Anda di halaman 1dari 8

Deteksi kegawatan maternal masa persalinan

(Distosia bahu)

Kelompok 2
8801190057 Nadia Ain Salsabila
8801190058 Satwika Adikusumah
8801190059 Marinah
8801190060 Ninda Assyfa
8801190061 Ahman Shauman Yunardi
8801190062 Ani Fitriyana
8801190063 Nurdiansyah
8801190065 Yoneta Parsetyawati
8801190071 Herlinda Khoirunnisa
8801190072 Yulia Damayanti
8801190074 Eva Eryanti
8801190036 Widya Asih
8801190044 Widya Desty A
Pengertian Distosia Bahu

Distosia bahu adalah peristiwa dimana


tersangkutnya bahu janin dan tidak

dapat dilahirkan setelah kepala janin


dilahirkan.
American College of Obstetricians
and Gynecologist (2002)
menyatakan bahwa penelitian yang
dilakukan dengan metode evidence
based menyimpulkan bahwa : tanda dan
1. Sebagian besar kasus distosia
gejala
bahu tidak dapat diramalkan atau
dicegah
2. Adanya kehamilan yang
melebihi 5000 gram atau dugaan
berat badan janin yang
dikandung oleh penderita diabetes
Etiologi Distosia Bahu
Distosia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak keluar.
b. Distosia karena kelainan letak atau kelainan anak, misalnya letak
lintang, letak dahi,
hydrochepalus atau monstrum.
c. Distosia karena kelainan jalan lahir : panggul sempit, tumor-tumor
yang mempersempit
jalan lahir.
Penyebab lain dari distosia bahu adalah fase aktif memanjang, yaitu :
a. Malposisi (presentasi selain belakang kepala).
b. Makrosomia (bayi besar) atau disproporsi kepala-panggul (CPD).
c. Intensitas kontraksi yang tidak adekuat.
d. Serviks yang menetap.
e. Kelainan fisik ibu, missal nya pinggang pendek.
f. Kombinasi penyebab atau penyebab yang
Diagnosis Distosia Bahu

kriteria objektif untuk menentukan adanya distosia bahu yaitu interval waktu antara
lainnya kepala dengan seluruh tubuh .
a. Nilai normal interval waktu antara persalinan kepala persalinan dengna persalinan
seluruh tubuh adalah 24 detik, pada distosia bahu 79 detik.
b. Mereka mengusulkan bahwa distosia bahu adalah bila interval waktu tersebut lebih
dari 60 detik.
American College of Obstetrician and Gynocologist (2002) menyatakan bahwa angka
kejadian distosia bahu bervariasi antara 0,6- 1,4 % dari persalinan normal.
Distosia bahu dapat dikenali apabila didapatkan adanya :
a. Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak dapat dilahirkan.
b. Kepala bayi sudah lahir, tetapi tetap menekan vulva dan kencang.
c. Dagu tertarik dan menekan perineum.
d. Tarikan pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap tertahan di kranial
simfisis pubis.
Patofisiologi Distosia Bahu

a. Setelah kelahiran kepala, akan terjadi b. Dorongan pada saat ibu meneran akan
putaran paksi luar yang menyebabkan menyebabkan bahu depan (anterior) berada
kepala berada pada sumbu normal dibawah pubis, bila bahu gagal untuk
mengadakan putaran menyesuaikan dengna
dengan tulang belakang bahu pada
sumbu miring dan tetap berada pada posisi
umumnya akan berada
anteroposterior, pada bayi yang besar akan
pada sumbu miring (oblique) dibawah
terjadi benturan bahu depan terhadap
ramus pubis.
simfisis sehingga bahu tidak lahir mengikuti
kepala
komplikasi
Komplikasi pada ibu : Komplikasi pada bayi :
1) Distosia bahu dapat disertai
1) Distosia bahu dapat
menyebabkan perdarahan
morbiditas dan mortalitas janin yang
postpartum. signifikan.
2) Perdarahan tersebut biasanya 2) Kecacatan pleksus brachialis transien
disebabkan oleh atonia uteri, rupture adalah cedera yang paling sering
uteri, atau karena laserasi vagina dan dijumpai.
servik yang merupakan risiko utama 3) Selain itu dapat juga terjadi fraktur
kematian ibu. klavikula, fraktur humerus, dan
kematian neonatal.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai