Anda di halaman 1dari 14

Makalah syok obsetetri

A. PENGERTIAN

1. Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga
tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil
metabolisme.

2. Syok ialah suatu yang keadaan yang timbul di mana sistem peredaran tubuh terganggu sehingga
tidak dapat memenuhi keperluan. Alat vital tubuh akan kehilangan cairan dan zat – zat yang di
perlukannya. Akibatnya fungsi alat – alat vital itu pun terganggu. (120, Kartono Mohamad,
Pertolongan Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta)

3. Syok sulit di definisikan, Hal ini berhubungan dengan sindrom klinik yang di namis, yang di
tandai dengan perubahan sehubungan penurunan sirkulasi volume darah yang menyebabkan
ketidaksadaran jika tidak di tangani dapat menyebabkan kematian. ( Tindakan paramedis tahap
kegawatan dan pertolongan pertama, edisi 2. Buku kedokteran EGC Muriei skeet, 203, 1993
jakarta ).

4. Syok adalah berkurangnya darah dalam peredaran darah umum dengan di sertai gangguan
pembuluh darah dalam jaringan pada tingkat pembuluh darah kapiler jaringan tubuh. (AS. Keb pat.
2011, 82 ).

B. JENIS DAN ETIOLOGI

1. Syok Hemoragik

Adalah suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Akibat perdarahan pada
kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas (mola hidatidosa);
perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri, dan perdarahan
pasca persalinan karena atonia uteri dan laserasi jalan lahir.

2. Syok Neurogenik

Yaitu syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh kehamilan ektopik yang
terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau persalinan letak sungsang di mana
pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri,
inversio uteri yang akut, pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada
polihidramnion), dan penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik seperti pengangkatan tiba-tiba
tumor ovarium yang sangat besar.

3. Syok Kardiogenik

Yaitu syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang disebabkan oleh infark
otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada penyakit-penyakit katup jantung.

4. Syok Endotoksik/septic

merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oleh lepasnya toksin.
Penyebab utama adalah infeksi bakteri gram nagatif. Sering dijumpai pada abortus septic,
korioamnionitis, dan infeksi pascapersalinan.

5. Syok Anafilatik
yaitu syok yang sering terjadi akibat alergi /hipersensitif terhadap obat-obatan.

Penyebab syok yang lain seperti emboli air ketuban, udara atau thrombus, komplikasi anastesi dan
kombinasi seperti pada abortus inkompletus (hemoragik dan ensotoksin) dan kehamilan ektopik
terganggu dan rupture uteri (hemoragik dan neurogenik).

ETIOLOGI

a. Pendarahan

b. Abortus

c. Infeksi berat

d. Solusio Plasenta

e. Luka jalan lahir

f. Emboli air ketuban

g. Inversio uteri

h. Syok postular

i. Kolaps Vasomotor pospartum

j. Fakta predisposisi timbulnya syok

SYOK HEMORAGIK DALAM OBSTETRIK DAPAT DI JUMPAI PADA :

1. Antepartum : Plasenta previa, solusio plasenta, abortus.

2. Intrapartum : Rupture uteri.

3. Pospartum : Pendarahan post partum, Luka jalan lahir.

C. PATOFISIOLOGI

Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan cara mengaktifkan 4 sistem major
fisiologi tubuh: sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem
neuroendokrin.system hematologi berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut
dengan mengaktifkan cascade pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh darah (dengan
melepaskan thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada sumber perdarahan.
Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan lapisan kolagennya, yang secara subsekuen akan
menyebabkan deposisi fibrin dan stabilisasi dari subatan yang dibentuk. Kurang lebih 24 jam
diperlukan untuk pembentukan sumbatan fibrin yang sempurna dan formasi matur.

Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik dengan meningkatkan denyut
jantung, meninggikan kontraktilitas myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah jantung.
Respon ini timbul akibat peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus vagus (yang
diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta, atrium kiri dan
pembuluh darah paru. System kardiovaskular juga merespon dengan mendistribusikan darah ke
otak, jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan GI.

System urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan rennin dari
apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi
pembentukan angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan pembuluh darah
dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal. Adrenal bertanggung jawab pada
reabsorpsi sodium secra aktif dan konservasi air.

System neuroendokrin merespon hemoragik syok dengan meningkatkan sekresi ADH. ADH
dilepaskan dari hipothalmus posterior yang merespon pada penurunan tekanan darah dan
penurunan pada konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan garam
(NaCl) pada tubulus distal. Ductus colletivus dan the loop of Henle.

Patofisiology dari hipovolemik syok lebih banyak lagi dari pada yang telah disebutkan . untuk
mengexplore lebih dalam mengenai patofisiology, referensi pada bibliography bias menjadi acuan.
Mekanisme yang telah dipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada organ vital akibat
kehilangan darah yang banyak. Tanpa adanya resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada
penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.

D. TANDA DAN GEJALA

1. Kesadaran penderita menurun

2. Nadi berdenyut cepat ( Lebih dari 140 */menit ) Kemudian melemah, lambat dan menghilang.

3. Penderita merasa mual ( mau muntah )

4. Kulit penderita dingin, lembab dan pucat.

5. Nafas dangkal dan kadang tak teratur.

6. Mata penderita nampak hampa, tidak bercahaya dan manik matanya/pupil ) melebar.

Adapun dari buku lain tanda – tanda terjadinya syok obstetri yaitu :

1. Nadi cepat dan halus ( > 112 / menit )

2.Menurunnya tekanan darah ( diastotik < 60 )

3. Pernapasan cepat ( Respirasi > 32 / menit )

4. Pucat ( terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan, bibir )

5. Berkeringat, gelisa, aptis / bingungan / pingsan / tidak sadar.

6. Penanganan awal sangat penting untuk menyelamatkan jiwa pasien.


E. MEKANISME TERJADINYA SYOK

1. Syok Hipovolemik terjadi karena volume cairan darah intravaskula berkurang dalam jumlah
yang banyak dan dalam waktu yang singkat. Penyebab utama adalah pendarahan akut. 20% volume
darah total.

2. Syok septik sering terjadi pada orang dengan gangguan imunitas dan pada usia tua. Akibat dari
reaksi tubuh melawan infeksi, bakteri mati dan mengeluarkan Endotaksin melalui mekanisme yang
belum jelas mempengaruhi metabolisme sel dan merusak sel jaringan di sekitarnya. Sel yang di rusak
ini mengeluarkan enzim usosom dan Histamin. Enzim usosom masuk peredaran darah sampai ke
jaringan lain dan menyebabkan kerusakan sel lebih banyak lagi serta sebagai pemicu dikeluarkannya
Bradikinin. Bradikinin dan Histamin menyebabkan vasodilasi pembulu darah tepi secara masif dan
meningkatkan permeabilitas kapler ( fase hangat syok septik ).

F. PENANGANAN SYOK HIPOVOLEMIK

1. Periksa tanda vital.

Selimuti tubuh pasien agar hangat karena hipotermia akan memperburuk kondisi pasien.
Jangan berikan sumber panas dari luar. Miringkan kepala / tubuh pasien untuk mencegah aspirasi
muntahan. Jangan berikan sesuatu melalui mulut ( dapat terjadi aspirasi atau persiapan tindakan
operatif ).

2. Bebaskan jalan nafas

Pastikan jalan nafas bebas, bila tersedia, berikan oksigen melalui slang atau mamasker dengan
kecepatan 6-8 liter / menit.

3. Tinggikan tungkai

Posisi demikian akan membantu beban kerja jantung bila setelah posisi tersebut, ternyata pasien
menjadi sesak, mungkin terjadi kegagalan jantung dan edema paru. segeracairan

Pada keadaan seperti itu, turunkan lagi tungkai pada posisi datar / semula dan tinggikan tubuh untuk
mengurangi tekanan hidrostatik di paru.

4. Perbaiki cairan tubuh, berikan segera cairan isotonik.

Berikan isotonic (Ringer Laktat atau garam fisiologis) 1 liter dalam 15-20 menit kemudian lanjutkan
hingga mencapai 3 liter (lihat kondisi pasien) dalam 2-3 jam. Pada umumnya syok hipovelemik
memerlukan tiga liter cairan untuk stabilisasi atau mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Jangan
berikan cairan per oral.

