Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS


SYOK

Dosen : Ns. Zulkarnaini, M.Kep

Disusun Oleh :
Ayasya Putri P00320221002
Azrha Nabila P00320221003
Hairunnisa P00320221008
M.Vicky Ardiansyah P00320221018
Nur Afifah Ramadhani P00320221021
Rita Andriani P00320221025
Sari Ulan Dari P00320221027
Sri Ayu Suriyamdani P00320221030

KEMENTRIAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
PRODI D-III KEPERAWATAN LANGSA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang senantiasa selalu
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikanmakalah yang
berjudul “Syok” yang dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Kritis. Dalam penyusunan makalah ini,
taklupa pula kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik berupa
bimbingan,dorongan, doa serta kerjasama yang baik dari semua pihak. Kami menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami meminta kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Syok merupakan suatu keadaan gawat darurat yang sering terjadi pada anak
akibat adanya kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan. Apabila syok tidak ditangani segera akan menimbulkan kerusakan permanen
dan bahkankematian. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang baik mengenai syok dan
penanganannya guna menghindari kerusakan organ lebih lanjut. Manifestasi klinis syok
diawali dengan penurunan isi sekuncup (stroke volume) yang disebabkan oleh
berkurangnya preload,meningkatnya afterload ,atau gangguan kontraksi dan laju jantung.
Pada populasi anak, biasanya isi sekuncup dinyatakan sebagai nilai indeksterhadap luas
permukaan tubuh yaitu indeks isi sekuncup (stroke volume index).Takikardia dan
vasokonstriksi perifer merupakan mekanisme kompensasi untukmempertahankan
sirkulasi, perfusi jaringan dan tekanan darah. Apabila syok berkepanjangan tanpa
penanganan yang baik maka mekanisme kompensasi akan gagalmempertahankan curah
jantung dan isi sekuncup yang adekuat sehingga menimbulkangangguan sirkulasi/perfusi
jaringan, hipotensi, dan kegagalan organ. Pada keadaan inikondisi pasien sangat buruk
dan tingkat mortalitas sangat tinggi. Penanganan syok secaradini dimulai dengan
resusitasi cairan secepatnya untuk memperbaiki perfusi danoksigenasi jaringan. Makin
lambat syok teratasi, akan memperburuk prognosis pasien.Keberhasilan resusitasi cairan
dapat dilihat pada keadaan penderita yang lebih stabil, laju jantung normal, dan terdapat
peningkatan curah jantung serta isi sekuncup.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui definisi syok\


2. Mengetahui etiologi syok
3. Mengetahui jenis syok
4. Mengetahui patofisiolgi syok
5. Mengetahui tanda dan gejala
6. Mengetahui Penanganan Syok
1.3 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud syok ?


2. Apa saja penyebab dan jenis-jenis dari syok?
3. Bagaimana patofisiologi dari syok ?
4. Apa saja tanda dan gejala dari syok ?
5. Bagaimana penanganan syok?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Syok

Syok merupakan sindrom klinis bukan diagnose yang terjadi akibat menurunnya
tekanan darah secara persisten yang menyebabkan perfusi memburuk serta malfungsi organ
vital yang disebabkan oleh hipovoleia, kardiogenik, sepsis, anfilaksis, dan defisiensi steroid
(krisis Addison)-jarang. (Patrick Davey)

2.2 Jenis Dan Penyebab Syok

1. Syok Neurogenik

Syok neurogenik merupakan kondisi syok yang terjadi karena hilangnya kontrol saraf
simpatis terhadap tahanan vaskular sehingga sebagai akibatnya, muncul dilatasi
arteriol dan vena di seluruh tubuh (Duane, 2008).

Penyebabnya antara lain:

1. Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau paraplegia (syok spinal).

2. Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan seperti rasa nyeri hebat pada fraktur
tulang.

3. Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi spinal/lumbal.

4. Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).

5. Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.

6. Syok neurogenik bisa juga akibat letupan rangsangan parasimpatis ke jantung yang
memperlambat kecepatan denyut jantung dan menurunkan rangsangan simpatis ke
pembuluh darah. Misalnya pingsan mendadak akibat gangguan emosional.

2. Syok Hipovolemik

Penyebab syok Hipovolemik yaitu:

Perdarahan

 Perdarahan yang terlihat (perdarahan dari luka dan hematemesis dari tukak
lambung).
 Perdarahan tidak terlihat (perdarahan dari saluran cerna seperti perdarahan
pada tukak duodenium, cedera limpa, kehamilan diluar uterus, patah tulang
pelvis, dan patah tung besar atau majemuk).

