg
usia > 70
IV bolus, diulang tahun
tiap 5 10 menit;
penyakit
maksimal 3 kali
liver
pemberian
(3
mg/kg)
Stop
Endotrakeal : 2
pemberian jika
4 mg/kg
ada
efek
samping :
somnolen
gatal-gatal
konvulsi
bicara
kabur/tak jelas
Atropin
bradikardia
Ampul Asistol/PEA : 1
simtomatis
1 ml = mg IV/IO bolus,
blok AV node selagi 0,25 mg diulang tiap 3 5
menunggu
menit; maksimal
pemasanganpacemaker
3 kali pemberian
obat pilihan kedua
(3 mg)
untuk asistol atau PEA
Bradikardia : 0,
(setelah
5 mg IV/IO tiap 3
epinefrin/vasopresor)
5
menit;
intoksikasi
maksimal 3 mg
organofosfat
Endotrakeal : 2
3 mg dilarutkan
dalam 10 ml NS
Dibutuhkandosi
s yang sangat
besar
untuk
intoksikasi
organofosfat
memperbur
uk
iskemia
miokard
menyebabk
an bradikardia
paradoksal
pada dosis <
0,5 mg
tidak
berguna untuk
blok AV node
derajat 2 tipe II
dan derajat 3
Indikasi
Dopamin
obat
Sediaan
pilihan
bradikardia = 200 mg
respon tercapai
(setelah
untuk
simtomatis
atropin)
hipotensi (TDS 70
100 mmHg)
na
de
pu
bu
va
Dobutamin
Dipertimbangkan
Ampul 10
untuk
kasuspump ml = 250
problems(gagal
jantung mg
kongestif,
sembab
paru/congestive
menurun signifikan
Cegah pemberian pada TDS <
Noradrenalin
Syok
kardiogenik Ampul 4 ml
berat dan secara
= 4 mg
hemodinamik : hipotensi
signifikan (TDS < 70
mmHg) dengan resistensi
perifer keseluruhan rendah
miocard, TD dan HR
Bisa menginduksi
aritimia.
output
Ekstravasasi
obat
Indikasi
Furosemid
Sediaan
Morfin
Perh
Chest
paindengan Acute
Coronary Syndrome (ACS)
yang tak respon dengan
nitrat
Edema paru akut
kardiogenik
adekuat)
(bila
Ampul 1 ml
= 10 mg
Dosis inisial : 2 4 mg IV
napas
Menyebabkan hipotensi (pada
TD
dan
ke
Nitrogliserin
Digoksin
Aminofilin
III.9 Bagaimana cara menstabilisasi penderita syok hipovolemik yang disebabkan
oleh trauma?
Untuk stabilisasi yang efektif diperlukan :
Imobilisasi fraktur
Analgesia
Torniket tidak berguna. Disamping itu torniket menyebabkan sindroma reperfusi dan
menambah berat kerusakan primer. Alternatif yang disebut bebat tekan itu sering disalah
mengerti. Perdarahan hebat karena luka tusuk dan luka amputasi dapat dihentikan dengan
pemasangan kasa padat subfascial ditambah tekanan manual pada
proksimal ditambah bebat kompresif (tekan merata) diseluruh bagian
arteri disebelah
anggota gerak
tersebut.
-
Cedera dada
Sumber perdarahan dari dinding dada umumnya adalah arteri. Pemasangan chest tube/ pipa
drain harus sedini mungkin. Hal ini jika di tambah dengan penghisapan berkala, ditambah
analgesia yang efisien, memungkinkan paru berkembang kembali sekaligus menyumbat
sumber perdarahan. Untuk analgesia digunakan ketamin I.V.
-
Cedera abdomen
Damage control laparatomy harus segera dilakukan sedini mungkin bila resusitasi cairan
tidak dapat mempertahankan tekanan sistolik antara 80-90 mmHg. Pada waktu DC
laparatomy, dilakukan pemasangan kasa besar untuk menekan dan menyumbat sumber
perdarahan dari organ perut (abdominal packing). Insisi pada garis tengah hendaknya sudah
ditutup kembali dalam waktu 30 menit dengan menggunakan penjepit (towel clamps).
Tindakan resusitasi ini hendaknya dikerjakan dengan anestesia ketamin oleh dokter yang
terlatih (atau mungkin oleh perawat untuk rumah sakit yang lebih kecil). Jelas bahwa teknik
ini harus dipelajari lebih dahulu namun jika dikerjakan cukup baik pasti akan
menyelamatkan nyawa.
Imobilisasi fraktur
Tujuan Imobilisasi fraktur adalah meluruskan ekstrimitas yang cedera dalam posisi
seanatomis mungkin dan mencegah gerakan yang berlebihan pada daerah fraktur. hal ini
akan tercapai dengan melakukan traksi untuk meluruskan ekstrimitas dan dipertahankan
dengan alat imobilisasi. pemakaian bidai yang benar akan membantu menghentikan
pendarahan, mengurangi nyeri, dan mencegah kerusakan jaringan lunak lebih lanjut.
Imobilisasi harus mencakup sendi diatas dan di bawah fraktur.
Analgesia
Analgesia untuk pasien trauma dapat menggunakan ketamin dosis berulang 0,2 mg/kg.
Obat ini mempunyai efek inotropik positif dan tidak mengurangi gag reflex, sehingga
sesuai untuk evakuasi pasien trauma berat.
III.10 Jelaskan syarat syarat melakukan transportasi dan rujukan pada pasien
Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut penderirta atau
korban dari lokasi bencana kesarana kesehatan yang memadai.
Syarat-syarat melakuka transportasi pada penderita penurunan kesadaran.
ABC hrs stabil
Jgn memindahkan pasien sendirian dan lakukan dgn hati2.
Sediakan bidai , long spine board,& neck collar jk dibutuhkan(untuk pasien trauma
dan mencegah terjadinya trauma)
Infus &NGT serta kateterisasi.
Syarat-syarat melakukan rujukan pada penderita penurunan kesadaran.
Dokter lebih baik berbicara langsung dgn dokter yg akan dirujuk dan menceritakan
semua kejadian sblm initial care dan terapi yg sdh diberikan serta responnya.
Pencatatan dan pelaporan tentang konndisi pasien
Pengantar pasien harus diberitahukan tentang kondisi pasien.
Kondisi pasien harus stabil
Bila pernafasan tidak adekuat ETT
Bila trauma cervical collar neck
Pemerikaan penunjang harus dikerjakan tanpa memperlambat proses transfer
pasien.
Kesimpulan:
DAFTAR PUSTAKA
Galvagno, Samuel M, Jr., D. O., dkk. 2013. Emergency Pathophysiology: Clinical Application for
Prehospital Care. Teton Media.
Guyton AC, Hall JE. 2006. Syok Sirkulasi dan Fisiologi Pengobatan in: Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC. Jakarta.
Isakow, Warren, Marin Kollef. 2012. The Washington Manual of Critical Care 2nd Edition.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, Wolter Kluwer business Two Commerce Square.
Sudoyo, W Aru,dkk. Syok Hipovolemik .Dalam : Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV Jilid 1. Pusat
Penerbitan FKUI. Jakarta. 2006. Hal:183-184