5. Tranfusi darah.

Bila konsetrasi Hb< 6 gr % atau hematokrit < 20 keadaan ini menunjukkan kondisi yang kritis
(kehilangan sangat banyak butir – butir darah merah) sehingga mutlak diberi transfuse darah agar
perfusi ( pasokan oksigen) ke jaringan pulih kembali.

6. Pemeriksaan Labaratorium.
Periksa hemoglobin, hematokrit, jumlah eritrosit dan lekosit, trombosit, golongan darah, uji padanan
silang (crossmatch) dan bila tersedia, periksa gas dan nitrogen urea darah. Ukur jumlah dan produksi
urin, produksi dibawah 50 ml / jam menunjukkan hipovolemia.

7. Antibiotik

Bila terdapat tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, darah bercampur secret berbau, hasil periksa
apusan atau biakan darah) segera berikan antibiotika spektrun luas.

Periksa dan bersihkan bekuan darah atau massa kehamilan didalam lumen vagina disebabkan oleh
sisa konsepsi dalam kavum uteri maka lakukan evakuasi konsepsi dengan prosedur Aspirasi Vakum
Manual (AVM)

F. Tinjauan Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada klien.

Pengertian manajemen kebidanan menurut beberapa sumber :

a. Menurut buku 50th IBI, 2007.

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistimatis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosisi kebidanan,
perencananan, pelaksanaan dan evaluasi.

b. Menurut Depkes RI 2005.

Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang
khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga dan
masyarakat.

c. Menurut Helen Varney

Manajemen kebidanan menjelaskan bahwa proses mananajemen merupakan proses pemecahan


masalah yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun1970an.

(Fitramaya, Dokumentasi Kebidanan. 2009 hal 113 dan Asrinah dkk. Konsep Kebidanan. 2010 hal
110 - 111)
2. Proses Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Langkah I (Tahapan Pengumpulan Data)

Pada langkah pertama ini semua informasi yang akurat dan lengkap dikumpulkan dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat dilakukan melalui anamnesis.
Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan
pemeriksaan penunjang

2. Langkah II (Interpretasi Data)

Pada langkah ini bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah berdasarkan interpertasi yang
akurat terhadap data-data yang telah di kumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpul di
interpertasikan sehingga dapat merumuskan diagosis dan masalah yang spesifik. Masalah juga sering
menyertai diagnosis, sebagai contoh :

a) Diagnosis : kemungkinan wanita hamil

masalah : wanita tidak menginginkan kehamilannya

b) Diagnosis : wanita hamil trimester III

masalah : wanita merasa takut terhadap proses persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat di
tunda lagi.

Diagnois kebidanan adalah diagnosis yag ditegakan bidan dalam lingkup praktik kebidaan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.

3. Langkah III (Idetifikasi Diagnosis Atau Masalah Potensial)

Pada langkah ini kita mengidetifikasi maslah atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis/masalah
yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. bidan diharapkan waspada dan bersiap mencegah diagnosis/ masalah potensial bila
terjadi.

4. Langkah IV (Menetapkan Konsultasi Dan Penangan Segera)

Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau segera melakukan konsultasi atau
melakukan penangan bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksaan kebidanan. Jadi,
penatalaksanan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi
selama hamil bersama bidan secara terus menerus, pada waktu wanita tersebut dalam masa
persalinan.

5. Langkah V (Menyusun rencana asuhan menyeluruh)

Pada langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalakasanana terhadap masalah yang telah di
identifikasi atau antisipasi. Pada langakah ini informasi atau data yang tidak lengkap dapat di
lengkapi

6. Langakah VI (Penatalankasaan Langsung Asuhan Dengan Efisien Dan Aman)


Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanana ini di lakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien
atau anggota tim kesehatan lain. Walaupun bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksaannya (mis, memastikan agar langkah pelaksanan
tepat). Dalam situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab dalam penatalaksaan asuhan klien sesuai
rencana asuhan bersama yang menyeluruh. Penatalaksaan yang efisien akan menyangkut waktu dan
biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah di
laksanakan.

