Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SHOCK, MENGHENTIKAN PENDARAHAN, MANAGEMEN RESUSITASI CAIRAN, LATIHAN

MENGHENTIKAN PENDARAHAN DAN RESUSITASI CAIRAN

Dosen: Nuris kushayati, S.Kep.Ns.,M.Kes

Mahasiswa:

1. Aprilita Intan Yuni N [19.003]


2. Attala Enrico [19.005]
3. Syifa Salsabila [19.017]
Syok
Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolise jaringan. Perfusi jaringan yang adekuat tergantung pada tiga factor utama yaitu curah jantung, volume darah, dan
tonus vasomotor perifer. Jika salah satu dari ketiga factor penentu kacau dan factor lain tidak dapat melakukan kompensasi,
maka akan terjadi syok, Awalnya tekanan darah arteri normal sebagai kompensasi peningkatan isi kuncup dan curah jantung.
Jika syok berlanjut, curah jantung menurun dan vasokontriksi perifer meningkat. Jika hipotensi menetap dan vasokontriksi
berlanjut, hipoperfusi mengakibatkan asidosis laktat, oliguria, dan ileus. Jika tekanan arteri cukup rendah, terjadi disfungsi
otak dan otot jantung.

Syok merupakan keadaan kritis akibat kegagalan system sirkulasi dalam mencukupi nutrien dan oksigen yang baik dari segi
pasokan dan pemakaian untuk metabolisme selular jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut oksigen di tingkat selular
( Tash Ervien S, 2005).
Tanda dan Gejala Syok
Sistem kardiovaskular
a. Gangguan sirkulasi perifer, ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan
penurunan tekanan darah
b. Nadi cepat dan halus
c. Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan hanya adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi
kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah.
d. Vena perifer kolaps. Vena jugularis meruapakan penilaian yang paling baik
e. CVP rendah
Sistem respirasi
a. Pernafasan cepat dan dangkal
Sistem saraf pusat
f. Perubahan mental pada klien
g. Hipoksia otak

h. Pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar


Jenis-Jenis Syok
1. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merujuk pada suatu keadaan dimana terjadi kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadi kegagalan multi
organ akibat perfusi yang tidak adekuat. Syok hipovolemik ini paling sering timbul setelah terjadinya pendarahan hebat akibat kelainan
gastrointestinal merupakan 2 penyebab syok hemorargik yang paling sering ditemukan.
Etiologi
 Kehilangan volume darah akibat pendarahan
 Kehilangan cairan intravaskuler melalaui kulit, yang disebabkan karena luka bakar
 Kehilangan cairan intravaskuler, yang disebabkan karena dehidrasi berat

 Kehilangan cairan tubuh yang berasal dari system gastro intestinal, disebabkan karena muntah yang tidak terkontrol.

Manifestasi Klinis
 Nadi cepat.
 Nadi lemah.
 Pernafasan cepat.
 Anxietas atau agitasi
 Kulit dingin dan pucat
2. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung berkurang atau berhenti sama
sekali
Etiologi
Penyebab syok kardiogenik yaitu infark miocard akut, toksin kimia, henti jantung, tamponade jantung, electrolit imbalance, restrictive
pericarditis, perubahan patologik pada katup, komplikasi pembedahan jantung cedera kepala, kardiomiopati.
Manifestasi Klinis
 Nadi cepat dan lemah
 Nadi kemungkinan melemah
 Pernafasan cepat
 Teraba dingin diujung ektremitas

 Tanda-tanda kelemahan

Pemeriksaan Diagnostik
 Electrocardiogram
 Sonogram
 Scan jantung
 Kateterisasi jantung
3. Syok Anafilatik
Syok anafilatik adalah reaksi anafialtik yang disertai hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Syok ini terjadi dalam masa
60 menit setelah pemberian antigen menyebabkan terjadinya kegagalan sirkulasi dan respirasi
Etiologi
 Antibiotic, penisilin, streptomisin
 NSAID, salisilat, aminopirin
 Narkotik analgesic, morfin, kodein
 Obat-obatan lain : protamin, yodium
 Anestetik local : prokain, lidokain
 Anestesik umum : tiopental