Kehilangan plasma

 Luka bakar luas

 Pankreatitis

 Deskuamasi kulit

 Sindrom Dumping

Kehilangan cairan ekstraseluler

 Muntah (vomitus)

 Dehidrasi

 Diare

 Terapi deuretik yang sangat agresif

 Diabetes insipidus

 Insufisiensi adrenal

3. Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik adalah gangguan hemodinamik yang disebabkan oleh


ketidakmampuan jantung untuk memberikan asupan darah yang adekuat kepada
jaringan untuk memenuhi kebutuhan basal. Syok kardiogenik merupakan suatu
kondisi hipotensi persisten dan hipoperfusi jaringan akibat kegagalan fungsi jantung
dengan volume intravaskular dan tekanan pengisian ventrikel kiri yang memadai.
Dengan kata lain pada syok kardiogenik terjadi penurunan curah jantung sistemik
yang dapat mengakibatkan hipoksemia jaringan dalam kondisi volume intravaskular
yang cukup (Califf & Bengston,2008)

Disebabkan oleh kegagalan faal pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung
menjadi kecil atau berhenti sama sekali.
Kardial /intrinsic

 Infark jantung

 Gagal miokard karena iskemia atau depresi

 Kontusio miokard

 Aritmia

 Obat-obatan (termasuk anestetik)

Nonkardial/ekstrinsik

 Embolus pulmunal

 Tamponade jantung karena darah atau eksudat diperikard

 Gagal napas, hipertensi pulmunal

 Perikarditis dengan tekanan tinggi perikard

 Pneumotoraks tekan (tension pneumothorax)

4. Syok Septic

Sepsis adalah kondisi dimana bakteri menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah
dengan kondisi infeksi yang sangat berat, bisa menyebabkan organ-organ tubuh gagal
berfungsi dan berujung pada kematian (Purnama, 2014).

Terjadi akibat infeksi luka atau jaringan lunak, abses, peritonitis, infeksi traktus
urogenitis, infeksi paru/ pneumonia, luka bakar infeksi dan merupakan keadaan
dimana terjadi penurunan tekanan darah (tekanan darah sistolik kurang dari 90 mmHg
atau penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 40 mmHg) disertai tanda kegagalan
sirkulasi, meskipun telah dilakukan resusitasi cairan secara adekuat atau memerlukan
vasopresor untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ. Syok septik
merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan penanganan segera
Gejala atau tanda yang terjadi juga berhubungan dengan lokasi penyebab sepsis.
Penilaian klinis perlu mencakup pemeriksaan fungsi organ vital, termasuk (Davey,
2011):

a. Jantung dan sistem kardiovaskular, meliputi pemeriksaan suhu, tekanan darah


vena dan arteri

b. Perfusi perifer, passien terasa hangat dan mengalami vasodilatasi pada


awalnya, namun saat terjadi Syok septic refrakter yang sangat berat, pasicu
menjadi dingin dan perfusinya buruk.

c. Status mental, confusion sering terjadi terutama pada manula

d. Ginjal, seberapa baik laju rasi glomerulus (GFR), kateterisasi saluran kemih
harus dilakukan untuk mengukur output urin tiap jam untuk mendapatkan
gambaran fungsi ginjal.

e. Fungsi paru, diukur dari laju pernapasan, oksigenasi, dan perbedaan O


SEMARAN alveoli-arteri (dari analisis gas darah arteri). Semuanya harus
sering diperiksa, dan apabila terdapat penurunan fungsi paru, maka pasien
perlu mendapatkan bantuan ventilasi mekanis f. Perfusi organ vital, yang
terlihat dari hipoksia jaringan, asidemia gas darah arteri dan kadar laktat.

f. Fungsi hemostatik, diperiksa secara klinis dengan mencari ada atau tidaknya
memur-memar, perdarahan spontan (misal pada tempat-tempat fungsi Vena
menimbulkan, dugaan adanya kegagalan sistem hemostatik yang
membutuhkan tambahan produk darah.

5. Syok Anafilaktik

Reaksi anafilatik adalah gejala yang timbul melalui reaksi alergen dan antibodi.
Sedangkan yang tidak melalui reaksi imunologik disebut sebagai reaksi anafilaktoid
tetapi karena baik gejala yang timbul maupun pengobatannya tidak dapat dibedakan,
maka kedua macam reaksi diatas disebut sebagai anafilaksis yang merupakan bentuk
terberat dari alergi obat.