7. Langkah VII (Evaluasi)

Pada langakah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah di berikan, meliputi apakah
pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai diagnosis dan masalah. Rencana dianggap efektif jika
memang benar efektif pelaksaannya.

(Fitramaya, Dokumentasi Kebidanan hal 115 - 119)

Pedokumentasian Asuhan Kebidanan

a. Subjektif

Data atau fakta yang merupakan informasi yang dikatakan oleh klien termasuk biodata diperoleh
dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari keluarga klien

b. Objektif

Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi,
serta pemeriksaan laboratorium. Dan pemeriksaan ini di peroleh dari pemeriksaan radio diagnostik

c. Assessment

Merupakan keputusan yang ditegakan dari hasil perumusan maslah yang mencakup kondisi, masalah
dan prediksi terhadap kondisi tersebut atau kesimpulan dari data-data subjektif/objektif

d. Planning

Rencana tindakan yang di lakukan berdasarkan hasil pengevaluasian.

(Fitramaya, Dokumentasi Kebidanan hal 122-125)

Table 1. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan

Alur Pikir Bidan

Proses

Manejemen

Kebidanan

Pencatatan dari

Asuhan Kebidana
Pendokumentasian

Asuhan Kebidanan

7 Langkah dari

Halen Varney

5 langkah

Kompetensi Kebidanan

Soap Notes

1. Pengumpulan data

Data

Subjektif

Objektif

2. Merumuskan diagnose/masalah actual

3. Anisipasi Diagnosa/ masalah potensial

4. Tindakan segera dan kolaborasi Asuhan Kebidanan

Aessesment/diagnosa

Aessesment/diagnosa

5. Rencana tindakan Asuahan kebidanan

Membuat rencana

Planning :

a. Konsul

b. Tes Lab

c. Rujukan
d. Pendidikan

e. Follow up

6. Implementasi

Implementasi

7. Evaluasi

Evaluasi

(sumber : salmah dkk. Tahun 2006, hal 171 174)

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

(SOAP)

NO. Register : 129327

Tanggal MRS : 04 Juli 2011 jam 08.00 wita

Tanggal Pengkajian : 04 Juli 2011 jam 09.45 wita

LANGKAH. I IDENTIFIKASI DATA DASAR

Identitas Istri / Suami

Nama : Ny. “ K “ / Tn. “ S“


Umur : 29 tahun / 31tahun

Suku : Makassar / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SD/ SMP

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Lama Menikah : ± 10 tahun

Alamat :Jl. Sampulungan Baru Desa Tamalatea, Takalar.

SUBJEKTIF ( S )

1. Hamil kedua dan tidak pernah keguguran.

2. Haid Terakhir 09 April 2011

3. Jatuh dari kamar mandi 2 hari yamg lalu dengan posisi duduk.

4. Mulai timbul sejak Tanggal 28 Juni 2011 jam 13.00 Wita, keluar darah dari jalan lahir sedikit-
sedikit kemudian banyak, menggumpal dan kehitaman, setiap 15 menit ganti pembalut.

5. Ibu mengeluh nyeri pada perut bagian bawah

6. Keluhan dirasakan sangat mengganggu aktivitas sehingga ibu takut bergerak.

7. Ibu khawatir dengan kehamilannya

8. Ibu berharap kehamilannya dapat berlanjut.

OBJEKTIF ( O )

1. Ibu tampak lemah.

2. Tampak ekspresi wajah ibu meringis dan cemas.

3. Tampak perdarahan dari jalan lahir berwarna merah kehitaman.

4. TP 16 Januari 2012

5. Tampak sisa darah terutama pada daerah genetalia dan anus.

6. Tanda tanda vital

a. Tekanan darah : 90/60 mmHg

b. Pernapasan : 20 ×/menit

c. Denyut nadi :76×/menit

d. Suhu badan : 36,8°C

6. Pemeriksaan dalam oleh dr. A tanggal 04 Juli pukul 08.00 Wita

b. Vulva / vagina : Tak ada kelainan


c. Portio : Lunak, tebal

d. OUE / OUI : Terbuka 3 cm, teraba jaringan

e. AD / CD T : Antefleksi,uterus membesar sesuai dengan umur kehamilan

f. Pelepasan : Darah (+)

