DISUSUN OLEH:
NRP : 0520040125
PROGRAM STUDI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
A.1 Pendarahan
Pendarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat
disebabkan oleh trauma/ kecelakaan atau penyakit. Perdarahan di bagi menjadi 2
(dua) yaitu:
a. Perdarahan Luar (Terbuka)
Adalah jenis perdarahan yang terjadi karena rusaknya dinding pembuluh
darah yang disertai dengan kerusakan kulit, yang memungkinkan darah keluar dari
tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut. Berdasarkan pembuluh darah
yang mengalami gangguan, perdarahan luar dibagi menjadi:
1. Perdarahan Nadi (Arteri)
Cirinya adalah darah berasal dari pembuluh nadi yang keluar dengan cara
menyembur sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang karena
masih kaya dengan oksigen.
2. Perdarahan Balik (Vena)
Cirinya adalah darah yang keluar dari pembuluh balik mengalir, berwarna
merah gelap. Meskipun terlihat luas dan banyak namun umumnya mudah
dikendalikan.
3. Perdarahan Rambut (Kapiler)
Cirinya adalah darah yang keluar merembes perlahan, karena sangat kecil dan
hampir tidak mempunyai tekanan.
1. Pederita dibaringkan.
2. Periksa dan pertahankan kondisi C-A-B.
3. Penderita diberi oksigen, bila ada.
4. Periksa nadi dan nafas secara berkala.
5. Rawat penderita sebagai syok. Penanganan syok dapat dilihat pada bagian lain
dari pedoman ini.
6. Jangan memberi makanan atau minuman.
7. Jangan lupa menangani cedera atau gangguan lainnya.
8. Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
A.2 Syok
Diagnosa awal dari syok dapat dilihat dari penilaian fisik. Meskipun syok
sering berubungan dengan tekanan darah rendah (hipotensi), penderita dengan
tekanan darah normal dapat juga mengalami syok. Dan sebaliknya penderita
dengan tekanan darah rendah (misal sistolik 80 mmHg) tidak akan mengalami
syok. Bagaimanapun juga tekanan darah harus selalu di monitor untuk melihat
kecukupan dari organ perfusion. Penderita dengan tekanan darah tertentu
bervariasi dalam mendapatkan perfusion yang cukup. Apakah seorang penderita
sudah mendapatkan perfusion yang cukup atau belum harus dikonsultasikan
dengan tenaga medis. Salah satu cara untuk melihat penderita syok adalah dengan
mengukur tekanan darah. Gejala dan tanda klasik hemorrhage dari syok adalah:
1. Lemah karena terjadi hypoxia dan acidosis.
2. Haus, disebabkan oleh hypovolemia (penurunan volume cairan sirkulasi/
plasma dalam tubuh) terutama jumlah darah dalam pembuluh darah kurang.
3. Muka pucat: karena peningkatan hormon catecholamin yang menyebabkan
vasocontriksi dan kehilangan sel darah merah.
4. Tachycardia karena efek dari catecholamin pada jantung.
5. Tachypnea (peningkatan frekuensi pernapasan) yang merupakan respon dari
stress, cathecolamin, asidosis dan hypoxia.
6. Diaphoresis (berkeringat) akibat dari efek cathecolamin pada kelenjar
keringat.
7. Penurunan pengeluaran sistem urine karena hypovolemia, hypoxia, dan
sirkulasi cathecolamin.
8. Penurunan tekanan perifer karena vasokonstiksi, denyut jantung yang cepat
dan kehilangan darah.
9. Hypotensi, karena hypovolemia.
10. Perubahan sensorium (rasa bingung, rasa gelisah, tidak sabar) karena
penurunan perfusion pada celebral, asidosis, dan stimulasi cathecolamin
Klasifikasi Luka
1. Luka Terbuka
Cedera jaringan lunak yang disertai dengan kerusakan/ terputusnya jaringan
kulit atau selaput lendir. Jenis – jenis dari luka terbuka adalah:
a. Luka lecet
Umumnya terjadi akibat gesekan sehingga permukaan kulit (epidermis)
terkelupas, mungkin tampak titik – titik perdarahan. Kadang – kadang sangat
nyeri karena ujung – ujung saraf terkena. Umumnya luka tidak teratur.
b. Luka sayat/ iris
Terjadi akibat kontak dengan benda tajam. Jaringan kulit dan lapisan
dibawahnya terputus sampai kedalaman yang bervariasi.
