Pengertian VSD
Defek
septum ventricular
(VSD) adalah
suatu keadaan
abnormal
yaitu adanya
pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001). VSD adalah
adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan
ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).
Ventricular septal defect (VSD) adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang
pada septum interventrikuler. Lubang tersebut dapat hanya satu atau lebih yang terjadi
akibat kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin dalam kandungan. Kebocoran
ini terjadi karena kelambatan dalam pertumbuhannya.
B. Etiologi VSD
Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh
kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna.
Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma.VSD lebih
sering ditemukan pada anak-anak dan seringkali merupakan suatu kelainan jantung
bawaan. Pada anak-anak, lubangnya sangat kecil, tidak menimbulkan gejala dan
seringkali menutup dengan sendirinya sebelum anak berumur 18 tahun. Pada kasus yang
lebih berat, bisa terjadi kelainan fungsi ventrikel dan gagal jantung. VSD bisa ditemukan
bersamaan dengan kelainan jantung lainnya.
Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD :
1. Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil.
2. Gizi ibu hamil yang buruk , ibu yang alkaholik.
3. Usia ibu di atas 40 tahun.
4. Ibu yang menderita diabetes.
5. Ibu peminum obat penenang.
Faktor genetik (endogen)
1. Anak yang lahir sebelumnya PJB.
2. Ayah atau ibu PJB
3. Kelainan kromosom (sindrom down)
4. Lahir dengan kelainan bawaan lain.
C. Patofisiologi
Darah arterial mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan melalui defek pada
septum intraventrikular. Perbedaan tekanan yang besar membuat darah mengalir dengan
deras dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan menimbulkan bising. Darah dari ventrikel
kanan didorong masuk ke arteri pulmonalis. Semakin besar defek, semakin banyak darah
masuk ke arteri pulmonalis. Tekanan yang terus-menerus meninggi pada arteri
pulmonalis akan menaikan tekanan pada kapiler paru. Mula-mula naiknya tekanan kapiler
ini masih reversibel (belum ada perubahan pada endotel dan tunika muskularis arteri-
arteri kecil paru), tetapi kemudian pembuluh darah paru menjadi sklerosis dan akan
menyebabkan naiknya tahanan yang permanen. Bila tahanan pada arteri pulmonalis sudah
tinggi danpermanen, tekanan pada ventrikel kanan juga jadi tinggi dan permanen. VSD
ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung
antar ventrikel biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek bervariasi dari 0,5 – 3,0 cm.
Kira – kira 20% dari defek ini pada anak adalah defek sederhana, banyak diantaranya
menutup secara spontan. Kira – kira 50 % - 60% anak – anak menderita defek ini
memiliki defek sedang dan menunjukkan gejala pada masa kanak – kanak. Defek ini
sering terjadi bersamaan dengandefek jantung lain. Perubahan fisiologi yang terjadi
sebagai berikut :
1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan mengakibatkan aliran darah kaya
oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.
2. Volume darah yang meningkat di pompa ke dalam paru,yang akhirnya dipenuhi darah
dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vaskuler pulmonar.
3. Jika tahanan pulomonar ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat menyebabkan
pirau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri
menyebabkan sianosis ( syndrome isenmenger)
Adanya defek pada ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan
resestensi sirkulasi arteri sistemik lebih tinggi dibandingkan dengan resistensi pulmonal
melalui defek septum. Volume darah di paru akan meningkat dan terjadi resistensi
pembuluh darah paru. Dengan demikian tekanan ventrikel kanan meningkat akibat
adanya shunting dari kiri ke kanan. Hal ini akan menyebabkan resiko endokarditis dan
mengakibatkan terjadinya hipertropi otot ventrikel kanan sehingga akan berdampak pada
peningkatan workload sehingga atrium kanan tidak dapat mengimbangi meningkatnya
workload, maka terjadilah pembesaran atrium kanan untuk mengatasi resistensi yang
disebabkan oleh pengosongan atrium yang tidak sempurna
D. WOC VSD
Faktor Endogen
E.
VSD
Faktor Eksogen
Luka Insisi
Volume darah Hipertropi otot
Ke paru-paru ventrikel kanan
Resiko Infeksi
Workload Area bedah
Fibrotik katup
arteri pulmonal
Pembesaran Respon keluarga terhadap
Atrium kanan anggota keluarga (anak)
Aliran darah balik
ke ventrikel kiri
Murmur jantung,
kardiomegali Pelemahan Ketakutan
Darah Co2, O2
koping
bercampur
keluarga
Penurunan
Curah Jantung
Mengalir keseluruh
tubuh Ketidakefektifan
pola napas
Ketidakseimbangan Energi
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Cemas
Keletihan
E. Klasifikasi VSD
Berdasarkan lokasi defek, VSD terbagi atas 4 yaitu :
a. Defek subpulmonal, disebabkan oleh kekurangan septum conal.
b. Defek membranous, terletak dibelakang septum dari katup tricuspid.
c. Defek Atrioventrikular (AV), disebabkan karena kekurangan komponen endokardial
dari septum interventrikuler.
d. Defek muscular, dapat terjadi dibagian manapun dari septum otot.
Berdasarkan ukuran defek, VSD terbagi atas 3 yaitu :
a. Defek kecil, tidak didapatkan gejala dan murmur jantung pada pemeriksaan rutin.
b. Defek sedang, menyebabkan timbul gejala pada bayi ( muncul pada bulan pertama
kehidupan).
c. Defek besar, gejala mulai muncul pada minggu pertama kehidupan.
F. Manifestasi Klinik
Defek kecil asimtomatik, defek sedang hingga besar menimbulkan keluhan seperti
kesulitan waktu minum atau makan karena cepat lelah atau sesak dan sering mengalami
batuk serta infeksi saluran napas berulang. Ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat.
Pada pemeriksaan fisik biasanya terlihat takipneu, aktivitas ventrikel kiri
meningkat, dapat teraba thrill sistolik, bunyi jantung II mengeras bila telah terjadi
hipertensi pulmonal, terdengar bising pansistolik di SIC 3-4 parasternal kiri yang
menyebar sepanjang parasternal dan apeks. Pada pirau yang besar dapat terdengar bising
middiastolik di apeks akibat aliran berlebihan, dapat ditemukan gagal jantung kongestif.
Bila telah terjadi penyakit vaskuler paru dan sindrom eisenmenger, penderita tampak
sianosis dengan jari tabuh, bahkan mungkin disertai tanda gagal jantung kanan
(Purwaningtyas, 2008; Rilantono, 2003)
1. Ventricular septal defect (VSD) Kecil
Biasanya asimtomatik. Jantung normal atau sedikit membesar dan tidak ada
gangguan tumbuh kembang. Bunyi jantung biasanya normal, dapat ditemukan bising
sistolik dini pendek yang mungkin didahului early systolic click. Ditemukan pula
bising pansistolik yang biasanya keras disertai getaran bising dengan pungtum
maksimum di sela iga III-IV garis parasternal kiri dan menjalar ke sepanjang sternum
kiri, bahkan ke seluruh prekordium.
a. Ventricular septal defect (VSD) Sedang
Gejala timbul pada masa bayi berupa sesak napas saat minum atau
memerlukan waktu lebih lama/tidak mampu menyelesaikan makan dan minum,
kenaikan berat badan tidak memuaskan, dan sering menderita infeksi paru yang
lama sembuhnya. Infeksi paru ini dapat mendahului terjadinya gagal jantung yang
mungkin terjadi pada umur 3 bulan. Bayi tampak kurus dengan dispneu,
takipneu,serta retraksi. Bentuk dada biasanya masih normal. Pada pasien yang
besar, dada mungkin sudah menonjol. Pada auskultasi terdengar bunyi getaran
bising dengan pungtum maksimum di sela iga III-IV garis parasternal kiri yang
menjalar ke seluruh prekordium.
H. Penatalaksanaan VSD
1. Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
2. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai
umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal
jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan
pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg.
3. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada
keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan
digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan
terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada
gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
4. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi
koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami
arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat
sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup,
kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui
efek.
I. Komplikasi VSD
1. Gagal jantung kronik
2. Endokarditis infektif
3. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonary
4. Penyakit vaskular paru progresif
5. Kerusakan sistem konduksi ventrikel, Ro toraks memperlihatkan kardiomegali dengan
pembesaran LA, LV, dan kemungkinan RV.Terdapat peningkatan PVM. Derajat
kardiomegali dan peningkatan PVMsesuai dengan bertambahnya besar defek VSD.
Bila telah terjadi PVODmaka gambaran lapangan paru akan iskemik dan segmen PA
akan membesar
6. Kelainan fungsi ventrikel
7. Obtruksi pembuluh darah pulmonal (Hipertensi Pulmonal)
8. Aritmia
9. Henti jantung
3. Palpasi :
Ada nyeri atau tidak saat ditekan pada daerah dada, ekstermitas atas ataupun bawah.
Ada suara krepetasi atau tidak pada persendian.
4. Perkusi :
Normalnya pekak atau sonor.
3) Diagnosa Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan pembesaran atrium.
2. Ketidakefektifan Pola nafas berhubungan dengan peningkatan kerja jantung, hipertensi
pulmonal
3. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplay O2 ke jar. perifer
4. Intoleransi aktifitas berhubungan gengan kelemahan otot dan kelelahan
4) Intervensi
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. kaji pucat, sianosis, 1. kaji pucat, sianosis dan
perfusi jaringan
tindakan keperawatan clubbing finger, dan clubbing finger serta
perifer
berhubungan selama 2 x 24 jam catat kekuatan nadi kekuatan nadi perifer
dengan
didapatkan kriteria perifer untuk mengetahui lancar
penurunan suplay
O2 ke jar. perifer hasil : 2. kaji keadaan kulit tidaknya suplay O2 ke
1. Denyut nadi perifer (lembab/tidak,hangat/ jaringan perifer. Jika
teraba dengan kuat, pasien masih terdapat
2. Warna kulit tidak dingin) tanda-tanda tersebut,
pucat/sianosis mendandakan supay O2
3. Kulit terasa hangat belum maksimal
2. kulit yang hangat
menandakan kulit
mendapat kecukupan
suplay O2