Beberapa alergen yang dapat memicu reaksi syok anafilaktik, di antaranya adalah:
 Makanan, seperti hidangan laut, telur, susu, kacang-kacangan atau buah-
buahan.

 Sengatan serangga, seperti lebah atau tawon.

 Obat-obatan tertentu, seperti obat antiinflamasi nonsteroid, antibiotik dan obat


bius. Lain-lain, misalnya menghirup debu lateks.Sejumlah faktor yang dapat
memperbesar risiko seseorang untuk mengalami syok anafilaktik adalah
memiliki penyakit asma dan alergi, serta riwayat syok anafilaktik sebelumnya,
baik pada pasien sendiri ataupun anggota keluarga yang lain.

Gejala dan tanda anafilaksis berdasarkan organ sasaran

1) Umum : Lesu, lemah, rasa tak enak yang sukar dilukiskan, rasa tak enak
didada dan perut, rasa gatal dihidung dan palatum

2) Pernapasan

Hidung : Hidung gatal, bersin dan tersumbat

Laring : Rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor, edema spasme

Lidah : edema

Bronkus : Batuk, sesak, mengi, spasme

3) Kardiovaskuler

Pingsan, sinkop, palpitasi, takikardia, hipotensi sampai syok, aritmia.

Kelainan EKG : gelombang T datar, terbalik, atau tanda-tanda infark miokard

4) Gastrointestinal : Disfagia, mual, muntah, kolik, diare yang kadang-kadang


disertai darah, peristaltik meninggi

5) Kulit : Urtika, angioedema, dibibir, muka atau ekstremitas

6) Mata : Gatal, lakrimasi

7) Susunan saraf pusat : gelisah, kejang


2.3 Penanganan Syok

Tujuan penanganan syok tahap awal adalah mengembalikan perfusi dan oksigenasi
jaringan dengan mengembalikan volume dan tekanan darah. Pada syok tahap lebih lanjut,
pengembalian perfusi jaringan saja biasanya tidak cukup untuk menghentikan perkembangan
peradangan sehingga perlu dilakukan upaya menghilangkan faktor toksik yang terutama
disebabkan oleh bakteri.
Pemberian oksigen merupakan penanganan yang sangat umum, tanpa memperhatikan
penyebab syok. Terapi lainnya tergantung pada penyebab syok. Terapi cairan merupakan
terapi yang paling penting terhadap pasien yang mengalami syok hipovolemik dan distributif.
Pemberian cairan secara IV akan memperbaiki volume darah yang bersirkulasi, menurunkan
viskositas darah, dan meningkatkan aliran darah vena, sehingga membantu memperbaiki
curah pantung. Akibat selanjutnya adalah meningkatkan perfusi jaringan dan memberikan
pasokan oksigen kepada sel. Terapi awal dapat berupa pemberian cairan kristaloid atau
koloid. Kecepatan dan volume terapi cairan harus dapat ditoleransi oleh individu pasien.
Kecepatan dan jumlah pemberian cairan dimonitor pada tekanan vena sentral dan
pengeluaran urin.
Apabila perfusi jaringan berkurang karena kehilangan banyak darah, secara ideal
harus dilakukan transfusi darah dan kontrol perdarahan harus dilakukan dengan baik. Packed
red cell (PRC) atau darah total (whole blood) secara nyata dapat memperbaiki tekanan darah
dan penghantaran oksigen ke jaringan.
Pada syok kardiogenik, terapi cairan yang terlalu cepat dapat berakibat fatal karena
akan meningkatkan beban kerja jantung dan selanjutnya membahayakan sirkulasi. Terapi
syok kardiogenik tergantung pada penyebabnya. Jika syok disebabkan oleh kontraktilitas
miokardium yang jelek, disarankan penanganan dengan beta-agonist. Dobutamin merupakan
betaagonist yang mampu meningkatkan curah jantung dan penghantaran oksigen, tanpa
menyebabkan vasokonstriksi, merupakan obat yang paling umum digunakan untuk
meningkatkan fungsi jantung. Perikardiosentesis harus dilakukan jika efusi perikardium
cukup banyak dan menyebabkan tamponad.
Pada syok distributif apabila hipotensi tetap terjadi walaupun telah dilakukan terapi
cairan yang cukup maka dibutuhkan pemberian vasopresor. Oleh karena curah jantung dan
tahanan pembuluh darah sistemik mempengaruhipenghantaran oksigen ke jaringan, maka
pada pasien hipotensi harus dilakukan terapi untuk memaksimalkan fungsi jantung dengan
terapi cairan dan obat inotropik, dan/atau memodifikasi tonus pembuluh darah dengan agen
Vasopresor. Penggunaan glukokortikoid untuk menangani syok masih kontroversial. Namun
apabila digunakan, glukokortikoid harus digunakan pada penanganan awal dan tidak diulang
penggunaannya.
Syok septik sering kali berkaitan dengan bakteri gram negatif, dan antibiotik yang
cocok untuk itu misalnya sepalosporin atau aminoglikosida dan penisilin.
2.4 Patofisiologi Syok