Manifestasi Klinis
 Sesak nafas
 Wheezing
 Confusion
 Suara serak
 Sakit kepala
1. Syok Septik
Syok septik terjadi akibat dari infeksi yang berat dan sebagai komplikasi penyakit yang beragam. Disebut juga dengan sepsis septikemi, shock
septic yang akan berakhir dengan multiple organ falture syndrome (MODS) oleh karena patofisiologi yang beragam
Etiologi
 Infeksi bakteri gram negative (pseudomonas, E.Coli,Klebsiela)
 Infeksi gram positif (staphylococcus, streptococcus)
Manifetasi Klinis
Fase awal (warm)
1. Tekanan darah : normal sampai dengan hipotensi
2. Nadi meningkat dan kecil
3. Pernafasan : cepat dan dalam
4. Kulit hangat kemerahan
Fase Akhir (cold)
5. Tekanan darah : hipotensi
6. Nadi : cepat dangkal dan dispnea
7. Kulit dingin : pucat dan edema
8. Status mental : letargik dan koma
9. Output urine : oliguria sampai anuria
Menghentikan Pendarahan
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah. Jumlahnya dapat bermacam-macam, mulai dengan sedikit sampai yang dapat
menyebabkan kematian. Luka robekan pada pembuluh darah besar di leher, tangan dan paha dapat menyebabkan kematian dalam satu
sampai tiga menit. Sedangkan perdarahan dari aorta atau vena cava dapat menyebabkan kematian dalam 30 detik. Perdarahan juga
menyebabkan hematoma pada lapisan kulit atau memar, biasanya terjadi setelah tubuh dipukul atau jatuh dari suatu ketinggian.
 
Macam-Macam Perdarahan
1. Perdarahan External

Perdarahan external yaitu perdarahan dimana darah keluar dari dalam tubuh. Perdarahan external dibagi menjadi tiga macam
yaitu (Petra & Aryeh, 2012):

Perdarahan dari pembuluh kapiler

Tanda-tanda perdarahan dari pembuluh kapiler antara lain:

1) Perdarahannya tidak hebat

2) Darah keluarnya secara perlahan-lahan berupa rembesan

3) Biasanya perdarahan akan berhenti sendiri walaupun tidak diobati

4) Perdarahan mudah dihentikan dengan perawatan luka biasa

5) Darah yang keluar umumnya berwarna merah terang


LANJUTAN…

 Perdarahan dari pembuluh kapiler


Tanda-tanda perdarahan dari pembuluh kapiler antara lain:
1) Perdarahannya tidak hebat
2) Darah keluarnya secara perlahan-lahan berupa rembesan
3) Biasanya perdarahan akan berhenti sendiri walaupun tidak diobati
4) Perdarahan mudah dihentikan dengan perawatan luka biasa
5) Darah yang keluar umumnya berwarna merah terang
 Perdarahan dari pembuluh darah balik (vena)
Tanda-tanda perdarahan dari pembuluh darah vena antara lain:
1) Warna darah umunya merah tua (berupa darah kotor yang akan dicuci dalam paru-paru, kadar oksigennya sedikit)

2) Pancaran darah tidak begitu hebat jika dibandingkan dengan pancaran darah arteri

3) Perdarahan mudah untuk dihentikan dengan cara menekan dan meninggikan anggota badan yang luka lebih tinggi
dari jantung
2. Perdarahan Internal

Perdarahan internal yaitu perdarahan yang terjadi di dalam rongga dada, rongga tengkorak dan rongga perut. Dalam hal ini
darah tidak tampak mengalir keluar, tetapi kadang-kadang dapat keluar melalui lubang hidung, telinga, mulut dan anus.
Perdarahan internal dapat diidentifikasi dari tanda-tanda pada korban sebagai berikut (Hamidi, 2011):

a. Setelah cidera korban mengalami syok tetapi tidak ada tanda-tanda perdarahan dari luar

b. Tempat cidera mungkin terlihat memar yang terpola

c. Lubang tubuh mungkin mengeluarkan darah

d. Hemoptisis (Batuk darah) dan hematemesis (Muntah darah) kemungkinan menunjukkan adanya perdarahan di paru-paru
atau perdarahan saluran pencernaan.
Teknik Menghentikan Perdarahan
Pengendalian perdarahan bisa bermacam-macam tergantung jenis dan tingkat perdarahannya.
1. Perdarahan External
Secara umum teknik untuk menghentikan perdarahan external antara lain (Hamidi, 2011):
 Dengan penekanan langsung pada lokasi cidera

Teknik ini dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah, misalnya luka sayatan yang tidak terlalu dalam. Penekanan ini
dilakukan dengan kuat pada daerah luka. Umumnya perdarahan akan berhenti 5-15 menit kemudian. Selanjutnya berikan
penutup luka yang tebal di daerah perdarahan. Setelah beberapa saat dengan teknik ini maka sistem peredaran darah akan
menutup luka tersebut.
 Dengan teknik elevasi

Setelah luka dibalut, maka selanjutnya bisa dilakukan dengan teknik elevasi yaitu Tindakan ini hanya dilakukan pada
perdarahan di daerah anggota gerak dengan mengangkat bagian yang luka sehingga posisinya lebih tinggi dari jantung.
Apabila darah masih merembes, maka diatas balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang
pertama
LANJUTAN…

 Dengan teknik tekan pada titik nadi

Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9
titik nadi yaitu temporal artery (di kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal leher,
dekat tulang selangka), femoral artery (di lipatan paha), popliteal artery (di lipatan lutut), posterior artery (di belakang
mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di punggung kaki).
 Dengan teknik immobilisasi

Teknik ini bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan sedikitnya gerakan diharapkan aliran
darah ke bagian yang luka tersebut menurun.
 Dengan tourniquet

Tourniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah di bawahnya terhenti sama sekali. Saat keadaan mendesak
di luar rumah sakit sehelai pita kain yang lebar, pembalut segitiga yang dilipat-lipat, atau sepotong karet ban sepeda dapat
dipergunakan untuk keperluan ini. Teknik hanya dilakukan untuk menghentikan perdarahan di tangan atau di kaki saja.
Cara melakukan teknik ini adalah sebagai berikut
1. Buat ikatan di anggota badan yang cedera (sebelum luka) dengan perban yang lebarnya 4 inci dan buatlah 6 – 8 lapis. Kalau tidak
ada perban bisa pakai bahan yang telah disebutkan diatas tadi. Kemudian buat simpul pada ikatan tersebut
2. Selipkan sebatang kayu dibawah ikatan itu.
3. Kencangkan kedudukan kayu itu dengan cara memutarnya.
4. Agar kayu tetap erat dudukannya, ikat ujung yang satunya.menurun.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Perawat
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat saat memberikan pertolongan dalam menghentikan perdarahan adalah sebagai
berikut:
 Jika peristiwa terjadi diluar rumah sakit, maka seorang perawat dalam memberikan pertolongan pertama sebelum menghentikan
perdarahan pastikan dulu kondisinya aman baik korban, penolong (perawat) maupun lingkungannya. Selain itu tetap menghubungi
ambulance supaya cepat mendapatkan penanganan di rumah sakit
 Memastikan dahulu kondisi Airway, Breathing dan Circulation korban tidak terganggu
 Perawat harus teliti dan akurat dalam melakukan pengkajian luka dan sumber perdarahan, apakah perdarahan external ataupun
internal
 Jika perdarahan external perawat harus bisa memahami/ mengetahui tipe perdarahannya, apakah perdarahan arteri, vena atau kapiler
Resusitasi cairan
1. Pergertian

Tindakan yang dilakukan dengan pemberian cairan untuk mengatasi syok dan menggantikan volume cairan yang hilang
akibat perdarahan atau dehidrasi Manajemen cairan adalah penting dan kekeliruan manajemen dapat berakibat fatal. Untuk
mempertahankan keseimbangan cairan maka input cairan harus sama untuk mengganti cairan yang hilang. Cairan itu
termasuk air dan elektrolit

2. Tujuan
untuk menggantikan volume cairan tubuh yang hilang sebelumnya, menggantikan cairan hilang yang sedang berlangsung dan
mencukupi kebutuhan cairan sehari. Terapi cairan bukan untuk kesempurnaan keseimbangan cairan, tetapi penyelamatanjiwa
dengan menurunkan angka mortalitas
3. Penilaian klinis kebutuhan cairan :
a. Nadi ada dan penuh berarti volume sirkulasi adekuat

b. Ekstremitas (telapak tangan/kaki) kemerahan/pink dan Capillary Refill Time kembali cepat < 2 detik berati
sirkulasi adekuat

c. Edema perifer dan ronki paru mungkin terjadi hipervolumia

Anda mungkin juga menyukai