7. Pemeriksaan laboratorium tanggal 04 Juli 2011 jam 08.10 Wita

a. Haemoglobin ( Hb ) : 10,6 gr/%

b. WBC : 12.5 X 103/ml

c. RBC : 4,58 X106ml

d. MCV : 86,0 fl

e. MCHC : 33,5 g/ml

f. PLT : 323 X 103/ml

g. CT : 7 menit 15 detik

h. BT : 2 menit 30 detik

i. GDS : 103 mg /dl

j. Plano Tes : Positif

ASESSMENT ( A )

1. G II P I A 0, Abortus spontan Inkomplit dengan masalah nyeri perut bagian bawah dan
kecemasan.

2. Potensial terjadi syok hipovolemik

PLANNING ( P )

Tanggal 04 Juli 2011 jam 10.56 Wita

1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan kehamilannya bahwa kehamilannya kali ini mengalami
masalah dan tidak bisa dipertahankan lagi sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dan
cepat untuk mencegah hal hal yang fatal.

Hasil : Prosedur terlaksanakan dan ibu bisa mengerti dengan keadaan yang dialami.

2. Memasang infus RL

Hasil : Terpasang infus RL menetes dengan baik pada tangan sebelah kiri dengan 28 tetes/menit.

3. Mengobservasi tanda tanda vital

Hasil :

a. TD : 90/60 mmHg

b. P : 20 ×/menit
c. N : 76 ×/menit

b. S : 36,8°C

4. Menjelaskan tentang penyebab nyeri dan menganjurkan ibu untuk melakukan tekhnik relaksasi
bila timbul rasa nyeri.

Hasil : Prosedur terlaksanakan dan ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan/ perawat.

5. Membantu ibu mengatur posisi syang nyaman sesuai dengan kebutuhannya.

Hasil : Klien memilih berbaring dengan telentang

6. Memberi kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan perasaannya.

Hasil : Klien telah mengutarakan perasaan kepada petugas kesehatan (bidan).

7. Melakukan Informed consent.

Hasil : klien bersedia menandatangani bukti persetujuan tindakan

8. Penatalaksanaan untuk tindakan kuret.

Hasil :

a. Jam 10.00 : Memberitahu pasien dan keluarga pasien bahwa akan dilakukan tindakan operasi
kuret kuret pada pukul 11.00

b. Jam 10.30 : Memasukkan oksitosin 10 unit ke dalam cairan infus RL 28 tetes/menit

9. Menyiapkan alat kuret.

Hasil : Menyiapkan alat – alat kuret diatas meja steril yaitu:

a. Speculum sims 1 pasang

b. Tampon tang 1 buah

c. Tenaculum 1 buah

d. Sonde uterus 1 buah

e. Abortus tang 1 buah

f. Kuret tumpul 1 buah

g. Kuret tajam 1 buah

h. Kateter karet 1 buah

i. Doek steril

j. Sarung tangan DTT 2 pasang

k. Jarum suntik 5 ml 1 buah

l. Com berisi bethadine

m. Gaas steril beberapa lembar

n. Kapas steril beberapa lembar


o. Lampu sorot

10. Menatalaksanakan pemberian analgetik dan antibiotic.

Hasil :

a. Cefadroxil 2 × 1

b. SF 1x 1

c. Asam mefanamat 3 x 1

d. Metyl erghometrin 3 × 1

Daftar Pustaka

Kartono Muhammad, 2001. Pertolongan Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Murei Skeet, 1993.Tindakan Paramedis Tahap Kegawatan dan Pertolongan Pertama, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Asuhan Patologi, 2011.

Fitramaya, 2007. Dokumetasi Kebidanan

http://harlindalinda.blogspot.co.id/2012/11/makalah-syok-obstetri-askeb.html

Anda mungkin juga menyukai