c. Luka robek
Akibat benturan dengan benda tumpul. Hampir sama dengan luka sayat,
tetapi luka ini mempunyai tepi yang tidak teratur. Jika terkena pembuluh
darah besar sulit dikendalikan.
d. Luka tusuk
Akibat masuknya benda tajam dan runcing melalui kulit. Luka relatif lebih
dalam. Penyulitnya jika alat penusuk masih menancap.
e. Luka sobek
Hal ini terjadi akibat kulit dan sedikit lapisan di bawahnya terkelupas.
f. Amputasi
Luka terbuka dengan jaringan tubuh terpisah. Paling sering terjadi pada alat
gerak, dari jari sampai seluruh tubuh.
g. Cedera remuk
Cedera remuk dapat terjadi karena alat gerak terjepit diantara alat gerak.
Cedera remuk dapat berupa suatu gabungan luka terbuka maupun luka
tertutup. Pada jenis luka terbuka, cedera remuk bisa menyebabkan hampir
seluruh jaringan lunak dan jaringan keras seperti tulang dapat terlihat. Tulang
dapat patah dan pecahannya menembus sampai keluar sehingga terjadi
pembengkakan dan perdarahan baik perdarahan luar maupun dalam
2. Luka Tertutup
a) Memar
Merupakan jenis luka tertutup yang paling sering ditemukan. Pada luka jenis
ini, lapisan epidermis kulit utuh, namun sel dan pembuluh darah pada lapisan
dermis rusak. Perdarahan yang terjadi di bawah kulit bervariasi dan dapat
berlangsung sampai beberapa jam. Pada daerah luka umumnya terjadi nyeri,
bengkak dan perubahan warna. Perubahan warna dan pembengkakan dapat terjadi
secara singkat ataupun 24-48 jam kemudian. Pembengkakan dan perubahan warna
terjadi sebagai akibat dari penumpukan darah di bawah kulit atau di antara
jaringan yang rusak.
b) Hematoma
Pada luka jenis hematoma, penumpuka darah hampir selalu terjadi pada
daerah yang cedera dalam rongga tubuh. Hematoma berbeda dengan luka memar.
Pada luka jenis hematoma kerusakan jaringan dan pembuluh darah yang terlibat
lebih luas juga kehilangan darah lebih besar.
c) Cedera Remuk
Seperti pada penjelasan sebelumnya di atas bahwa cedera remuk dapat
berupa luka terbuka maupun luka tertutup. Pada jenis luka tertutup, cedera remuk
menyebabkan kerusakan jaringan tulang dan jaringan bawah kulit lainnya.
METODE PERCOBAAN
Peralatan
1. Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas atau stop watch
2. Senter kecil
3. Stetoskop
4. Tensimeter/ stigmomanometer (pengukur tekanan darah)
5. Alat tulis untuk mencatat
6. Termometer badan.
Senter Kecil
1. Arahkan senter menuju ke bagian yang akan dilihat
2. Lalu tekan tombol on pada senter
Stetoskop
1. Bersihkan bagian earpieces sebelum memasukkan ketelinga
2. Pastikan earpieces sesuai dengan telinga
3. Periksa tekanan earpieces
4. Pilih tempat yang tenang untuk menggunakan stetoskop
5. Atur posisi pasien dan lakukan pemeriksaan dengan stetoskop
Tensimeter
1. Cari denyut nadi pasien, gunakan stetoskop untuk lebih akurat
2. Pasang manset tensimeter pada tempat anda menemukan denyut nadi
3. Letakkan tensimeter sejajar dengan jantung
4. Katup penutup udara dapat anda tutup setelah meletakkan manset dan
mengencangkannya
5. Minta pasien untuk rileks
6. Gunakan stetoskop pada bagian yang ada dapat merasakan nadi pada atas
lipatan siku
7. Tekan pompa karet yang ada pada tensimeter sehingga udara menekan manset
sampe jarum menunjukkan angka 140 mmHg
8. Buka katup secara perlahan, lalu dengarkan detak jantung pertama yang Anda
dengar. Detak pertama untuk tekanan sistole, dan detak kedua untuk diastole.
