KEPERAWATAN
GANGGUAN
KESEHATAN MATA
PADADisusun
PASIEN KATARAK
Oleh: Kholifah Muji Fitri Ayuni (19.012)
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam
kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998)
Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya
akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk.
2000).
Etiologi
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain (Corwin,2000):
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan pada
serabuk halus multiple (zunuk) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa,
misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distrasi. Perubahan kimia dalam protein lensa
dapat menyebabkan koagulasi, sehingga jalannya cahaya ke retina terhambat, mengakibatkan
pandangan terganggu.
Pathway Katarak
Penatalaksanaan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat
meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata,
tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi katarak perlu dilakukan
jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari.
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian khusus mata:
1. Dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran kekeruhan lensa (berkas putih) pada lensa.
2. Keluhan terdapat diplopia, pandangan berkabut.
3. Penurunan tajam penglihatan (miopia).
4. Bilik mata depan menyempit.
5. Tanda glaucoma (akibat komplikasi
Diagnosa Keperawatan
PRE-OPERASI
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori/status organ indera, lingkungna secara terapetik dibatasi. d/d Menurunnya
ketajaman penglihatan, perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
2. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian operasi.
3. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
POST-OPERASI
4. Nyeri yang berhubunagan dengan luka pasca operasi
5. Harga Diri Rendah Situasional b/d Hambatan Fungsi Penglihatan.
Intervensi Keperawatan
PRE-OPERASI
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori/status organ indera, lingkungna secara terapetik dibatasi. d/d Menurunnya
ketajaman penglihatan, perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
- Terapeutik
3. Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. Terlalu terang )
4. Batas stimulus lingkungan (mis. Cahaya )
5. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
6. Lakukan supervisi dan survelensi dalam memonitor tindakan
- Edukasi
1. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. Mengatur pencahayaan ruangan )
- Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
2. Ansietas yang b/d kurang terpapar informasi
Intervensi
- Observasi
1. Identifikasi penurunan energi, ketidakmampuan konsentrasi atau gejala lain yang mengganggu
kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan
4. Monitor respons terapi relaksasi
- Terapeutik
5. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang yg nyaman , jika
memungkinkan
6. berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
7. Gunakan nada suara lembut dan irama lambat dan berirama
8. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik
- Edukasi
9. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yg tersedia (mis. Meditasi nafas dalam)
10. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yg dipilih
11. Anjurkan mengambil posisi nyaman
12. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
13. Demontrasikan dan latih teknik relaksasi meditasi nafas dalam
3. Defisit perawatan diri b/d gangguan penglihatan
Intervensi
- Observasi
1. Monitor adanya kemerahan , eksudet atau ulserasi
2. Monitor refleks kornea
- Terpaeutik
1. Tutup mata untuk mencegah diplopia
2. Teteskan obat tetes mata jika perlu
3. Oleskan salep mata jika perlu
- Edukasi
1. Anjurkan tidak menyentuh bola mata
2. Anjurkan tidak terpapar debu dan polusi
3. Anjurkan tidak terpapar cahaya terang terlalu lama (mis. Layar hp , laptop/ televisi)
4. Anjurkan mengkonsumsi makanan kaya vitamin A
5. Anjurkan menggunakan kacamata protek UV/ pakai topi lebar saat berada dibawah panas terik matahari
6. Anjurkan menghindari membaca dengan pencahayaan redup
POST-OPERASI
Intervensi
- Observasi
2. Identifikasi karakteristik nyeri dan skala nyeriIdentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
3. Identifikasi kesesuaian jenis analgesik dengan tingkat keparahan nyeri
4. Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian analgesik
5. Monitor efektifitas analgesik
6. Monitor efek samping penggunaan analgesik
- Terapeutik
7. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
8. Fasilitasi tempat istirahat dan tidur
9. Pertimbangkan jenis daan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
10. Dapatkan persetujuan untuk tindakan analgesik
- Edukasi
11. Jelaskan penyebab pemicu nyeri
12. Jelaskan strategi meredakan nyeri
13. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
14. Ajarkan terknik nonfarmakologis untukmengurangi rasa nyeri
2. Harga Diri Rendah Situasional b/d Hambatan Fungsi Penglihatan.
Intervensi
- Observasi
1. Monitor verbalisasi yang merendahkan diri sendiri
2. Monitor tingkat harga diri setiap waktu sesuai kebutuhan
Terapeutik