Secara patofisiologis syok merupakan gangguan hemodinamik yang menyebabkan


tidak adekuatnya hantaran oksigen dan perfusi jaringan. Gangguan hemodinamik tersebut
dapat berupa penurunan tahanan vaskuler sitemik terutama di arteri, berkurangnya darah
balik, penurunan pengisian ventrikel dan sangat kecilnya curah jantung. Gangguan faktor-
faktor tersebut disbabkan oleh bermacam-macam proses baik primer pada sistim
kardiovaskuler, neurologis ataupun imunologis. Diantara berbagai penyebab syok tersebut,
penurunan hebat volume plasma intravaskuler merupakan faktor penyebab utama. Terjadinya
penurunan hebat volume intravaskuler dapat terjadi akibat perdarahan atau dehidrasi berat,
sehingga menyebabkan yang balik ke jantung berkurang dan curah jantungpun menurun.
Penurunan hebat curah jantung menyebabkan hantaran oksigen dan perfusi jaringan tidak
optimal dan akhirnya menyebabkan syok. Pada tahap awal dengan perdarahan kurang dari
10%, gejala klinis dapat belum terlihat karena adanya mekanisme kompensasi sisitim
kardiovaskuler dan saraf otonom. Baru pada kehilangan darah mulai 15% gejala dan tanda
klinis mulai terlihat berupa peningkatan frekuensi nafas, jantung atau nadi (takikardi),
pengisian nadi yang lemah, penurunan tekanan nadi, kulit pucat dan dingin, pengisian kapiler
yang lambat dan produksi urin berkurang. Perubahan tekanan darah sistolik lebih lambat
terjadi akibat adanya mekanisme kompensasi tadi, sehingga pemeriksaan klinis yang seksama
harus dilakukan.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Syok merupakan suatu keadaan gawat darurat yang sering terjadi pada anak akibat
adanya kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan.Pada
keadaan kegawatdaruratan harus segera ditangani dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
untuk mengetahui jenis-jenis syok serta derajat syok. Tindakan resusitasi cairan merupakan
salah satu tatalaksana dari syok. Pemberian obat-obatan inotripoik dapat meningkatkan
kontraktilitas miokard dan memiliki berbagai macam efek pada resisten vaskular perifer pada
pasien syok dan tidak terkompensasi.

3.2 Saran

Dengan adanya materi serta mempelajari syok ini mahasiswa keperawatan yang
nantinya akan menjadi perawat profesional diharapkan agar dapat lebih mengerti dan
memahami terhadap tanda dan gejala ketika menemukan pasien yang mengalami syok
sehingga dapat melakukan pertolongan segera. Mahasiswa dapat melakukan tindakan-
tindakan emergency untuk melakuka pertolongan segera kepada pasien yang melakukan
syok.
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda. N, Hardhi Kusuma. 2015. NANDA NIC NOC APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis. Jilid 3. Yogykarta: Mediaction

George Y, Harijanto E, Wahyuprajitno B. Syok: Definisi, Klasifikasi dan Patofisiologi.


In: Harijanto E, editor. Panduan Tatalaksana Terapi Cairan Perioperatif. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia; 2009.

https://www.scribd.com/doc/225745447/ASKEP-SYOK-KARDIOGENIK

Bakta, I.M., & Suastika, I.K. (2012). Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam Sepsis Dan
Septik Jakarta: EGC.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................

1.1 Latar belakang.......................................................................................

1.2 Tujuan....................................................................................................

1.3 Rumusan masalah..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................

2.1 Definisi syok..........................................................................................


2.2 Jenis, etiologi, tanda dan gejala syok....................................................
2.3 Penanganan syok...................................................................................
2.4 Patofisiologi syok..................................................................................
BAB III PENUTUP..............................................................................................
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
3.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

Anda mungkin juga menyukai