Termometer Badan
1. Letakkan ujung termometer dibawah lidah atau ketiak
2. Tunggu selama 1 – 3 menit
3. Lihat angka yang ditunjukkan pada monitor/ layar LED
1. Penilaian keadaan
Pada tahap ini penolong harus melakukan pengamanan lokasi kejadian dan
menentukan
2. Penilaian Dini
3. Pemeriksaan Fisik
A. PENDARAHAN
1. Lakukan penilaian pada penderita dengan pendarahan
2. Tekan bagian dengan menggunakan kain bersih, tepat diatas luka
3. Lakukan elevasi jika yang terluka adalah bagian ekstreminasi
4. Beri oksigen jika ada
5. Jika pendarahan sudah berhenti, balut dengan pembalut gulung, tanpa
menghilangkan kain bersih yang dipakai untuk menekan
B. SYOK
1. Melakukan penilaian pada penderita yang dicurigai mengalami syok
2. Pastikan penderita mengalami syok, dengan memperhatikan ciri ciri nya
3. Beri oksigen jika ada
4. Tinggikan kaki penderita (lebih tinggi dari jantung) kecuali jika ada
kecurigaan patah tulang kaki, tulang belakang dan leher
5. Lakukan penanganan terhadap penyebab syok
6. Beri selimut
4. Riwayat Penderita
a. K (keluhan utama)
b. O (obat obatan yang dikonsumsi)
c. M (makanan atau minuman terakhir)
d. P (penyakit yang diderita)
e. A (alergi yang dimiliki)
f. K (kejadian)
5. Pemeriksaan Berkala
Mengulangi pemeriksaan dari awal atau mencari hal yang terlewat, hal ini
dilakukan setiap 5-10 menit sampai penolong selanjutnya datang.
6. Pelaporan
a. Nama
b. Umur dan jenis kelamin
c. Keluhan utama
d. Tingkat respon
e. Keadaan jalan napas
f. Pernapasan
g. Sirkulasi
h. Pemeriksaan fisik yang penting
i. Hasil wawancara yang penting
j. Penatalaksaan
k. Perkembangan lain yang penting
MULAI
Penilaian Keadaan
Penilaian Dini
Pemeriksaan Fisik
- Menggunakan metode ( P, L , N ,B )
A
A
Riwayat Penderita
Menggunakan metode ( K , O, M, P, A, K )
Pemeriksaan Berkelanjutan
Pelaporan
Selesai
BAB IV
4.2 Pembahasan
Penilaian Keadaan
Pada saat kejadian keadaan pabrik terbilang cukup ramai, semua karyawan
sedang melakukan pekerjaannya masing masing, namun penolong harus dapat
mengendalikan situasi dan segera membawa korban jauh dari keramaian.
Penolong juga memanggil saksi yakni pekerja yang seprofesi dengan korban
tersebut.
Penilaian Dini
Kasus yang dialami Hendrik yakni kasus trauma. Pada saat medis melakukan
penilaian respon, respon yang diberikan Hendrik yakni respon awas, karena
Hendrik sadar sepenuhnya. Lalu medis menilai sirkulasi pernapasan pada nadi
karotis, ternyata masih berdenyut. Lalu lanjut kepada pembukaan jalan nafas,
masih terbuka dan nafas lancar, breathing pun demikian, nafas juga ada. Sehingga
medis melanjutkan pada fase pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Fisik
Terdapat luka yang cukup serius pada jari Hendrik. Korban diketahui tidak
memakai sarung tangan, setelah diperiksa lebih lanjut ternyata jari kelingking
tangannya terputus. Dengan segera penolong membalut bagian jari yang terputus
dengan pembalut kain dan coba angkat bagian yang mengalami luka untuk
mengurangi tekanan darah agar tidak terjadi pendarahan yang hebat akibat korban
kehilangan banyak darah yang dapat membahayakan korban, karena jari korban
sudah pasti akan diamputasi. Kemudian pada pergelangan tangan kiri korban
mengalami luka sobek. Maka penolong segera melakukan pertolongan dengan
membalut luka dengan kain untuk mengurangi pendarahan yang terjadi.
Tanda tanda vital yang ditemukan pada korban hanya denyut nadi dan
frekuensi pernapasan. Denyut nadi pada korban tidak normal yakni mencapai 115
kali permenit, tidak hanya itu pernapasan korban juga tidak normal yakni
30/menit. Suhu ditubuh korban juga tinggi yakni 38°C. Untuk kondisi kulit
Hendrik juga hangat karena efek suhu ruangan yang panas, ditambah banyaknya
kerumunan pekerja.
Riwayat Penderita
Pelaporan
Nama : Hendrik
Umur : 27 Tahun
Respon : Awas
Airway : Terbuka
Breathing : Ada
Circulation : Terasa
KESIMPULAN
Palang Merah Indonesia. 2008. Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Wira.
Jakarta : Markas Palang Merah Indonesia